A. Pendahuluan
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Dalam masyarakat modern tentunya akan
berdampak dengan pendidikan dalam masyarakat modern yang telah mengangkat nilai-nilai modern dari
luar. Tujuan penulisan bab ini adalah untuk membahas mengenai arah dan tujuan pendidikan, yang
diharapkan dan diangankan masyarakat untuk masa yang akan datang. Makalah ini akan membahas tentang
1) Pandangan mengenai masyarakat modern, 2) Persepsi masyarakat mengenai pendidikan yang
diharapkan untuk masa yang akan datang, 3) Pendidikan dalam Mayarakat Sederhana dan Modern, 4)
Aplikasi pendidikan dalam masa depan di Indonesia.
B. Masyarakat Modern
Pengertian masyarakat modern sangat relative. Ada baiknya pertama tama kita mencari tahu persepsi
kelompok masyarakat disekitar kita mengenai ciri ciri suatu masyarakat modern. Masyarakat modern
adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke
kehidupan dalam peradaban masa kini. Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau
dikerjakan dengan sungguh-sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul pertanyaan dalam
masyarakat apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Akibat dari kehidupan
tersebut, maka akan timbul sikap dalam masyarakat modern, diantaranya :
1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara mekanis sebagai satu hasil pemikiran
manusia (Ilmu pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam paham positivism
2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci sehingga tidak jarang manusia dikendalikan
oleh rencana yang disusunnya.
3. Timbul rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat melemahkan kehidupan bathin dan keagamaan.
Yang paling fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan ilmu pengetahuan.
Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya bahwa kondisi kemanusiaan, fisik, spiritual dapat
diperbaiki dengan penggunaan sain dan teknologi. Beberapa akibat dari kehidupan masyarakat modern
adalah mereka terasing secara kehidupan sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan urbanisme yang
mendorong mobilitas dan melemahkan ikatan-ikatan kekeluargaan.
Setelah itu kita lihat apa yang dikatakan oleh pengamat dan pemikir mengenai masa depan. Setelah
mewawancarai beberapa orang ( siswa, mahasiswa, guru, dosen ) mendapat kesan bahwa pengertian
masyarakat modern bagi setiap individu berbeda. Ada yang menganggap masyarakat modern adalah
masyarakat yang meniru cara hidup masyarakat barat. Ada juga yang berpendapat bahwa masyarakat
modern adalah masyarakat yang hidup dalam alam teknologi maju sekarang ini. Dan dari percakapan itu
dirangkum tentang apa yang dianggap sebagi cirri-ciri masyarakat modern : 1) pandangan masyarakat modrn
lebih secular, rasional, logis, kritis dan berorientasi kepada masalah praktis. 2) Masyarakat modern menyukai
hal hal yang praktis, efisien, dan cepat. 3) masyarakat modern bersikap konsumtif karena pengaruh media,
individualis, dan kurang bermasyarakat. 4) Masyarakat modern sangat bergantung pada teknologi. 5)
Masyarakat mpdern memiliki kebebasan yang lebih besar dalam menentukan arah perkembangannya. 6)
Pengaruh nilai-nilai agama, budaya dan keluarga dalam masyarakat modern cenderung berkurang. 7) Nilai-
nilai agama, budaya dan keluarga ditafsirkan berdasarkan pandangan yang realistis, ekonomis dan praktis.
8) Masyarakat modern lebih terbuka dan toleran. 9) Hubungan orang tua anak lebih bebas. Kebebasan anak
dalam menentukan pendidikannya lebih besar. 10) Masyarakat modern lebih mobil. Batar antar kelompok
etnik dan bangsa menjadi kabur. 11) Pendidikan lebih berorientasi pada masa depan dan pada kebutuhan
actual dalam masyarakat. 12) Arus informasi antar bangsa lebih cepat dan mudah. Kejadian yang terjadi di
suatu pelosok dunia dapat diketahui langsung oleh pengamat di tempat lain. Perpindahan penduduk antar
bangsa mudah. Pengaruh kebudayaan, nilai sosial kemasyarakatan, agama dan teknologi satu bangsa
kepada bangsa lain menjadi sangat besar.
Para pemangat atau pemikir juga mengungkapkan beberapa kecenderungan masyarakat modern yang
sudah dan sedang terjadi di Negara-negara maju di Eropa dan Amerika. Pertama kecenderungan sosial yang
ditandai dengan :
1. Adanya saling ketergantungan secara nasional dna global (Benjamin 1989). Adanya saling
ketergantungan antara multietnik dan multicultural. Juga adanya saling keterkaitan antar system yang
kompleks, baik yang dibuat manusia, contohya pembangkit tenaga nuklir dan Negara, atau yang diciptakan
alam (biosfer). Akibatnya bumi kita menjadi seperti menyusut besarnya. Sebagai contoh, kemajuan di bidang
komunikasi, mikro elektronik, dan transportasi menjadikan masyarakat secara fisik sangat mudah dan
menyenangkan untuk melakuakn perjalanan seputar bumi. Capra, dalam Benjamin 1989 (hal 8), menulis :
Kita hidup dalam dunia yang secara global saling berhubungan, dalam masa fenomena biologis, psikologis,
sosial dan lingkungan semuanya saling bergantungan.
2. Meningkatnya hubungan dalam derap langkah dan kompleksitas (Benjamin 1989). Penyebab pertama
perubahan ini adalah teknologi Brown (1979 hlm. 3) menuliskan : Kalau kita dapat membuat indeks untuk
mengukur perubahan itu, kita mungkin berkesimpulan bahwa tiga decade yang akan membawa kita paling
sedikit sama nilainya dengan dua abad perubahan sebagaimana diukur dalam besaran-besaran historis.
Sejarawan Arthur M. Sclesinger (1986 hal. 20) menambahkan bahwa kenaikan kumulatif dalam laju
perubahan ini merupakan factor yang menentukan dalam membentuk dunia yang modern.
3. Waktu paruh yang sangat singkat dari pengetahuan (Alley 1985). Dalam suatu perubahan waktu yang
digerakkan oleh teknologi baru dan penemuan penemuan di bidang sains, pengetahuan itu sendiri
mengalami restrukturasi yang sangat cepat. Jumlah pengetahuan berkembang secara geometris dan tak
seorangpun yang dapa mengikutinya. Selama abad ke 20 ini pengetahuan yang tersedia di dunia ini selalu
berlipat ganda (Kirschenbaum dan Simon 1974; Cornish 1988).
F. Kesimpulan
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya
yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Dalam masyarakat modern segala sesuatu
diusahakan atau dikerjakan dengan sungguh-sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul
pertanyaan dalam masyarakat apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Dari
pembahasan mengenai masyarakat-masyarakat modern, kita melihat adanya harapan bahwa individu dalam
masyarakat modern mampu berpikir kritis, mandiri, mampu menerapkan dan mengembangkan
pengetahuannya, serta bersikap terbuka. Perlu kita pikirkaan perubahan dalam bidang pendidikan untuk
mempersiapkan individu-individu tersebut.
Pandangan para pendidik mengenai pendidikan untuk masa yang akan datang antara lain : 1) Belajara aktif
bagi siswa/mahasiswa, 2) siswa/mahasiswa harus berfikir kritis, 3) Pendidikan harus berorientasi pada hal-
hal nyata, 4) pendiidkan untuk manusia seutuhnya artinya tidak kognitif tetapi juga sikap, watak, dan nilai
kepribadian, 5)Tersedianya fasilitas untuk kontak dengan bangsa lain, 6) dengan lingkungan dimana orang
akan terus berhadapan dengan teknologi sehingga pengetahuan umum tidak dibutuhkan lagi, 7) pendidikan
untuk masa depan akan terpusat pada ide-ide dan persoalan-persoalan, 8) pendidikan berorientasi pada
kemampuan individu, 9) berorientasi pada pendekatan proses dalam meningkatkan pengetahuan, 10)
adanya kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bangsa lain, 11) pendidikan
perlu dimulai dari usia dini.
Pendidikan di Indonesia harus mempersiapkan individu yang memiliki nilai pribadi yang utuh, bersikap kritis,
dan dibekali dengan ilmu dan ketrampilan serta mampu mengembangkan dirinya sendiri. Untuk itu dalam
pengajaran interaksi yang aktif antar pengajar dengan siswa sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2013/08/pendidikan-dalam-masyarakat-modern-dan.html
Alley, J.
1984 A Nation at Risk: Another View, Phi Delta Kappa, 65 (10), Blooming IN, hlm. 684-485.
Benjamin, S.
1989 An Ideascape for Education: What Futurists Reocommend, Educational Leadership, 7 (1), hlm. 8-14.
Brown, L.
1979 Futurist and Education: An ASCD Task Force Report.
Comish, E.
1986 Eduvcating Children for the 21th Century, Curriculum Review, 25 (4), hlm. 12-17.
Pulliam, J.
1980 Toward a Futuristic Theory of Education.
Situs : https://lutfitariana.wordpress.com/pengetahuan/pendidikan-dalam-masyarakat-modern/
https://www.academia.edu/8744104/PENDIDIKAN_DALAM_MASYARAKAT_MODERN
modern
PENDIDIKAN
Sebagai salah satu upaya pengendalian sosial ada empat cara yang dapat
digunakan sekolah yakni:
Sekolah tak dapat melepaskan diri dari masyarakat tempat ia berada dan
dari kontrol pihak yang berkuasa. Sekolah hanya dapat mengikuti
perkembangan dan perubahan masyarakat dan tak mungkin mempelopori
atau mendahuluinya. Jadi tidak ada harapan sekolah dapat membangun
masyarakat baru lepas dari proses perubahan sosial yang berlangsung dalam
masyarakat itu.
MASYARAKAT MODERN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan munculnya
perubahan dalam masyarakat. Semakin maju perkembangan dalam
masyarakat maka semakin banyak pula keperluan yang harus dipenuhi.
Masyarakat modern dalam lingkungan kebudayan ditandai dengan
perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi untuk menghadapi keadaan
sekitarnya. Menurut R. Tilaar (1979 : 17) dalam zakir (1010), ada beberapa
indicator masyarakat modern dan disimpulkan sebagai berikut :
KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu dalam masyarakat merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk
mendukung dan melancarkan kegiatan pembangunan dalam masyarakat tersebut. Manusia
sebagai individu, sebagaimana kodratnya memiliki sifat baik maupun buruk. Sifat-sifat yang
kurang baik inilah perlu dibina dan dirubah sehingga melahirkan sifat-sifat yang baik lalu dibina
dan dikembangkan. Proses perubahan dan pembinaan tersebut disebut dengan pendidikan.
B. Pembatasan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Berbicara mengenai pendidikan tidak terlepas dari sudut pandang serta pendekatan yang
digunakan. Untuk melihat pendidikan secara utuh maka diperlukan suatu pendekatan sistem,
sehingga pendidikan dilihat secara menyeluruh dan tidak lagi parsial atau pragmatis.
Pendidikan merupakan suatu proses, dimana proses tersebut dapat berlangsung dimana
dan kapan saja, tidak hanya dalam lingkungan yang formal seperti di sekolah atau kampus karena
pendidikan tidak hanya sekolah atau kuliah. Perkembangan seseorang mulai dari kecil, remaja
sampai dewasa, di sekolah, di masyarakat dan di rumah merupakan proses pendidikan yang
menyeluruh.
Menurut Pannen (2001 : 1) pendidikan digambarkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri
dari subsistem-subsistem dan membentuk satu sistem yang utuh. Sistem pendidikan ini
memperoleh input dari masyarakat dan lingkungan serta akan memberikan output bagi
masyarakat dan lingkungan tersebut.
Sedangkan menurut UU SPN No. 20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Hampir semua kegiatan belajar yang sadar dari manusia mengandung tiga proses yaitu
mendengarkan, memperhatikan dan melakukan. Setiapkebudayaan-kebudayaan
tertentu memberikan penekanan yang berlainan terhadap satu atau terhadap yang lain dari
ketiga proses ini dan memberikan tekanan yang begitu besar pada salah satu ketiga proses ini
dalam mempelajari hal-hal tertentu.sebagai contoh pendidikan dibarat masa kini, anak-anak
disana lebih banyak membaca dari pada memperhatikan dan mendengar meskipun kita ketahui
keseimbangan bergeser sedikit karena pemakaian media dan banyaknya pendidikan yang terdiri
dari belajar melalui bekerja.
Semua kebudayaan menggunakan upah dan hukuman untuk mendorong belajar dan
membetulkan perilaku yang salah. Upah itu bermacam mulai dari memuji dan menghargai sampai
pada pemberian hadiah, hukuman mulai dari tidak membenarkan dan menawarkan sampai pada
pengurungan dan pemukulan.
C. Masyarakat
D. Masyarakat Modern
Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau dikerjakan dengan sungguh-
sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul pertanyaan dalam masyarakat
apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Akibat dari kehidupan
tersebut, maka akan timbul sikap dalam masyarakat modern, diantaranya :
1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara mekanis sebagai satu hasil
pemikiran manusia (Ilmu pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam paham positivism.
2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci sehingga tidak jarang manusia
dikendalikan oleh rencana yang disusunnya.
3. Timbul rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat melemahkan kehidupan bathin dan
keagamaan.
Tanpa disadari masyarakat modern semakin tergantung pada alat dan teknologi yang
diciptakan untuk menguasai dunia sekitarnya. Tidak jarang mereka kehilangan identitas karena
sudah dikuasai oleh mekanisme yang mereka ciptakan sehingga mereka hidup tanpa jiwa dan
tanpa kekuasaan. Dalam masyarakat modern (komplek penduduk rapat) kompleksitas dan
kerapatan penduduk yang tinggi membuat mereka kurang sensitif terhadap emosional
mereka apalagi masalah keagamaan mereka. Mereka cenderung ragu-ragu dalam memilih
kepercayaan (Imran Manan : 1989 : 53).
Yang paling fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan
ilmu pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya bahwa kondisi
kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki dengan penggunaan sain dan teknologi. Beberapa
akibat dari kehidupan masyarakat modern adalah mereka terasing secara kehidupan sosial yang
disebabkan oleh pertumbuhan urbanisme yang mendorong mobilitas dan melemahkan ikatan-
ikatan kekeluargaan.
Sikap berpikir subjektif yang menyatukan dirinya dalam memahami gejala yang timbul
merupakan salah satu ciri masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sederhana. Masyarakat
sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir dengan pola pikir yang tidak objektif dan
rasional untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang lain.
Manusia yang hidup tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap
berpikir analogis dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta
kurang mengenal waktu secara fisik. Masyarakat sederhana menurut Robert Redfield dalam Imran
Manan (1983 : 52) mengistilahkannya dengan Folk Sociaty yaitu masyarakat yang kecil,
homogen, sangat terintegrasi, terasing, solidaritas kelompok yang tinggi, pembagian kerja yang
sederhana, sebagian anggota masyarakat memiliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan
biasa dengan pemikiran, sikap-sikap dan aktivitas dari seluruh anggota masyarakat. Komuniktas
masyarakat sederhana menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah baku,
mereka cendrung untuk berubah sangat lambat.
2. Dalam masyarakat modern unit keluarga yang tipikal adalah keluarga batin, yang terdiri dari suami,
istri dan anak-anak sedangkan dalam masyarakat sederhana unit keluargnya adalah keluarga luas,
atau kelompok kekerabatan yang terdiri dari generasi yang diikat bersama melalui garis laki-laki
3. Dalam masyarakat modern meyakini akan kemajuan dan bersifat terbuka, ia berpendapat bahwa
kondisi kemanusiaan, fisik dan spritual dapat diperbaiki sedangkan pada masyarkat sederhana
semuanya itu tidak bisa dirobah, manusia dan lingkungannya membentuk satu kesatuan yang tidak
bisa dibagi.
4. Masyarakat sederhana dalam memenuhi kebutuhannya relatif tetap dan dikenal semua sedangkan
masyarakat modern mesti harus terus menerus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk
mengerakkan roda ekonomi.
1. Perkembangan agama dan kebutuhan untuk mendidik para calon ulama, pendeta, dll.
2. Pertumbuhan dari dalam (lingkungan masyarakat itu sendiri) atau pengaruh dari luar.
3. Pembagian kerja dalam masyarakat yang menuntut keterampilan dan dan teknik khusus.
4. Konflik dalam masyarakat yang mengancam nilai-nilai tradisional dan akhirnya menuntut pendidikan
untuk menguatkan penerimaan nilai-nilai warisan budaya.
1. Dalam masyarakat sederhana guru-guru mempraktekkan apa yang mereka ajarkan sedangkan dalam
masyarakat modern guruguru tidak bisa sekalian menjadi eksekutif karena tidak mempunyai lagi
yang di ajarkan.
2. Guru-guru dalam masayarakat sederhana sangat terikat pada murid-murudnya, anggota kerabatnya
dan juga pada apa yang diajarkannya sedangkan pada masyarakat modern tidak terlibat secara
langsung dengan sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif hidup atau mati untuk
mengajar secara efektif.
3. Dalam masyarakat Sederhana mengajarkan dan belajar menjadi lebih mudah sebab objek pengajaran
selalu dapat diperoleh sedangkan masyarakat modern pada umumnya sulit didapatkan.
4. Masyarakat modern mengajarkan anak-anak mereka lebih banyak pengetahuan daripada masyarakat
sederhana, masyarakat modern lebih banyak metode mengajar dan menggunakan waktu lebih banyak
dalam pengajaran formal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Satu perbedaan yang sangat mendasar antara pendidikan dalam masyarakat sederhana
dengan masyarakat modern adalah pergeseran dari kebutuhan individu untuk mempelajari
sesuatu yang disetujui oleh setiap orang untuk kelangsungan hidupnya baik masa sekarang
maupun masa akan datang. Semakin besar pengetahuan dan kompleks keterampilan yang akan
dipelajari maka semakin lama waktu diperlukan untuk kelangsungan kehidupan bermasyarakat.
Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah membangkitkan rasa ingin tahu intelektual,
yaitu perhatian terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal ini sangatlah
tidah mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang tidak bersifat pragmatis,
instant dan serba cepat. Dengan adanya perbandingan pendidikan dalam masyarakat ini
dieperolah perbandingan yang lebih seimbang kritis mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas
bahwa dalam pendidikan tidak bisa memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam
kebudayaan yang lebih komplek dan besar dan mengharapkan akan hasil. Sebaliknya sukses
masyarakat sederhana dalam mengurus aspek-aspek tertentu dalam mendorong pendidikannya,
akan mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita seperti masalah
mengintegrasikan anak-anak kedalam komunitas kedalam lingkungannya dan membangkitkan
minat, motivasi serta perhatian siswa selama masa pendidikan merupakan permasalahan-
permasalahan yang perlu dicarai solusinya dengan prespektif dan optimisme yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Manan, Imran (1989), Anthropologi Pendidikan (Suatu pengantar), Departemen P & K, PP-LPTK,
Jakarta.
Tim Penyusun Kamus. 1988. Kamus Besar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka
http://ramanesfi.blogspot.co.id/2014/11/pendidikan-dalam-masyarakat-modern.html?m=1