Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP DASAR PKN


“GLOBALISASI”
Dosen Pengampu : Soni Yuda Ariyanto S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Aura Nabila Putri : NIM.PM.02.221.1006


2. Bili Nabila Putri : NIM.PM.02.221.1009
3. Devi Pratika Sari : NIM.PM.02.221.1019
4. Fitria : NIM.PM.02.221.1162
5. Zubaidah : NIM.PM.02.221.1134

Prodi/Semester : PGMI/2A2

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )YASNI BUNGO

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu


Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya makalah yang berjudul “Globalisasi“ terselesaikan.
Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar PKN, Bapak Soni Yuda Ariyanto S.Pd, M.Pd yang telah mengarahkandan
membimbing pembuatan makalah yang baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Suka Damai, 29 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Pengertian Globalisasi Dan Proses Globalisasi...........................................3


B. Aspek Dan Dampak Pengaruh Globalisasi Di Berbagai Bidang.................7
C. Ancaman Dan Peluang Globalisasi Bagi Bangsa Indonesia........................13
D. Ketahanan Budaya Di Era Globalisasi.........................................................17
E. Budaya Nasional Yang Di Akui Dunia Internasional..................................21

BAB III PENUTUP.............................................................................................25

A. Kesimpulan .................................................................................................26

B. Penutup........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi semakin sempit. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan
kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari
infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan
berskala internasional serta cabang-cabangnya. Dampak positif dari globalisasi
adalah terjadinya perubahan tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik. Sedangkan
dampak negatif dari globalisasi adalah, pola hidup konsumtif, sikap
individualistik, gaya hidup kebarat-baratan serta kesenjangan sosial. Bagi
Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan
pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi
di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses
globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara fisik ditandai
dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia.
Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi,
perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Teknologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap globalisasi. Menurut asal katanya
globalisasi diambil dari kata global yang berarti dunia. Globalisasi dapat diartikan
sebagai proses masuknya keruang lingkup dunia. Banyak kalangan menyadari
bahwa globalisasi banyak membawa dampak positif, diantaranya komunikasi
lebih canggih, transportasi lebih cepat dan lain –lain. Tapi tanpa kita sadari
Globalisasi juga banyak membawa dampak negatif.

1
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun
yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau
sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau
dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

B. Rumusan masalah.
Dari latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui bahwa rumusan
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah pengaruh globalisasi
terhadap bangsa Indonesia dan ancaman serta ketahanan apa yang harus di
lakukan oleh bangsa Indonesia dan dunia internasional.

C. Tujuan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa/i IAI Yasni
Bungo khususnya kelas 2A2 prodi PGMI dapat mengetahui apa itu globalisasi,
proses dan ancaman globalisasi terhadap bangsa Indonesia serta ketahanan apa
yang harus di lakukan atau di tegakkan pada bangsa Indonesia dan dunia
internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GLOBALISASI DAN PROSES GLOBALISASI.


Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari
proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi
komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi mendorong kita
untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa
mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan
Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi
memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman
mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor. 1
Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal.
Globalisasi belum memiliki definisi atau pengertian yang pasti kecuali
sekedar definisi kerja sehingga maknanya tergantung pada sudut pandang
orang yang melihatnya. Ada beberapa definisi global yang dikemukakan
oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1. Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas
Tasmania. Berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social
yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan social budaya
menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang. 2
2. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen,
Jerman. Berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja
global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang

1
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 4. Journal unsyiah.ac.id.
2
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 4. Journal
unsyiah.ac.id.

3
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling
ketergantungan dan persatuan dunia. 3
3. Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan,
berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat
cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-
negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
4. Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa
Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara
masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah
yang sama. 4
5. Tomlinson, menyatakan bahwa, globalisasi merujuk pada perkembangan
yang cepat dan mendalam dalam jaringan hubungan dan ketergantungan
yang menjadi ciri kehidupan sosial moderen. Ia melahirkan keterkaitan
yang bersifat kompleks dan multidimensional. Dalam kerangka yang
umum globalisasi mentransformasikan sikap mental dan cara pandang
yang dapat menjadi faktor penyatu maupun pemecah. Gagasan ini
menekankan adanya intensifikasi yang berlangsung secara terus menerus
dan kuat dalam berbagai bentuk lewat pengetahuan, teknologi, modal,
masyarakat, barang-barang, fashion, kejahatan, obat-obatan dan lain-lain.
Pada hakikatnya globalisasi menurutnya merupakan bagian dari
modernitas global yang melahirkan kemajuan global. Ia sepenuhnya
bersifat empirikal dan tak bisa dibendung.5
Globalisasi telah menjelma sebagai suatu fenomena sosial yang bukan hanya
melahirkan masyarakat global yang lebih terintegrasi tetapi juga budaya global
yang melahirkan selera, persepsi, dan pandangan yang mirip. Fenomena ini telah
menggeser otoritas kekuasaan yang semula tersentralisir menjadi lebih tersebar.
Dari yang personal ke arah yang impersonal. Dari yang langsung menjadi tidak

3
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 5. Journal
unsyiah.ac.id.
4
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 5. Journal
unsyiah.ac.id.
5
Muhammad Maiwan, Memahami Politik Globalisasi Dan Pengaruhnya Dalam Tata Dunia Baru;
Antara Peluang Dan Tantangan. 2014 : Hlm 2. Journal trunojoyo.ac.id.

4
langsung. Dari kontrol yang koersif ke kontrol budaya. Pendeknya globalisasi
telah melahirkan kesepaduan sistem sosial dari masyarakat dunia, dengan ciri-ciri
yang lebih khusus dari masyarakat sebelumnya baik masyarakat tradisional
maupun masyarakat moderen, yang ditandai dengan pergeseran-pergeseran baru,
yang pada gilirannya melahirkan intensifikasi suatu jalinan sosial mendunia yang
menghubungkan berbagai tempat yang berbeda sedemikian rupa sehingga
peristiwa apapun yang terjadi di suatu tempat akan terlihat dan dirasakan di
tempat lainnya secara serentak.6
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan serta menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab dan dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang
muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai populer sebagai ideologi
baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu
mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.7
Pada awalnya proses perkembangan globalisasi ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana bias kita lihat dari teknologi internet, parabola dan TV, orang di
belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain
secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan
daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain
akan luntur. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan
6
Muhammad Maiwan, Memahami Politik Globalisasi Dan Pengaruhnya Dalam Tata Dunia Baru;
Antara Peluang Dan Tantangan. 2014 : Hlm 3. Journal trunojoyo.ac.id.
7
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 5. Journal unsyiah.ac.id.

5
sehari-hari, seperti budaya berpakaian yang kebarat-baratan, gaya rambut yang di
cat berwarna cara berbahasa yang disadur dengan bahasa asing dan sebagainya.
Globalisasi sebagai suatu proses bukan suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu
internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan
segala fasilitasnya.8
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal
dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara
asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai
diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara
fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan
kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan
transportasi, perusahaan- perusahaan berskala internasional serta cabang-
cabangnya.9
Kesimpulannya adalah Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam
peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Kata
globalisasi diambil dari global yang nanya universal. Globalisasi belum memiliki
definisi atau pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja sehingga
maknanya tergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya. Proses
perkembangan globalisasi ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi, jadi proses
perkembangan globalisasi digerakkan oleh teknologi informasi dan komunikasi,
8
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 6. Journal
unsyiah.ac.id.
9
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 9. Journal
unsyiah.ac.id.

6
jika tidak ada teknologi informasi dan komunikasi maka globalisasi tidak dapat
berkembang.

B. ASPEK DAN DAMPAK PENGARUH GLOBALISASI DI BERBAGAI


BIDANG.
Ada beberapa aspek globalisasi di berbagai kehidupan, baik di bidang
budaya, komunikasi, ekonomi, bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
maupun di bidang transportasi. Aspek-aspek tersebut akan di jelaskan sebagai
berikut :
1. Bidang Budaya.
Di bidang budaya, perilaku dan nilai-nilai dari negara lain dapat
mempengaruhi cara berfikir sosial dan budaya setiap manusia. Salah satu
ciri-cirinya adalah dengan berkembangnya turisme dan pariwisata di
suatu tempat.
2. Bidang Komunikasi.
Globalisasi bidang komunikasi merupakan suatu proses perubahan yang
lebih baik terhadap penyampaian atau informasi dari satu pihak ke pihak
lainnya.
3. Bidang Ekonomi.
Globalisasi bidang ekonomi merupakan suatu aktivitas ekonomi dan
perdagangan yang dilakukan secara global dan terbuka. Dimana, semua
negara menjadi satu pasar dan semakin terintegrasi tanpa mengenal batas
wilayah atau kewilayahan antar negara.
4. Bidang IPTEK.
Globalisasi dalam bidang IPTEK merupakan suatu proses perubahan
secara mendunia di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Salah satu
contohnya yaitu munculnya video call dimana kita dapat bertatap muka
dengan orang yang jaraknya jauh dengan tempat kita berada.
5. Bidang transportasi.

7
Globalisasi dalam bidang transportasi merupakan suatu proses
berkembangnya suatu kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
barang atau memindahkan manusia dari satu tempat ketempat lain.
Dari aspek-aspek globalisasi di atas dapat kita simpulkan wujud pengaruh
globalisasi secara nyata nampak pada munculnya suatu ekonomi global yang
dicirikan oleh kekuatan-kekuatan pasar dan penguasaan.10
Dampak pengaruh Globalisasi di Indonesia ada yang berdampak positif dan
ada yang berdampak negative dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dapka tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dampak positif.
Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah :
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.11
2. Dampak negatif.
Dampak negatif pengaruh globalisasi dalam kehidupan Bangsa Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Pola Hidup Konsumtif.

10
Muhammad Maiwan, Memahami Politik Globalisasi Dan Pengaruhnya Dalam Tata Dunia Baru;
Antara Peluang Dan Tantangan. 2014 : Hlm 7. Journal trunojoyo.ac.id.
11
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 6-8. Journal unsyiah.ac.id.

8
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik.
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan.
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial.
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial.12
3. Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya:
a. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
 Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban
negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung
jawab pihak tentara dan polisi.
 Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir
masyarakat secara global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah
pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme.
 Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu.
b. Globalisasi bidang sosial budaya.

12
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 8. Journal unsyiah.ac.id.

9
 Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui
internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat.
 Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang
melahirkan gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan
kepentingan diri sendiri).13
4. Pengaruh Globalisasi dalam Kehidupan Bangsa Indonesia.
Di zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi remaja.
Ada pengaruh yang positif ada juga pengaruh yang negatif. Sebagai remaja yang
baik kita harus memanfaatkan alat-alat atau teknologi yang sudah canggih
sehingga mampu menguasainya. Indonesia adalah negara yang masyarakatnya
mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini banyak sekali remaja yang tidak sopan,
tidak menghormati orang yang lebih tua darinya. Mungkin itu adalah pengaruh
negatif dari Globalisasi.
Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Anak biasanya
menirukan kegiatan orang tuanya, maka dari itu orang tua seharusnya melakukan
kegiatan yang mampu memberikan arti etika baik. Dan mampu dimengerti oleh si
anak. Dengan didikan yang baik anak tersebut akan menjadi anak yang sopan
kelak. Dan anak tersebut juga harus mempunyai iman yang kuat. Sehingga,
mampu melawan pengaruh buruk Globalisasi.14
Oleh karena itu, agar kita tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif
globalisasi kita harus mengikuti langkah-langkah seperti berikut:
a) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat.
b) mencintai produk dalam negeri.
c) Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
d) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

13
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 8-9. Journal unsyiah.ac.id.
14
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 9. Journal
unsyiah.ac.id.

10
e) Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa.
f) Perlunya perhatian para orang tua dalam memantau pergaulan dan cara
hidup anaknya.15
5. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Tradisional Indonesia.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap
perkembangan budaya bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .Budaya Indonesia yang
dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat,
misalnya pergaulan bebas.
Di Aceh misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih
banyak yang berminat untuk belajar tari Ranub Lampuan (Tari Aceh). Hampir
setiap minggu dan dalam acara kesenian, remaja di sana selalu diundang pentas
sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju,
ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat,
bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah
(TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan
baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk
pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang
menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.16
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma
kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan
bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang
memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari
film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam
15
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 9. Journal unsyiah.ac.id.
16
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi. 2015 : Hlm 10. Journal
unsyiah.ac.id.

11
sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan
hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian.
Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda.
Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya
anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu
yang universal.Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi)
diterima dengan baik. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem
nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik
nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.17
Kesimpulannya adalah aspek globalisasi terbagi menjadi 5 bidang, yang
pertama adalah bidang budaya, yang kedua bidang komunikasi, yang ketiga
bidang ekonomi, yang keempat bidang iptek dan yang kelima adalah bidang
transportasi. Globalisasi memiliki dua dampak yaitu dampak positif dan dampak
negatif, dampak positifnya adalah perubahan tata nilai dan sikap, kedua
berkembangnya ilmu pengetahuan dan ke tiga tingkat kehidupan yang lebih baik.
Dampak negatif globalisasi terbagi menjadi 4 macam yaitu pola hidup konsumtif,
sikap individualistik, gaya hidup kebarat-baratan dan kesenjangan sosial. Dampak
negatif globalisasi menurut bidangnya adalah peran masyarakat dalam menjaga
keamanan kedaulatan dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal
tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi dam semakin
mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet media
televisi maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.

C. ANCAMAN DAN PELUANG GLOBALISASI BAGI BANGSA


INDONESIA.
1. Ancaman bagi masyarakat multikultural Indonesia.

17
Nurhaidah dan M. Insya Musa, Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. 2015 : Hlm 10-11. Journal unsyiah.ac.id.

12
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa
macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah,
adat serta kebiasaan “A Multicultural society, then is one that includes several
cultural communities with their overlapping but none the less distinc conception
of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, historis,
customs and practices."
Masyarakat multikultural lebih menekankan pada kesederajatan dan
kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya yang lain. Dalam faham ini terkandung aspek pengakuan dan
penghormatan yang tulus akan martabat manusia yang hidup dalam komunitas
dengan kebudayaannya masing-masng yang unik. Multikulturalisme mengandung
gagasan/ide-ide, cara pandang, kebijakan, penyikapan, dan tindakan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat atau negara yang memiiki keberagaman atau
kemajemukan, baik dari segi etinis, budaya, agama, dan sebagainya. Namun
demikian, dibalik perebdaan tersebut terkandung cita-cita kolektif, yakni
bagaimana membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan dan
nasionalisme yang sama dan mempunyai kebanggaan untuk saling
mempertahankan kemajemukkan sehingga keharmonisan sosial tetap terjaga
secara berkesinambungan.18
Menurut Sosiolog Universitas Airlangga, Daniel Sparinga Surabaya,
globalisasi akan menjadi ujian penting bagi eksistensi masyarakat multikultural,
yakni masyarakat dengan berbagai latar sosial-budaya yang beragam dapat hidup
berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh
kesadaran dan kesediaan kolektif untuk saling menghormati dan menghargai
budaya lain. Dengan kata lain, kelompok etnik dan budaya yang berbeda tersebut,
di satu pihak memiliki kemampuan untuk memelihara dan mengembangkan
identitas kelompoknya secara otonom, dan di pihak lain mereka mampu

18
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural
Indonesia. 2019 : Hlm 110. Journal um.ac.id.

13
berinteraksi secara bebas dan intensif dalam ruang bersama yang ditandai oleh
kesediaan untuk saling menerima keragaman dan toleransi (mengakui dan
menghormati perbedaan). Setiap ragam budaya: kelompok-kelompok etnik Pidie,
Mandailing, Minang, Betawi, Sunda, Jawa, Cina, Bali, Manggarai, Ambon,
Manado, Serui, yang beragama Islam, Hindu, Khong Hu Chu, Budha, Kristen,
Khatolik, atau yang beraliran kepercayaan dan ragam budaya lainnya, itu semua
mampu hidup berdampingan dalam sebuah habitat sosial yang di satu pihak
memberi tempat bagi terpeliharanya identitas lokal dan kepercayaan partikularnya
masing-masing, dan di pihak lain memberi kesempatan bagi sebuah proses
terjadinya integrasi sosial, politik, budaya, dan ekonomi baik di tingkat nasional
maupun yang ada pada level global.19
Keragaman budaya tersebut harus dihadirkan sebagai bentuk ekspresi
eksotisme komunitas etnik yang lokal dan partikular, sebagai antitesa dari
rasionalitas dan modernitas budaya global yang memaksakan keseragaman.
Karena itu, dalam konteks global, masyarakat multikultaral harus cermat untuk
memperhatikan apa yang disebut sebagai perangkap budaya globalisasi.
Globalisasi yang sedang berlangsung dapat membuat masyarakat menjadi terasing
pada dua hal sekaligus: terasing dari habitat kita sendiri dan dari dunia yang
mengelilingi kita. Perangkap ini dapat membuat kita terkecoh karena
multikulturalisme yang dalam asasnya tak berbeda dengan pendekatan Asimilasi.
Namun demikian, proses asimilasi budaya ataupun akulturasi budaya justru
mengakibatkan terjadinya proses dislokasi, disorientasi, disafiliasi, dan
disintegrasi. Ini tak lepas dari idiologi dan watak global yang berusaha untuk
melakukan homogenisasi budaya.20
Singkatnya, masyarakat multukultural, termasuk masyarakat Indonesia akan
menghadapi ancaman yang cukup serius dari arus globalisasi dan modernisasi,
yakni; Pertama, menjadikan yang beragam menjadi seragam. Keberadaan entitas
dan komunitas budaya yang beragam dan telah hidup berdampingan (co-

19
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural
Indonesia. 2019 : Hlm 110-111. Journal um.ac.id.
20
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman. 2019 : Hlm 111. Journal um.ac.id.

14
existency) cukup lama, dipaksa berintegrasi masuk ke dalam sistem budaya global
yang seragam. Kedua, keseragaman atau homogenisasi budaya akan berpotensi
merusak dan menghancurkan masing-masing identitas budaya. Konflik dan
perpecahan bukan tidak mungkin akan terjadi jika keseragaman terlalu
dipaksakan. Ketiga,ancaman meleburnya budaya lokal yang unik masuk ke dalam
budaya global yang bersifat materialistik. Sehingga pelan tapi pasti, entitas
budaya budaya lokal akan semakin terkikis, yang muncul adalah budaya dominan,
yakni budaya global atau lebih diasosiasikan dengan budaya Barat.21
Menurut Bhikhu Parekh, seorang tokoh multikulturalis dan pakar teori politik
yang namanya dikenal luas secara internasional di dunia ilmu-ilmu sosial, dalam
bukunya yang terbaru berjudul A New Politics of Identity: Political Principles for
an Interdependent World (2008) mengatakan bahwa salah satu tantangan
masyarakat multicultural dalam kehidupan global adalalah bagaimana
membangun prinsip politis mendasar yang bisa memberi arah bagi sebuah dunia
global. Prinsip dasar yang dimaksud Parekh adalah sebuah politik identitas yang
baru. Globalisasi memang menantang identitas-identitas tradisional seperti
identitas suku, budaya, agama atau bahkan identitas nasional. Tantangan itu
terjadi karena globalisasi tampak menghapus batas-batas suku, budaya, agama,
negara dan batas-batas sosial lain seperti gender atau orientasi seksual. Di
hadapan globalisasi, batas-batas tradisional yang memisahkan antar suku, budaya,
agama dan negara tampak menghilang. Menghadapi tantangan global seperti ini,
suku, budaya, agama, negara serta batas sosial yang lain, tidak ada pilihan lain
kecuali beroperasi di dalam sebuah konteks historis yang baru, mengikuti semua
perubahan dan mengambil langkah pemahaman baru termasuk pemahaman atas
krisis identitas tradisional yang lama melekat dalam diri anggota masyarakat.22
2. Peluang bagi masyarakat multikultural Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, globalisasi pada saat yang sama juga dapat
memberi peluang hadirnya kesadaran-kesadaran baru dari individu dan kelompok

21
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural
Indonesia. 2019 : Hlm 111. Journal um.ac.id.
22
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman. 2019 : Hlm111. Journal um.ac.id.

15
masyarakat untuk kembali pada identitas awalnya, yakni Identitas masyarakat
Indonesia yang berbasis pada budaya Indonesia. Munculnya ekspresi-ekspresi
budaya dari berbagai daerah dalam sebuah acara formal dan nonformal
kenegaraan atau dalam sebuah eksebisi budaya daerah. Selain itu, munculnya
gerakan sosio-kultural dari sekelompok masyarakat untuk kembali mencintai
produk-produk dalam negeri atau anak negeri, dan berbagai ekspresi budaya
lainnya yang saat ini sudah semakin menggejala di tengah derasnya arus
globalsiasi, termasuk globalsiasi budaya. Semua itu menunjukkan bahwa,
masyarakat multikultural Indonesia memiliki potensi dan daya tahan atau imunitas
yang cukup besar untuk menghadapi arus globalsiasi atau homogenisasi budaya
yang bersifat kolonialistik. Daya imunitas budaya ini dapat tumbuhkembangkan,
baik scara struktural (negara) maupun kultural (masyarakat) secara konsisten dan
berkesinambunga, dengan prinsip mampu berinteraksi dengan dunia global
dengan tanpa melunturkan nilai dan identitas budaya lokal.23
Dalam konteks pergaulan global, menjadi kesadaran bersama bahwa
perubahan bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi. Pada titik ini, bagaimana
masyarakat multikulral siap dan mampu menghadapi konsekwensi dari sebuah
perubahan global tersebut. Sebagai bagian dari budaya dan kehidupan global,
tentu saja masyarakat multikultural tidak perlu hanyut pada pengaruh global yang
berkencenderungan pada upaya penyeragaman budaya. Bagaimana masyarakat
multicultural mampu menjaga dan memelihara multikulturalisme-nya dalam
masyarakat global?
Globalisasi bagi masyarakat multukultural Indonesia justru harus
dimanfaatkan sebagai peluang positif untuk membangun kesadaran baru yang
lebih imune, yakni memperkuat kolektivitas dalam perbedaan. Karena salah satu
dampak dan sekaligus ancaman dari globalisasi adalah munculnya gesekan dan
konflik sosial, politik, budaya dan ekonomi. Di tengah persaingan global yang
semakin ketat, baik individu maupun kelompok/negara berusaha untuk

23
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural
Indonesia. 2019 : Hlm 112. Journal um.ac.id.

16
menancapkan perngaruhnya (sosial, politik, ekonom, budaya, militer) ke berbagai
negara, baik dengan cara halus (softskill) maupun cara paksaan atau kekerasan
(hardskill).24
Kesimpulannya adalah ancaman bagi masyarakat Indonesia adalah
menjadikan yang beragam menjadi seragam, keberadaan entitas dan komunitas
budaya yang seragam dan telah hidup berdampingan cukup lama dipaksa
berintegrasi masik ke dalam sistem budaya global yang seragam dan keseragaman
atau homogenisasi budaya akan berpotensi meusak dan menghancurkan masing
masing identitas budaya. Peluang bagi masyarakat Indonesia adalah hadirnya
kesadaran-kesadaran baru dari individu dan kelompok masyarakat untuk kembali
pada identitas awalnya. Dalam konteks pergaulan global, menjadi kesadaran
bersama bahwa perubahan bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi.

D. KETAHANAN BUDAYA DI ERA GLOBALISASI.


Seorang sosiolog yang bernama Talcott Parsons menyatakan jika suatu
masyarakat pada suatu bangsa ingin tetap eksis dan lestari, maka ada empat
paradigma fungsi (function paradigm) yang harus terus menerus dilaksanakan
oleh masyarakat yang bersangkutan : Pertama, kemampuan memelihara sistem
nilai budaya yang dianut, karena budaya adalah endapan dari perilaku manusia.
Budaya masyarakat itu sendiri akan berubah karena terjadi transformasi nilai dari
masyarakat terdahulu ke masyarakat kemudian, tetapi dengan tetap memelihara
nilai-nilai yang dianggapnya luhur, karena tanpa hal itu akan terbentuk
masyarakat baru yang lain. Kedua, kemampuan masyarakat beradaptasi dengan
dunia yang berubah dengan cepat. Masyarakat yang mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan serta memanfaatkan peluang yang timbul akan menjadi unggul.
Ketiga, adanya fungsi integrasi dari unsur-unsur masyarakat yang beraneka ragam
secara terus menerus sehingga terbentuk kekuatan sentripetal yang semakin
menyatukan masyarakat tersebut. Keempat, masyarakat perlu memiliki goal

24
Umar Solahudin, Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural
Indonesia. 2019 : Hlm 113. Journal um.ac.id

17
attainment atau tujuan bersama yang dari masa kemasa bertransformasi karena
terus menerus diperbaiki oleh dinamika masyarakatnya dan oleh para
pemimpinnya.25
Teori general yang dikemukakan oleh Parsons tersebut setidaknya
mengingatkan kepada rakyat Indonesia akan pentingnya memelihara perilaku
budaya yang telah tertanam secara berurat dan berakar dalam jiwa sanubari rakyat
Indonesia. Perilaku budaya yang dimaksud adalah seperti gotong royong,
musyawarah, tolong menolong, toleransi dan saling menghargai serta
berkepercayaan terhadap sesuatu yang menguasai alam semesta. Perilaku budaya
tersebut tidak boleh bergeser menjadi perilaku budaya yang tidak sesuai apalagi
bertentangan dengan perilaku budaya semula. Sebab jika terjadi suatu perubahan
dengan perilaku budaya lain yang asing, hal itu berarti disatu sisi, telah
menyebabkan teralienasinya perilaku budaya lama yang telah diwariskan secara
turun menurun. Sedangkan disisi lain, sangat boleh jadi perilaku budaya lain yang
dianggap baru tersebut tidak sesuai dengan watak dan karakter rakyat Indonesia
bahkan bertentangan – yang menurut teori tersebut jika itu terjadi – berarti tidak
lagi disebut manusia lama, akan tetapi disebut manusia baru yang lain. Sebutan
“manusia baru yang lain” disini mencitrakan manusia yang memiliki watak dan
karakter negatif, karena tidak sesuai lagi dengan citra budaya awalnya. Oleh
karena itu, dengan terus menjaga perilaku budaya yang telah ada, maka suatu
masyarakat atau bangsa akan tetap eksis.26
Selain itu, agar masyarakat bangsa tetap eksis maka diperlukan kemampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan dunia yang begitu pesat.
Masyarakat saat ini hidup dalam era globalisasi dan mustahil manusia dapat
menghindari dari himpitan dan desakan dari globalisasi. Karena itu menurut Afif
Muhammad, membendungndan menghindari arus globalisasi, saat dunia sudah
kehilangan batas- batas geografisnya, betul-betul merupakan usaha yang sia-sia.
Secara fair harus diakui bahwa globalisme berdampak positif maupun negatif
terhadap manusia. Dampak positif dari globalisasi antara lain dimana manusia
25
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi Derasnya Arus Budaya Asing.
2015 : Hlm 8. Journal radenintan.ac.id.
26
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya. 2015 : Hlm 9. Journal radenintan.ac.id.

18
dapat mengetahui apa yang terjadi dibelahan bumi yang lainnya dalam waktu
yang sekejap bahkan dalam waktu yang bersamaan, perjalanan yang tadinya
membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan, dengan globalisme
dalam bidang kemajuan alat transportasi, waktu tersebut dapat disingkat hanya
dalam beberapa menit atau jam saja. Seseorang dapat menjelajahi luasnya dunia,
walaupun ia hanya berada di dalam ruangan kamar berkat kemajuan tekhnologi
berupa internet.27
Dibutuhkan suatu sikap yang tetap konsisten terhadap perilaku budaya asli
yang ada pada suatu masyarakat. Artinya, arus globalisasi yang datang dari Barat
harus di respon secara aktif dan kreatif agar memberikan dampak positif bagi
masyarakat itu sendiri. Kata “masyarakat harus dapat menyesuaikan dengan
globalisasi”, bukan berarti bahwa masyarakat terbawa arus globalisasi sehingga
kehilangan identitas utamanya atau mengalami alienasi, tetapi yang dimaksud
adalah masyarakat dapat memilih dan memilah aspek-aspek baik positif maupun
negatif dari pengaruh globalisasi. Aspek positif, tentu harus diambil sebagai suatu
yang bermanfaat bagi kesejahteraan ataupun kemajuan umat manusia itu sendiri.
Sedangkan aspek negatifnya harus ditinggalkan. Penggunaan cara selektif
terhadap kemajuan dan perkembangan globalisasi ini pula yang akan membuat
bangsa-negara (Indonesia) sebagai bangsa-negara yang maju, tetapi tetap dengan
ciri khasnya yaitu bangsa yang memiliki suatu karakter yang baik.28
Aspek lain yang dapat menjadikan masyarakat tetap eksis yaitu adanya suatu
integrasi yang dibangun secara bersama-sama dengan kesadaran yang tinggi tanpa
melihat adanya perbedaan latar belakang masing-masing. Suatu integrasi yang
dibangun bersama-sama tersebut dalam konteks ke-Indonesia-an merupakan
sebuah pandangan hidup (world view) yang dijadikan rujukan bersama karena
nilai-nilainya bersifat mendasar dan universal serta bersifat egaliter atau
kesederajatan. Rujukan bersama tersebut tidak lain ialah Pancasila. Pancasila
merupakan dasar negara, pandangan hidup dan kontrak sosial bersama bagi

27
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi Derasnya Arus Budaya Asing.
2015 : Hlm 10. Journal radenintan.ac.id.
28
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi Derasnya Arus Budaya Asing.
2015 : Hlm 11. Journal radenintan.ac.id.

19
masyarakat Indonesia, karena kelahirannya adalah merupakan titik temu bagi
seluruh pandangan masyarakat yang plural.29
Lalu yang terakhir, agar masyarakat bangsa tetap eksis maka harus memiliki
tujuan bersama. Tujuan bersama ini cukup penting, sebab jika terjadi ketidak
sepakatan terhadap sebuah tujuan bersama, maka akan terjadi konflik, pertikaian
bahkan pertempuran antar masyarakat dimana hal itu akan sangat merugikan bagi
kelanggengan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya tujuan bersama, masyarakat
akan memiliki motivasi yang tinggi dan kuat untuk menjadikan hidup secara
damai dan harmonis serta menjadikan hidup akan lebih baik dari waktu ke waktu.
Dengan pemahaman itu, jika semangat kebangsaan Indonesia lahir lebih diwarnai
oleh kesamaan sejarah masa lalu kita, maka kedepan semangat kebangsaan itu
harus dipupuk oleh kesamaan cita-cita tentang negara-bangsa yang ingin kita tuju.
Sebab cita-cita bersama yang sifatnya positif merupakan syarat terpenting
terjadinya suatu bangsa.30
Selain keempat paradigma fungsi yang ditawarkan oleh Parsons tersebut,
perlu juga ditambahkan yaitu peran dan fungsi agama. J.B. Banawiratman –
Seorang agama dan teolog – yang pernah belajar pada Fakultas Teologi
Universitas Innstruck Austria mengatakan bahwa agama selayaknya berfungsi
menafsirkan kenyataan hidup dan mengarahkan atau dengan istilah fungsi
interpretatif dan fungsi etis. Dalam perspektif ini, dapat dipahami bahwa agama
seharusnya berfungsi sebagai jalan penunjuk bagi manusia yang menjalani
kehidupan di dunia dan menjalankan ajaran suatu agama agar tidak ”tersesat”.
Selain itu agama juga memiliki fungsi bagi manusia untuk menampilkan nilai-
nilai etis dalam pergaulan, sehingga dalam pelaksanaan pergaulan antar manusia
dilakukan secara bermartabat dan menjunjung tinggi kemanusiaan.31
Kesimpulannya adalah ada 4 paradigma fungsi yang harus terus-menerus
dilaksanakan oleh masyarakat agar suatu bangsa tetap eksis dan lestari, pertama
kemampuan memiliki sistem nilai budaya yang dianut karena budaya adalah
29
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya. 2015 : Hlm 12. Journal radenintan.ac.id.
30
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya. 2015 : Hlm 12. Journal radenintan.ac.id.
31
Idrus Ruslan, Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi Derasnya Arus Budaya Asing.
2015 : Hlm 13. Journal radenintan.ac.id.

20
endapan dari perilaku manusia budaya masyarakat ini sendiri akan berubah karena
terjadi transformasi nilai dari masyarakat terlebih dahulu ke masyarakat
kemudian, kedua kemampuan masyarakat beradaptasi dengan dunia yang berubah
dengan cepat masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan serta
memanfaatkan peluang yang timbul akan menjadi unggul, ketiga adanya fungsi
integrasi dari unsur-unsur masyarakat yang beraneka ragam secara terus-menerus
sehingga terbentuk kekuatan sentripetal yang semakin menyatukan masyarakat
tersebut, dan yang keempat adalah masyarakat perlu memiliki goal attainment
atau tujuan bersama yang dari masa ke masa bertransformasi karena terus-
menerus diperbaiki oleh dinamika masyarakatnya dan oleh para pemimpinnya.
Jadi jika masyarakat ingin tetap eksis atau lestari harus melakukan ke empat
paradigma di atas, karena jika tidak di lakukan oleh suatu bangsa, bangsa itu akan
hancur dan identitas bangsa tersebut akan menghilang.

E. BUDAYA NASIONAL YANG DI AKUI DUNIA INTERNASIONAL.


Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa, keindahan alam, budaya dan
alat-alat daerah, baik itu alat musik, alat rumah tangga, atau alat aksesoris.
1. Batik.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Dunia mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Menurut Asti & Ambar, batik di Indonesia merupakan suatu keseluruhan
teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang oleh
UNESCO ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) pada 2 Oktober 2009. Sejak itu setiap tanggal 2 Oktober
diperingati sebagai hari batik nasional.
Batik dalam bahasa Jawa ditulis dengan “bathik”, mengacu pada huruf
Jawa “tha” yang menunjukkan bahwa batik adalah rangkaian dari titik-titik
yang membentuk gambaran tertentu. Pengertian tersebut menjelaskan
bahwa batik identik dengan gambaran motif yang khas dengan

21
menggoreskan malam pada kain. Motif batik yang khas dianggap sakral
oleh masyarakat dan hanya dikenakan beberapa kalangan, tetapi setelah
adanya pengakuan UNESCO batik menjadi kebanggaan bangsa serta tidak
ada kelas dalam mengenakan batik.
Euphoria atau perasaan berlebihan semakin terlihat setelah adanya
pengakuan UNESCO dan peringatan hari batik nasional. Kain batik
semakin populer dan digunakan masyarakat sebagai pakaian resmi
maupun pakaian sehari-hari. Semua Sekolah mewajibkan siswa memakai
seragam batik pada hari tertentu, seperti memakai batik pada hari Jumat
atau Sabtu dalam sepekan. Pegawai negeri, karyawan bank, penyiar
televisi, hingga instansi swasta memakai batik.32
2. Angklung.
Angklung tradisional merupakan instrumen yang menyertai tradisi
pertanian masyarakat Sunda, dimainkan sebagai persembahan bersifat
transenden kepada Nyi Pohaci Sanghyang Sri atau Dewi Padi. Kondisi
tersebut menjadi berbeda, ketika Islam menjadi agama mayoritas
masyarakat Sunda dengan pelaksanaan secara kaffah, menyebabkan ritual
kepercayaan kepada tokoh mitologi Sunda dari ‘dunia atas’– kahiyangan
–, percaya pada kekuatan transendental dewa-dewi membantu manusia
mengolah pertanian dan angklung sebagai mediumnya direinterpretasi
sebagai sesuatu yang absurd. Semenjak itu angklung tradisional dan
prosesi upacara ritual penghormatan Dewi Padi kurang mendapat porsi
untuk tampil di ruang publik luas.33 (Angklung Tradisional Sunda, Asep
Nugraha. 2015 : 3)
Angklung diakui organisasi pendidikan, ilmu pengtahuan, dan kebudayaan
(UNESCO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Warisan Budaya
Tak Benda Indonesia atau Intangible, Cultural Heritage of Humanity.
Pengakuan tersebut menyisakan beban tanggung jawab yang besar, karena

32
Rubiati Nurin Octaviani, Dampak Pengakuan Batik Dari UNESCO. 2015 : Hlm 01. Journal
lib.unnes.ac.id.
33
Asep Nugraha, Angklung Tradisional Sunda. 2015 : Hlm 3. Journal osf.io.

22
dalam jangka waktu empat tahun, apabila Indonesia tidak melestarikan dan
mengembangkan angklung, maka pengakuan dari UNESCO bisa dicabut.34
3. Noken.
Noken merupakan tas tradisional yang berasal dari Papua. Mengutip
pemberitahuan, noken dibuat oleh wanita Papua dengan menggunakan
bahan-bahan alam. Noken biasanya dipakai untuk membawa hasil-hasil
pertanian dan membawa barang dagangan ke pasar.
Noken telah menyandang gelar sebagai salah satu warisan budaya dunia
yang telah diakui oleh UNESCO. Hal ini tentu saja membuat masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Papua menjadi bangga akan keberadaan
noken yang popular di era modernisasi saat ini. Mulai banyak yang tertarik
pada noken sehingga memutuskan untuk membeli dan memakainya
sebagai pengganti tas yang dipakai sehari-hari. Noken merupakan hasil
imajinasi dan bentuk kreatifitas dari pengrajin noken. Noken dibuat bukan
hanya untuk dipakai sebagai barang bawaan seperti tas pada umumnya.
Sebab banyak makna dan sejarah yang terkandung ditiap helai rajutannya
disamping keunikan bentuk noken itu sendiri.35

Kesimpulannya adalah Indonesia adalah negara yang amat kaya oleh budaya,
keindahan alam, tradisi dan lain-lainnya. Salah satu budaya Indonesia yang diakui
oleh UNESCO atau internasional adalah batik, angklung dan noken. Masyarakat
Indonesia harus melestarikan seluruh budaya mereka agar tidak direbut oleh orang
lain atau identitas negara akan menghilang.

34
Asep Nugraha, Angklung Tradisional Sunda. 2015 : Hlm 4. Journal osf.io.
35
Nurul Istiqomah, Eksistensi Noken Dalam Modernisasi. 2019 : Hlm 16. Ejournal um.sorong
ac.id.

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Dari semua pembahasan di atas ada beberapa aspek yang dapat kita
simpulkan, yaitu :
1. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan.

24
2. Aspek-aspek globalisasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu bidang
budaya, bidang komunikasi, bidang ekonomi, bidang IPTEK, dan bidang
transportasi. Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembangnya tata nilai dan
sikap, serta tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak negatif globalisasi dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia adalah pola hidup konsumtif, sikap
Individualistik, gaya hidup Kebarat-baratan dan kesenjangan sosial.
3. Ancaman bagi masyarakat Indonesia adalah menjadikan yang beragam
menjadi seragam, keberadaan entitas dan komunitas budaya yang seragam dan
telah hidup berdampingan cukup lama dipaksa berintegrasi masik ke dalam sistem
budaya global yang seragam dan keseragaman atau homogenisasi budaya akan
berpotensi meusak dan menghancurkan masing masing identitas budaya.
4. Peluang bagi masyarakat Indonesia adalah hadirnya kesadaran-kesadaran
baru dari individu dan kelompok masyarakat untuk kembali pada identitas
awalnya. Dalam konteks pergaulan global, menjadi kesadaran bersama bahwa
perubahan bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi.
5. Selain itu ketahanan masyarakat bangsa agar tetap eksis maka diperlukan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan dunia yang begitu
pesat. Ada empat paradigma fungsi yang harus di lakukan, yang pertama
kemampuan memelihara sistem nilai budaya yang dianut, karena budaya adalah
endapan dari perilaku manusia. Kedua, kemampuan masyarakat beradaptasi
dengan dunia yang berubah dengan cepat. Ketiga, adanya fungsi integrasi dari
unsur-unsur masyarakat yang beraneka ragam secara terus-menerus sehingga
terbentuk kekuatan sentripetal yang semakin menyatukan masyarakat tersebut.
Keempat, masyarakat perlu memiliki goal attainment atau tujuan bersama yang
dari masa kemasa bertransformasi karena terus-menerus diperbaiki oleh dinamika
masyarakatnya dan oleh para pemimpinnya.
6. Budaya nasional yang di akui dunia internasional sebenarnya ada banyak,
termasuk batik, noken dan angklung.

B. PENUTUP.

25
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh sebab itu
selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan saran agar untuk pembuatan
makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

DAFTAR PUSAKA

Nurhaidah dan M. Insya Musa. (2015). Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi


Kehidupan Bangsa Indonesia. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah.
Idrus Ruslan. (2015). Penguatan Ketahanan Budaya Dalam Menghadapi
Derasnya Arus Budaya Asing.
Mohammad Maiwan. (2019). Memahami Politik Globalisasi Dan
Pengaruhnya Dalam Tata Dunia Baru; Antara Peluang Dan Tantangan. Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Jakarta.
mmaiwan@yahoo.com

26
Umar Sholahudin. (2019). Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi
Masyarakat Multikultural Indonesia. Program Studi Sosiologi Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya. Email umar.sholahudin@gmail.com
Nurul Istiqomah dkk. (2019). Eksistensi Noken Dalam Modernisasi Pada
Masyarakat Di Kota Sorong. Program Studi Sosiologi, FISIP, Universitas
Muhammadiyah, Sorong.
Asep Nugraha. (2015). Angklung Tradisional Sunda: Intangible, Cultural
Heritage Of Humanity, Penerapan Dan Pengkontribusiannya Terhadap
Kelahiran Angklung Indonesia. Prodi Seni Karawitan ISBI Bandung.
Rubiati Nurin Octaviani. (2015) Dampak Pengakuan Batik Dari UNESCO
Terhadap Motif Batik Jonegoro Sebagai Identitas Batik Pada Masyarakat
Jonegoro Di Desa Jono di Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro. Skripsi
Universitas Negeri Semarang.

27

Anda mungkin juga menyukai