Oleh:
ARIEF HERYANA : NIM 228040011
HARRI TRI RAMDHANI : NIM 228040013
CANDRA NUGRAHA : NIM 228040017
GILANG SATRIA : NIM 228040047
RIZCKY RIYADHI : NIM 228040062
1
Henki Warsani, “Kajian Pemanfaatan Lahan Sawah Di Kecamatan Kuantan Tenga
Kabupaten Kuantan Singingi”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.
1
Proses pembangunan di Indonesia, menjadikan sektor pertanian
sangat penting dalam perekonomian nasional karena hampir
sebagian besar penduduk Indonesia hidup di pedesaan dengan mata
pencaharian sebagai petani. Selain memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap pendapatan nasional Indonesia, sebagian
ekspor Indonesia juga berasal dari sektor pertanian, sehingga sektor
pertanian mempunyai peranan penting dalam penyerapan tenaga
kerja dan penyediaan kebutuhan pangan dan sandang bagi
penduduk.
2
Syahrir Ika, Kedaulatan Pangan dan Kecukupan Pangan: Negara Wajib Mewujudkannya,
Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, hlm. 9.
2
sekitar 0,3 Ha sawah per kepala.3 Jadi, potensi sawah di Indonesia
belum dapat dioptimalkan dengan baik. Apabila belum ada upaya
percetakan sawah baru, maka Indonesia akan mengalami defisit
berat sepanjang tahun mengingat jumlah penduduknya yang banyak
dan terus bertambah dari tahun ke tahun.4
3
kalangan awam sekalipun. omnibus berarti sebuah undang-undang
yang mengatur dan mencakup berbagai jenis materi muatan yang
berbeda-beda atau mengatur dan mencakup semua hal mengenai
suatu jenis materi muatan.
4
prasarana lain; pematangan tanah untuk mempersiapkan tanah bagi
tata kelola usaha Bank Tanah; dan proyek strategis nasional. 6
6
H Arnowo, Land Bank Asset Management To Create A Fair Economy. Jurnal Pertanahan,
Volume. 11, No. 1, 2021, 89– 102.
5
BAB II
PERMASALAHAN
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Benhard Limbong, Bank Tanah, Margaretha Pustaka, Jakarta., 2013, hlm. 103.
8
Maxine Goodman Levin College of Urban Affairs, Best Practises in Land Bank Operations,
Cleveland State University, Juni 2005, hlm. 17.
7
desa. Sehubungan dengan kedaulatan pangan, Bank Tanah
Pertanian dapat menjamin swasembada pangan dengan
mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, pelaksanaan kebijakan
perluasan dan pengadaan tanah untuk lahan pertanian, perkebunan,
dan peternakan berikut infrastruktur pendukung.
9
Vide Pasal 33 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
10
H. Mochtar, Keberadaan Bank Tanah dalam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan, Jurnal
Cakrawala Hukum, Volume 18, Nomor 2, 2013, hlm. 127-135.
8
Pengadaan tanah; (d) Pengelolaan tanah; (e) Pemanfaatan tanah; dan
(f) Penyaluran atau distribusi tanah.
11
R. Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai Alternatif
Penyediaan Tanah bagi Masyarakat untuk Kepentingan Umum, Arena Hukum, Volume 9, Nomor 3,
2016, hlm. 442-462.
12
Benhard Limbong, Op.Cit,
9
mengurangi pengeluaran APBN dan APBD, meminimalisir persoalan
yang terjadi dalam pelepasan tanah, dan meminimalisir pengaruh
buruk dari anggapan negatif tentang tanah yang sering dilakukan
oleh mafia tanah.
13
H. Arnowo, Op.Cit.
10
Di Indonesia, informasi terkait mekanisme operasional bank
tanah didapati eksistensinya belum seluruhnya terlihat. Pada tahap
pengelolaan yang didalamnya terdapat perencanaan dan perolehan,
pemerintah telah mengidentifikasi dan memverifikasi objek tanah
yang masuk bank tanah. Diharapkan, pada tahun 2025, bidang
tanah secara keseluruhan terlah terdaftar dan mampu
mengidentifikasi manakah yang masuk kriteria objek bank tanah.
Konsepsi bank tanah dapat dijadikan opsi untuk menyelesaikan
persoalan pembangunan perumahan ramah lingkungan di Indonesia
14
14
H. Candra, & A. Khaidir, Peluang dan Tantangan Bank Tanah Menuju Pemukiman
Berwawasan Lingkungan di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volumu 5, Nomor 2, 2020,
hlm.1-20.
15
Suyudi B. & Suhattanto M. A., Pembentukan Bank Tanah dan Permasalahannya di
Indonesia, 2018.
16
Opcit
11
Sebagai upaya untuk memenuhi ketersediaan tanah dan
terhindarkan dari lonjakan harga pasar tanah yang melambung
tinggi, maka pelaksanaan mekanisme bank tanah harus segera
dilakukan berdasarkan Perpres 113 Tahun 2021. Pada tahun 2022,
pemerintah mulai mengidentifikasi kepemilikan dan pengelolaan
tanah untuk pembangunan. Tanah-tanah tersebut bisa berasal dari
tanah cadangan umum negara, tanah aset pemerintah yang belum
ter manfaatkan, tanah timbul, tanah tumbuh maupun bekas
pertambangan, tanah yang terkena kebijakan perubahan tata ruang
ataupun konsolidasi tanah, tanah dari pelepasan kawasan hutan,
atau pun tanah dari proses pengadaan langsung atau
hibah/sumbangan.1718
17
Sumardjono dan Maria S.W., Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya,
Kompas, Jakarta, 2008.
18
Suyudi B. & Suhattanto M. A., Op.Cit.
19
H. Wulansari, R. Junarto, D. A. Mujiburohman, Mewujudkan Sistem Pendaftaran Tanah
Publikasi Positif, Riau Law Journal, Volemu 5, Nomor 1, 2021, hlm. 61-74.
12
pemenuhan ketersediaan tanah untuk kepentingan umum, sosial,
pembangunan, pemerataan ekonomi dan keadilan pertanahan segera
terwujud.
1) Regulasi.
13
2) Kelembagaan Bank Tanah.
14
berkelanjutan.Dalam dunia pendanaan bank tanah pada umumnya
dikenal 2 bentuk bantuan pendanaan: 21
21
Benhard Limbong, Op.Cit, hlm. 251.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kehadiran Bank Tanah Pertanian difungsikan untuk menjamin
kedaulatan pangan dan pembangunan desa. Sehubungan
dengan kedaulatan pangan, Bank Tanah Pertanian dapat
menjamin swasembada pangan dengan mengendalikan alih
fungsi lahan pertanian, pelaksanaan kebijakan perluasan dan
pengadaan tanah untuk lahan pertanian, perkebunan, dan
peternakan berikut infrastruktur pendukung. Perluasan
pengadaan tanah untuk lahan pertanian merupakan salah satu
bentuk perubahan penggunaan sumber daya lahan dari bukan
lahan pertanian menjadi lahan pertanian. Secara konstitusional
adanya institusi yang mengkoordinasikan Bank Tanah Pertanian
ini merupakan implementasi dari Pasal 33 UUD 1945 tentang
pemberdayaan sumber daya alam, dalam hal ini tanah sebagai
kekayaan negara bangsa Indonesia.
2. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan operasional
bank tanah antara lain: (1) Regulasi, akan memaksa bank tanah
bekerja sesuai fungsi dan tujuannya sehingga akan
mendatangkan keadilan dan mendorong peningkatan
kemakmuran rakyat; (2) Kelembagaan Bank Tanah, seharusnya
berbentuk badan hukum publik, hal ini disebabkan karena bank
tanah mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar
yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak sehingga
pemerintah harus berperan aktif dalam pelaksanaan bank
tanah; (3) Pembiayaan Bank Tanah, yang amat sangat
tergantung pada adanya sumber dana yang stabil dan
16
berkelanjutan; (4) Faktor lain seperti Political will, rencana tata
ruang wilayah dan SDM.
B. Saran
1. Perlu ada perbaikan sistem pengadaan tanah untuk lahan
pertanian menggunakan mekanisme Bank Tanah untuk
Pertanian (Bank Tanah Pertanian) yang komprehensif dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap pengendalian.
2. Pemerintah dalam pembentukan bank tanah pertanian harus
dilengkapi dengan regulasi
17