Anda di halaman 1dari 15

Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Arus Era Globalisai

Di Susun Guna Melengkapi Salah Satu Tugas UKD 4 Pendidikan


Kewarganegaraan

Disusun oleh :
EKO PARWANTO
H3414016
PROGRAM STUDI DIII AGRIBISNIS MINAT PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul, Peranan pendidikan
kewarganegaraa dalam Menyikapi Arus Globalisasi" ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing saya, yang telah
memberikan limpahan ilmu yang berguna pada saya, dan membantu saya dalam
penyelesaian makalah ini.
Saya sadar, dengan kemampuan saya yang sangat minim, masih banyak
kekurangan dalam penyelesaian pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak, demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini berguna bagi adik-adik mahasiswa pada umumnya, dan
khususnya bagi para pembaca. Terima kasih.
Surakarta, 23 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar........ i
Daftar Isi..................... ii
Bab I

Pendahuluan

A.

Latar Belakang Masalah.......1

B.

Rumusan Makalah.....2

C.

Tujuan Penulisan.......3
Bab II

A.

Peranan PKN dalam Menyikapi Arus Globalisasi

Pengertian
Globalisasi........4

B.

Proses Globalisasi.........5

C.

Pengaruh Globalisasi terhadap Seluruh Aspek-Aspek Kehidupan...6

D.

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi....9

E.

Menyikapi Dampak Globalisasi dalam Keseharian

1.

Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus Global.....10

2.

Posisi Bangsa Indonesia di Era Globalisasi..........12


Bab III

Penutup

A.

Simpulan..................15

B.

Saran.........15
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Apabila kita cermati situasi dan kondisi aktual pada saat ini tampak bahwa

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita sedang menghadapi suatu


cobaan yang berat, yakni krisis multidimensi di seluruh aspek kehidupan
nasional. Situasi dan kondisi tersebut disebabkan oleh globalisasi yang dapat
mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat, sehingga akan
mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik yang setia kepada nusa dan bangsa,
dalam menghadapi era globalisasi ini seyogianyalah kita mempelajari,
menghayati, dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sebagai
pandangan hidup bangsa sekaligus sebagai dasar filsafat negara, agar negara kita
tetap berdiri kokoh dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan
rintangan.
Kita sadar, akhir-akhir ini banyak terjadi penyelewengan nilai-nilai Pancasila,
baik di lembaga-lembaga negara maupun di masyarakat itu sendiri. Menghadapi
kondisi tersebut, marilah kita kembali menengok sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia. Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Bangsa
Indonesia berjuang dengan semangat kebangsaan yang tinggi yang dilandasi oleh
iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sikap ikhlas berkorban.
Semangat tersebut merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan
sikap dan prilaku yang heroik dan patriotik sebagai modal untuk merebut
kemerdekaan sehingga melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
tercinta ini.
Dalam mengisi kemerdekaan dan mengisi krisis multidimensi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kita sebagai generasi penerus
bangsa diharapkan untuk bersama-sama mengabdi dan membela Negara kita yang
tercinta ini dengan semangat kebangsaan demi keutuhan dan tetap tegak serta
jayanya Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang masa.

Oleh karena itu, penerapan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam
segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan Pancasila yang
baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait

dengan peranan Pancasila dalam era globalisasi, yaitu :


1.

Apakah globalisasi itu ?

2.

Bagaimanakah proses globalisasi itu ?

3.

Apakah pengaruh globalisasi terhadap aspek-aspek kehidupan ?

4.

Apakah dampak dari globalisasi itu ?

5.

Bagaimanakah kita menyikapi dampak globalisasi dalam keseharian ?


C.

Tujuan Penulisan
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah :

1.

Mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan globalisasi.

2.

Mengetahui bagaimana proses dari globalisasi.

3.

Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap aspek-aspek kehidupan.

4.

Mengetahui dampak dari globalisasi.

5.

Mengetahui bagaimana sikap kita menyikapi dampak globalisasi dalam


keseharian.

BAB II
PERANAN PKN DALAM MENYIKAPI ARUS GLOBALISASI
A.Pengertian Globalisasi
Menurut kamus bahasa Inggris Longman Dictionary of contemporary English,
mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu hal
yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau seluruh alam jagat raya. Sesuatu
hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan
sikap yan berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.
Secara ekonomi globalisasi merupakan proses pengintregrasian ekonomi
nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Globalisasi
setidaknya melibatkan penciptaan satu ekonomi dunia yang tidak hanya
merupakan totalitas dari perekonomian nasionalnya, melainkan juga sebuah
realitas independen yang kukuh. Aliran modal komoditas, dan tenaga kerja
berskala besar dan berjangka panjang melintasi perbatasan negara.

Dari definisi

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa globalisasi merupakan suatu proses


pengintegrasian manusia dengan segala macam aspeknya ke dalam satu kesatuan
masyarakat yang utuh dan lebih besar.
B.Proses Globalisasi
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang
pesat di berbagai Negara ketika mulai

ditemukan teknologi komunikasi,

informasi dan transportasi. Berkat penelitian di bidang elektromagnetik berturutturut orang menciptakan telegraf, telepon, radio, dan televisi. Semua ini
memberikan dimensi baru dalam hal pengendalian propaganda sehingga
penguasaan dan hegemoni tidak lagi membutuhkan kehadiran alat-alat pemaksa
secara fisik. Terciptanya teknologi komunikasi ini disusul dengan terciptanya
berbagai teknologi transportasi yang berkembang cepat. Sebagai contoh adalah
kendaraan bermotor yang mulanya beroda dua, kemudian beroda empat, dan
meningkat lagi kualitas dan daya angkutnya, seperti pesawat terbang.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20, yaitu
internet, dan sekarang telah menjamur telepon genggam dengan segala
fasilitasnya. Fasilitas-fasilitas tersebut semakin memudahkan pengendalian

tersentral dan global. Kini transfer modal dan segala macam transaksi tidak perlu
dilakukan secara fisik, melainkan hanya dilakukan melalui pertukaran dokumen
sehingga lebih efektif dan efesien.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sejak awal dilakukannya
pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan
studinya di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing,
proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai
diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi kehidupan di Indonesia. Sebagai
contoh nyata, yaitu kebijakan program pengendalian pertumbuhan penduduk
melalui program keluarga berencana sebenarnya mengadopsi dari pemikiranpemikiran dari negara lain seperti konsepnya Robert Maltus.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan berkembangnya kota-kota yang
menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur
telekomunikasi,

jaringan

transportasi,

perusahaan-perusahaan

berskala

internasional serta cabang-cabangnya, transaksi-transaksi antar wilayah seperti


investasi, perdagangan, kerjasama antara pasar-pasar uang serta tumbuhnya pasarpasar tenaga kerja antarnegara (transnasional) serta tenaga kerja dengan
kemampuan khusus (profesional).
Menurut James Petras, kekuatan penggerak globalisasi adalah negara-negara
imperial pusat perusahaan multinasional dan bank-bank dengan dukungan
lembaga-lembaga keuangan internasional. Negara menjadi motor penggerak
globalisasi, alokasi sumber daya ekonomi pada aktor-aktor global.
C.Pengaruh Globalisasi terhadap Aspek-Aspek Kehidupan
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global
telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu
memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi,
politik, dan arena budaya. Dengan didukung dengan dua kekuatan besar, yaitu
bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi, ketiga arena kehidupan
manusia itu telah menempatkan manusia dengan lembaga-lembaganya dan
berbagai tantangan dan peluang.

Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangantantangan global yang bersifat multi dimensi dan tidak dapat memanfaatkan
kesempatan, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus
globlisasi. Secara ekonomis, arus pertukaran barang, jasa, dan modal dari proses
negoisasi yang menghasilkan kesepakatan bilateral maupun multilateral akan
sangat mudah menembus batas-batas teritorial negara, bahkan radiusnya sampai
ke seluruh pelosok tanah air dengan begitu lengangnya. Contoh nyata yaitu
produk luar yang berupa makanan siap saji (fast food), yang telah menguasai
pasar dan mudah di dapatkan di sembarang tempat sehingga anak-anak desa pun
sudah mulai ketagihan merasakan enaknya makanan tersebut dari pada makan
nasi pecel dan ayam goreng ala kampung.
Ketika Negara-negara berkembang melakukan pembagunan, mereka
membutuhkan dana atau bantuan modal yang sangat besar. Alternatif untuk
mendapatkan dana tersebut dilakukan dengan mengajukan proposal bantuan
kepada lembaga dana yaitu dana moneter internasional ( International Monetary
Fund/IMF ) atau Bank Dunia (World Bank). Proses pencairannya dengan syaratsyarat yang tentunya sangat menguntungkan mereka. Diantaranya peralatan dan
tenaga ahli yang akan digunakan untuk pembangunan tersebut harus berasal dari
negeri yang memberi bantuan. Alat-alat yang digunakan harus dibeli dengan
mahal, biaya perawatan yang cukup tinggi dan belum hitungan gaji tenaga ahli
yang sangat besar yang rata-rata mencapai hitungan ratusan juta. Untuk mengejar
kebutuhan itu ternyata tetap ditempuh oleh kebanyakan negara berkembang
walaupun sebenarnya mereka menyadari kehidupannya tidak semakin mandiri
tetapi tetap semakin dalam ketergantungan.
Dari segi politik, gelombang globalisasi sangat kuat yaitu gelombang
demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunism, umat manusia
menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia
ke taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam
hati rakyat di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat
dan melawan sistem pemerintahan diktator atau pemerintah apapun yang tidak
memihak rakyat.

Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang
sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, sistem nilai
masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai
menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai
budaya yang positif, yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi
kehidupan dan pembangunan bangsa, serta tidak terjebak oleh pengaruh-pengaruh
budaya yang negatif, seperti kehidupan sex bebas, konsumerisme, bergaya hidup
mewah, narkoba dan sekulerisme. Dampak globalisasi telah membuka wawasan
kita bahwa kita harus mau memahami keberadaan budaya lebih dari satu sudut
pandang. Kita juga harus belajar memahami dunia dari perspektif yang berbeda
sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan identitas
budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan
tadi akan menimbulkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan
yang ada.
D.Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa
kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi
ekonomi positif, yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak
mematikan kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara yang beraliansi
ekonomi secara multilateral tersebut. Mereka akan bekerja sama meningkatkan
kualitas diri agar mampu mengikuti perkembangan-perkembangan atau dinamika
sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik yang mempunyai daya saing
yang tinggi.
Secara politis, globalisasi dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi, yaitu
kesadaran hak dan kewajiban serta kesadaran tanggungjawab dalam bernegara.
Bagi bangsa Indonesia, kehidupan berdemokrasi diharapkan terus tumbuh dan
berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Pada masa reformasi, demokrasi
telah membawa perubahan-perubahan besar diantaranya pelaksanaan pemilihan
umum legislatif dengan sistem multi partai dan pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung.

Aspek negatif dari globalisasi dapat di contohkan sebagai berikut ; dalam suatu
konferensi yang bertajuk, Colonialism to Globalization Five Centuries after
Vasco da Gama, yang berlangsung di New Delhi, India, Februari 1998
diungkapkan bahwa globalisasi

bukan sebuah keniscayaan yang dapat

menciptakan harapan hidup baru bagi masyarakat di belahan dunia. Para peserta
menyadari bahwa globalisasi tidak menjadi keadilan sosial dan kesejahteraan
negara manapun bagi masyarakat yang sumber daya alamnya minim dan sumber
daya manusianya rendah sehingga rakyat akan tetap miskin, baik secara
internasional maupun nasional.
Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah menghembuskan banyak
demokratisasi di banyak Negara berkembang akan memunculkan sikap dan
tindakan yang anarkis yang dapat memakan banyak korban antar sesama.
Walaupun

kebangsaan

semakin

terpuruk

sehingga

dapat

menimbulkan

disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi ini karena penguasa atau elit
politik dianggap sudah tidak dapat lagi memperhatikan nasib dan kepentingan
rakyat. Sebaliknya penguasa hanya mementingkaan diri, keluarga, dan kelompok.
E.Menyikapi Dampak Globalisasi dalam Keseharian
1.

Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus Global


Kita mempunyai nilai dasar yang membentengi pengaruh buruk akibat arus
globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila, merupakan nilai-nilai
yang digali dari budaya luhur bangsa.

a.

Nilai Ketuhanan yang Maha Esa, merupakan pemahaman kepada Bangsa


Indonesia untuk percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini
menjadi pegangan yang teguh untuk menolak pengaruh globalisasi

yang

mengarah pada sikap atheism dan sekulerisme.


b.

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan pemahaman kepada


Bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada sesama, menghormati harkat
martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Nilai dan sikap ini
menjadi pegangan dan sikap yang kuat untuk menolak arus globalisasi yang
mengarah pada tindakan sewenang-wenang kepada sesama manusia, menolak
kolonialisme dan imperialisme dalam segala bentuknya.

c.

Nilai persatuan Indonesia, memberikan pemahaman kepada seluruh Bangsa


Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Nilai dan sikap ini
menjadi pegangan yang kuat untuk menolak arus globalisasi yang dapat merusak
dan menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

d.

Nilai kerakyatan

yang

dipimpin oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia


untuk bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab. Nilai dan sikap
ini menjadi pegangan yang kuat untuk menolak arus globalisasi yang mengarah
pada sikap anarki dan pemaksaan kehendak kepada orang lain.
e.

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, memberikan pemahaman


dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama
dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus
mengembangkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai dan sikap ini memberikan pegangan dan petunjuk bagi
Bangsa Indonesia untuk menolak pengaruh globalisasi yang mengarah pada
liberalism, etatisme, monopoli, monopsoni, dan eksploitasi yang dapat merugikan
kehidupan Bangsa Indonesia.

2.

Posisi Bangsa Indonesia di Era Globalisasi


Suatu pertanyaan yang mendasar yang wajib kita paham jawabannya ialah
bagaimana posisi Bangsa Indonesia terhadap implikasi globalisasi? Bangsa
Indonesia merupakan bagian dari bangsa yang ada di dunia, sedangkan dunia ini
merupakan sistem kehidupan

yang saling

mempengaruhi. Sebagaimana

ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa Bangsa Indonesia senantiasa


menjalin kerjasama yang positif dan saling menguntungkan dengan bangsa
manapun yang saling menguntungkan, dalam rangka mewujudkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Posisi Bangsa Indonesia yang lebih bersifat aktif, responsif, dan tidak
memihak, sehingga kita dapat mengantisipasi munculnya isu-isu global yang
dapat merugikan kepentingan nasional. Beberapa isu global aktual yang melanda
dunia ini antara lain :

a.

Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia merupakan hak kodrat manusia yang bersifat universal, baik
sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, maupun warga dunia.
Mengapa HAM menjadi masalah yang global? Persoalannya adalah munculnya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh individu-individu, sekelompok
orang, atau pihak-pihak tertentu yang mempunyai kekuasaan sehingga
menimbulkan korban kepada orang, bangsa atau negara lain. Skala pelanggaran
HAM itu dapat terjadi secara local di kawasan tertentu, di negara tertentu, atau
bahkan di dunia.
Bangsa Indonesia berusaha mencegah timbulnya pelanggaran-pelananggaran
HAM, antara lain dengan cara meningkatkan kesadaran warga negara untuk
menghormati HAM, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, dan
mematuhi hukum yang berlaku.

b.

Migrasi
Selain HAM, migrasi pun merupakan masalah global, apakah itu bentuknya
emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi bangsa yang didatangi tentu akan
menimbulkan masalah yang bermacam-macam, seperti memikirkan masalah
keamanan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kita senantiasa meningkatkan
kewaspadaan nasional terhadap gelombang perpindahan penduduk antarnegara
yang merugikan kepentingan nasional dan mengganggu ketahanan nasional.

c.

Demokrasi
Demokrasi dalam arti luas meliputi demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan
budaya. Demokrasi menjadi isu global karena nilai-nilai demokrasi yang
seharusnya menghargai hak-hak rakyat dalam mengambil keputusan untuk
kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa. Pelanggaran terhadap nilainilai demokrasi ini tidak hanya terdapat di negara-negara berkembang, tetapi juga
di negara-negara maju.

d.

Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam


Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak terjaga dapat
menimbulkan masalah global. Lingkungan hidup yang penuh polusi akan
menimbulkan dampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkat

polusi sudah sangat tinggi karena sumber daya alam yang semakin kritis akibat
dari semakin banyaknya penggunaan tanpa perhitungan.
e.

Perdamaian dan Keamanan


Perdamaian dan keamanan menjadi dambaan setiap umat manusia. Namun
demikian, kenyataannya sampai saat ini perdamaian dan keamanan masih sangat
mencekam. Perang di belahan dunia yang dipicu oleh keserakahan umat manusia
telah menimbulkan banyak korban manusia yang tidak berdosa.
Masalah perdamaian dan keamanan telah menjadi masalah global yang tidak
mungkin diselesaikan oleh satu negara saja walaupun negara itu merupakan
negara besar. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia
mempunyai kewajiban untuk ikut serta mewujudan perdamaian dan keamanan
nasional, regional, maupun internasional. Salah satu cara yang dapat dilakukan
ialah membangun kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan
Globalisasi adalah suatu hal yang berpengaruh terhadap kehidupan yang lebih

luas yang berkaitan dengan dunia internasional, yang merupakan suatu proses
yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Proses globalisasi semakin cepat
sejak ditemukannya teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi.
Politik luar negeri Republik Indonesia adalah politik luar negeri bebas aktif,
yang sejalan dengan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945. Arus globalisasi mempunyai dampak, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk
menyikapi dampak globalisasi, yakni menjalankan hal yang positif dan
menghindari hal yang negatif demi kemajuan bangsa dan negara.
B.

Saran
Dalam menghadapi proses globalisasi yang membawa dampak positif maupun

negatif yang telah menembus ke segala penjuru dunia yang meliputi aspek-aspek
kehidupan, seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan, marilah kita berpegang teguh terhadap nilai-nilai Pancasila,
mengambil tindakan preventif, bersikap waspada dan selektif, dengan memilih
dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan,
masyarakat, bangsa dan negara, melalui proses yang berhati-hati, rasional dan
normatif terhadap segala macam arus global tersebut, agar kita memiliki
ketahanan nasional yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Mochlisin, Kewarganegaraan, Pelajaran Kewarganegaraan untuk SMP Kelas IX, Interplus,
Jakarta, 2007
Sumarsono, S, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai