Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia

Oleh:
Anjely Chintia
Bella Audia
Boby Alexsander
Heryeni Sihahaan
Mia Kristianty

XII IPS 5
SMA NEGERI 1 MANDAU
TP:2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Karya tulis yang berjudul “Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia”.

Penulis telah menyusun karya tulis ini dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada:

 Ibu DRA. Fazriyanty selaku Kepala SMAN 1 MANDAU.

 Ibu Gemina, S.Pd., M.Pd. selaku guru pembimbing dalam menulis karya tulis ini.

 Ibu Ita Tri Hayati, S.Pd, M.Pd selaku wali kelas XII-IPS 5

 Anjely chintia,Bella Audia,Boby Alexsander,Heryeni Sihahaan,Mia Kristianty selaku rekan


kelompok dua yang telah membantu dalam pembuatan judul

 Pihak – pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi
sempurnanya karya tulis ini serta penulis dapat memperbaiki karya tulis ini.Penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat serta menginspirasi bagi penulis sendiri juga bagi
pembaca.   

Duri,10 Februari 2022


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
 Latar Belakang........................................................................................1
 Rumusan Masalah...................................................................................2
 Tujuan......................................................................................................2
 Manfaat....................................................................................................3
 Metode Penulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................13
 Sejarah Perkembangan Iptek di Indonesia..............................................13

 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi dan Transportasi.................20

 Perkembangan Teknologi Pertanian dan Revolusi Hijau........................34

 Upaya Pemerintah untuk Memajukan Iptek di Indonesia.......................42

 Dampak Perkembangan Iptek bagi Masyarakat Indonesia.....................47

BAB III PENUTUP..................................................................................................54


 Kesimpulan..............................................................................................54
 Saran........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................58

LAMPIRAN..............................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh suatu negara. Suatu negara dapat disegani oleh negara lainnya salah
satu peneyebabnya ialah karena menguasai iptek. Ilmu pengetahuan dan teknologi
senantiasa berkembang dengan seiring dengan perkembangan zaman. Pola pikir manusia
senantiasa berkembang untuk terus bereksperimen dan menciptakan inovasi-inovasi baru
untuk membantu aktivitas kehidupan manusia.

Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar
biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi
itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan
umat manusia dalam berbagai aspek dimensi. Demikian halnya dengan teknologi
komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang
mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses
dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986).

Saat ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah menjadi elemen penting
bagi seluruh lapisan masyarakat dalam bersosialisasi dan berinteraksi, salah satunya ialah
berkembangnya teknologi informasi. Teknologi Informasi merupakan sebuah bidang  ilmu
yang mempelajari tentang perangkat-perangkat informasi baik itu perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berfungsi untuk mengolah dan menghasilkan informasi maupun
menyampaikan suatu informasi tersebut ke perangkat informasi lainnya.
Keadaan yang demikian, dimana sebuah teknologi yang mampu merubah sesuatu yang
belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah kenyataan. Misalnya, kalau dahulu orang tidak
dapat berbicara dengan orang lain yang

berada di suatu tempat yang berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat
berbicara tanpa batas dan jarak waktu.

Dari sinilah, semula dengan ditemukannya berbagai perangkat elektronik lainnya. Hingga
akhirnya teknologi ini berintegrasi satu dengan lainnya. Teknologi komunikasi yang telah
ada merupakan sebuah jawaban dari adanya perkembangan zaman. Hal ini terjadi karena
semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi pun akan terus
mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradaban manusia itu sendiri.

 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas penulis antara lain :

 Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia?

 Bagaimana perkembangan teknologi telekomunikasi, informasi, dan transportasi di


Indonesia?

 Bagaimana perkembangan teknologi pertanian dan revolusi hijau di Indonesia?

 Apa saja upaya pemerintah untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia?

 Bagaimana dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat


Indonesia?

 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perkembangan iptek di
indonesia. Adapun tujuan khusus penulis membuat makalah ini antara lain :

 Mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

 Mengetahui perkembangan teknologi telekomunikasi, informasi, dan transportasi di


Indonesia.

 Mengetahui perkembangan teknologi pertanian dan revolusi hijau di Indonesia.

 Mengetahui apa saja upaya pemerintah untuk memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia.

 Mengetahui dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat


Indonesia.

 Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini antara lain:

 Menambah kesadaran akan pentingnya pekembangan iptek bagi suatu bangsa.

 Sebagai wawasan atau referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui perkembangan
iptek di Indonesia.

 Dapat menambah kewaspadaan akan dampak negatif dari iptek.

 Mendorong pembaca dan penulis untuk ikut berperan dalam mengembangkan iptek di
Indonesia.

 Metode Penelitian

Pada makalah penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan metode penelitian
kulaitatif : Deskripsi analitik.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan
seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah (cara) sistematis dan logis tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu.
Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua
penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam penulisan skripsi ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada
makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas.
Untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian
tersebut. Sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Bagman dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.
Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (understanding)
dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif
masyarakat itu sendiri.
Dan penelitian kualitatif adalah salah satu metode untuk mendapatkankebenaran
dan tergolong sebagai penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teoriteori yang
berkembang dari penelitian dan terkontrol atas dasar empirik.
Jadi, dalam penelitian kualitatif ini bukan hanya menyajikan data apa adanya
melainkan juga berusaha menginterpretasikan korelasi sebagai faktor yang ada yang
berlaku meliputi sudut pandang atau proses yang sedang berlangsung.
Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong berdasarkan
pada pondasi penelitian, paradigma penelitian, perumusan masalah, tahap-tahap
penelitian, teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan data dan analisis dan
penafsiran data.
Berpijak dari penelitian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk
publikasi, promosi dan dampak yang mempengaruhi publikasi dan promosi wisata yang
diakukan Humas Dinas Pariwisata Pacitan.
Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif
yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang
saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain
penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi
mengenai keadaan yang ada.
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung.
Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau
fenomena yang diselidiki.

B. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, melainkan diuraikan dalam
bentuk kalimat. Adapun data kualitatif meliputi :
1. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian
2. Data lain yang tidak berupa angka
Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber
data primer dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari buku-buku sejarah
yang memuat tentang perkembangan iptek dan dampaknya bagi Indonesia. Sumber data
primer ini sendiri berasal dari buku-buku yang dimiliki oleh penulis dan berasal dari
buku-buku yang ada di perpustakaan. Data yang berada pada buku-buku tersebut sangat
membantu penulis dalam menyelasaikan penulisan makalah ini.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari
internet maupun media-media lain seperti koran. Pada data sekunder ini memuat data-
data tentang demokrasi terpimpin, kondisi ekonomi Indonesia pada masa demokrasi
terpimpin, proyek mercusuar, inflasi pada masa demokrasi terpimpin, dan tentang
kebijkan-kebijakan pemerintah mengenai adanya inflasi keuangan tersebut. Data
sekunder berfungsi sebagai pelengkap dari data primer. Dengan adanya data primer dan
data sekunder, sangatlah membantu penulis dalam menyelasaikan penulisan makalah ini.
Dari kedua data tersebut, penulis berusaha agar bisa menghasilkan makalah penelitian
yang objektif dan representatif.

C. Tahap-tahap Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang
akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun secara sistematis agar diperoleh
data secara sistematis pula. Ada empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian,
yaitu :

1. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada enam
langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Menyusun rancangan penelitian


Pada tahap ini, penulis membuat usulan penelitian atau proposal penelitian
yang berupa pendahuluan sampai metode penelitian. Pembuatan proposal ini
berlangsung sekitar satu minggu melalui pemikiran dari penulis dan beberapa
pendapat dari teman-teman. Pembuatan proposal ini sangat menentukan dalam
proses pembuatan dan hasil akhir dari makalah ini . Dan pada tanggal 02 September
2018 pembuatan proposal ini bida diselesaikan.

b. Memilih objek penelitian


Penulis memilih objek yang akan diteliti yaitu mengenai permasalahan
ekonomi akibat proyek mercusuar pada masa demokrasi terpimpin (1959 – 1966)
yang mengakibatkan inflasi ekonomi yang buruk dan berkepanjangan.

c. Menjajaki dan Menilai Permasalahan


Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang permasalahan
ekonomi akibat proyek mercusuar pada masa demokrasi terpimpin (1959 – 1966)
yang mengakibatkan inflasi ekonomi yang buruk dan berkepanjangan. Agar penulis
bisa menentukan rumusan masalah yang tepat untuk menelliti kasus ini.

d. Memilih dan Memanfaatkan Sumber Data


Tahap ini peneliti memilih data-data yang sekiranya akan diperlukan dalam
penelitian. Data-data dari dat primer dan sekunder dipilih dan dikaji lebih dalam
agar bisa menghasilkan hasil yang objektif dan representatif.

e. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian


Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan yang
akan dipergunakan dalam penelitian ini.

2. Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu :
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian
agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.

b. Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab
dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta
bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergulan dan norma-norma yang
berlaku di dalam lapangan penelitian tersebut.
c. Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam fieldnotes,
baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan ataumenyaksikan sendiri
kejadian tersebut.

3. Tahap Analisa Data


Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam
menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data.
Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, dikumpulkan,
diklasifikasikan dan analisa dengan komparasi konstan.

4. Tahap Penulisan Laporan


Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam
tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan.
Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur penulisan yang baik karena
menghasilkan kualitas yang baik pula terhadap hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan. Dalam metode kualitatif ini sendiri ada beberapa teknik
pengumpulan data yang bisa menghasilkan data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan, di antaranya yaitu :
1. Wawancara
Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya langsung
kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya
dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan
adalah wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini memungkinkan
pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga
diperoleh informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku.
2. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan


pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan
sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan peneliti harus
mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian
mempunyai dasar teori dan sikap objektif.

3. Dokumen
Dokumen yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang
ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan. Adapun
sumber data dokumen diperoleh dari lapangan berupa buku, arsip, majalah bahkan
dokumen perusahaan atau dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Akan tetapi, pada penulisan makalah ini penulis hanya menggunakan teknik
pengumpulan data melalui dokumen. Hal ini dilakukan penulis karena keterbatasan
informan dan keterbatasan waktu dalam penulisan makalah ini. Sehingga teknik
pengumpulan data melalui dokumen dianggap paling mungkin dilakukan oleh penulis.
Teknik pengumpulan data melalui dokumen diambil penulis karena memiliki keunggulan
bisa menghasilkan data yang valid, bisa dipertanggunjawabkan, dan bisa dilakukan
analisis data kapan saja dan dimana saja.

E. Teknik Analisa Data


Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan menentukandalam
suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan tujuan
menyederhanakan data ke dalama bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Selain itu data diterjunkan dan dimanfaatkan agar dapat dipakai untuk menjawab masalah
yang diajukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini berlandaskan pada analisa induktif. Peneliti berusaha
merumuskan pernyataan atau abstraksi teoritis lebih umum mendasarkan peristiwa
menurut Denzim yang dikutip oleh Dedy Mulyana, induksi analisis yang menghasilkan
proposisi-proposisi yang berusaha mencakup setiap kasus yang dianalisis dan
menghasilkan proposisi interaktif universal. Salah satu ciri penting induksi analisis adalah
tekanan pada kasus negatif yang menyangkut proposisi yang dibangun peneliti. Analisis
ini dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris berdasarkan
data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian disusun dan
ditarik kesimpulan.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, teknik yang digunakan antara lain:
 Ketekunan pengamatan, yakni serangkaian kegiatan yang dibuat secara terstruktur
dan dilakukan secara serius dan berkesinambungan terhadap segala realistis yang ada
di lokasi penelitian dan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur di dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau peristiwa yang sedang dicari kemudian
difokuskan secara terperinci dengan melakukan ketekunan pengamatan mendalam.
Maka dalam hal ini peneliti diharapkan mampu menguraikan secara rinci
berkesinambungan terhadap proses bagaimana penemuan secara rinci tersebut dapat
dilakukan.

 Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan


sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan
sumber, metode penyidik dan teori.
Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana
disarankan oleh patton yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat
kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif. Untuk itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut :
 Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil wawancara
 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
 Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi
Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui alasan alasan
apa yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan
titik temu atau kesamaannya sehingga dapat sehingga dapat dimengerti dan dapat
mendukung validitas data.

 Diskusi teman sejawat, yakni diskusi yang dilakukan dengan rekan yang mampu
memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan kemantapan
terhadap hasil penelitian.
Teknik ini digunakan agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran serta memberikan kesempatan awal yang baik untuk memulai menjejaki
dan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat.
Oleh karena pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini bersifat informal dilakukan dengan
cara memperhatikan wawancara melalui rekan sejawat, dengan maksud agar dapat memperoleh
kritikan yang tajam untuk membangun dan penyempurnaan pada kajian penelitian yang sedang
dilaksanakannya.

BAB II
PEMBAHASAN

 Sejarah Perkembangan Iptek di Indonesia

Pengetahuan ilmu pengetahuan memberikan dampak yang besar dalam penemuan baru
di bidang teknologi. Pada akhir abad ke-15 muncul gerakan yang bertujuan mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan istilah renaisans, yaitu suatu
gerakan yang ingin melahirkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno. Renaisans
menjunjung tinggi kemampuan manusia, baik cara berfikir atau menemukan dan
menciptakan. Dengan adanya gerakan ini, semua orang bebas berfikir untuk menghasilkan
penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain gerakan renaisans, juga
muncul gerakan yang disebut dengan humanisme, yaitu suatu gerakan yang bertujuan
mempelajari dan mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi
kepentingan manusia.

Memasuki abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat hingga abad ini sering di
sebut dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan abad penemuan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, maupun teknologi.

Penemuan di bidang teknologi merupakan awal abad teknologi yang membawa dunia
berkembang dengan lebih jauh dan lebih cepat dari masa sebelumnya. Bersamaan dengan
itu, pertumbuhan bangsa-bangsa dan segala peradabannya juga melaju dengan cepat
sehingga abad ke-21 manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan teknologi
canggih.

Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat mendorong


berkembangnya berbagai macam industri di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak masa kolonial
Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kolonial Belanda ini
ditandai dengan berdirinya perusahaan swasta

asing, misi keagamaan dan pendidikan Barat. Semuanya itu merupakan bagian dari
eksploitasi ekonomi.

Teknologi modern barat memperkenalkan teknologinya yang pertama dengan melalui


pabrik gula. Modernisasi teknologi tersebut kemudian menyebar ke sektor lainnya seperti
pada galangan kapal, pertambangan batu bara, timah, gas, dan minyak bumi.

Sejak pertengahan abad ke-19, perkembangan ilmu pengetahuan barat telah tersebar di
Indonesia dengan melalui pembukaan sekolah-sekolah barat bagi penduduk bumiputra.

 Perkembangan IPTEK di Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Kepedulian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia sudah terjadi


sejak penjajahan bangsa-bangsa Barat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu
diawali dengan kegiatan ilmiah yang dilakukan George Rumphius pada abad 16 di
kepulauan Maluku. Selanjutnya, pada masa itu George Rumphius berhasil
menyelesaikan penelitiannya dengan judul Herbarium Amboinese.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda ilmu pengetahuan semakin


berkembang pesat yang ditandai dengan pendirian Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenshappen (Lembaga Keilmuan dan Kesenian). Lembaga ini didirikan
di Batavia dan pada masa kini telah berkembang menjadi Museum Nasional (Museum
Gajah). Pada 1817 Caspar George Carl Reinwardt mendirikan pusat penelitian botani
bernama s'Lands Plantetuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor). Untuk mendukung
penelitian di Kebun Raya Bogor, pada 1928, pemerintah kolonial Belanda mendirikan
lembaga Natuurwetenschappelijk Raad voor Nederlandsch Indie. Lembaga ini menjadi
cikal bakal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

 Perkembangan IPTEK di Indonesia Setelah Kemerdekaan

Perkembangan IPTEK setelah 1948 dimulai dengan pembentukan Organisatie


voor Natuurwetenschappelijk Onderzoek atau Organisasi untuk Penyelidikan dalam
Ilmu Pengetahuan (OPIPA). Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1956, pemerintah
membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI).

Pada 1962 pemerintah membentuk Departemen Urusan Riset Nasional (Durenas)


dengan MIPI sebagai bagiannya. Durenas bertugas membangun dan mengasuh
beberapa lembaga riset nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 128 Tahun 1967, pemerintah membentuk Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menggantikan Durenas dan MIPI.

Tugas LIPI sebagai berikut:


 Membimbing perkembangan IPTEK yang berakar di Indonesia agar dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

 Menjamin kebebasan ilmiah selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945

 Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Untuk mendukung perkembagan IPTEK, pemerintah juga membentuk beberapa


lembaga riset lainnya antara lain Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), serta Badan Standarisasi Nasional.

 Faktor-Faktor Penyebab Ketertinggalan Perkembangan IPTEK di Indonesia

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelopori bangsa barat pada masa kolonial
Belanda ternyata belum mampu mendorong terjadinya revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang sempat diperkenalkan beberapa
teknologi baru, khususnya dalam bidang pertanian. Akan tetapi ternyata hal tersebut
tidak banyak berpengaruh pada masyarakat pada masa itu.

Penerapan teknologi modern di dalam masyarakat hanya berpusat pada bidang


tertentu dan sebagian besar dikuasai oleh pengusaha asing.

Pada masa itu, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-
negara barat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut
diantaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

 Terbatasnya jumlah penduduk Indonesia yang mendapat pendidikan

 Terbatasnya jumlah orang Indonesia yang terlibat langsung dalam pengembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi
 Tidak adanya keinginan baik dari penguasa kolonial Belanda maupun kolonial
swasta asing dalam melakukan alih teknologi bagi penduduk pribumi

 Tidak terjadinya industrialisasi

 Tidak terjadinya inovasi teknologi yang berarti dalam masyarakat Indonesia sendiri

 Pengeksploitasian Ruang Angkasa di Indonesia

Indonesia belum pernah terlibat secara langsung dalam eksplorasi ruang angkasa,
tetapi Indonesia sebenarnya termasuk negara yang cukup disegani karena
pengalamannya dalam mengeksploitasi teknologi keantariksaan. Saat penggunaan
satelit bagi sebagian besar negara masih sangat jarang, Indonesia telah meluncurkan
satelitnya yang pertama, Palapa A1 pada 9 Juli 1976. Ini mencatatkan Indonesia
sebagai negara ketiga di dunia setelah AS dan Canada yang menggunakan satelit
komunikasi domestiknya sendiri. Indonesia juga sudah memanfaatkan jasanya untuk
meluncurkan satelit Palapa generasi kedua, Palapa B1, pada 19 Juni 1983. Operasi
penyelamatan satelit Palapa B2, menyusul kegagalan pada peluncurannya yang juga
dilakukan oleh misi ulang-alik merupakan operasi bersejarah yang kerumitannya boleh
ditandingkan dengan operasi perbaikan teleskop antariksa Hubble pada dasawarsa 90-
an. Pada pertengahan era 1980-an, Indonesia bahkan sempat menyiapkan astronautnya
untuk mengikuti misi ulang-alik tetapi karena terjadi bencana Challenger misi ini
dibatalkan.
Dalam teknologi peroketan, Indonesia tercatat sebagai negara kedua di Asia,
setelah Jepang, yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri. Prestasi ini dihasilkan
melalui keberhasilan LAPAN meluncurkan roket Kartika 1 pada 14 Agustus 1964.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bantuan teknis dari Rusia. Akan tetapi Indonesia
gagal melakukan alih-teknologi. Akibatnya, selama lebih dari seperempat abad sejak
meluncurkan satelit pertamanya, Indonesia hanya bisa bertindak sebagai konsumen.
Sementara itu, negara-negara lain justru mulai menyiapkan diri untuk mulai belajar
mengembangkan teknologi satelit melalui pembuatan satelit mikro (mikrosat).
Malaysia misalnya, yang semula tertinggal puluhan tahun dari Indonesia dalam
pemanfaatan teknologi satelit, sejak tahun 2000 telah berhasil meluncurkan satelit
mikronya yang pertama, Tiungsat-1, yang merupakan hasil kerja sama dengan
Universitas Surrey, Inggris. Sementara itu, Indonesia baru mulai berancang-ancang
membuat satelit mikronya pada tahun 2003 ini melalui kerja sama dengan Universitas
Berlin, Jerman. Program yang dilaksanakan dalam dua tahap selama lima tahun hingga
2007 itu, sekarang masih memasuki tahap pertama yang direncanakan selama tahun
2003-2004. Dalam bidang teknologi roket pun juga kurang berhasil. Akibatnya,
pengembangan teknologi roket di Indonesia terhenti, sementara negara-negara Asia
lain, seperti India dan Cina, yang lebih belakangan menekuni teknologi ini akhirnya
melampaui Indonesia dengan keberhasilannya meluncurkan roket pengangkut satelit
ke antariksa.
Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang jarang dimiliki negara lain untuk
mengembangkan teknologi antariksanya sendiri. Potensi itu berupa garis katulistiwa
yang membentang di atasnya. Sekitar 13% dari garis katulistiwa berada di atas wilayah
Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai negara pemilik garis
katulistiwa yang terpanjang di dunia. Hal ini menjadikan wilayah Indonesia sebagai
tempat yang sangat ideal untuk menjadi lokasi peluncuran roket pengangkut satelit.
Peluncuran roket dari dekat garis katulistiwa akan lebih menghemat bahan bakar roket,
dan karenanya lebih murah dari segi biaya. Potensi inilah yang juga diminati oleh
pihak asing. Rusia misalnya, sudah lama mengincar Pulau Biak di Irian Jaya (Papua)
untuk menjadi lokasi bandar antariksanya. Tapi karena kita kurang cepat menanggapi
tawaran itu, Akibatnya, Rusia akhirnya memilih Pulau Christmast di Australia sebagai
lokasi bandar antariksanya.
Selain Rusia, sebuah perusahaan swasta AS juga pernah amat tertarik dan bersedia
menanam investasi untuk menjadikan Biak sebagai lokasi peluncuran roket.
Rencananya, roket yang akan dioperasikan dari jenis berbahan bakar padat, di angkut
melalui laut dari pantai timur AS ke dermaga bandar antariksa Biak. Alternatif lain,
bagian-bagian roket diterbangkan dan mendarat di bandar udara Frans Kasiepo Biak,
kemudian diangkut melalui darat ke tempat peluncuran.
Rencana inipun gagal dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Satu-satunya pihak
asing yang telah memanfaatkan potensi Biak adalah Badan Ruang Angkasa India
(Indian Space Research Organization, ISRO) yang telah bekerja sama dengan LAPAN
untuk membangun stasiun TT&C (Tracking, Telemetry, and Command) di sana.
Stasiun ini menjadi penting karena saat India meluncurkan roket pengangkut
satelitnya, proses pelepasan muatan roket dilakukan di atas angkasa Irian, dan satu-
satunya stasiun bumi yang bisa memonitor dan mengendalikan proses ini hanyalah
stasiun di Biak.
Pengembangan teknologi keantariksaan memang bukan prioritas di Indonesia. Tapi
paling tidak, kita masih memiliki harapan untuk menuju ke arah sana. Indonesia
sebenarnya tidak kekurangan orang-orang pintar. Tetapi yang kurang sebenarnya
adalah kemauan politis (political will) dari pemerintah. Hal ini tentu tidak boleh
menyurutkan semangat kita untuk terus belajar dan mengejar ketertinggalan dalam
bidang teknologi dari negara-negara yang lebih maju.

 Kebangkitan Iptek di Indonesia

Selain Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh tanggal 20 Mei, Indonesia sudah
punya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 11 Agustus.
Beberapa tahun lalu peraturan berupa Undang-Undang yang mengatur sistem IPTEK
nasional juga sudah disahkan.
Kalau sebelumnya Menteri Negara Riset dan Teknologi adalah politisi, sekarang
adalah teknorat dari perguruan tinggi ternama negeri ini.
Banyak kebijakan baru yang telah diluncurkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi sebagai koordinator lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan
penelitian seperti LIPI, BPPT, Batan, Lapan, dan Bakorsutanal, maupun yang mencuat
dari pandangan para wakil rakyat di Komisi VII DPR yang membidangi masalah iptek.
Antara lain yang menonjol adalah penajaman fokus bidang iptek yang
diprioritaskan maupun pengurangan tumpang tindih penelitian. Semuanya masih
dalam tataran makro, sementara pembenahan di tingkat mikro seperti pemberdayaan
peneliti belum terdengar.
 Floating Mass

Salah satu alasan yang sering diungkapkan mengapa riset iptek kita tertinggal
adalah belum adanya critical mass peneliti yang mencukupi. Memang tidak ada angka
baku berapa jumlah minimum peneliti agar suatu bidang dapat dikembangkan dengan
baik.
Tak di pungkiri, dibandingkan dengan negara maju, jumlah perkapita peneliti kita
jauh lebih sedikit. Namun di lain pihak, ada joke bila di jalan-jalan kampus PT
terdepan kita, seperti UI, IPB, ITB, dan UGM semeter melangkah saja sudah ketemu
doktor.
Hanya saja, di Indonesia bukan critical mass yang diperoleh, melainkan floating
mass. Seperti buih di lautan, jumlahnya banyak tetapi tidak menciptakan agregat yang
mempu menggulirkan roda kemajuan iptek

 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi, Informasi, dan Transportasi

 Pengertian Informasi, Komunikasi, dan Transportasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem berarti perangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Informasi adalah
data yang telah diperoleh, sehingga mempunyai arti dan nilai. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, informasi berarti penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar
atau berita. Menurut Alfin Toffler (Seorang Futurolog AS), informasi adalah fakta,
laporan, perkembangan, perasaan-perasaan, membuat kecenderungan-kecenderungan
yang dapat memengaruhi keputusan/pembentukan masyarakat/dunia.
Pengertian komunikasi adalah membagi informasi, memberitahu, memindahkan
atau bentukan pikiran baik secara lisan maupun tulisan. Definisi lain menyebutkan
komunikasi adalah suatu transformasi informasi antarorang atau kelompok atau
lembaga dalam bentuk penyebaran berita melalui lisan, tulisan, suara, gambar maupun
lambang tertentu. Komunikasi massa adalah penyebaran informasi atau komunikasi
yang membawa pesan untuk orang banyak, Misalnya koran, televisi, majalah, radio
sebagai pemberi informasi (sender) dan masyarakat sebagai penerima informasi
(receiver). Pengertian transportasi adalah pengangkutan barang (benda) atau sebagai
jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi

 Media Komunikasi Massa

Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang sepenuhnya mengendalikan


media komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, kantor berita, radio, film,
sandiwara dan sebagainya. Sementara itu, dalam masa pembangunan, peran media
massa sangat penting. Peran media komunikasi massa dalam masa pembangunan
adalah sebagai berikut:

 alat penunjang pelaksanaan pembangunan Indonesia.

 alat penyiar informasi, gagasan, pendapat-pendapat, inovasi dan komunikasi yang


beraneka ragam dan berjarak jauh.

 mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yang lebih tinggi.

 memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalarr pembangunan.

 memberikan penilaian kepada hasilhasil pembangunan yang te1ah berhasil


dicapainya.

 memberitahukan kepada masyarakat tentang hambatan, gangguan tantangan


maupun ancaman yang harus dihadapi dalam masala pembangunan.

 menginformasikan tentang perkembangan sebuah masyarakat, bangsa ataupun


sebuah negara.

 alat kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan rintahan agar tidak
menyimpang dan tujuan yang telah ditetapkan

 Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa


Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dilakukan
pembangunan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) untuk keperluan
komunikasi.
SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem
satelit komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft
Company) Perumtel Indonesia. Nama palapa diambil dari sumpah Gajah Mada yang
akan mempersatukan Nusantara.
Satelit komunikasi mempunyai masa kerja tertentu, Satelit yang masa kerjanya
sudah habis harus diganti dengan satelit generasi baru. Secara bertahap seluruh daerah
di Indonesia dapat dijangkau oleh jaringan SKSD Palapa.
SKSD Palapa dibangun tahun 1974–1976 dengan peluncuran generasi 1-A1.
Sampai tahun 1996 sudah generasi 3 dengan code C2 yang jarak jangkauannya dari
Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari Australia sampai Selandia Baru. Juga dipakai
oleh negara-negara tetangga, Australia, Papua Nugini, Maca, Selandia Baru, dan
Vietnam.
Adapun nama satelit yang telah diluncurkan Indonesia adalah :

Sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan
Garuda-1. Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut:
 Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
 Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
 Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
Sebagai satelit pengulang (repeater).
 Radio

Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi
media komunikasi seperti sekarang mi. Dr. Lee De Forest dari AS merupakan penemu
radio tahun 1916 sehingga mendapat julukan The Father of Radio. Tahun 1919 Dr.
Frank Conrad (seorang ahli pada westing house Company di Pitssberg AS) berhasil
mengadakan eksperimen menyiarkan musik. Tahun 1920 masyarakat Amerika dapat
menikmati siaran radio dan mulai tahun 1923 stasiun radio meningkat tajam menjadi
SSG Stasiun. Tahun 1933, Prof. E.H. Amstrong memperkenalkan FM (Frequency
Modulation) yang mempunyai kelebihan antara lain:

 Dapat menghilangkan interference (gangguan) yang disebabkan oleh cuaca, bintik-


bintik matahari, alat listrik, atau dua stasiun yang bekerja pada gelombang yang
sama,

 Suaranya jelas dan jernih.

Di Indonesia sendiri, radio mulai berkembang sejak 1 April 1933. Pada waktu itu,
Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio
Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang
diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama
diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta. Badan-badan radio yang lainnya adalah:

 NIROM : Nederlansch Indische Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung, dan


Medan.

 MAVRO : Mataramse Vereenging Voor Radio Omroep di Yogyakarta.

Atas usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo tanggal 24


Maret 1937 didirikan PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran) di Bandung
dengan tujuan berupaya memajukan kesenian dan kebudayaan nasional guna kemajuan
masyarakat Indonesia secara rohani dan jasmani.
Pada masa pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani oleh Hoso Kanri
Kyoku. Perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk
kepentingan militer Jepang. Pada awal kemerdekaan, radio berperan menyebarkan
berita Proklamasi.
Tanggal 11 September 1945 diadakan rapat di Jakarta yang dipimpin oleh
Abdurrachman Saleh dan dihadiri oleh 16 pemimpin dari Jakarta, Bandung,
Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta. Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut:
 Menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai hari berdirinya RRI.
 Semua yang hadir menyatukan diri sebagai pegawai RRI.
 Pusat RRI di Jakarta.
 Abdurrachman Saleh dipilih sebagai Pemimpin Umum RRI.
 Cabang RRI yang pertama adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, Purwokerto,
Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
 Semboyan RRI “sekali di udara tetap di udara”.

PP No. 21 / 1967 tentang amateurisme radio amatir adalah seperangkat pemancar


radio yang digunakan untuk berhubungan dalam bentuk percakapan. Radio amatir
tergabung dalam ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Disusul PP
No. 55 tahun 1970 tentang radio siaran nonpemerintah yang berfungsi sosial yaitu
sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan.

Tahun 1974 stasiun radio swasta niaga bergabung dalam wadah PRSSNI (Persatuan
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Tahun 1984, RRI mendapat penghargaan
dari The Population Institute (Lembaga Kependudukan) yang berpusat di Washington,
karena siaran sandiwara radionya terbaik se-Asia dengan judul “Butir-butir pasir di
laut“ (yang bertemakan KB).

Setelah merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of
Free Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama
Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia
Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.

Adapun fungsi radio sejak ditemukan sampai sekarang adalah sebagai:


 Hiburan;

 Penerangan;

 Pendidikan;

 Propaganda (Jepang dengan propaganda Hakko I-Chiu, artinya delapan penjuru


mata angin dalam satu atap);

 Pembangunan (menyampaikan hasil-hasil pembangunan dan memotivasi


masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional).

 Televisi

Paul Nipkow  (seorang mahasiswa Berlin German Timur) dikenal sebagai “Bapak
Televisi” karena penemuannya berupa electrische teleschope yang dapat mengirim
gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain pada tahun 1883 - 1884. Tahun
1939 masyarakat AS telah menikmati televisi.
Sejak penemuan televisi, di berbagai negana di dunia mulai diperkenalkan televisi
sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum. Televisi
diperkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan dengan pelaksanaan
olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta.
TVRI lahir berdasarkan SK Menpen tahun 1961 untuk menayangkan/meliput
semua kegiatan kejuaraan Asia Games IV di Jakarta. Proyek ini ditangani oleh
perusahaan elektronika Jepang Nippon Electric Company (NEC). TVRI berhasil
mengudara pada acara liputan 17 Agustus 1962 di Istana Negara. Tanggal 24
Agustus 1962, TVRI diresmikan oleh Presiden Soekarno. 
Mulai 11 Maret 1963, TVRI menayangkan siaran iklan/siaran niaga. Tapi mulai 1
April 1981 pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
 TVRI berfungsi sebagai government tool (alat pemerintah) yang bertugas
menyiarkan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok Indonesia.
 TVRI berperan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pola pikir masyarakat.
 Masyarakat bersifat konsumerisme.
Untuk biaya operasional TVRI dilakukan dengan cara berikut ini:
 Pemerintah memberi subsidi.

 Masyarakat pemilik televisi dikenakan iuran.

 Siaran televisi swasta boleh menyiarkan iklan, hasilnya sebagian untuk TVRI.

Mulai tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta, sehingga


bermunculan TV-TV swasta antara lain:

 RCTI, 24 Agustus 1989 di Jakarta;

 SCTV, 24 Agustus 1990 di Surabaya;

 TPI, 23 Januari 1991;

 ANTV, tahun 1993;

 Indosiar, Januari 1995

Hingga kini telah mengudara sekitar 8 stasiun televisi swasta, dengan tambahan
televisi swasta yang baru mengudara sejak tahun 2001 antara lain Metro TV, Trans
TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Selain televisi swasta nasional di atas, juga mulai
banyak bermunculan beberapa televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-
masing seperti JTV di Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, dan lain-lain.

 Sarana Transportasi/Perhubungan

Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia dibawa oleh


pemerintah koionial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dan pusat kegiatan
pemerintahan. Penggunaan sarana transportasi di Indonesia terus berkembang sejak
zaman kolonial hingga sekarang

Penggunaan roda diperkenalkan pertama oleh bangsa Hyksos tahun 1675 SM.
Penemuan mesin uap oleh James Watt 1769 membawa perubahan besar karena
transportasi (kapal, lokomotif, mobil) dijalankan dengan mesin uap. Dengan
berkembangnya sektor perhubungan atau transportasi berperan untuk:
 Meningkatkan produksi dan jasa;

 Meningkatkan arus wisata;

 Memperlancar arus informasi;

 Memperlancar arus barang dan manusia;

Sarana perhubungan meliputi darat, laut, dan udara:

 Perhubungan Darat

Sarana perhubungan darat paling banyak diminati karena relatif murah, cepat,
mudah dijangkau. Untuk meningkatkan sarana transportasi upaya yang ditempuh
pemerintah, antara lain sebagai berikut:
 Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
 Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad.
 Pembangunan jalan kereta api.
 Rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional
jalan KA.
 Pengadaan kereta api lebih modern, Argo Bromo, dan Argo Gede. 
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-
lintas semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengärahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemenrintah mencapai
sepanjang 4 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada pembangunan
raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan ke
daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun 1993/1994, 152 km
jalan raya dibangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah Sulawesi sepanjang 46
km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di daerah Maluku sepanjang 23
km.
Pembangunan jalan merupakan agenda utama yang dicanangkan pemerintah
Orde Baru. Sarana transportasi ini menjadi penting karena akan memperlancar arus
barang dan jasa. Jalan tol menjadi pilihan utama dalam mengembangkan jalur
transportasi ini.
Jembatan-jembatan juga dibangun jembatan Membramo di Irian Jaya
jembatan Barito di Kalimantan. mengatasi meningkatnya tuntutan transportasi yang
cepat di kota-kota, seperi Jakarta, telah dibangun beberapa ruas tol dan jalan layang,
misalnya jalan tol Cawang Interchange, jalan layang semanggi jalan layang
Tomang, dan jalan tol lingkar Jakarta (Outer Ring Road, ORR).
Di samping itu, juga dilakukan pembangunan sarana angkutan dengan
menggunakan kereta api. Pembangunan jalur kereta api pertama dilndonesia yang
dibangun pada masa kolonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang
dibangun untuk pertama kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa
Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel
kereta api ini ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet van Den Beele (17 Juni 1864).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api hindia belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpinoleh Jr. J.P de Bordes. Jalur
kereta api ini dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang
pertama itu dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo.
Pada tahun 1922 di Sulawesi Selatan juga telah dibangun jalur kereta api
sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar. Jalur
Makassar-Takalar ini mulai dioperasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun
jalur Makassar-Maros (namun belum selesai). Hingga tahun 1939, jalur kereta api
yang telah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai
panjang 6.811 kilometer, Namun hiñgga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut
menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini terjadi karena Iebih dari 901 kilometer
jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh
pasukan Jepañg dan diangkut ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di
sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan
antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan
pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur
kereta api yang dilakukan pada masa pendudukan Jepang ini mengerahkan tenaga
romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban. Setelah Indonesia
merdeka (17 Agustus 1945), karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan
Moeda kereta api (AMKA) mengambil-alih perusahaan perkeretaapian dan pihak
Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28 September 1945 dan kemudian
diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari penting itu ditandai dengan
pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia
semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengelolanya seperti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA, 25 Mei 1963), selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, 15 September 1971), dan tanggal 2 Januari 1991 diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).
KA pertama dikelola oleh PJKA. Sekarang dikelola oleh Perumka
(Perusahaan Umum Kereta Api), yaitu BUMN di bawah Departemen Perhubungan
yang mengelola KA di Indonesia.
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka
dengan persetujuan pemerintah Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat.
Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunaan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromo dan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Dengan kereta api Argo Bromo jarak Jakarta.

 Perhubungan Laut
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara
masyarakat dan pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena
mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah
berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan
kapal-kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar
pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perah bercadik yang telah mampu
berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal
phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat
mereparasi kapal Kemudian bengkel itu berkembang menia industri yang
merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportasi laut dioperasikan
oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT. Pelni). Industri kapal Indonesia
dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal ini telah dirintis sejak tahun
1823, yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda pendirian bengkel reparasi
kapal laut dimunculkan oleh Gubernur Jenderal. Hindia Belanda V.D. Capellen.
Nama perusahaan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di
daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun 1939 pemerintah Hindia Belanda
mengganti namanya menjadi (ME). ME berfungsi sebagai sebuah pabrik
pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjadi Menteri Riset dan Teknologi).
Upaya pemerintah dalam meningkatkan sarana transportasi laut adalah:
 Merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada.
 Pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang.
 Perbaikan pelabuhan laut, terminal peti kemas, dan dermaga-dermaga.
 Meluncurkan kapal cepat Palindo Jaya 500 tahun 1995.
 Mendirikan PT PAL di Surabaya sebagai pusat pengembangan industri maritim
Indonesia.

Tujuan pembangunan perhubungan laut:


 Mempercepat lalu lintas antarpulau.
 Meningkatkan perdagangan domestik dan internasional.

 Perhubungan Udara

Perkembangan transportasi udara ditandai dengan semakin mudah dan


cepatnya transportasi antarprovinsi, antarpulau, dan antarnegara. Dengan adanya
maskapai penerbangan perintis, yaitu Merpati Nusantara, Mandala, Bouroq,
Sempati, dan PT Industri Pesawat Terbang Nurtania berubah menjadi IPTN
(Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang sekarang dikenal dengan pesawat NC-
212, Helikopter NBO 105, CN 235 (Tetuko), N-250 (Gathotkaca), serta produksi
komponen pesawat F-16, Boeing 747, dan Boeing 737.
Sejarah berdirinya industri pesawat di Indonesia berawal pada sebuah
bangunan bekas gudang kapuk di Magetan, dekat Madiun (Jawa Timur). Pada tahun
1946, di gudang yang diubah menjadi bengkel itulah pesawat terbang pertama
dengan semua bahan-bahannya berasal dan Indonesia, dirakit serta dibangun oleh
putra-putri Indonesia. Pesawat itu adalah pesawat layang jenis zogling tanpa mesin
yang biasa dipakai untuk olahraga terbang layang. Pesawat itu diberi nama NWG-1
sesuai dengan inisial pembuatnya yaitu Nurtanio Pringgoadisuryo dan Wiweko
Supono. Kerangka NWG itu dibuat dan kayu jamuju. Pelapis badan dan sayap
NWG adalah kain blacu yang dilumuri bubur cingur sebagai pengganti thinner.
Keberhasilan NWG-1 mendorong Kepala Staf Angkatan Udara mengusulkan
pembentukan Komisi Penerbangan. Nurtanio dikirim ke Manila, Filipina untuk
mempelajari teknik pembuatan pesawat di Far Eastern Aero Technical. Ketika
kembali ke Indonesia, Nurtanio mencoba untuk merakit pesawat bermesin. Mesin
yang digunakannya adalah mesin sepeda motor jenis Harley Davidson buatan tahun
1928. Kerangka pesawat dan sayap terbuat dan kayu dengan pipa baja yang dilapisi
kain blacu. Pesawat yang dibuat oleh Nurtanio itu mampu terbang. Pesawat yang
diberi nama WEL (Wiweko Experimental Lightplane) itu merupakan pesawat
mesin pertama di Indonesia. Nurtanio memberi nama WEL pada pesawat itu untuk
menghormati Wiweko Supono yang menjadi atasannya. Namun, kemudian nama
itu diubah menjadi RI-X.
Pada tahun 1953, Nurtanio bersama dengan 15 orang stafnya berhasil
membangun pesawat serba logam pertama yang berkursi tunggal. Dengan
bermodalkan pesawat tua peninggalan Belanda, dibangunlah pesawat serba logam
untuk tujuan antigerilya. Pesawat dengan rodanya dan roda vespa itu diberi nama Si
Kumbang. Pada tangga1 17 April 1958, Si Kumbang mampu terbang melintasi
Pulau Jawa. Pesawat itu sekarang dijadikan monumen di depan gedung ittama PT.
Dirgantara Indonesia di Bandung.
Pembuatan pesawat ini merupakan suatu proyek besar, maka untuk
mewujudkannya itu Nurtanio memilih menjalin hubungan kerja sama dengan
pabrik pesawat asing yaitu dengan pabrik pesawat Cekop dan Polandia. Tujuan
jalinan kerja sama ini adalah untuk memproduksi pesawat Wilga dalam skala besar
sehingga proyek ini diberi nama Wilga oleh Presiden Soekarno. Tetapi, pada
tanggal 21 Maret 1966 Nurtanio mendapat musibah ketika pesawat yang
ditumpanginya jatuh di Kiara Condong (Bandung) sehingga menghentikan proyek
besarnya itu.
Pada tahun 1976, industri pesawat yang dirintis oleh Nurtanio itu diberi nama
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanip (IPTN). Tetapi, ketika B.J. Habibie
memimpin IPTN nama Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (dengan singkatan tetap IPTN). Di bawah pimpinan
Habibie, IPTN berhasil memproduksi pesawat jenis C-212 Aviocar dan helikopter
jenis BO-105. Pada tahun 1979 bersama CASA Spanyol, IPTN memproduksi CN-
235 dan diberi nama oleh Presiden Soeharto. Pesawat CN-235 itu diperlihatkan
kepada umum untuk pertama kalinya tanggal 10 September 1983.
Pada tahun 2003 nama IPTN diubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT.
DI). PT. DI inilah yang melanjutkan kegiatannya seperti memproduksi komponen
pesawat CN-235, NC-212, Boeing 737, dan F-16.
Untuk pelayanan jasa transportasi udara di Indonesia terdapat beberapa
maskapai penerbangan di antaranya maskapai penerbangan nasional Garuda
Indonesia, Merpati Nusantara, Mandala, Bouraq. Kini, maskapai penerbangan di
Indonesia semakin bertambah ramai dengan hadirnya beberapa maskapai lainnya,
seperti maskapai penerbangan Sriwijaya, Pelita, Adam, Lions dan sebagainya.
Perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dapat meningkatkan
arus informasi, memperpendek jarak antarpulau, maupun antarnegara.

 Perkembangan Teknologi Pertanian Dan Revolusi Hijau

 Pengertian Revolusi

Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan  cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi
produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas
gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi
hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan
eksperimen bibit unggul.

 Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut:

 Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.

 Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.

 Adanya lahan tidur.

 Upaya peningkatan produksi pangan.

Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas
Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan
adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya
pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan
penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.)
sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9,
11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
 gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah
kelahiran;

 gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

 Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan


pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko,
Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement
Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI
(International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang
produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.

Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International


Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai
pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 133 mendapatkan hadiah nobel karena
gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang
bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang
diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya
meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai berikut:
 Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
 Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak
dan mesin penggiling.
 Penggunaan pupuk-pupuk baru.
 Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat
penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya
peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
 Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan


menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul,
pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama.

 Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan


memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

 Diversifikasi Pertanian

Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara


penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan
sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya.

 Rehabilitasi pertanian

Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara


pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah
kritis. 

Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut:


 Penanaman yang terus menerus.

 Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).

 Erosi karena penebangan liar.

 Irigasi yang tidak teratur.


Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut.

 Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.


 Melakukan tebang pilih.
 Pembibitan kembali.
 Penanaman sejuta pohon.
 Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
 Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).

Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam
swasembada pangan.

 Perkembangan Industri Pertanian

James Watt berhasil mengadakan perbaikan penemuan Mesin Uap tahun 1765 yang
sebelumnya ditemukan oleh New Comen. Inovasi ini menjadi dasar dari turbin (mesin
penggerak dalam industri berat). Sehingga James Watt dikenal sebagai Bapak
Revolusi, sebab penemuannya (mesin uap) menjadi tenaga penggerak mesin industri
dan menjadi salah satu pendorong terjadinya revolusi industri. Pada abad ke–18,
revolusi industri membawa kemajuan ekonomi di Eropa, AS, dan negara berkembang.
Kebijaksanaan dalam pembangunan industri antara lain sebagai berikut:

 Untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

 Menciptakan lapangan kerja baru.

 Pemerataan kesempatan berusaha.

 Meningkatkan nilai tambah bahan mentah dan bahan baku.

 Meningkatkan produktivitas.

 Meningkatkan ekspor.
 Menghemat devisa.

Untuk melaksanakan kebijaksanaan dalam pembangunan, langkah-langkah yang


ditempuh adalah sebagai berikut:
 Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga dalam upaya menambah
pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

 Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan,


perikanan, dan kehutanan dalam rangka memanfaatkan seoptimal mungkin sumber
daya nasional.

 Mengembangkan industri yang berorientasi ekspor sebagai penggerak utama untuk


mempercepat laju pertumbuhan industri dan ekonomi.

 Meningkatkan kemampuan pengusaha teknologi termasuk pengembangan inovasi


dalam proses produksi teknologi serta penguasaan teknologi rancang bangun.

 Mengembangkan kewirausahaan dan profesionalisme tenaga industri, baik secara


kuantitas maupun kualitas.

Pembangunan industri di Indonesia ditopang oleh beberapa faktor antara lain


sebagai berikut.
 Cadangan bahan mentah yang melimpah meliputi hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan.

 Jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja dan pemasaran hasil industri.

 Letak Indonesia sangat strategis pada posisi silang dunia.

 Berkembangnya ahli-ahli iptek.

Pada Pelita VI dalam PJPT II, prioritas diletakkan pada penataan industri nasional,
iptek menuju masyarakat industri serta pembangunan SDM.
Industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang
mendukung sektor pertanian. Industri pertanian meliputi industri pertanian,
perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan. Adapun tujuan pembangunan
industri pertanian adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan hasil dan mutu produksi.

 Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, peternak, dan nelayan.

 Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk menunjang


pembangunan industri.

 Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor.

 Industri Pertanian

Pembangunan pertanian Indonesia (padi) dengan pancausaha tani mampu


mengantarkan Indonesia berswasembada pangan. Upaya meningkatkan produksi
beras/nonberas antara lain dengan cara berikut:

 Pancausaha tani.

 Penanganan pascapanen.

 Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.

 Penyediaan sarana dan prasarana.

 Pengembangan dan pemanfaatan teknologi.

 Pemanfaatan lahan kering pekarangan dan rawa.

 Pengembangan holtikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan obat-obatan).

 Industri Perkebunan

Usaha industri perkebunan meliputi perkebunan kecil/rakyat (tebu, tembakau,


kelapa, kopi, karet, dan teh) dan perkebunan karet. Produksi perkebunan untuk
meningkatkan ekspor, memenuhi kebutuhan dalam negeri. Upaya meningkatkan
indistri perkebunan ditempuh dengan cara berikut:

 Peremajaan yaitu mengganti tanaman yang tua dan busuk.

 Rehabilitasi yaitu pemulihan kemampuan daya produktivitas.

 Pemanfaatan lahan kering dan lahan transmigrasi.

 Penganekaragaman komoditas.
 Ekstensifikasi dan intensifikasi (penggunaan teknologi tepat guna).

Tujuan perkebunan ada 3 yang disebut Tridharma Perkebunan, yaitu:

 meningkatkan pendapatan dan devisa negara;

 menciptakan lapangan pekerjaan;

 memelihara kelestarian sumber daya dan lingkungan hidup.

 Industri Perikanan

Peningkatan produksi perikanan bermanfaat untuk:

 memenuhi kebutuhan pangan dan gizi;

 meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan;

 memajukan desa-desa pantai.

Perikanan dibedakan menjadi 2 yaitu:

 perikanan laut dengan hasil ikan tongkol, hiu, selar, laying lemusu, dan lain-lain;

 perikanan darat dalam bentuk kolam, empang, danau, waduk dengan jenis ikan
mas, mujair, tawes, gurami, dan lele.

Upaya peningkatan produksi perikanan melalui hal-hal berikut.

 Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

 Penyuluhan dan pembinaan.

 Penyediaan sarana dan prasarana.

 Kemampuan pemasaran.

 Industri peternakan

Pembangunan peternakan bertujuan untuk:

 memantapkan swasembada pangan;

 memperbaiki mutu makanan khususnya penyediaan protein nabati dan hewani.


Peternakan dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
 peternakan hewan besar (sapi, kerbau);

 peternakan hewan sedang (kambing, biri-biri, dan babi);

 peternakan hewan unggas (ayam, itik, puyuh).

Upaya untuk meningkatkan produktivitas antara lain sebagai berikut.

 Pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat guna.

 Meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak.

 Penyuluhan terhadap petani ternak.

 Memelihara kesehatan ternak dan kebersihan kandang.

 Memanfaatkan limbah ternak (untuk pupuk).

 Industri Kehutanan

Hutan merupakan kekayaan alam, maka perlu pengelolaan yang teratur agar
dapat memberikan manfaat, tetapi tetap menjaga kelestarian hutan.

Peranan hutan adalah sebagai berikut.

 Sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja.

 Menghasilkan kayu, mulai tahun 1980 ekspor kayu olahan dengan industri
kayu lapis.

 Untuk keperluan bahan bakar dan paru-paru dunia.

 Untuk konstruksi bangunan dan kerajinan, sumber energi.

 Sumber obat-obatan tradisional dan sumber penyimpan, pengatur air.

 Sumber plasma nutfah (penerus genetika) flora dan fauna.

Upaya peningkatan hasil hutan adalah sebagai berikut:

 Peningkatan pengusahaan hutan produksi.

 Penyempurnaan tata guna hutan serta pemanfaatan hasilnya.

 Peningkatan perlindungan hutan.


 Penanaman hutan-hutan yang rusak serta konversi sebagian hutan alam
menjadi hutan buatan.

 Peningkatan penertiban penebangan hutan.

 Upaya Pemerintah untuk Memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia

Dalam upaya untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,


pemerintah telah membuat beberapa kebijakan terutama pada bidang pertahanan dan
keamanan, komunikasi dan transportasi, serta bidang pertanian.

 Industri dirgantara Nasional

Pada 1971 Presiden Soeharto mencanangkan konsep alih teknologi tingkat tinggi
yang salah satu rencananya adalah membangun industri pesawat terbang nasional.
Untuk hal itu, presiden soeharto memanggil pulang ahli aeronika lulusan universitas
achen di jerman, B.J. Habibie. Presiden soeharto menugaskan B.J. Habibie untuk
menyiapkan segala hal terkait pembangunan industri strategis, termasuk industri
dirgantara nasional.

B.J. Habibie mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)


sebagai basisi awal pengembangan industri strategis. Dengan arahannya, lembaga ini
berusaha mengembangkan berbagai ide strategis yang berkaitan dengan IPTEK dalam
berbagai bidang. B.J. Habibie juga mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Di BPPT inilah B.J. Habibie merancang dan mengembangkan berbagai industri


strategis di Indonesia melalui Badan Perencana Industri Strategis (BPIS). Dari BPIS
ini berhasil dikembangkan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) di Bandung,
Perusahaan Armada Laut (PAL) di Surabaya dan Badan Tenaga Atom Nasional di
Serpong. Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang bertempat di Bandung, mulai
beroperasi tahun 1976. Dalam mengembangkan dirgantara ini B.J. Habibie bekerja
sama dengan industri pesawat terbang di Eropa di antaranya adalah MBB yang
berkedudukan di Jerman dan CASA yang berkedudukan di Spanyol. Salah satu wujud
dari kerja sama ini adalah diperolehnya lisensi pembuatan helikopter NBO-105 dan
CN-235.

Pada awalnya IPTN hanya memperoleh penguasaan alih teknologi tinggi


berdasarkan lisensi yang dimiliki. Tahap berikutnya IPTN diijinkan merakit pesawat-
pesawat tersebut di Indonesia. Setelah tahap perakitan berjalan dengan baik, tahap
berikutnya pemberian izin untuk memproduksi komponen-komponen pesawat di
Indonesia. Salah satu hasil dari IPTN adalah berhasil memproduksi berbagai jenis
pesawat terbang antara lain, Helikopter Nbell-412, helikopter Super Puma, pesawat
CN-235,CN-250, hingga pesawat N-2130.

 Teknologi Komunikasi dan Transportasi

Revolusi teknologi komunikas di Indonesia bermula ketika pemerintah Indonesia


mengembangkan sistem teknologi komunikasi berbasis satelit untuk menghubungkan
komunikasi di wilayah Indonesia yang luas. Sistem komunikasi satelit yang pertama
kali dikembangkan pemerintah pemerintah Indonesia dinamakan dengan Sistem
Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa). Pemanfaatan satelit ini mampu
mengubah hubungan komunikasi di wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Peluncuran satelit Palapa menyebabkan komunikasi telepon, telegraf, dan faksimile
semakin lancar. Dengan adanya satelit, siaran TVRI dan RRI mampu menjangkau ke
seluruh wilayah Indonesia.

Pengembangan satelit Palapa menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang


pertama yang berhasil menggunakan satelit secara mandiri untuk meningkatkan
komunikasi antarwilayah. Penggunaan satelit komunikasi mampu memperkuat dan
meningkatkan berbagai aspek persatuan di wilayah Indonesia. Peningkatan jaringan
satelit tidak hanya bermanfaat bagi sistem telekomunikasi sipil, tetapi juga bermanfaat
bagi komunikasi militer. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dapat
memanfaatkan satelit Palapa untuk membantu merekatkan persatuan nasional.
Selain mengembangkan teknologi, pemerintah mengembangkan sarana dan
prasarana transportasi. Transportasi darat merupakan salah satu bidang yang mendapat
perhatian serius pada masa itu. Bentuk perhatian terhadap transportasi dapat
dibuktikan dengan pembangunan beberapa jalan bebas hambatan atau yang sering
disebut jalan tol. Jalan tol pertama yang dibangun adalah jalan tol Jakarta-Bogor-
Ciawi (Jagorawi). Jalan tol ini mampu mempercepat transportasi dari Jakarta ke
Bogor, Ciawi hingga kawasan Puncak.

Pembangunan jalan tol tidak dapat dilepaskan dari penerapan teknologi. Pada
1987 pemerintah menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa, yaitu
teknologi Sosrobahu. Teknologi Sosrobahu diciptakan oleh Tjokorda Raka Sukowati.
Teknologi ini memudahkan pembangunan jalan tol di jalur-jalur padat lalu lintas.
Teknologi Sosrobahu kemudian menjadi kebanggaan nasional. Bahkan, teknologi ini
juga digunakan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand.

Teknologi karya anak bangsa lain yang berguna dalam bidang konstruksi adalah
teknologi cakar ayam. Teknologi ini ditemukan oleh Ir. Soediyatmo. Berbekal
teknologi ini, para arsitek berhasil membangun pondasi konstruksi bangunan atau jalan
pada tanah yang bersifat labil seperti rawa dan tanah liat. Berbagai kemajuan teknologi
hendaknya terus dikembangkan demi bangsa dan negara Indonesia.

 Revolusi Hijau

 Revolusi Dalam Bidang Pertanian

Revolusi hijau berkaitan erat dengan aktivitas dibidang pertanian. Pelaksanaan


revolusi hijau di Indonesia diawali dengan penerapan kegiatan Demonstrasi Masal (
Demas ). Demas merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan hasil pertanian
guna memperoleh keuntungan tinggi dengan menerapkan prinsip bertani modern.
Dalam pelaksanaannya, Demas menggunakan varietas unggul, penggunaan pupuk
dan pestisida kimia, perbaikan tata cara bertanam, serta penyediaan sarana irigasi
yang baik.

Pada perkembangannya Demas berganti nama menjadi Bimas ( Bimbingan


Massal ). Program Bimas merupakan pengembangan dari Demas, yang meliputi
penyuluhan pertanian dan pemberian kredit modal kepada petani. Program Bimas
menerapkan system ekstensifikasi pertanian, yaitu usaha menigkatkan hasil
pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru. Sistem ini dapat dilakukan
dengan membuka hutan dan lahan yang dipenuhi semak belukar

 Intensifikasi Massal (Inmas)

Untuk meningkatkan hasil pertanian, pemerintah Orde Baru memodifikasi


program Bimas menjadi intensifikasi massal (inmas). Format program ini sama
dengan Bimas. Target pelaksanaan Inmas adalah pengoptimalan produktivitas lahan
dan kualitas hasil pertanian, terutama padi.

Program Inmas menghasilkan sistem pertanian yang disebut intensifikasi


pertanian, yaitu pengolahan lahan pertanian dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan hasil dengan menggunakan berbagai sarana.
Selain program ekstensifikasi dan intensifikasi, pemerintah juga
mengembangkan program diversifikasi pertanian yaitu usaha penganekaragaman
tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil
pertanian.

Diversifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

 Memperbanyak jenis kegiatan pertanian. Misalnya, selain bertani seorang petani


beternak ayam atau ikan.

 Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan. Misalnya, sebuah lahan


pertanian ditanami oleh dua atau tiga jenis tanaman. Sistem ini dikenal dengan
tumpang sari.
Untuk mempertahankan hasil pertanian, pemerintah juga menerapkan program
rehabilitasi pertanian.

 Dampak Revolusi Hijau

Program pengembangan pertanian melalui Revolusi Hijau berdampak pada


meningkatannya hasil pertanian yang dibuktikan dengan keberhasilan Indonesia
menjadi negara swasembada beras pada tahun 1987. keberhasilan ini merupakan
dampak positif proses modernisasi pertanian dan salah satu prestasi bangsa. Selain
itu, Revolusi Hijau juga mampu memperkuat sistem ekonomi dan mengintegrasikan
sistem ekonomi desa ke sistem ekonomi makro. Oleh petani, sebagian hasil
pertanian dapat diperjualbelikan dan disimpan sebagai cadangan sehingga
perekonomian di tingkat lokal semakin hidup.

Penerapan revolusi ini juga membawa dampak negatif bagi kehidupan buruh
tani di tingkat lokal. Dampak tersebut adalah menurunnya pendapatan buruh tani
karena penggunaan teknologi modern seperti traktor yang digunakan untuk
mengolah lahan pertanian. Mesin pengolah padi sangat menurunkan pendapatan
penumbuk padi. Sebaliknya, kondisi ini justru menyebabkan surplus bagi petani
kaya.

 Dampak Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Indonesia

Ilmu pengetahuan ialah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
rasional sehingga dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapapun. Kebenaran ilmu bersifat
objektif dan rasional. Teknologi ialah penerapan praktis dari ilmu. Hubungan ilmu dan
teknologi sangat erat. Keduanya sulit dipisahkan dan saling membutuhkan. Tanpa ilmu tidak
ada penerapan baru dalam teknologi dan tanpa teknologi sulit dapat menikmati penemuan
ilmu. Manfaat iptek bagi kemajuan bangsa yaitu manusia dapat hidup lebih sejahtera.
Kegiatan manusia lebih efektif dan efisien.
Pembangunan bidang iptek pada PJPT II merupakan kesinambungan perluasan dari
PJPT I. Menurut GBHN 1993 sasaran pembangunan ekonomi PJPT II adalah sebagai
berikut.

 Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan


iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradaban,
ketangguhan, dan daya saing bangsa.

 Terpacunya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju


masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera yang dilandasi nilai-nilai
spiritual, moral dan etik berdasarkan nilai luhur bangsa serta nilai keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan iptek adalah sebagai berikut:
 Pemanfaatan pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat proses
pembaharuan.

 Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

 Memperluas lapangan kerja.

 Meningkatkan kualitas harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan


rakyat.

Sedangkan kebijaksanaan iptek dalam Pelita VI pada PJPT II ada 5 sektor sebagai
berikut:
 Teknik Produksi

Yaitu keseluruhan unsur yang turut berperan dalam kegiatan manusia yang menghasilkan
barang dan jasa.

 Sektor Teknologi

Yaitu kemampuan teknologi dan rekayasa yang mendasari kemampuan bangsa Indonesia
dalam melakukan inovasi.
 Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan Yaitu Ilmu pengetahun yang dapat dimanfaatkan
dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

 Sektor Ilmu Pengetahuan Dasar

Yaitu ilmu pengetahuan yang menjadi landasan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan
Alam, Sosial, Humaniora, dan mendukung mutu SDM.

 Sektor Kelembagaan Iptek

Yaitu iptek yang diarahkan untuk meningkatkan SDM agar lebih produktif, kreatif, dan
inovatif.

Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi bermanfaat bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya, di sisi lain menimbulkan dampak negatif.

 Dampak Positif dan Negatif Iptek

 Dampak Positif:

 Limbah ternak untuk pupuk (kompos).

 Sampah dimanfaatkan menjadi gas bio yang berguna untuk keperluan memasak,
penerangan, dan tenaga gerak.

 Dengan detoksifikasi surya yaitu sistim pengolahan air yang terkontaminasi


dengan memanfaatkan panas matahari/ultraviolet sehingga menghasilkan air yang
bersih.

 Dalam bidang komunikasi (radio,TV, telephone, handphone, internet) sehingga


penggunaan waktu lebih efisien dan cepat mendapatkan informasi.

 Dapat mendatangkan kemudahan hidup dengan adanya kalkulator, alat rumah


tangga elektrolik, pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya.
 Kemajuan bidang kedokteran dan kesehatan sehingga ditemukan pengobatan
berbagai macam penyakit termasuk alat kontrasepsi yang berguna mengatur dan
membatasi kelahiran.

 Pada bidang pertanian (traktor, alat pemotong padi, pupuk buatan) menjadi lebih
efektif dan efisien dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknik
mutasi buatan dapat menghasilkan buah buahan yang besar tidak berbiji (contoh
buah semangka tanpa biji).

 Memperluas lapangan kerja karena dibukanya industri-industri baru.

 Meningkatkan produksi barang-barang kebutuhan masyarakat (sandang, pangan,


kendaraan, alat elektronika, dan sebagainya)

 Kemajuan bidang pertahanan keamanan dengan persenjataan yang canggih (rudal,


patriot, nuklir, bom atom, dan lain-lain) bermanfaat untuk mempertahankan
pertahanan dan keamanan wilayahnya.

 Peningkatan dan pemanfaatan sumber energi baru.

 Dampak Negatif:

 Mempengaruhi pola berpikir

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka
dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai
peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya
berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir
orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan
dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.

 Hilangnya budaya Tradisional


Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll,
mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan
yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar
modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah
mengarah kepada pergaulan bebas.

 Banyak menimbulkan berbagai kerusakan

Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang
berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak
mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara
maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu
sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di
kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah
seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota
“Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di
kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan,
Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-
mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak
menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi
terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga
ke anak cucu.

 Dampak Positif dan Negatif Televisi


 Dampak positif dari televisi

 Menambah wawasan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

 Menambah pendidikan dan pengetahuan.


 Mengomunikasikan hasil-hasil pembangunan.

 Dampak negatif dari televisi

 Penjajahan informasi dari negara tertentu terhadap negara lain.

 Budaya konsumerisme dan konsumtif.

 Dampak Positif dan Negatif Revolusi Hijau

Adapun keuntungan dari adanya Revolusi Hijau, adalah berikut ini:

 Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.

 Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.

 Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.

Sedangkan kelemahan dari Revolusi Hijau adalah berikut ini.


 Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
 Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
 Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
 Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin

 Dampak Positif dan Negatif dari Pembangunan Industri

Pemerintah Orde Baru banyak membangun industri besar dalam rangka program
pembangunannya. Salah satunya adalah Krakatau Steel di Cilegon yang merupakan
industri baja terbesar di Indonesia.

 Dampak positif dari pembangunan industri

 Mengurangi pengangguran; kebijakan pembangunan industri di Indonesia masih


mengarah kepada industri padat karya, yaitu industri yang banyak menyerap
tenaga kerja atau industri yang menggunakan mesin-mesin semiotomatis,
sehingga tenaga kerja manusia masih diperlukan. Jika mesin-mesin otomatis yang
digunakan seperti robot, maka hanya sedikit tenaga kerja yang dapat diserap.
 Kebutuhan akan barang-barang dipenuhi; pengembangan industri mi
mengakibatkan berbagai kebutuhan akan barang dapat dipenuhi. Jika barang-
barang itu masih harus diimpor, maka penduduk akan membelinya dengan harga
yang mahal, sehingga terjadi pemborosan devisa negara.

 Menambah penghasilan negara; jika neara telah mampu mengembangkan


industrinya, maka barang-barang yang diekspor tidak lagi berupa bahan mentah,
tetapi barang jadi, sehingga devisa yang masuk ke negara semakin bertambah
besar dan juga penghasilan penduduk mengalami peningkatan.

 Menekan laju pertumbuhan penduduk; perkembangan industri memberi


kesempatan lebih banyak kepada kaum wanita untuk bekerja, sehingga hal mi
dapat mengurangi laju pertumbuhan penduduk.

 Dampak negatif dari pembangunan industri

Selain berdampak positif, pembangunan industri juga berdampak negatif. Berikut


dampak negatif dan pembangunan industri.

 Pencemaran lingkungan: pemakaian teknologi produksi di suatu pabrik dapat


merusak atau mencemari lingkungan bila dilakukan dengan kurang bijaksana baik
pada tahapan praproduksi, proses produksi maupun pada pemakaian produk-
produknya, seperti:

 Penebangan pohon-pohon di hutan tanpa memperhatikan regenerasinya akan


berakibat merusak keseimbangan ekosistem, berbagai organisme akan punah,
bencana alam akan timbul

 Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar akan mengotori udara, juga asap yang
dikeluarkan dan cerobong pabrik berisi beragam polutan.

 Limbah pabrik yang melewati sungai akan sampai ke laut sehingga akan
menimbulkan kematian organisme air.

 Air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.

 Produk-produk berbahan plastik yang tak dapat didegradasi oleh


mikroorganisme akan mencemari tanah dan air.
 Perubahan budaya: perkembangan industri mengakibatkan terjadinya perubahan
budaya pada masyarakat. Masyarakat cenderung bersifat individualis dan
konsumtif, sehingga sifat gotong-royong yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat agraris semakin sulit untuk ditemukan. Perubahan budaya semakin jelas
terlihat dalam kehidupan masyarakat setelah semakin majunya sistem komunikasi,
bahkan semakin berkembangnya peradaban manusia dengan memasuki era
glonbalisasi.

 Luas lahan pertanian semakin berkurang; perkembangan industri membutuhkan


tanah yang semakin luas untuk bangunan, sarana dan prasarana pabrik. Tanah yang
diprioritaskan untuk pembangunan industri adalah tanah yang kurang produktif.
Namun, karena berbagai pertimbangan, maka lahan pertanian juga dialihfungsikan
sebagai areal industri.

BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas oleh penulis pada Bab II, dihasilkan
beberapa kesimpulan, antara lain :

 Ilmu pengetahuan dan teknologi telah bekembang pesat dari tahun ke tahun. Di Indonesia
sendiri, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak masa sebelum
kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
ditandai dengan pendirian Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenshappen
(Lembaga Keilmuan dan Kesenian) yang kemudian berkembang menjadi Museum
Nasional (Museum Gajah), pendirian s'Lands Plantetuin te Buitenzorg (Kebun Raya
Bogor), serta pendirian lembaga Natuurwetenschappelijk Raad voor Nederlandsch Indie
yang menjadi cikal bakal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Setelah merdeka, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat.


Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangakan iptek, antara lain dengan
membentuk Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan (OPIPA), Majelis
Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI), Departemen Urusan Riset Nasional (Durenas),
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN),
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
serta Badan Standarisasi Nasional.

 Perkembangan teknologi telekomunikasi, informasi, dan transportasi di Indonesia juga


berkembang pesat. Perkembanan ini terutama pada media massa, satelit luar angkasa,
televisi, radio, serta berbagai sarana perhubungan.

 Media Massa

Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang sepenuhnya mengendalikan


media komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, kantor berita, radio, film,
sandiwara dan sebagainya. Sementara itu, dalam masa pembangunan, peran media
massa sangat penting. Peran media komunikasi massa dalam masa pembangunan
adalah sebagai alat penunjang pelaksanaan pembangunan Indonesia; alat penyiar
informasi, gagasan, pendapat-pendapat, inovasi dan komunikasi yang beraneka

ragam dan berjarak jauh; mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yang
lebih tinggi; memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalarr
pembangunan; dll.

 Satelit Luar Angkasa


Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dilakukan
pembangunan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa untuk keperluan
komunikasi. SKSD Palapa dibangun tahun 1974–1976 dengan peluncuran generasi
1-A1. Sampai tahun 1996 sudah generasi 3 dengan code C2 yang jarak jangkauannya
dari Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari Australia sampai Selandia Baru. Juga
dipakai oleh negara-negara tetangga, Australia, Papua Nugini, Maca, Selandia Baru,
dan Vietnam.

 Radio

Di Indonesia, radio mulai berkembang sejak 1 April 1933. Pada waktu itu,
Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio
Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang
diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama
diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta.

Pada masa pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani oleh Hoso Kanri
Kyoku. Perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk
kepentingan militer Jepang. Pada awal kemerdekaan, radio berperan menyebarkan
berita Proklamasi.

Setelah merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of
Free Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama
Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia
Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.

 Televisi

Televisi diperkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan dengan


pelaksanaan olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta. TVRI lahir berdasarkan
SK Menpen tahun 1961 untuk menayangkan/meliput semua kegiatan kejuaraan Asia
Games IV di Jakarta. Mulai tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi
swasta, sehingga bermunculan TV-TV swasta antara lain Indosiar, RCTI, Antv,
Metrotv, Trans7, dll.

 Sarana Transportasi

Dalam angka mengembangkan saran transpotasi di Indonesia, pemeintah


mengejakan berbagai proyek pembangunan jalan raya, pembangunan jembatan,
pembangunan rel kereta apai, pembanguan pelabuhan, serta pengembanagan
transpotasi kereta api dan pesawat terbang. Berbagai pembangunan ini dilakukan
terutama di masa ode Baru, di bawah komando presiden Soeharto.

 Setelah kemrdekaan, perkembangan teknologi pertanian dan revolusi hijau tak luput
menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Dalam rangka upaya peningkatan produktivitas
pertanian, Indonesia menerapkan suatu program yang disebut revolusi hijau. Untuk
melaksanakan program ini dilakukan intensifikasi, ekstensifikasi, diversivikasi, dan
rehabilitasi pertanian. Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena
berhasil dalam swasembada pangan.

 Dalam upaya untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, pemerintah
telah membuat beberapa kebijakan terutama pada bidang pertahanan dan keamanan,
komunikasi dan transportasi, serta bidang pertanian. Kebijakan tersebut antara lain
industri dirgantara nasional, teknologi komunikasi dan transpotasi, revolusi hijau.

 Berbagai perkembangan ilmu pengathuan dan teknologi yang terjadi di Indonesia


menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak positif perkembangan iptek
antara lain menambah wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan,
meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan mobilitas manusia, dll. Sedangkan
dampak negatif perkembangan iptek antara lain memengaruhi pola pikir, menyebabkan
permasalahan sosial, menimbulkan kerusakan lingkungan, dll.

 Saran
 Saran bagi pembaca :

 Rajin-rajinlah membaca sejarah yang ada, jangan sampai kita tidak tau mengenai
sejarah berdirinya bangsa kita sendiri

 Sebaiknya jangan hanya puas setelah mendapatkan informasi dari satu sumber
saja, teruslah mencari dan menambah wawwasan kita.

 Keberanian dalam mengambil keputusan merupakan sifat yang harus dimiliki


oleh setiap orang

 Sebagai bagian dari makhluk sosiall, kita harus bisa mengutamakan kepentingan
bersama dan mengutamakan persatuan

 Kita harus membangun lebih banyak relasi dengan oang lain

 Meskipun semua peristiwa telah berlalu, namun jangan pernah sekali-kali


melupakan seejarah!

 Belajarlah sejarah, maka kau tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di
masa yang akan datang

 Saran bagi penulis :

Dalam penulisan makalah yang berjudul “Perkembangan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi di Indonesia”, penulis menyadari bahwa ada banyak sekali kesalahan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon kepada pihak penilai
maupun pembaca makalah ini agar sedianya mau dan sudi untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun. Sedikit saran dan kritik yang membangun dari pihak
penilai maupun pembaca sangatlah membantu penulis dalam menyempurnakan isi
dari makalah yang berjudul “Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia” ini.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Zuhdi, Susanto, dkk. 2018.Sejarah Indonesia Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Rahata, Ringo, dkk. 2018.Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Wajib Kelas XII. Klaten: Intan
Pariwara.

Rahata, Ringo, dkk. 2018.Detik Detik USBN Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran 2018/2019.
Klaten: Intan Pariwara.

Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tobroni, Imam Suprayogo. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara

Surat Kabar/Majalah/Website

http://dpsmbakeshy.blogspot.com/2014/03/perkembangan-iptek-di-indonesia.html (Diakses pada


05 Februari 2019, jam 08.00)
https://id.scribd.com/doc/306349047/Adapun-Pengertian-Dari-Metode-Deskriptif-Analitis-
Menurut-Sugiono (Diakses pada 03 Februari 2019, jam 20.30)

https://www.ridwanaz.com/2010/10/revolusi-hijau-pengertian-revolusi-hijau-dan-dampak-
nya.html (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 08.00)

https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-sejarah-terjadinya-revolusi-hijau (Diakses pada 05


Februari 2019, jam 08.00)

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Komunikasi_Satelit_Domestik (Diakses pada 05 Februari


2019, jam 09.00)

https://retnodwih7.wordpress.com/2013/12/10/sejarah-dan-fungsi-sistem-komunikasi-satelit-
domestik/ (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 09.00)

https://www.scribd.com/doc/75930663/Makalah-Perkembangan-IPTEK (Diakses pada 05


Februari 2019, jam 13.00)

https://www.academia.edu/8635774/Tugas_Makalah_pak_heru_iptek_selesai (Diakses pada 05


Februari 2019, jam 13.00)

http://tammimmahae2.blogspot.com/ (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 16.00)

http://ilmualamiahdasar2017.blogspot.com/2017/12/makalah-perkembangan-ilmu-
pengetahuan.html (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 16.00)

https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/02/06/dampak-negatif-perkembangan-iptek/
(Diakses pada 05 Februari 2019, jam 17.00)

https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/02/06/alasan-ketertinggalan-perkembangan-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi-di-indonesia/ (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 17.00)

http://faturrr5.blogspot.com/2014/10/perkembangan-iptek-di-indonesia-setelah.html (Diakses
pada 05 Februari 2019, jam 17.00)
https://tirto.id/satelit-palapa-dan-kebanggaan-orde-baru-cQh4 (Diakses pada 12 Februari 2019,
jam 17.00)

LAMPIRAN

Pembangunan Kereta Api sebagai bentuk perkembangan iptek

Peluncuran Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa

Hasil dari program Revolusi Hijau pada zaman Orde Baru

Industri Dirgantara Nasional pada masa presiden B.J. Habibie

Anda mungkin juga menyukai