Mukhamad Murdiono
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta email:
mukhamad_murdiono@uny.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai dasar yang perlu
dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan untuk membangun wawasan global warga
negara muda. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded theory.
Sumber data terdiri atas sumber kepustakaan dan responden yang dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling.Teknik pengumpulan data menggunakan studi
dokumentasi, wawancara, dan observasi. Analisis data meng- gunakan analisis induktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar yang perlu dikem- bangkan dalam pendidikan
kewarganegaraan untuk membangun wawasan global warga negara muda dalam konteks
Indonesia antara lain adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan sosial,
kompetisi, menghormati orang lain, kemerdekaan, dan perdamaian.
Abstract: This study was aimedtofind thebasic valueswhich needed tobe developedin civic
education to build young citizens’ global insight. This study utilized the qualitative apporach
with the grounded theory method. The data source consisted of literature and respondents
selected using the purposive sampling method. The data were collected using the
documentation, interviews, and observations. The data were analyzed using the inductive
analysis. The findings showed that the basic values which needed tobe developed in civic
education to build a global insight of young citizens in the context of Indonesia include:
divinity, humanity, unity, democracy, social justice, competition, respect for others, freedom,
and peace.
349
350
gaya hidup yang hedonis dan konsumtif tidak hanya dialami oleh satu negara, tetapi
sangat mudah ditiru oleh generasi muda. juga menjadi masalah lintas negara.
dasar itu dapat luntur dan pudar. diantisipasi oleh setiap negara. Tujuh di
ber- kembang di negara maju akan diikuti kecenderungan yang tidak diinginkan, tapi
oleh nega- ra-negara yang sedang sangat mungkin akan terjadi. Kewarga-
masyarakat Barat dengan budaya indivi- citizenship) yang dapat dipahami sebagai
luhur bangsa-bangsa Timur yang terkenal pada saling keterkaitan antara di- mensi
santun dan memiliki semangat kolektivisme tanggungjawab sosial, kompetensi glo- bal,
kuat. Globali- sasi yang terus berkembang dan keterlibatan warga negara secara global
di abad ke-21 me- mengaruhi setiap aspek (Morais dan Ogden, 2011: 449).
kebijakan di setiap negara. Karsten dkk. komunikasi; dan (3) meningkatnya populasi
(1998:94) menge- mukakan bahwa tujuh penduduk dunia yang diikuti dengan
diantisipasi oleh setiap negara antara lain: Pendapat senada dikemukakan Titus
(1) kesenjangan ekonomi antar negara akan (1999:133) yang menyatakan bahwa dunia
semakin meluas secara signifikan; (2) in- se- makin kompleks dan saling terkait.
mengu- rangi privasi individu; (3) serangkaian persoalan lintas negara, seperti
yang memiliki dan tidak me- miliki akses polusi lingkungan yang men- dunia, dan
terhadap teknologi informasi; (4) konflik munculnya kekuatan ekonomi dunia yang
untuk memperoleh air bersih akan naik lintas negara yang muncul sebagai akibat
penduduk dan kerusak- an lingkungan; (6) teknologi yang begitu pesat memerlukan
penggundulan hutan secara dramatis akan pemecahan melalui pende- katan baru
dan (7) pertumbuhan penduduk di ne- gara Pendekatan baru ini disebut Charles Titus
berkembang akan menyebabkan pening- se- bagai civic education untuk pemahaman
yaitu berupa cara pandang dan dedikasi siap untuk meng- ambil peran sebagai warga
Pendekatan ini pernah diujicobakan oleh Warga negara muda atau generasi
dengan kesimpulan bahwa warga Amerika pergaulan inter- nasional. Di dunia, ada
mengakui sebagai pen- duduk planet yang banyak forum atau or- ganisasi internasional
menjadi desa buwana (glo- bal village). yang didirikan oleh para pemuda. Forum
Keadaan seperti ini mensyaratkan perhatian atau organisasi itu dibentuk se- bagai wadah
dan aksi warga negara pada skala lintas untuk melakukan kegiatan kepe- mudaan
negara dan lintas budaya. Dengan demi- tingkat internasional. Pendirian forum
kian, jelas perlu ada perspektif baru dalam kepemudaan internasional itu sesuai dengan
Boulding (1988) sebagai “global civic forum pemuda internasional Seliger, Rusia
culture” atau yang sekarang biasa dikenal (Seliger Youth Forum), forum pemuda
dengan “transnational civil society” (Parker internasional un- tuk kebijakan, perubahan,
memiliki peran strategis dalam membangun Development), Forum Pemuda Asia (Asian
wawasan global warga negara. Pendidikan Youth Forum), dan lain-lain. Ke-
terlibatan generasi muda Indonesia dalam warga negara muda dengan pemahaman
harus di- bekali dengan berbagai mengemukakan bahwa perlu ada konsepsi
pengetahuan atau wa- wasan global. Salah ulang terhadap pen- didikan
satu cara yang dapat dila- kukan yaitu kewarganegaraan di abad ke-21 agar
negara muda melalui pendidikan kewar- didik menjadi warga negara yang berfungsi.
untuk membangun wawasan global warga ilmu-ilmu sosial mapan serta perilaku dan
negara di era global. Generasi muda akan pe- ngetahuan yang dilembagakan dalam
beragam etnis, jenis kelamin, bahasa, ras, Salah satu tujuan penting dari
dan latar belakang sosial ekonomi. Mereka pengetahu- an transformatif adalah untuk
transformatif mengakui dan memvalidasi negara muda yang demokratis dan bertang-
yang diperlukan untuk melawan ketidak- pengembangan peserta didik agar memiliki
setaraan dalam masyarakat, bangsa, dan sikap dan kemauan mela- kukan interaksi
dunia. Selain itu, untuk mengembangkan dengan sesama manusia yang mendasarkan
nilai-nilai dan perspektif kosmopolitan dan pada prinsip-prinsip menjaga har- kat dan
dalam komuni- tas masyarakat multikultural paling mulia. Ada dua prinsip yang
keterampilan berpikir kritis yang disebut dikembangkan sebagai warga negara, yaitu
kewarganegaraan kritis (Banks, 2008:135). nilai-nilai dan sikap yang dimiliki seseorang
dkk. (2012:164) menunjukkan bahwa orang lain, terutama jika da- lam keadaan
peserta didik yang memiliki kesadaran yang tidak lebih baik dari diri kita.
sese- orang untuk menjaga diri sendiri dari grounded theory. Pe- neliti yang
mengganggu hak- hak yang dimiliki oleh menekankan pada hakikat realitas sosial
orang lain (Zamroni, 2007:127). Dengan yang dibangun berdasarkan keadaan yang
pada aspek pengetahuan, nilai-nilai, dan dekat (Denzin dan Lin- coln, 2005:10; Flick
sikap juga harus menumbuhkan respek dan dkk., 2004:3). Penelitian kualitatif sering
empati yang bersifat global, melewati juga disebut sebagai penelitian naturalistik.
batas- batas bangsa dan negara. Sebab situasi lapangan penelitian bersifat
Dari uraian permasalahan yang telah natural atau wajar, sebagaimana adanya
melakukan kajian mendalam melalui eksperi- men atau tes (Denzin dan Lincoln,
penelitian tentang nilai-nilai dasar apa saja 2005:3; Na- sution, 1988:18). Oleh karena
yang perlu dikembang- kan dalam itu, informasi yang diperoleh adalah
membangun wawasan global warga negara nilai-nilai dasar yang perlu dikembangkan
METODE
Penelitian ini menggunakan
Cakrawala Pendidikan, Oktober 2014, Th. XXXIII, No. 3
356
warga negara muda. Penggunaan metode data dalam penelitian ini meng- ikuti
dikarena- kan datanya bersifat deskriptif, Miles dan Huberman (1992:20) yang terdiri
bertujuan untuk menggambarkan realitas, atas tiga alur kegiatan yang dilakukan secara
dan berupaya untuk menemukan teori yang bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian
teori lain dalam bidang mereka masing- Berdasarkan data penelitian yang
masing secara kumulatif, sehingga diper- oleh di lapangan, terlihat bahwa ada
implikasi dari teori tersebut akan membawa beberapa nilai dasar dalam pendidikan
manfaat (Strauss dan Corbin, 2009: 12). kewarganegaraan untuk membangun
Untuk kepentingan analisis dalam wawasan global warga ne- gara muda. Nilai-
peneli- tian, sumber data dibagi menjadi nilai dasar inilah yang dijadi- kan sebagai
dua kategori, yaitu: pertama, sumber bahan pijakan dalam pengembangan pen- didikan
cetak (kepusta- kaan), meliputi buku teks, kewarganegaraan global. Nilai-nilai da- sar
dokumen-dokumen kurikulum, jurnal, yang dikembangkan dalam pendidikan ke-
makalah, kliping, surat ka- bar, tabloid, dan warganegaraan global bertujuan untuk mem-
lain-lain yang berkaitan de- ngan
pendidikan kewarganegaraan untuk mem-
bangun wawasan global warga negara
muda. Kedua, sumber responden (human
resources), dipilih menggunakan metode
purposive sam- pling, yang terdiri dari
pakar pendidikan kewar- ganegaraan, pakar
politik internasional/perspek- tif global,
pakar filsafat, dan pakar sejarah. Tek- nik
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain: studi dokumentasi,
wawacara, dan observasi. Penelitian ini
meng- gunakan analisis induktif, yakni
proses pemba- hasannya meliputi pola-pola,
tema-tema dan kategori-kategori yang
berasal dari data, bukan ditentukan sebelum
pengumpulan dan analisis data. Analisis
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Wawasan Global Warga Negara Muda
357
berbagai karakteristik yang diperlukan di di era global, kita harus tetap bersandar
era global. Warga negara yang hidup di era pada Panca- sila sebagai filosofi bangsa.
semkain kompleks baik dalam skala lokal pendidikan kewarga- negaraan global yang
Dua nilai dasar penting yang perlu yang dikembangkan mengacu pada nilai-
di- kembangkan dalam pendidikan nilai Pancasila sebagai dasar negara. Semua
kewarganegara- an global, yakni keadilan nilai yang ada dalam Pancasila dapat
akan semakin nyata. Tidak bisa dimungkiri kerakyatan, dan keadilan dapat dijadikan
negara di dunia. Oleh karena itu, perlu ada dijadikan sebagai jangkar transendental
upaya untuk menciptakan keadilan sosial bagi warga negara In- donesia, yakni nilai-
gai pegangan dan dasar pijakan dalam tanggungjawab sosial (social responsibility),
Pembukaan UUD 1945 secara jelas dan kepedulian sosial kepada orang lain,
menyatakan bahwa tu- juan berdirinya masyarakat, dan ling- kungan. Siswa dapat
negara Republik Indonesia sa- lah satunya berlatih mengembangkan tanggung jawab
adalah “ikut melaksanakan ketertib- an sosial dengan cara ikut serta mengevaluasi
antarnegara yang didalamnya memuat nilai sosial untuk meng- atasi isu-isu global dan
sekuensi global. Siswa ditumbuhkan global yang berubah dengan cepat, siswa
kesadaran- nya bahwa di era global mereka perlu memiliki kompetensi global. Sebagai
akan bertemu dan berkomunikasi dengan war- ga negara muda, siswa memiliki
orang lain yang me- miliki latar belakang kesempatan yang luas untuk belajar dan
yang berbeda. Perbedaan itu bukan hanya berlatih mengem- bangkan pemahaman
dalam hal budaya yang ada di satu negara, global. Dimensi kompe- tensi global dapat
sosial yang sangat diperlukan di era global. dipela- jari siswa dengan mempelajari
Dimensi tang- gung jawab sosial dapat beberapa perma- salahan penting, antara
justice and disparities), empati dan peduli keterba- tasan diri mereka sendiri dan
(alt- ruism and empathy), tanggung jawab kemampuan untuk terlibat dalam pertemuan
pribadi dan saling keterkaitan global antarbudaya. Siswa sebagai bagian dari
(global intercon- nectedness and personal warga dunia, akan bertemu atau
global, siswa juga harus menunjukkan secara sukarela atau membantu organisasi
keteram- pilan komunikasi antarbudaya dan sipil global. Siswa dapat membangun
memiliki ke- mampuan untuk terlibat dalam aspirasi politik mereka dengan me-
pertemuan antar- budaya. Selain itu, siswa nyintesiskan pengetahuan dan pengalaman
perlu menunjukkan minat dan pengetahuan glo- bal dalam domain publik. Aspirasi dapat
tentang isu-isu dan pe- ristiwa-peristiwa ber- bentuk kritik terhadap kebijakan publik
yang terjadi di dunia. Peris- tiwa yang yang dikeluarkan pemerintah. Sementara itu,
terjadi di suatu negara, dengan ban- tuan aktivis- me warga negara global dapat
teknologi internet, sangat mudah dan cepat dilakukan siswa melalui keterlibatan dalam
global (global civic engagement) yang Tiga dimensi global yang telah
dimak- nai sebagai tindakan dan atau dijelaskan di atas, menjadi nilai-nilai dasar
kecenderungan untuk mengenali masalah- yang penting untuk dikembangkan dalam
masalah kemasyara- katan baik di tingkat pendidikan kewar- ganegaraan global.
lokal, regional, nasional, maupun global Keterampilan-keterampilan hidup yang
dan menanggapinya melalui tin- dakan didapatkan siswa melalui pembe- lajaran
seperti kesukarelaan, aktivitas politik, dan kewarganegaraan sangat bermanfaat da- lam
partisipasi masyarakat. Siswa sebagai war- kehidupan bermasyarakat. Keterampilan
ga negara muda perlu dikembangkan seperti tanggung jawab sosial, kompetensi
kemam- puannya untuk berpartisipasi se-
secara aktif dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan berbagai permasalahan
global yang muncul. Keterlibatan dalam
hidup kewargaan merupakan salah satu
unsur penting dari modal sosial (social
capital). Siswa dapat berlatih berpartisipasi
dalam kewargaan global dengan belajar
tentang be- berapa masalah global, antara
lain keterlibatan dalam organisasi
kemasyarakatan, aspirasi po- litik, dan
aktivisme warga negara global. Keter-
libatan dalam organisasi kemasyarakatan
global dapat dilakukan siswa dengan cara
terlibat atau berkontribusi untuk bekerja
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Wawasan Global Warga Negara Muda
361
keterlibatan da- lam aktivitas politik jutan, perdamaian dan konflik. Tema-tema
merupakan bagian penting yang harus un- tuk mengembangkan pengetahuan dan
hidup se- bagai warga negara seperti telah rinci lagi ke da- lam subtema yang
dan strategi pembelajaran yang tepat. antara lain meliputi berpikir kritis,
yang dapat diterapkan untuk pendapat secara efektif, kemam- puan untuk
siswa sebagai warga negara an- tara lain hormat terhadap orang dan lingkungan, dan
global juga senada dengan pendidikan dikembangkan sesuai de- ngan tingkat
dikembangkan Oxfam (2006). Da- lam yang dikembangkan mulai dari ke-
terampilan yang sederhana sampai pada membangun wa- wasan global warga negara
kete- rampilan yang lebih kompleks. muda. Nilai-nilai dasar yang perlu
antara lain meliputi: rasa identitas dan harga Indonesia antara lain ketuhanan,
dapat menciptakan perbedaan. Nilai dan bangkan wawasan global warga negara
sikap yang dikembangkan dalam pen- muda agar dapat berperan secara efektif
perkembangan dan usia siswa. memiliki Pancasila se- bagai falsafah dalam
PENUTUP
Dari penelitian yang telah dilakukan
da- pat disimpulkan bahwa ada nilai-nilai
dasar utama yang perlu dikembangkan
dalam pendi- dikan kewarganegaraan untuk
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Wawasan Global Warga Negara Muda
363
Indonesia, Bandung.
Gainous, J. dan Martens, M. 2012. “The
Effec- tiveness of Civic Education:
Daftar Pustaka
Are “Good” Teachers Actually Good
Agbaria, A. K. 2011. “The Social Studies
For “All” Stu- dents?”, dalam
Education Discourse Community on
American Politics Re- search, 40 (2),
Globalization: Exploring The
hlm. 232-266.
Agenda of Preparing For The Global
Age”, dalam Journal of Studies in
Flick, U., Kardorff, E., dan Steinke, I. 2004.
International Edu- cation, 15 (1),
“What Is Qualitative Research? An
hlm. 57-74.