Oleh:
Anjely Chintia
Bella Audia
Boby Alexsander
Heryeni Sihahaan
Mia Kristianty
XII IPS 5
SMA NEGERI 1 MANDAU
TP:2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Karya tulis yang berjudul “Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia”.
Penulis telah menyusun karya tulis ini dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
Ibu Gemina, S.Pd., M.Pd. selaku guru pembimbing dalam menulis karya tulis ini.
Ibu Ita Tri Hayati, S.Pd, M.Pd selaku wali kelas XII-IPS 5
Pihak – pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi
sempurnanya karya tulis ini serta penulis dapat memperbaiki karya tulis ini.Penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat serta menginspirasi bagi penulis sendiri juga bagi
pembaca.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................2
Tujuan......................................................................................................2
Manfaat....................................................................................................3
Metode Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................13
Sejarah Perkembangan Iptek di Indonesia..............................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................58
LAMPIRAN..............................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh suatu negara. Suatu negara dapat disegani oleh negara lainnya salah
satu peneyebabnya ialah karena menguasai iptek. Ilmu pengetahuan dan teknologi
senantiasa berkembang dengan seiring dengan perkembangan zaman. Pola pikir manusia
senantiasa berkembang untuk terus bereksperimen dan menciptakan inovasi-inovasi baru
untuk membantu aktivitas kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar
biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi
itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan
umat manusia dalam berbagai aspek dimensi. Demikian halnya dengan teknologi
komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang
mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses
dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986).
Saat ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah menjadi elemen penting
bagi seluruh lapisan masyarakat dalam bersosialisasi dan berinteraksi, salah satunya ialah
berkembangnya teknologi informasi. Teknologi Informasi merupakan sebuah bidang ilmu
yang mempelajari tentang perangkat-perangkat informasi baik itu perangkat lunak maupun
perangkat keras yang berfungsi untuk mengolah dan menghasilkan informasi maupun
menyampaikan suatu informasi tersebut ke perangkat informasi lainnya.
Keadaan yang demikian, dimana sebuah teknologi yang mampu merubah sesuatu yang
belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah kenyataan. Misalnya, kalau dahulu orang tidak
dapat berbicara dengan orang lain yang
berada di suatu tempat yang berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat
berbicara tanpa batas dan jarak waktu.
Dari sinilah, semula dengan ditemukannya berbagai perangkat elektronik lainnya. Hingga
akhirnya teknologi ini berintegrasi satu dengan lainnya. Teknologi komunikasi yang telah
ada merupakan sebuah jawaban dari adanya perkembangan zaman. Hal ini terjadi karena
semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi pun akan terus
mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradaban manusia itu sendiri.
Rumusan Masalah
Apa saja upaya pemerintah untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia?
Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perkembangan iptek di
indonesia. Adapun tujuan khusus penulis membuat makalah ini antara lain :
Mengetahui apa saja upaya pemerintah untuk memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia.
Manfaat
Sebagai wawasan atau referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui perkembangan
iptek di Indonesia.
Mendorong pembaca dan penulis untuk ikut berperan dalam mengembangkan iptek di
Indonesia.
Metode Penelitian
Pada makalah penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan metode penelitian
kulaitatif : Deskripsi analitik.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan
seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah (cara) sistematis dan logis tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu.
Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua
penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam penulisan skripsi ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada
makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas.
Untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian
tersebut. Sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Bagman dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.
Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (understanding)
dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif
masyarakat itu sendiri.
Dan penelitian kualitatif adalah salah satu metode untuk mendapatkankebenaran
dan tergolong sebagai penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teoriteori yang
berkembang dari penelitian dan terkontrol atas dasar empirik.
Jadi, dalam penelitian kualitatif ini bukan hanya menyajikan data apa adanya
melainkan juga berusaha menginterpretasikan korelasi sebagai faktor yang ada yang
berlaku meliputi sudut pandang atau proses yang sedang berlangsung.
Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong berdasarkan
pada pondasi penelitian, paradigma penelitian, perumusan masalah, tahap-tahap
penelitian, teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan data dan analisis dan
penafsiran data.
Berpijak dari penelitian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk
publikasi, promosi dan dampak yang mempengaruhi publikasi dan promosi wisata yang
diakukan Humas Dinas Pariwisata Pacitan.
Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif
yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang
saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain
penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi
mengenai keadaan yang ada.
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung.
Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau
fenomena yang diselidiki.
C. Tahap-tahap Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang
akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun secara sistematis agar diperoleh
data secara sistematis pula. Ada empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian,
yaitu :
1. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada enam
langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
2. Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu :
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian
agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.
b. Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab
dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta
bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergulan dan norma-norma yang
berlaku di dalam lapangan penelitian tersebut.
c. Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam fieldnotes,
baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan ataumenyaksikan sendiri
kejadian tersebut.
3. Dokumen
Dokumen yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang
ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan. Adapun
sumber data dokumen diperoleh dari lapangan berupa buku, arsip, majalah bahkan
dokumen perusahaan atau dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.
Akan tetapi, pada penulisan makalah ini penulis hanya menggunakan teknik
pengumpulan data melalui dokumen. Hal ini dilakukan penulis karena keterbatasan
informan dan keterbatasan waktu dalam penulisan makalah ini. Sehingga teknik
pengumpulan data melalui dokumen dianggap paling mungkin dilakukan oleh penulis.
Teknik pengumpulan data melalui dokumen diambil penulis karena memiliki keunggulan
bisa menghasilkan data yang valid, bisa dipertanggunjawabkan, dan bisa dilakukan
analisis data kapan saja dan dimana saja.
Diskusi teman sejawat, yakni diskusi yang dilakukan dengan rekan yang mampu
memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan kemantapan
terhadap hasil penelitian.
Teknik ini digunakan agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran serta memberikan kesempatan awal yang baik untuk memulai menjejaki
dan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat.
Oleh karena pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini bersifat informal dilakukan dengan
cara memperhatikan wawancara melalui rekan sejawat, dengan maksud agar dapat memperoleh
kritikan yang tajam untuk membangun dan penyempurnaan pada kajian penelitian yang sedang
dilaksanakannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengetahuan ilmu pengetahuan memberikan dampak yang besar dalam penemuan baru
di bidang teknologi. Pada akhir abad ke-15 muncul gerakan yang bertujuan mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan istilah renaisans, yaitu suatu
gerakan yang ingin melahirkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno. Renaisans
menjunjung tinggi kemampuan manusia, baik cara berfikir atau menemukan dan
menciptakan. Dengan adanya gerakan ini, semua orang bebas berfikir untuk menghasilkan
penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain gerakan renaisans, juga
muncul gerakan yang disebut dengan humanisme, yaitu suatu gerakan yang bertujuan
mempelajari dan mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi
kepentingan manusia.
Memasuki abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat hingga abad ini sering di
sebut dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan abad penemuan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, maupun teknologi.
Penemuan di bidang teknologi merupakan awal abad teknologi yang membawa dunia
berkembang dengan lebih jauh dan lebih cepat dari masa sebelumnya. Bersamaan dengan
itu, pertumbuhan bangsa-bangsa dan segala peradabannya juga melaju dengan cepat
sehingga abad ke-21 manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan teknologi
canggih.
Di Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak masa kolonial
Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kolonial Belanda ini
ditandai dengan berdirinya perusahaan swasta
asing, misi keagamaan dan pendidikan Barat. Semuanya itu merupakan bagian dari
eksploitasi ekonomi.
Sejak pertengahan abad ke-19, perkembangan ilmu pengetahuan barat telah tersebar di
Indonesia dengan melalui pembukaan sekolah-sekolah barat bagi penduduk bumiputra.
Menjamin kebebasan ilmiah selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelopori bangsa barat pada masa kolonial
Belanda ternyata belum mampu mendorong terjadinya revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang sempat diperkenalkan beberapa
teknologi baru, khususnya dalam bidang pertanian. Akan tetapi ternyata hal tersebut
tidak banyak berpengaruh pada masyarakat pada masa itu.
Pada masa itu, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-
negara barat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut
diantaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Tidak terjadinya inovasi teknologi yang berarti dalam masyarakat Indonesia sendiri
Indonesia belum pernah terlibat secara langsung dalam eksplorasi ruang angkasa,
tetapi Indonesia sebenarnya termasuk negara yang cukup disegani karena
pengalamannya dalam mengeksploitasi teknologi keantariksaan. Saat penggunaan
satelit bagi sebagian besar negara masih sangat jarang, Indonesia telah meluncurkan
satelitnya yang pertama, Palapa A1 pada 9 Juli 1976. Ini mencatatkan Indonesia
sebagai negara ketiga di dunia setelah AS dan Canada yang menggunakan satelit
komunikasi domestiknya sendiri. Indonesia juga sudah memanfaatkan jasanya untuk
meluncurkan satelit Palapa generasi kedua, Palapa B1, pada 19 Juni 1983. Operasi
penyelamatan satelit Palapa B2, menyusul kegagalan pada peluncurannya yang juga
dilakukan oleh misi ulang-alik merupakan operasi bersejarah yang kerumitannya boleh
ditandingkan dengan operasi perbaikan teleskop antariksa Hubble pada dasawarsa 90-
an. Pada pertengahan era 1980-an, Indonesia bahkan sempat menyiapkan astronautnya
untuk mengikuti misi ulang-alik tetapi karena terjadi bencana Challenger misi ini
dibatalkan.
Dalam teknologi peroketan, Indonesia tercatat sebagai negara kedua di Asia,
setelah Jepang, yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri. Prestasi ini dihasilkan
melalui keberhasilan LAPAN meluncurkan roket Kartika 1 pada 14 Agustus 1964.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bantuan teknis dari Rusia. Akan tetapi Indonesia
gagal melakukan alih-teknologi. Akibatnya, selama lebih dari seperempat abad sejak
meluncurkan satelit pertamanya, Indonesia hanya bisa bertindak sebagai konsumen.
Sementara itu, negara-negara lain justru mulai menyiapkan diri untuk mulai belajar
mengembangkan teknologi satelit melalui pembuatan satelit mikro (mikrosat).
Malaysia misalnya, yang semula tertinggal puluhan tahun dari Indonesia dalam
pemanfaatan teknologi satelit, sejak tahun 2000 telah berhasil meluncurkan satelit
mikronya yang pertama, Tiungsat-1, yang merupakan hasil kerja sama dengan
Universitas Surrey, Inggris. Sementara itu, Indonesia baru mulai berancang-ancang
membuat satelit mikronya pada tahun 2003 ini melalui kerja sama dengan Universitas
Berlin, Jerman. Program yang dilaksanakan dalam dua tahap selama lima tahun hingga
2007 itu, sekarang masih memasuki tahap pertama yang direncanakan selama tahun
2003-2004. Dalam bidang teknologi roket pun juga kurang berhasil. Akibatnya,
pengembangan teknologi roket di Indonesia terhenti, sementara negara-negara Asia
lain, seperti India dan Cina, yang lebih belakangan menekuni teknologi ini akhirnya
melampaui Indonesia dengan keberhasilannya meluncurkan roket pengangkut satelit
ke antariksa.
Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang jarang dimiliki negara lain untuk
mengembangkan teknologi antariksanya sendiri. Potensi itu berupa garis katulistiwa
yang membentang di atasnya. Sekitar 13% dari garis katulistiwa berada di atas wilayah
Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai negara pemilik garis
katulistiwa yang terpanjang di dunia. Hal ini menjadikan wilayah Indonesia sebagai
tempat yang sangat ideal untuk menjadi lokasi peluncuran roket pengangkut satelit.
Peluncuran roket dari dekat garis katulistiwa akan lebih menghemat bahan bakar roket,
dan karenanya lebih murah dari segi biaya. Potensi inilah yang juga diminati oleh
pihak asing. Rusia misalnya, sudah lama mengincar Pulau Biak di Irian Jaya (Papua)
untuk menjadi lokasi bandar antariksanya. Tapi karena kita kurang cepat menanggapi
tawaran itu, Akibatnya, Rusia akhirnya memilih Pulau Christmast di Australia sebagai
lokasi bandar antariksanya.
Selain Rusia, sebuah perusahaan swasta AS juga pernah amat tertarik dan bersedia
menanam investasi untuk menjadikan Biak sebagai lokasi peluncuran roket.
Rencananya, roket yang akan dioperasikan dari jenis berbahan bakar padat, di angkut
melalui laut dari pantai timur AS ke dermaga bandar antariksa Biak. Alternatif lain,
bagian-bagian roket diterbangkan dan mendarat di bandar udara Frans Kasiepo Biak,
kemudian diangkut melalui darat ke tempat peluncuran.
Rencana inipun gagal dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Satu-satunya pihak
asing yang telah memanfaatkan potensi Biak adalah Badan Ruang Angkasa India
(Indian Space Research Organization, ISRO) yang telah bekerja sama dengan LAPAN
untuk membangun stasiun TT&C (Tracking, Telemetry, and Command) di sana.
Stasiun ini menjadi penting karena saat India meluncurkan roket pengangkut
satelitnya, proses pelepasan muatan roket dilakukan di atas angkasa Irian, dan satu-
satunya stasiun bumi yang bisa memonitor dan mengendalikan proses ini hanyalah
stasiun di Biak.
Pengembangan teknologi keantariksaan memang bukan prioritas di Indonesia. Tapi
paling tidak, kita masih memiliki harapan untuk menuju ke arah sana. Indonesia
sebenarnya tidak kekurangan orang-orang pintar. Tetapi yang kurang sebenarnya
adalah kemauan politis (political will) dari pemerintah. Hal ini tentu tidak boleh
menyurutkan semangat kita untuk terus belajar dan mengejar ketertinggalan dalam
bidang teknologi dari negara-negara yang lebih maju.
Selain Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh tanggal 20 Mei, Indonesia sudah
punya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 11 Agustus.
Beberapa tahun lalu peraturan berupa Undang-Undang yang mengatur sistem IPTEK
nasional juga sudah disahkan.
Kalau sebelumnya Menteri Negara Riset dan Teknologi adalah politisi, sekarang
adalah teknorat dari perguruan tinggi ternama negeri ini.
Banyak kebijakan baru yang telah diluncurkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi sebagai koordinator lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan
penelitian seperti LIPI, BPPT, Batan, Lapan, dan Bakorsutanal, maupun yang mencuat
dari pandangan para wakil rakyat di Komisi VII DPR yang membidangi masalah iptek.
Antara lain yang menonjol adalah penajaman fokus bidang iptek yang
diprioritaskan maupun pengurangan tumpang tindih penelitian. Semuanya masih
dalam tataran makro, sementara pembenahan di tingkat mikro seperti pemberdayaan
peneliti belum terdengar.
Floating Mass
Salah satu alasan yang sering diungkapkan mengapa riset iptek kita tertinggal
adalah belum adanya critical mass peneliti yang mencukupi. Memang tidak ada angka
baku berapa jumlah minimum peneliti agar suatu bidang dapat dikembangkan dengan
baik.
Tak di pungkiri, dibandingkan dengan negara maju, jumlah perkapita peneliti kita
jauh lebih sedikit. Namun di lain pihak, ada joke bila di jalan-jalan kampus PT
terdepan kita, seperti UI, IPB, ITB, dan UGM semeter melangkah saja sudah ketemu
doktor.
Hanya saja, di Indonesia bukan critical mass yang diperoleh, melainkan floating
mass. Seperti buih di lautan, jumlahnya banyak tetapi tidak menciptakan agregat yang
mempu menggulirkan roda kemajuan iptek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem berarti perangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Informasi adalah
data yang telah diperoleh, sehingga mempunyai arti dan nilai. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, informasi berarti penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar
atau berita. Menurut Alfin Toffler (Seorang Futurolog AS), informasi adalah fakta,
laporan, perkembangan, perasaan-perasaan, membuat kecenderungan-kecenderungan
yang dapat memengaruhi keputusan/pembentukan masyarakat/dunia.
Pengertian komunikasi adalah membagi informasi, memberitahu, memindahkan
atau bentukan pikiran baik secara lisan maupun tulisan. Definisi lain menyebutkan
komunikasi adalah suatu transformasi informasi antarorang atau kelompok atau
lembaga dalam bentuk penyebaran berita melalui lisan, tulisan, suara, gambar maupun
lambang tertentu. Komunikasi massa adalah penyebaran informasi atau komunikasi
yang membawa pesan untuk orang banyak, Misalnya koran, televisi, majalah, radio
sebagai pemberi informasi (sender) dan masyarakat sebagai penerima informasi
(receiver). Pengertian transportasi adalah pengangkutan barang (benda) atau sebagai
jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi
mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yang lebih tinggi.
alat kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan rintahan agar tidak
menyimpang dan tujuan yang telah ditetapkan
Sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan
Garuda-1. Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut:
Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
Sebagai satelit pengulang (repeater).
Radio
Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi
media komunikasi seperti sekarang mi. Dr. Lee De Forest dari AS merupakan penemu
radio tahun 1916 sehingga mendapat julukan The Father of Radio. Tahun 1919 Dr.
Frank Conrad (seorang ahli pada westing house Company di Pitssberg AS) berhasil
mengadakan eksperimen menyiarkan musik. Tahun 1920 masyarakat Amerika dapat
menikmati siaran radio dan mulai tahun 1923 stasiun radio meningkat tajam menjadi
SSG Stasiun. Tahun 1933, Prof. E.H. Amstrong memperkenalkan FM (Frequency
Modulation) yang mempunyai kelebihan antara lain:
Di Indonesia sendiri, radio mulai berkembang sejak 1 April 1933. Pada waktu itu,
Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio
Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang
diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama
diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta. Badan-badan radio yang lainnya adalah:
Tahun 1974 stasiun radio swasta niaga bergabung dalam wadah PRSSNI (Persatuan
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Tahun 1984, RRI mendapat penghargaan
dari The Population Institute (Lembaga Kependudukan) yang berpusat di Washington,
karena siaran sandiwara radionya terbaik se-Asia dengan judul “Butir-butir pasir di
laut“ (yang bertemakan KB).
Setelah merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of
Free Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama
Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia
Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.
Penerangan;
Pendidikan;
Televisi
Paul Nipkow (seorang mahasiswa Berlin German Timur) dikenal sebagai “Bapak
Televisi” karena penemuannya berupa electrische teleschope yang dapat mengirim
gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain pada tahun 1883 - 1884. Tahun
1939 masyarakat AS telah menikmati televisi.
Sejak penemuan televisi, di berbagai negana di dunia mulai diperkenalkan televisi
sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum. Televisi
diperkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan dengan pelaksanaan
olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta.
TVRI lahir berdasarkan SK Menpen tahun 1961 untuk menayangkan/meliput
semua kegiatan kejuaraan Asia Games IV di Jakarta. Proyek ini ditangani oleh
perusahaan elektronika Jepang Nippon Electric Company (NEC). TVRI berhasil
mengudara pada acara liputan 17 Agustus 1962 di Istana Negara. Tanggal 24
Agustus 1962, TVRI diresmikan oleh Presiden Soekarno.
Mulai 11 Maret 1963, TVRI menayangkan siaran iklan/siaran niaga. Tapi mulai 1
April 1981 pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
TVRI berfungsi sebagai government tool (alat pemerintah) yang bertugas
menyiarkan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok Indonesia.
TVRI berperan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pola pikir masyarakat.
Masyarakat bersifat konsumerisme.
Untuk biaya operasional TVRI dilakukan dengan cara berikut ini:
Pemerintah memberi subsidi.
Siaran televisi swasta boleh menyiarkan iklan, hasilnya sebagian untuk TVRI.
Hingga kini telah mengudara sekitar 8 stasiun televisi swasta, dengan tambahan
televisi swasta yang baru mengudara sejak tahun 2001 antara lain Metro TV, Trans
TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Selain televisi swasta nasional di atas, juga mulai
banyak bermunculan beberapa televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-
masing seperti JTV di Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, dan lain-lain.
Sarana Transportasi/Perhubungan
Penggunaan roda diperkenalkan pertama oleh bangsa Hyksos tahun 1675 SM.
Penemuan mesin uap oleh James Watt 1769 membawa perubahan besar karena
transportasi (kapal, lokomotif, mobil) dijalankan dengan mesin uap. Dengan
berkembangnya sektor perhubungan atau transportasi berperan untuk:
Meningkatkan produksi dan jasa;
Perhubungan Darat
Sarana perhubungan darat paling banyak diminati karena relatif murah, cepat,
mudah dijangkau. Untuk meningkatkan sarana transportasi upaya yang ditempuh
pemerintah, antara lain sebagai berikut:
Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad.
Pembangunan jalan kereta api.
Rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional
jalan KA.
Pengadaan kereta api lebih modern, Argo Bromo, dan Argo Gede.
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-
lintas semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengärahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemenrintah mencapai
sepanjang 4 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada pembangunan
raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan ke
daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun 1993/1994, 152 km
jalan raya dibangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah Sulawesi sepanjang 46
km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di daerah Maluku sepanjang 23
km.
Pembangunan jalan merupakan agenda utama yang dicanangkan pemerintah
Orde Baru. Sarana transportasi ini menjadi penting karena akan memperlancar arus
barang dan jasa. Jalan tol menjadi pilihan utama dalam mengembangkan jalur
transportasi ini.
Jembatan-jembatan juga dibangun jembatan Membramo di Irian Jaya
jembatan Barito di Kalimantan. mengatasi meningkatnya tuntutan transportasi yang
cepat di kota-kota, seperi Jakarta, telah dibangun beberapa ruas tol dan jalan layang,
misalnya jalan tol Cawang Interchange, jalan layang semanggi jalan layang
Tomang, dan jalan tol lingkar Jakarta (Outer Ring Road, ORR).
Di samping itu, juga dilakukan pembangunan sarana angkutan dengan
menggunakan kereta api. Pembangunan jalur kereta api pertama dilndonesia yang
dibangun pada masa kolonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang
dibangun untuk pertama kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa
Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel
kereta api ini ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet van Den Beele (17 Juni 1864).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api hindia belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpinoleh Jr. J.P de Bordes. Jalur
kereta api ini dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang
pertama itu dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo.
Pada tahun 1922 di Sulawesi Selatan juga telah dibangun jalur kereta api
sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar. Jalur
Makassar-Takalar ini mulai dioperasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun
jalur Makassar-Maros (namun belum selesai). Hingga tahun 1939, jalur kereta api
yang telah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai
panjang 6.811 kilometer, Namun hiñgga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut
menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini terjadi karena Iebih dari 901 kilometer
jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh
pasukan Jepañg dan diangkut ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di
sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan
antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan
pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur
kereta api yang dilakukan pada masa pendudukan Jepang ini mengerahkan tenaga
romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban. Setelah Indonesia
merdeka (17 Agustus 1945), karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan
Moeda kereta api (AMKA) mengambil-alih perusahaan perkeretaapian dan pihak
Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28 September 1945 dan kemudian
diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari penting itu ditandai dengan
pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia
semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengelolanya seperti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA, 25 Mei 1963), selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, 15 September 1971), dan tanggal 2 Januari 1991 diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).
KA pertama dikelola oleh PJKA. Sekarang dikelola oleh Perumka
(Perusahaan Umum Kereta Api), yaitu BUMN di bawah Departemen Perhubungan
yang mengelola KA di Indonesia.
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka
dengan persetujuan pemerintah Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat.
Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunaan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromo dan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Dengan kereta api Argo Bromo jarak Jakarta.
Perhubungan Laut
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara
masyarakat dan pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena
mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah
berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan
kapal-kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar
pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perah bercadik yang telah mampu
berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal
phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat
mereparasi kapal Kemudian bengkel itu berkembang menia industri yang
merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportasi laut dioperasikan
oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT. Pelni). Industri kapal Indonesia
dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal ini telah dirintis sejak tahun
1823, yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda pendirian bengkel reparasi
kapal laut dimunculkan oleh Gubernur Jenderal. Hindia Belanda V.D. Capellen.
Nama perusahaan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di
daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun 1939 pemerintah Hindia Belanda
mengganti namanya menjadi (ME). ME berfungsi sebagai sebuah pabrik
pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjadi Menteri Riset dan Teknologi).
Upaya pemerintah dalam meningkatkan sarana transportasi laut adalah:
Merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada.
Pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang.
Perbaikan pelabuhan laut, terminal peti kemas, dan dermaga-dermaga.
Meluncurkan kapal cepat Palindo Jaya 500 tahun 1995.
Mendirikan PT PAL di Surabaya sebagai pusat pengembangan industri maritim
Indonesia.
Perhubungan Udara
Pengertian Revolusi
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi
produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas
gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi
hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan
eksperimen bibit unggul.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas
Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan
adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya
pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan
penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.)
sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9,
11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah
kelahiran;
gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
Ekstensifikasi Pertanian
Diversifikasi Pertanian
Rehabilitasi pertanian
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam
swasembada pangan.
James Watt berhasil mengadakan perbaikan penemuan Mesin Uap tahun 1765 yang
sebelumnya ditemukan oleh New Comen. Inovasi ini menjadi dasar dari turbin (mesin
penggerak dalam industri berat). Sehingga James Watt dikenal sebagai Bapak
Revolusi, sebab penemuannya (mesin uap) menjadi tenaga penggerak mesin industri
dan menjadi salah satu pendorong terjadinya revolusi industri. Pada abad ke–18,
revolusi industri membawa kemajuan ekonomi di Eropa, AS, dan negara berkembang.
Kebijaksanaan dalam pembangunan industri antara lain sebagai berikut:
Meningkatkan produktivitas.
Meningkatkan ekspor.
Menghemat devisa.
Jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja dan pemasaran hasil industri.
Pada Pelita VI dalam PJPT II, prioritas diletakkan pada penataan industri nasional,
iptek menuju masyarakat industri serta pembangunan SDM.
Industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang
mendukung sektor pertanian. Industri pertanian meliputi industri pertanian,
perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan. Adapun tujuan pembangunan
industri pertanian adalah sebagai berikut:
Meningkatkan hasil dan mutu produksi.
Industri Pertanian
Pancausaha tani.
Penanganan pascapanen.
Industri Perkebunan
Penganekaragaman komoditas.
Ekstensifikasi dan intensifikasi (penggunaan teknologi tepat guna).
Industri Perikanan
perikanan laut dengan hasil ikan tongkol, hiu, selar, laying lemusu, dan lain-lain;
perikanan darat dalam bentuk kolam, empang, danau, waduk dengan jenis ikan
mas, mujair, tawes, gurami, dan lele.
Kemampuan pemasaran.
Industri peternakan
Industri Kehutanan
Hutan merupakan kekayaan alam, maka perlu pengelolaan yang teratur agar
dapat memberikan manfaat, tetapi tetap menjaga kelestarian hutan.
Menghasilkan kayu, mulai tahun 1980 ekspor kayu olahan dengan industri
kayu lapis.
Pada 1971 Presiden Soeharto mencanangkan konsep alih teknologi tingkat tinggi
yang salah satu rencananya adalah membangun industri pesawat terbang nasional.
Untuk hal itu, presiden soeharto memanggil pulang ahli aeronika lulusan universitas
achen di jerman, B.J. Habibie. Presiden soeharto menugaskan B.J. Habibie untuk
menyiapkan segala hal terkait pembangunan industri strategis, termasuk industri
dirgantara nasional.
Pembangunan jalan tol tidak dapat dilepaskan dari penerapan teknologi. Pada
1987 pemerintah menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa, yaitu
teknologi Sosrobahu. Teknologi Sosrobahu diciptakan oleh Tjokorda Raka Sukowati.
Teknologi ini memudahkan pembangunan jalan tol di jalur-jalur padat lalu lintas.
Teknologi Sosrobahu kemudian menjadi kebanggaan nasional. Bahkan, teknologi ini
juga digunakan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand.
Teknologi karya anak bangsa lain yang berguna dalam bidang konstruksi adalah
teknologi cakar ayam. Teknologi ini ditemukan oleh Ir. Soediyatmo. Berbekal
teknologi ini, para arsitek berhasil membangun pondasi konstruksi bangunan atau jalan
pada tanah yang bersifat labil seperti rawa dan tanah liat. Berbagai kemajuan teknologi
hendaknya terus dikembangkan demi bangsa dan negara Indonesia.
Revolusi Hijau
Penerapan revolusi ini juga membawa dampak negatif bagi kehidupan buruh
tani di tingkat lokal. Dampak tersebut adalah menurunnya pendapatan buruh tani
karena penggunaan teknologi modern seperti traktor yang digunakan untuk
mengolah lahan pertanian. Mesin pengolah padi sangat menurunkan pendapatan
penumbuk padi. Sebaliknya, kondisi ini justru menyebabkan surplus bagi petani
kaya.
Ilmu pengetahuan ialah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
rasional sehingga dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapapun. Kebenaran ilmu bersifat
objektif dan rasional. Teknologi ialah penerapan praktis dari ilmu. Hubungan ilmu dan
teknologi sangat erat. Keduanya sulit dipisahkan dan saling membutuhkan. Tanpa ilmu tidak
ada penerapan baru dalam teknologi dan tanpa teknologi sulit dapat menikmati penemuan
ilmu. Manfaat iptek bagi kemajuan bangsa yaitu manusia dapat hidup lebih sejahtera.
Kegiatan manusia lebih efektif dan efisien.
Pembangunan bidang iptek pada PJPT II merupakan kesinambungan perluasan dari
PJPT I. Menurut GBHN 1993 sasaran pembangunan ekonomi PJPT II adalah sebagai
berikut.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan iptek adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat proses
pembaharuan.
Sedangkan kebijaksanaan iptek dalam Pelita VI pada PJPT II ada 5 sektor sebagai
berikut:
Teknik Produksi
Yaitu keseluruhan unsur yang turut berperan dalam kegiatan manusia yang menghasilkan
barang dan jasa.
Sektor Teknologi
Yaitu kemampuan teknologi dan rekayasa yang mendasari kemampuan bangsa Indonesia
dalam melakukan inovasi.
Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan Yaitu Ilmu pengetahun yang dapat dimanfaatkan
dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Yaitu ilmu pengetahuan yang menjadi landasan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan
Alam, Sosial, Humaniora, dan mendukung mutu SDM.
Yaitu iptek yang diarahkan untuk meningkatkan SDM agar lebih produktif, kreatif, dan
inovatif.
Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi bermanfaat bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya, di sisi lain menimbulkan dampak negatif.
Dampak Positif:
Sampah dimanfaatkan menjadi gas bio yang berguna untuk keperluan memasak,
penerangan, dan tenaga gerak.
Pada bidang pertanian (traktor, alat pemotong padi, pupuk buatan) menjadi lebih
efektif dan efisien dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknik
mutasi buatan dapat menghasilkan buah buahan yang besar tidak berbiji (contoh
buah semangka tanpa biji).
Dampak Negatif:
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka
dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai
peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya
berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir
orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan
dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang
berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak
mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara
maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu
sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di
kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah
seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota
“Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di
kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan,
Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-
mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak
menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi
terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga
ke anak cucu.
Pemerintah Orde Baru banyak membangun industri besar dalam rangka program
pembangunannya. Salah satunya adalah Krakatau Steel di Cilegon yang merupakan
industri baja terbesar di Indonesia.
Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar akan mengotori udara, juga asap yang
dikeluarkan dan cerobong pabrik berisi beragam polutan.
Limbah pabrik yang melewati sungai akan sampai ke laut sehingga akan
menimbulkan kematian organisme air.
Air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas oleh penulis pada Bab II, dihasilkan
beberapa kesimpulan, antara lain :
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah bekembang pesat dari tahun ke tahun. Di Indonesia
sendiri, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak masa sebelum
kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
ditandai dengan pendirian Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenshappen
(Lembaga Keilmuan dan Kesenian) yang kemudian berkembang menjadi Museum
Nasional (Museum Gajah), pendirian s'Lands Plantetuin te Buitenzorg (Kebun Raya
Bogor), serta pendirian lembaga Natuurwetenschappelijk Raad voor Nederlandsch Indie
yang menjadi cikal bakal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Media Massa
ragam dan berjarak jauh; mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yang
lebih tinggi; memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalarr
pembangunan; dll.
Radio
Di Indonesia, radio mulai berkembang sejak 1 April 1933. Pada waktu itu,
Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio
Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang
diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama
diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani oleh Hoso Kanri
Kyoku. Perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk
kepentingan militer Jepang. Pada awal kemerdekaan, radio berperan menyebarkan
berita Proklamasi.
Setelah merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of
Free Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama
Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia
Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.
Televisi
Sarana Transportasi
Setelah kemrdekaan, perkembangan teknologi pertanian dan revolusi hijau tak luput
menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Dalam rangka upaya peningkatan produktivitas
pertanian, Indonesia menerapkan suatu program yang disebut revolusi hijau. Untuk
melaksanakan program ini dilakukan intensifikasi, ekstensifikasi, diversivikasi, dan
rehabilitasi pertanian. Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena
berhasil dalam swasembada pangan.
Dalam upaya untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, pemerintah
telah membuat beberapa kebijakan terutama pada bidang pertahanan dan keamanan,
komunikasi dan transportasi, serta bidang pertanian. Kebijakan tersebut antara lain
industri dirgantara nasional, teknologi komunikasi dan transpotasi, revolusi hijau.
Saran
Saran bagi pembaca :
Rajin-rajinlah membaca sejarah yang ada, jangan sampai kita tidak tau mengenai
sejarah berdirinya bangsa kita sendiri
Sebaiknya jangan hanya puas setelah mendapatkan informasi dari satu sumber
saja, teruslah mencari dan menambah wawwasan kita.
Sebagai bagian dari makhluk sosiall, kita harus bisa mengutamakan kepentingan
bersama dan mengutamakan persatuan
Belajarlah sejarah, maka kau tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di
masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Zuhdi, Susanto, dkk. 2018.Sejarah Indonesia Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Rahata, Ringo, dkk. 2018.Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Wajib Kelas XII. Klaten: Intan
Pariwara.
Rahata, Ringo, dkk. 2018.Detik Detik USBN Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran 2018/2019.
Klaten: Intan Pariwara.
Tobroni, Imam Suprayogo. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara
Surat Kabar/Majalah/Website
https://www.ridwanaz.com/2010/10/revolusi-hijau-pengertian-revolusi-hijau-dan-dampak-
nya.html (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 08.00)
https://retnodwih7.wordpress.com/2013/12/10/sejarah-dan-fungsi-sistem-komunikasi-satelit-
domestik/ (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 09.00)
http://ilmualamiahdasar2017.blogspot.com/2017/12/makalah-perkembangan-ilmu-
pengetahuan.html (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 16.00)
https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/02/06/dampak-negatif-perkembangan-iptek/
(Diakses pada 05 Februari 2019, jam 17.00)
https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/02/06/alasan-ketertinggalan-perkembangan-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi-di-indonesia/ (Diakses pada 05 Februari 2019, jam 17.00)
http://faturrr5.blogspot.com/2014/10/perkembangan-iptek-di-indonesia-setelah.html (Diakses
pada 05 Februari 2019, jam 17.00)
https://tirto.id/satelit-palapa-dan-kebanggaan-orde-baru-cQh4 (Diakses pada 12 Februari 2019,
jam 17.00)
LAMPIRAN