Anda di halaman 1dari 14

Sejarah adanya teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah

Indonesia itu sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I diduduki oleh kolonial

Belanda menjadi ‘tempat’ pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam hal

pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk melaksanakan progamnya, pemerintah Hindia

Belanda yang sebelumnya mendatangkan tenaga ahli pertanian, karena adanya

peperangan, mereka mendapatan kesulitan untuk terus mengirim tenaga ahli dari

Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian mereka membangun sekolah-

sekolah pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga ahli di bidang pertanian. Mulai dari

sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang di Indonesia.

Setelah merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi tak terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak Pelita I tahun

1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan pertanian. Pada saat itu juga

telah ada lembaga yang bertugas dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknik seperti lembaga penelitian pemerintah non-departemen dibawah koordinasi

kemenristek. Namun pada saat itu, yang menjadi kendala dalam pengembangan

teknologi pertanian yaitu kurang terfokusnya penelitian, kurangnya dana, dan

keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh konsentrasi pada penelitian tersebut.

Pada tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian khususnya

beras dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal Swasembada

Beras, Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui program tersebut

dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih unggul, pupuk buatan atau pupuk

kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu ditumbuhkan kesatuan petani untuk bercocok tanam
secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk mempermudah komunikasi antar

petani dan pembinaannya (BPLPP, 1978; Tim Faperta IPB, 1992).

Pertanian, khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975.

Pertanian tersebut terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi pertanian

yang menghasilkan bibit. Generasi II yaitu generasi penghasil komoditas pertanian.

Generasi III yaitu generasi yang meningkatkan nilai tambah hasil pertanian atau dengan

kata lain agroindustri. Ketiga generasi tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri karena

ketiganya saling mendukung.

I. 2. Dampak Perkembangan Teknologi

Di era globalisasi pada masa sekarang ini, memaksa kita khususnya masayarakat

Indonesia untuk bisa mengenal dan memahami berbagai perkembangan teknologi,

namun demikian tidak sedikit dari kita yang serba ketinggalan dengan perkembangan

teknologi. Secara jangka panjang, perkembangan teknologi memberikan arti yang sangat

positif, namun di sisi lain tidak sedikit pula yang membawa dampak negatif.

a. Dampak Positif perkembangan teknologi

1. Memberikan berbagai kemudahan

Maksudnya adalah bahwa perkembangan teknologi mampu membantu manusia

dalam beraktivitas. Terutama sekali yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian

dan telekomunikasi. Namun demikian, dampak dari perkembangan IPTEK juga

berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah

dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin

sehingga aktivitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu

yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh
kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu pekerjaan manusia dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, terlebih lagi ketika

berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau

tidak mau harus bias dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu,

kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini dikarenakan kegiatan tersebut masih

dilakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk

surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hampir punah, dimana

perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kitapun tidak perlu menunggu lama

untuk mengirim atau menerima berita.

3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan

Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya

orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun

seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronik seperti komputer, internet, dan

hanphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang

tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak dibawah umurpun dapat

menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap

ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.

b. Dampak negatif perkembangan teknologi

1. Mempengaruhi pola berpikir

Masyarakat kita adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka

dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai
peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak

terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan

orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita disuguhi dengan berbagai siaran

yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.

2. Hilangnya budaya Tradisional

Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll,

mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang

dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern.

Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah mengarah

kepada pergaulan bebas.

3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan

Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan umber daya alamnya namu

hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan

terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah

Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil

yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota

pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu

Hutan”, namun dalam waktu yang relatif singkat istilah seribu hutan kini telah berubah

menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” , perkembangan

pembangunan di kota ini sangat pesat. Mulailah berdiri berbagai kegiatan

industri, Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di

mana-mana, akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak


menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi tejadi

di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.

II. 3. Peran Teknologi Dalam Pembangunan Pertanian

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari

kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-

cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap

teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan

pertanian.

Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun

terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya

kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang

semakin merajalela.

Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan

di bidang industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai

cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara

bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta

memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan

serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk

juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan tanahnya

dapat digunakan sebaik mungkin.

Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas

pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan

untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja.
Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif

daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif

daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani

baru dimana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian,

digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu

perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto

(1989;235). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik

dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke

arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil

mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan

sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada

saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya

untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan

inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang

sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit

karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.

Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia

tidak boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan

kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu

atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk

dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal

didekat petani, dimana petani dapat membelinya.


Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian,

memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani.

Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas.

Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di dekat lokasi usaha

tani dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang

membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.

Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan

tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk

menaikkan produksi. Begitu pula dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

menjadi perangsang produksi bagi petani. Pemerintah menciptakan kebijak-kebijakan

khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijakan harga

beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang

intensif dll. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai teknik-

teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan lainnya juga

sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.

Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-

harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada

petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk

meningkatkan produksi. Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan.

Tanpa perangkutan yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat

diadakan secara efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus

tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk

membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke
pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil. Selanjutnya, perangkutan

haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input seperti pupuk

adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya

dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut

hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka

pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan

hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut

rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.

Berbagai sarana angkutan dekat maupun jarak jauh, harus membentuk sistem

pengangkutan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya

yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta

api semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan

dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu

dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.

Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya,

sehingga hasil pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar

pusat. Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu

sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.

II. 4. Jenis – jenis Teknologi Pertanian


Perkembangan teknologi pertanian yang ada di Indonesia dewasa ini telah

menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Alat – alat yang di gunakan dari yang

sederhana sampai yang modern sekarang ini. Perkembangan teknologi pertanian di

Indonesia sebenarnya sudah sangat lama, berbagai alat pertanian seperti cangkul, garu,

waluku (alat bajak), sabit, hingga ani-ani mungkin bisa dijadikan contoh teknologi
pertanian yang pada zamannya sangat membantu kehidupan petani. Sejak manusia

mengembangkan mesin-mesin pertanian, perlahan tapi pasti, teknologi pertanian yang

sederhana mulai ditinggalkan karena dianggap tidak produktif. Penggunaan handtraktor,

tressure, hingga penggilingan padi dapat kita temui di berbagai pedesaan di Indonesia.

Berikut adalah daftar beberapa contoh penggunaan alat/bahan dari hasil perkembangan

teknologi di bidang pertanian.


Tabel. 1. Daftar Alat/bahan hasil perkembangan teknologi di bidang pertanian

No Gambar Nama Spesifikasi dan kegunaan Ket


Cangkul adalah satu
jenis alat tradisional yang
digunakan dalam pertanian.
Cangkul digunakan untuk
menggali, membersihkan
tanah dari rumput ataupun

1 Cangkul untuk meratakan tanah.


Cangkul masih digunakan
hingga kini. Pekerjaan yang
lebih berat biasanya
menggunakan bajak.
Cangkul biasanya terbuat
dari kayu dan besi
Traktor tangan ini diciptakan
di Cina, dengan fungsi
utamanya adalah untuk
Hand mengolah tanah. Namun,
Tractor/Traktor sebenarnya traktor tangan ini
2. tangan memiliki banyak fungsi,
seperti pompa air, alat
prosesing,trailer, dan
sebagainya.
Power threser atau Mesin
perontok padi adalah jenis
mesin perontok yang telah
terbukti handal dan sangat
cocok dengan berbagai jenis
Mesin Perontok
lahan persawahan di
3 Padi
Indonesia. Mesin perontok
jenis ini telah banyak
digunakan oleh petani di
seluruh nusantara karena
keunggulannya yang praktis
dan mudah dipindahkan dari
lahan satu lainnya.
Digerakkan dengan mesin
bertenaga diesel. Mesin
perontok jenis ini dapat
digunakan sebagai mesin
perontok padi, perontok
kedelai dan perontok jagung,
dsb.

Hammermill adalah jenis


mesin penepung yang
digunakan untuk
menghacurkan dan
menghaluskan bahan -
bahan yang keras sampai
menjadi tepung. Bahan-
bahan yang bisa dijadikan
tepung dengan mesin ini
antara lain kayu jati,
4. tempurung / batok kelapa,
Hammer mill
cangkang kerang, biji jagung,
tulang ikan dan sebagainya.
Hammer Mill Anda bisa
membuat tepung kayu,
tepung batok kelapa, tepung
untuk bahan pellet yang
berupa cangkang kerang,
tulang ikan, biji jagung, dsb

mesin yang digunakan untuk


mengupas padi
memisahkanya antara padi
Mesin putih (isinya) deng gabah
5
penggiling padi
(kulitnya) dengan cara
memasukan padi ke dalam
corong lalu mesin akan
menggiling padi padi itu
hingga terlepas dari kulitnya
lalu beras akan keluar.
Teknik kultur jaringan
memanfaatkan prinsip
perbanyakan tumbuhan
secara vegetatif. Berbeda
dari teknik perbanyakan
tumbuhan secara
konvensional, teknik kultur
jaringan dilakukan dalam
Kultur Jaringan/ kondisi aseptik di dalam
6
In Vitro
botol kultur dengan medium
dan kondisi tertentu.
Dimanfaatkan tidak hanya
untuk perbanyakan tetapi
juga untuk perbaikan
tanaman dan penyimpanan
plasma nutfah serta untuk
dapat merakit varietas baru.
BAB III

PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

Perkembangan teknologi di dunia dimulai sejak zaman prasejarah diteruskan

pada zaman yunani dan romawi kuno. Di Indonesia, perkembangan teknologi

khususnya dibidang pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal

tersebut terlihat sejak zaman penjajahan Belanda yang telah mengembangkan

pertaniannya di Indonesia dengan menggunakan teknik-teknik becocok tanam serta

penggunaan alat yang cukup modern saat itu. Hingga sekarang ini, pengembangan

teknologi pertanian terus digalakkan seiring perkembangan zaman dan tuntutan

kebutuhan. Dampak perkembangan IPTEK terbagi menjadi 2 : yakni dampak positif

dan dampak negatif.

Berbagai pengaruh dari perkembangan teknologi baik dampak positif maupun

negatif. Dampak positif diantaranya memberikan berbagai kemudahan,

mempermudah meluasnya berbagai informasi, dan bertambahnya pengetahuan dan

wawasan. Sedangkan dampak negatifnya diantaranya mempengaruhi pola berpikir,

hilangnya budaya Tradisional, dan banyak menimbulkan berbagai kerusakan.

III. 2. Saran

Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan

menggunakan makalah ” Perkembangan teknologi pertanian “ sebagai motivasi dan

menjadi referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor

pertanian. Akhirnya penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

- Maulana, Puri. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/lmu-pengetahuan-

dan-teknologi-iptek-perkembangan-dampak-positid-dan-negatif.html. Diakses

pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 20.20 wita

- Zen.http://jhens-fernando.blogspot.com/2011/10/dampakperkembanganiptek.html.

Diakses pada tanggal 22 Mei 2013 pukul 17.30 wib

- Mukti,Imam.http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2011/11/teknologi

dalam-pembangunan-pertanian.html. Diakses pada tanggal 23 Mei 2013 pukul

06.00 wib

- Nurhadi, Ahmad. http://noerhaedi.blogspot.com/2013/02/senin-25-februari-2013-

normal-0-false.html

Anda mungkin juga menyukai