Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERAN BANK TANAH DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA


BERDAULAT PANGAN PASCA HADIRNYA PERPU CIPTA KERJA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok


Pada mata kuliah
Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia

Dosen Mata Kuliah : Dr. Dedy Hernawan, S.H., M.Hum

Oleh:
ARIEF HERYANA : NIM 228040011
HARRI TRI RAMDHANI : NIM 228040013
CANDRA NUGRAHA : NIM 228040017
GILANG SATRIA : NIM 228040047
RIZCKY RIYADHI : NIM 228040062

MAGISTER ILMU HUKUM


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
i
BAB I
PENDAHULUAN

Penguasaan kekayaan alam oleh Negara dipertegas kembali


dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria atau dikenal sebagai Undang-
undang Pokok Agraria (UUPA), bahwa “ bumi, air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu, pada
tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi seluruh
rakyat”. Maka Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan pasal 2 ayat (1) UUPA
merupakan landasan filosofi bagi Negara Indonesia dalam arti hak
menguasai Negara baik mengelola sekaligus mengatur pemanfaatan
sumber daya alamnya dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk
kemakmuran rakyat, yang salah satunya di bidang pertanahan.

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sektor


pertanian sebagai tumpuan sumber mata pencaharian bagi sebagian
besar penduduknya. Menyandang label sebagai negara agraris
tentunya didasarkan pada kondisi alam yang mendukung, hamparan
lahan yang luas, keanekaragaman hayati yang melimpah, serta iklim
tropis dimana sinar matahari terjadi sepanjang tahun yang tentunya
akan memengaruhi produktivitas pertanian. Realita sumber daya
alam seperti ini sewajarnya mampu membangkitkan Indonesia
menjadi negara yang makmur, tercukupi kebutuhan pangan seluruh
warganya.1

1
Henki Warsani, “Kajian Pemanfaatan Lahan Sawah Di Kecamatan Kuantan Tenga
Kabupaten Kuantan Singingi”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

1
Proses pembangunan di Indonesia, menjadikan sektor pertanian
sangat penting dalam perekonomian nasional karena hampir
sebagian besar penduduk Indonesia hidup di pedesaan dengan mata
pencaharian sebagai petani. Selain memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap pendapatan nasional Indonesia, sebagian
ekspor Indonesia juga berasal dari sektor pertanian, sehingga sektor
pertanian mempunyai peranan penting dalam penyerapan tenaga
kerja dan penyediaan kebutuhan pangan dan sandang bagi
penduduk.

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan paling hakiki bagi


seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, sejak berdirinya Negara
Republik Indonesia, UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara
wajib menjalankan kedaulatan pangan (hak rakyat atas pangan) dan
mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh
rakyatnya. Kewajiban tersebut mencakup kewajiban menjamin
ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan
yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang. Agar dapat
melaksanakan kewajiban tersebut secara aktif, negara wajib
menguasai sumber daya alam untuk digunakan sebesarbesarnya
bagi kemakmuran rakyat.

Adanya potensi sumber daya pangan dan Sumber Daya Manusia


(SDM) yang Indonesia miliki, potensi tersebut belum
ditransformasikan menjadi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Fakta menunjukkan bahwa area sawah di Indonesia semakin lama
semakin berkurang.2 Rata-rata Petani di Indonesia hanya mengusai

2
Syahrir Ika, Kedaulatan Pangan dan Kecukupan Pangan: Negara Wajib Mewujudkannya,
Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, hlm. 9.

2
sekitar 0,3 Ha sawah per kepala.3 Jadi, potensi sawah di Indonesia
belum dapat dioptimalkan dengan baik. Apabila belum ada upaya
percetakan sawah baru, maka Indonesia akan mengalami defisit
berat sepanjang tahun mengingat jumlah penduduknya yang banyak
dan terus bertambah dari tahun ke tahun.4

Keberadaan sektor pertanian-tanaman pangan tengah


dihadapkan pada ancaman serius, yakni luas lahan pertanian yang
terus menyusut akibat konversi lahan pertanian produktif ke
penggunaan non pertanian yang terjadi secara masif. Kini lahan
sawah lebih menguntungkan untuk dijadikan sebagai real estate,
pabrik atau infrastruktur untuk aktivitas industri lainnya daripada
ditanami tanaman pangan.

Penyusutan lahan berdampak pada persoalan kedaulatan


pangan. Sebagaimana dimaksud bahwa kedaulatan pangan adalah
hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan
secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian,
peternakan, dan perikanan tanpa adanya sub ordinasi dari kekuatan
pasar internasional.5 Peran aktif Pemerintah Daerah yang tertuang
dalam Peraturan Daerah (Perda) terutama dalam penyediaan
peraturan perlindungan bagi lahan pertanian diperlukan demi
tercapainya tujuan tersebut.

Lahirnya UU Cipta Kerja yang telah dicabut oleh Perpu Cipta


Kerja, menimbulkan berbagai ekpektasi dari berbagai kalangan. Baik
akademisi, organisasi pekerja dan profesi, mahasiswa bahkan
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Serikat Petani Indonesia, “Kedaulatan Pangan: Konsepsi Serikat Petani Indonesia (SPI)
Tentang Kedaulatan Pangan”, http://www.spi.or.id/isu-utama/kedaulatan-pangan/ , Diakses pada
tanggal 27 Januari 2023.

3
kalangan awam sekalipun. omnibus berarti sebuah undang-undang
yang mengatur dan mencakup berbagai jenis materi muatan yang
berbeda-beda atau mengatur dan mencakup semua hal mengenai
suatu jenis materi muatan.

Penguatan Pertanahan yang terdapat dalam Perpu Cipta Kerja


diatur pada bagian keempat pertanahan yaitu Pasal 125 sampai
dengan 147. Pasal 125 sampai dengan 135 mengatur tentang
pembentukan bank tanah, Pasal 136 sampai dengan 142 tentang
penguatan hak pengelolaan, Pasal 143 sampai dengan 145
membahas tentang satuan rumah susun untuk orang asing, Pasal
146 tentang pemberian hak pada ruang atas dan bawah tanah, dan
yang terakhir Pasal 147 terkait dengan Dokumen elektronik.

Untuk melaksanakan amanat pasal 135 Perpu Cipta Kerja,


diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah (PP 64 tahun 2021). Bank tanah di Indonesia
telah dibentuk sebagai badan khusus (sui generis) yang mengelola
tanah berdasarkan ketentuan di dalam Pasal 1 PP 64 tahun 2021. Ini
berarti Bank Tanah dapat mengelola secara penuh aset tanah yang
dikuasainya untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan.

Hadirnya Bank Tanah dapat membantu pengelolaan tanah yang


akan digunakan untuk pemanfaatan langsung dan untuk
didistribusikan meliputi kegiatan sebagai berikut: pengembangan
tanah; pemeliharaan dan pengamanan tanah; dan pengendalian
tanah. Pengembangan tanah adalah rangkaian kegiatan penyiapan
tanah untuk kegiatan: perumahan dan Kawasan permukiman;
peremajaan kota; pengembangan kawasan terpadu; konsolidasi
lahan; pembangunan infrastruktur; pembangunan sarana dan

4
prasarana lain; pematangan tanah untuk mempersiapkan tanah bagi
tata kelola usaha Bank Tanah; dan proyek strategis nasional. 6

Pengembangan tanah untuk kepentingan tersebut di atas dapat


berbentuk pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur
kawasan industri, kawasan pariwisata, pertanian, perkebunan,
kawasan ekonomi khusus, kawasan ekonomi lainnya, dan bentuk
pembangunan lainnya yang mendukung kegiatan Bank Tanah.
Secara operasional pembangunan tersebut dapat dilaksanakan oleh
Bank Tanah dan/atau kerja sama dengan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau pihak lain.

Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut dapat dilihat bahwa


terdapat potensi penguatan sektor pangan dengan menggunakan
tanah milik Bank Tanah. Dengan latar belakang tersebut penulis
tertarik menulis makalah tentang “Peran Bank Tanah Dalam
Mewujudkan Indonesia Berdaulat Pangan Pasca Hadirnya Perpu
Cipta Kerja”.

6
H Arnowo, Land Bank Asset Management To Create A Fair Economy. Jurnal Pertanahan,
Volume. 11, No. 1, 2021, 89– 102.

5
BAB II
PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam pendahuluan,


maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut;

1. Bagaimana konsep bank tanah dalam meningkatkan pertanian


di Indonesia ?
2. Bagaimana faktor penentu dalam menghadapi peluang dan
tantangan operasional bank tanah dalam mengembangkan
pertanian ?

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Bank Tanah Dalam Meningkatkan Pertanian Di Indonesia

Secara konseptual, bank tanah merupakan praktik menyediakan


tanah untuk penggunaan yang produktif pada masa yang akan
datang seperti untuk perumahan terjangkau, pembangunan
infrastruktur, investasi bisnis, dan berbagai tujuan lainnya. Plot
tanah yang tersedia tersebut kemudian akan dimatangkan untuk
selanjutnya dialokasikan sesuai dengan rencana penggunaannya.7

Di negara-negara maju, bank tanah merupakan jawaban untuk


menyusun strategi pembaharuan perkotaan, pelestarian ruang
terbuka, dan stabilisasi nilai properti serta tanah di daerah tertentu. 8
Bank tanah dapat menjamin ketersediaan tanah untuk berbagai
kebutuhan dan program pembangunan nasional jangka panjang
nasional. Konsekuensinya, institusi yang memiliki tugas untuk
mengimplementasikan bank tanah harus mampu menjaga
keseimbangan antara kebutuhan akan tanah yang semakin
meningkat dengan sifat kelangkaan dari sumber daya tanah itu
sendiri. Berkaitan dengan pengadaan tanah untuk lahan pertanian
maka diperlukan adanya konsep bank tanah yang khusus mengatur
mengenai lahan pertanian, yakni konsep Bank Tanah Pertanian.

Kehadiran Bank Tanah Pertanian ini kemudian dapat


difungsikan untuk menjamin kedaulatan pangan dan pembangunan

7
Benhard Limbong, Bank Tanah, Margaretha Pustaka, Jakarta., 2013, hlm. 103.
8
Maxine Goodman Levin College of Urban Affairs, Best Practises in Land Bank Operations,
Cleveland State University, Juni 2005, hlm. 17.

7
desa. Sehubungan dengan kedaulatan pangan, Bank Tanah
Pertanian dapat menjamin swasembada pangan dengan
mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, pelaksanaan kebijakan
perluasan dan pengadaan tanah untuk lahan pertanian, perkebunan,
dan peternakan berikut infrastruktur pendukung.

Perluasan pengadaan tanah untuk lahan pertanian merupakan


salah satu bentuk perubahan penggunaan sumber daya lahan dari
bukan lahan pertanian menjadi lahan pertanian. Secara
konstitusional adanya institusi yang mengkoordinasikan Bank Tanah
Pertanian ini merupakan implementasi dari Pasal 33 UUD 1945
tentang pemberdayaan sumber daya alam, dalam hal ini tanah
sebagai kekayaan negara bangsa Indonesia. 9 Penggunaan tanah
seoptimal mungkin dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam
konstitusi. Berdasarkan fungsi dan tujuan dari Bank Tanah
Pertanian tersebut, maka penerapannya di Indonesia harus
memperhatikan peruntukkan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
yang mampu mengakomodasi segala kebutuhan dan kepentingan
semua pihak yang terlibat, baik perorangan (swasta), kelompok,
masyarakat, maupun pemerintah.

Adapun fungsi dan manfaat bank tanah menurut Mochtar


adalah sebagai penghimpun dan penyimpan aset berupa tanah guna
menyetimbangkan harga pasar.10 Pada PP Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah tercantum bahwa terdapat 6 (enam)
fungsi bank tanah, yaitu: (a) Perencanaan; (b) Perolehan tanah; (c)

9
Vide Pasal 33 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
10
H. Mochtar, Keberadaan Bank Tanah dalam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan, Jurnal
Cakrawala Hukum, Volume 18, Nomor 2, 2013, hlm. 127-135.

8
Pengadaan tanah; (d) Pengelolaan tanah; (e) Pemanfaatan tanah; dan
(f) Penyaluran atau distribusi tanah.

Tujuan atau maksud utama dari konsep pembentukan bank


tanah adalah sebagai upaya pengadaan tanah bagi pembangunan
nasional, sehingga pembangunan yang dilakukan oleh negara atau
swasta tidak mengalami persoalan atau kendala dalam
pelaksanaannya. Ganindha, menyebutkan tujuan pembentukan bank
tanah dari perspektif pemerintahan adalah sebagai berikut: 11 (1)
Membentuk perkembangan regional masyarakat; (2) Mengatur
perkembangan tatanan perkotaan; (3) Meminimalisir spekulasi
tentang tanah; (4) Menurunkan nominal dana restorasi bagi
masyarakat; dan (5) Menurunkan biaya pelayanan publik yang
diakibatkan dari pola pembangunan.

Dari segi konseptual, bank tanah memiliki tujuan untuk


menunjang proses pembangunan baik secara fisik atau administrasi.
Hal ini diartikan bahwa bank tanah harus mampu melengkapi
keperluan pendukung, yaitu sertifikat hak atas tanah di dalam
transaksi penjualan tanah. Selain itu, bank tanah juga bertujuan
untuk mengendalikan harga pasar tanah, menghapus spekulasi
tentang tanah, dan menyokong pembangunan nasional melalui
penataan ruang dan pengelolaan pertanahan.12

Dari segi empirisnya, bank tanah diharapkan mampu menjawab


permasalahan terkait pembangunan infrastruktur nasional, meliputi
kelangkaan ketersediaan tanah bagi pembangunan nasional,

11
R. Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai Alternatif
Penyediaan Tanah bagi Masyarakat untuk Kepentingan Umum, Arena Hukum, Volume 9, Nomor 3,
2016, hlm. 442-462.
12
Benhard Limbong, Op.Cit,

9
mengurangi pengeluaran APBN dan APBD, meminimalisir persoalan
yang terjadi dalam pelepasan tanah, dan meminimalisir pengaruh
buruk dari anggapan negatif tentang tanah yang sering dilakukan
oleh mafia tanah.

Dari segi pelaksanaannya, bank tanah diposisikan sebagai


badan pelaksana regulasi terkait yang mengatur tentang pengadaan
tanah bagi kepentingan publik. Hal ini diartikan bahwa bank tanah
harus mampu mengupayakan pengadaan tanah yang dialokasikan
untuk pembangunan infrastruktur nasional sehingga dapat
menunjang pelaksanaan kegiatan masyarakat Indonesia.

B. Faktor Penentu Dalam Menghadapi Peluang Dan Tantangan


Operasional Bank Tanah Dalam Mengembangkan Pertanian

Mekanisme kontrol tanah yang dilakukan bank tanah sejalan


dengan karakteristik bertanggung jawab, transparan, non profit yang
berarti tidak mengambil laba atau untung. 13 Selanjutnya, bank tanah
dalam melakukan manajemen terhadap aset harus berlandaskan
pada prinsip-prinsip kepemilikan tanah dalam rangka ekonomi
berkeadilan. Di dalam pelaksanaannya, pengelolaan aset tanah
berupa kontrol pertanahan dibebankan kepada lembaga itu sendiri
ataupun untuk lembaga atau badan lainnya. Pengelolaan aset tanah
oleh bank tanah berdasarkan PP 64 Tahun 2021, yaitu pengadaan
tanah, pengelolaan tanah, pemanfaatan tanah, dan pendistribusian
atau penyaluran tanah.

13
H. Arnowo, Op.Cit.

10
Di Indonesia, informasi terkait mekanisme operasional bank
tanah didapati eksistensinya belum seluruhnya terlihat. Pada tahap
pengelolaan yang didalamnya terdapat perencanaan dan perolehan,
pemerintah telah mengidentifikasi dan memverifikasi objek tanah
yang masuk bank tanah. Diharapkan, pada tahun 2025, bidang
tanah secara keseluruhan terlah terdaftar dan mampu
mengidentifikasi manakah yang masuk kriteria objek bank tanah.
Konsepsi bank tanah dapat dijadikan opsi untuk menyelesaikan
persoalan pembangunan perumahan ramah lingkungan di Indonesia
14

Namun demikian, praktik operasionalnya akan menemui


kendala dan tantangan. Tantangan tersebut yaitu administrasi
pertanahan yang belum rapi, kurang maksimalnya pengidentifikasian
dan verifikasi tanah sebagai objek pengadaan tanah, ketidaksesuaian
antara perencanaan tata ruang dan pembangunan. 15 Pada sisi lain,
mekanisme operasional bank tanah juga menemui tantangan dalam
pelaksanaannya. Candra & Khaidir, memaparkan bahwa pemukiman
kumuh menjadi salah satu tantangan dalam mekanisme operasional
bank tanah. Selain itu, estimasi waktu dan anggaran yang besar juga
menjadi tantangan. Pada aspek ini, perlu dilakukan pengawasan
terkait nilai, kebutuhan administrasi keuangan, dan pemberian
keringanan kepada penguasa hak atas tanah selama proyek
dilangsungkan. 16

14
H. Candra, & A. Khaidir, Peluang dan Tantangan Bank Tanah Menuju Pemukiman
Berwawasan Lingkungan di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volumu 5, Nomor 2, 2020,
hlm.1-20.
15
Suyudi B. & Suhattanto M. A., Pembentukan Bank Tanah dan Permasalahannya di
Indonesia, 2018.
16
Opcit

11
Sebagai upaya untuk memenuhi ketersediaan tanah dan
terhindarkan dari lonjakan harga pasar tanah yang melambung
tinggi, maka pelaksanaan mekanisme bank tanah harus segera
dilakukan berdasarkan Perpres 113 Tahun 2021. Pada tahun 2022,
pemerintah mulai mengidentifikasi kepemilikan dan pengelolaan
tanah untuk pembangunan. Tanah-tanah tersebut bisa berasal dari
tanah cadangan umum negara, tanah aset pemerintah yang belum
ter manfaatkan, tanah timbul, tanah tumbuh maupun bekas
pertambangan, tanah yang terkena kebijakan perubahan tata ruang
ataupun konsolidasi tanah, tanah dari pelepasan kawasan hutan,
atau pun tanah dari proses pengadaan langsung atau
hibah/sumbangan.1718

Guna mencapai keberhasilan dalam mekanisme operasional


bank tanah, pemerintah dituntut sebagai pelaku utama dalam
menguatkan kedudukan tata ruang sebagai pionir dalam
pembangunan wilayah. Pemerintah pun wajib memperkuat badan
pertanahan dan memperbaiki kualitas manajemen pertanahan
nasional yang meliputi sertifikasi dan pendaftaran tanah. 19
Pengaturan RTRW juga membutuhkan kejelasan hukum terkait
penguasaan hak atas tanah. Selanjutnya, lembaga pertanahan akan
diposisikan sebagai penegak hukum pertanahan yang tegas guna
menanggulangi persoalan pertanahan terutama terkait sengketa
pertanahan. Selain itu, peraturan pelaksanaan Perpres 113 Tahun
2021 menjadi suatu kebutuhan agar terdapat dasar teknis

17
Sumardjono dan Maria S.W., Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya,
Kompas, Jakarta, 2008.
18
Suyudi B. & Suhattanto M. A., Op.Cit.
19
H. Wulansari, R. Junarto, D. A. Mujiburohman, Mewujudkan Sistem Pendaftaran Tanah
Publikasi Positif, Riau Law Journal, Volemu 5, Nomor 1, 2021, hlm. 61-74.

12
pemenuhan ketersediaan tanah untuk kepentingan umum, sosial,
pembangunan, pemerataan ekonomi dan keadilan pertanahan segera
terwujud.

Ada beberapa faktor yang ikut menentukan keberhasilan


operasional bank tanah antara lain:20

1) Regulasi.

Seperti sudah dijelaskan di atas, regulasi yang direkomendasikan


untuk bank tanah berupa undang-undang, hal ini agar supaya
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Regulasi akan
memaksa bank tanah bekerja sesuai fungsi dan tujuannya sehingga
akan mendatangkan keadilan dan mendorong peningkatan
kemakmuran rakyat. Selain daripada itu banyaknya stakeholder yang
terlibat dalam bank tanah, regulasi akan menjamin persamaan
kepentingan seluruh stakeholder (pemerintah, swasta, masyarakat).
Regulasi bank tanah seharusnya berkontribusi terhadap aspek-aspek
sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk mencapai


kemakmuran;

b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan


melalui pendistribusian tanah;

c) Menyediakan tanah secara fisik guna kesinambungan


pembangunan baik untuk kepentingan umum ataupun
kepentingan komersial;

d) Dapat mengendalikan harga tanah sehingga terjangkau bagi


seluruh lapisan masyarakat.
20
Benhard Limbong, Op.Cit, hlm. 229.

13
2) Kelembagaan Bank Tanah.

Untuk Indonesia penyelenggara bank tanah seharusnya berbentuk


badan hukum publik, hal ini disebabkan karena bank tanah
mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar yang
menyangkut kepentingan masyarakat banyak sehingga pemerintah
harus berperan aktif dalam pelaksanaan bank tanah. Bank tanah ini
dapat menjalankan tugas-tugas dari BPN antara lain:

a) Mengadakan koordinasi kebijakan, perencanaan dibidang


pertanahan dengan cara menyusun rencana persediaan,
peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah melalui
penatagunaan tanah di daerah tingkat II;

b) Mengadakan pengawasan dan pengendalian kepemilikan


tanah dengan cara mengadakan pemantauan dan evaluasi
pada penggunaan dan pemanfaatan tanah juga dalam
rangka redistribusi tanah termasuk pada konsulidasi tanah;

c) Melakukan pengelolaan tanah di bidang informasi


pertanahan.

3) Pembiayaan Bank Tanah.

Masalah pembiayaan bank tanah merupakan hal yang sangat penting


terutama pada tahap pelaksanaannya. Pembiayaan bank tanah
tergantung pada banyak faktor misalnya struktur bank tanah, tujuan
dari bank tanah, skala operasi, dsb. Dengan demikian bank tanah
amat sangat tergantung pada adanya sumber dana yang stabil dan

14
berkelanjutan.Dalam dunia pendanaan bank tanah pada umumnya
dikenal 2 bentuk bantuan pendanaan: 21

a) Bantuan program. Bantuan ini biasanya diberikan oleh


suatu negara atau lembaga pendanaan internasional ke
suatu negara tertentu dan berkaitan dengan program
pembangunan tertentu;
b) Bantuan proyek. Bantuan ini diberikan dalam bentuk
fasilitas pembiayaan untuk membiayai berbagai proyek
pembangunan, yang dapat berupa hibah, pinjaman atau
investasi. Pembiayaan ini umumnya diberikan oleh lembaga
pemerintah, lembaga donor, organisasi nirlaba/non
pemerintah dan lembaga keuangan.
4) Faktor-Faktor Lain.

Faktor lain penentu keberhasilan bank tanah seperti:

a) Political will dari pemerintah utamanya dalam pembuatan


regulasi;
b) RTRW, rencana tata ruang wilayah ini merupakan pedoman
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan berkaitan dengan
pengalokasian tanah agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin tanpa merusak lingkungan;
c) Sumber daya manusia, tidak kalah pentingnya untuk
keberhasilan bank tanah, sumber daya manusia yang
berperan dalam bank tanah harus mempunyai keahlian yang
berkualitas dan profesional agar pelaksanaan dari bank
tanah menjadi efisien.

21
Benhard Limbong, Op.Cit, hlm. 251.

15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kehadiran Bank Tanah Pertanian difungsikan untuk menjamin
kedaulatan pangan dan pembangunan desa. Sehubungan
dengan kedaulatan pangan, Bank Tanah Pertanian dapat
menjamin swasembada pangan dengan mengendalikan alih
fungsi lahan pertanian, pelaksanaan kebijakan perluasan dan
pengadaan tanah untuk lahan pertanian, perkebunan, dan
peternakan berikut infrastruktur pendukung. Perluasan
pengadaan tanah untuk lahan pertanian merupakan salah satu
bentuk perubahan penggunaan sumber daya lahan dari bukan
lahan pertanian menjadi lahan pertanian. Secara konstitusional
adanya institusi yang mengkoordinasikan Bank Tanah Pertanian
ini merupakan implementasi dari Pasal 33 UUD 1945 tentang
pemberdayaan sumber daya alam, dalam hal ini tanah sebagai
kekayaan negara bangsa Indonesia.
2. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan operasional
bank tanah antara lain: (1) Regulasi, akan memaksa bank tanah
bekerja sesuai fungsi dan tujuannya sehingga akan
mendatangkan keadilan dan mendorong peningkatan
kemakmuran rakyat; (2) Kelembagaan Bank Tanah, seharusnya
berbentuk badan hukum publik, hal ini disebabkan karena bank
tanah mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar
yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak sehingga
pemerintah harus berperan aktif dalam pelaksanaan bank
tanah; (3) Pembiayaan Bank Tanah, yang amat sangat
tergantung pada adanya sumber dana yang stabil dan

16
berkelanjutan; (4) Faktor lain seperti Political will, rencana tata
ruang wilayah dan SDM.

B. Saran
1. Perlu ada perbaikan sistem pengadaan tanah untuk lahan
pertanian menggunakan mekanisme Bank Tanah untuk
Pertanian (Bank Tanah Pertanian) yang komprehensif dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap pengendalian.
2. Pemerintah dalam pembentukan bank tanah pertanian harus
dilengkapi dengan regulasi

17

Anda mungkin juga menyukai