Anda di halaman 1dari 19

KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM dan PERMASALAHAN EKONOMI

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Yang Diampu Oleh Bapak Ana Toni Roby Candra Yudha, S,E.,M.SEI

Oleh:
1. Isna Assalafiah Nainggolan G01218010
2. Arifatuzzuhriah G71218031
3. Indi Fadhlullah G71218040
4. Khusnul Khotimah G71218043
5. Rizki Fadilah G71218050
6. Windi Asri Ila Firda G71218059

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
FEBRUARI, 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...........
Syukur kehadirat Allah SWT.Yang menciptakan alam semesta dengan kekuasaan-Nya.
Yang mana tiada yang bisa member atas apa yang telah diberikan-Nya, yang dengan dzat-Nya
yang maha pengasih lagi maha penyayang telah mengatur baik dan buruknya kehidupan setiap
manusia di muka bumi dan karena kasih sayang Allah yang tiada batas ini lah kami bisa
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan Salam senantiasa terucap dan terbulir dari lisan ini. Lisan dari umat Nabi
Muhammad SAW. Sosok idola umat sepanjang zaman yang karena kehadirannya telah
menimbulkan pencerahan pada alam semesta dan pemikiran ideology seluruh penghuninya.
Bersama agamanya yang senantiasa menerangkan mana yang hak dan mana yang bathil,
membawa umat manusia kejalan yang terang benderang.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya pengajar mata
kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
mengingatakan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak,
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Surabaya, 07 Februari 2020

Penulis
( kelompok 2 )

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................................ 9
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 9
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................... 10
A. Permasalahan “Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Kelangkaan Sumber Daya
Alam Dan Permasalah Ekonomi” ............................................................................................. 10
B. Kebijakan Pemerintah KalimantanTimur tentang Kewajiban Reklamasi Pertam- bangan
Batubara di AreaHutan .............................................................................................................. 11
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13
B. Saran & Ulasan .................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan unsur yang sangat penting dalam
kehidupan kita. Karena, dimana semua kebutuhan manusia bergantung
pada persediaan alam. Singkat kata semua kegiatan di bumi tidak terlepas
dari sumber daya alam. Di Indonesia ini terdapat berbagai sumber daya
alam yang melimpah, namun kita belum bisa memanfaatkan sumber daya
alam itu dengan baik dan juga belum bisa menggunakannya dengan
bijaksana.
Mengingat begitu pentingnya sumber daya alam tersebut maka kita
seharusnya melestarikan sumber daya alam tersebut untuk kelangsungan
hidup kita di masa yang akan datang. Sekarang ini pengambilan Sumber
Daya Alam sudah sangat berlebihan, bahkan dapat di katakan
mengeksploitasi. Sehingga, Sumber daya alam baik yang dapat di perbarui
atau tidak akan mengalami kelangkaan. Hal ini akan menghawatirkan
karena mengingat tidak semua Sumber Daya Alam dapat di perbarui
dengan cepat. Jika sudah terjadi kelangkaan, tidak menutup kemungkinan
cadangan SDA akan habis.
Manusia secara tidak sadar telah menggeruk habis semua sumber
daya alam yang terdapat di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sampai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui pun berkurang
perlahan-lahan atau bahkan habis, sehingga menimbulkan suatu
kelangkaan yang terjadi di masyarakat.
Begitu juga dengan perekonomian, kelangkaan Sumber Daya Alam
juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Prinsip umum dalam
ekonomi adalah bagaimana cara memenuhi kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dengan ketersediaan Sumber Daya Alam yang terbatas.Oleh
karena itu diperlukan pengelolaan Sumber Daya Alam yang arif dan
bijaksana, agar ketersediaanya tetap ada sampai saat ini atau masa yang
akan datang
Kelangkaan adalah keadaan dimana kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dihadapkan dengan sumber daya yang terbatas.1 Hal ini dapat
diartikan bahwa kelangkaan itu terjadi karena jumlah kebutuhan manusia
ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang
tersedia.
Kelangkaan bukan menjadi sebuah masalah yang sulit ditemukan.
Kelangkaan SDA diartikan sebagai salah satu sumber daya alam yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang jumlahnya tidak sebanding
dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia kelangkaan adalah
kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk
memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi

1
Wahyu Adji, dkk, Ekonomi untuk SMA/MA Jilid 1 Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.24.

1
karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang
tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau
ditemukan. Namun kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan
kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan juga mengandung dua
pengertian:

 Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.


 Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan
yang lain.

Masalah kelangkaan yang selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana


seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam
dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan,
ilmu ekonomi berperan penting karena masalah ekonomi yang sebenarnya
adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak
terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya
dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam
jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami
kelangkaan.2 Penyebab Kelangkaan SDA. Terdapat beberapa penyebab
terjadinya kelangkaan sumber daya alam yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat

Salah satu faktor penyebab terjadinya suatu kelangkaan ialah pertumbuhan


penduduk, karena jika meningkatnya pertumbuhan penduduk maka akan
menyebabkan jumlah kebutuhan juga pasti akan meningkat. Sedangkan,
jumlah alat pemuas kebutuhan hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas.

2. Sifat serakah manusia


Mahatma Ghandi, berkata bahwa “Sumber daya alam yang tersedia hanya
cukup untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak cukup untuk kerakusan setiap
manusia.” Itulah mengapa manusia merupakan makhluk yang tak ada
puasnya dalam memenuhi setiap kebutuhan dan keinginannya. Karena sifat
serakah yang dimiliki manusia ini, menyebabkan terjadinya eksploitasi
alam secara besar-besaran dimana tujuannya hanya untuk mendapatkan
keuntungan yang besar.

3. Terbatasnya akan kemampuan produksi


Dalam hal ini, dengan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi. Kemajuan teknologi di negara maju berlangsung
sangat cepat, sementara kemajuan teknologi di negara berkembang lebih
lambat tidak sebanding dengan meningkat dan berkembangnya kebutuhan
barang dan jasa.

2
https://bit.ly/2SqNScN

2
4. Bencana alam
Kelangkaan terjadi karena beberapa faktor penyebabnya ialah bencana
alam, hal ini berpengaruh terhadap proses dalam pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Kerusakan yang ditimbulkan karena bencana alam, akan
berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan manusia. Contohnya :
bencana banjir mengakibatkan terganggunya distribusi barang dan jasa,
akibatnya masyarakat.

5. Letak geografis yang berbeda


Persebaran sumber daya dipenjuru dunia ini tidak merata. Ada yang daerah
tanahnya subur dan ada yang yang gersang. Perbedaan daerah ini
menyebabkan kelangkaan.

Terdapat beberap dampak yang terjadi ketika terdapat kelangkaan


SDA(Sumber Daya Alam) bagi perekonomian. Terjadinya kelangkaan sumber
daya alam menimbulkan dampak terhadap perekonomian di masyarakat. Di
bawah ini beberapa contoh dampak kelangkaan sumber daya alam terhadap
perekonomian:
1. Menurunnya tingkat produksi
Dalam sistem produksi, alam menjadi sebagai salah satu input
produksi. Semakin besar sumber daya alam, maka hal ini akan
berpengaruh kepada cadangan atau bahan mentah yang akan diproduksi.
Namun sebaliknya, jika sumber daya alam yang tersedia semakin
berkurang atau langka maka produksi yang dihasilkan semakin sedikit
juga.
2. Menurunnya pendapatan masyarakat
Jika suatu perusahaan mengalami penurunan tingkat produksi,
maka secara otomatis tenaga kerja yang diperlukan juga sedikit, sehingga
hal ini menyebabkan akan terjadinya pemberhentian tenaga keja (PHK).
Karena hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran atau turunnya
pendapatan masyarakat.
3. Menaiknya harga-harga barang
Tingkat produksi berpengaruh terhadap sumber daya alam yang
langka, jika sumber daya alam yang tersedia hanya sedikit, maka barang
yang diproduksipun sedikit juga. Hal ini akan berdampak pada harga
barang yang diproduksi tersebut, yaitu kenaikan harga karena barang yang
diproduksi hanya sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut lebih
besar.
Dengan adanya permasalahan kelangkaan pada Sumber Daya Alam
terdapat cara mengatasi kelangkaan Sumber Daya Alam tersebut
diantaranya:
1. Mengadakan Eksplorasi Dan Penemuan
Eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan sumber daya yang baru, yang
belum diketahui atau yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Penemuan
sumber daya yang baru ini memungkinkan ketersediaan sumber daya alam
akanmeningkat. Namun pada dasarnya pula akan terjadi berkurangnya stok
yang tersedia yang tersedia di alam.

3
2. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan untuk bisa mengurangi biaya dalam
mengelola sumber daya dengan menemukan cara-cara terbaru yang lebih
efisien. Dengan secara otomatis tingkat dan jenis ateknologi yang sedang
dikembangkan ini dapat disesuaikan dengan tingkat kelangkaan sumber daya.

3. Penggunaan Substitusi
Dengan sumber daya yang berlimpah dapat dimanfaatkun untuk
menjadikannya barang substitusi sumber daya yang langka. Jika proses
subtitusi sember daya yang diperbaharui dengan sumber daya yang tidak
dapat diperbahurui semakin mudah, maka dampak terhadap proses
kelangkaan semakin kecil. Misalnya penggunaan bioenergi sbagai substitusi
dari BBM.

4. Pemanfaatan Kembali Dan Daur Ulang


Pemanfaatan kembali adalah barang-barang yang tidak terpakai lagi oleh
seseorang dapat digunakan kembali, dengan syarat masih layak pakai, dapat
digunakan dan berfungsi.
Sedangkan, daur ulang adalah proses menjadikan suatu barang bekas menjadi
barang baru yang dapat menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna, hal ini
bertujuan untuk mengurangi sampah atau limbah.
Terdapat juga pengukuran ekonomi dalam kelangkaan
a. Biaya produksi
Barnet dan morse memula studinya dengan melihat pada doktrin klasik
tentang meningkatnya kalangkaan ekonomis akan sumber daya alam.
Namun, dalam studi Barnet dan morse itu dikemukakan bahwa teori klasik
mengenai meningkatnya sumber daya alam itu tidak dapat diterima,
kecuali dalam hal terbatas atau tertutup.
Bernet dan morse membuat hipotesis tentang kelangkaan sumber daya
alam yaitu bahwa sumber daya alam itu semakin langka bila:
1. Biaya rill persatuan output meningkat terus selama priode
pengambilan.
2. Biaya komoditi yang diambil relative lebih tinggi dari pada biaya
produksi komoditi lain.
3. Harga komoditi yang diambil relative lebih tinggi dari pada harga
komoditi lain.

Ada beberapa alasan mengapa sumber daya alam menjadi semakin langka
ialah:
1. Karena adanya barang subsitusi bagi sumber daya alam yang terus
menerus diambil dan semakin sedikit jumlahnya, dengan sumber daya
yang masih berlimpah adanya. Sebagai contoh adalah biji-bijian
menggantikan daging, plastic menggantikan kulit, dan serat sintetis
menggantikan serat alami.
2. Karena adanya penemuan baru dengan dipakainya metode eksplorasi
baru, seperti metode geofisik, geokemis dan satelit.

4
3. Karena adanya peningkatan dalam impor mineral dan mental dari
negara lain.Dengan adanya perbaikan dibidang transportasi telah
memungkinkan daerah daerah yang jauh dari lokasi sumber daya alam
mampu bersaing secara ekonomis
4. Karena adanya peningkatan pegetahuan teknik yang berguna bagi
eksplorasi, pengambilan dan pengangkutan sumber daya alam,
sehingga produksi dapat bersifat besar-besaran dan biaya produksi
persatuan dapat ditekankan.
5. Adanya kemungkinan daur ualang. Sebagai missal konsumsi Amerika
Serikat yang berasal dari barang bekas adalah besi 37%, tembaga 20%,
aluminium 10%, nikel 35%.
b. Harga barang Sumber Daya Alam
Kelangkaan sumber daya alam dapat dilihat dari harga barang
sumber daya yang semakin meningkat maupun dilihat dari “royalty” atau
“rent”. Rent adalah harga bayangan satu satuan barang sumber daya dalam
persediaan.
Brown dan field mengatakan bahwa semua cara yaitu biaya produksi
persatuan, harga sumber daya alam dan nilai sewa ekonomis memilik
kelemahannya sendiri-sendiri dan mereka menyimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Biaya rata-rata atau biaya persatuan yang dipakai Bamett dan morse
dalam mengukur kelangkaan sumber daya alam merupakan indikator
yang meragukan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam dunia yang berkembang terus, biaya rata-rata tidak tepat
digunakan untuk mengukur kelangkaan yang semmakin meningkat
karena tingkat teknologi berkembang terus
b. Bahwa biaya persatuan tidak memperhitungkan biaya-biaya
pengambilan sumber daya dimasa datang sebagi akibat dari
kelangkaan itu sendiri.
c. Biaya persatuan tidak dapat menjadi indeks pengukur yang tepat
karena biaya pengambilan dimasa datang tidak dapat diperhitugkan
disini.
d. Biaya persatuan tidak mencerminkan keadaan semakin berkurang
sumber daya alam.
e. Biaya yang satuan merupakan alat pengkur yang kurag tepat.
2. Bahwa harga barang sumber daya relatif lebih baik, daripada biaya
persatuan sebagai pengukur kelangkaan sumber daya alam karena:
a. Harga rill barang sumber daya lebih melihat ke depan dan
mencerminkan adanya biaya yang diharapkan dimasa datang baik
untuk eksplorasi.
b. Kemajuan teknologi mengalihkan tanda-tanda kelangkaan sumber
daya alam yang ditunjukkan oleh harga rill barang sumberdaya.
c. Harga rill tidak menunjukkan adanya kecenderungan semakin
langka sumber daya alam yang memiliki sumber daya pengganti.
d. Harga rill sumber daya dapat meningkat ataupun menurun, yang
berarti menunjukkan adanya kelangkaan atau berkurangnya
kelangkaan, tergantung pada harga mana yang dipakai untuk
membuat angka indeks.

5
3. Nilai sewa dari sumber daya alam (economic rent) atau nilai sumber
daya alam ditempatnya (in situ resources), merupakan alat pengukur
yang tiga tahap kelangkaan sumber daya alam. Nilai sewa ini lebih
tepat menggambarkan kelangkaan sumber daya alam dari pada dua
cara yang disebut sebelumnya. Niali sewa ( economic rent) sumber
daya alam pada umumnya meningkat dalam beberapa puluh tahun
yang terakhir, tetapi biaya produksi dan harga baramh justru menurun,
khususnya untuk kayu.
Namun demikian ada beberapa keberatan terhadap alat pengukur imi,
diantaranya yaitu:
a. Sulit untuk mendapatkan data nilai sewa ekonomis dari sumber
daya alam, karena nilai sewa sumber daya alam itu tidak praktis
dalam jangka pendek.
b. Nilai sewa lebih memperkirakan kelangkaan sumber daya alam
yang semakin meningkat dalam arti ekonomi \, tetapi berkurangnya
sumber daya alam secara fisik belum tentu sejalan dengan kenaikan
nilai sewa sumber daya alam sebagai cermin dari kalangan
ekonomis.

Selanjutnya masih ada kelemahan lain yang dimiliki oleh harga


barang sumber daya alam dan scarcity rent sebagai berikut:
c. Sebagian sumber daya alam diusahakan untuk memenuhi
kepentingan umum, sehingga harga pasar tidak mencerminkan
penilaian yang sesungguhnya terhadap sumber daya alam itu.
d. Tidak ada “future market” untuk sumber daya alam sehingga
tingkat harga dimasa yang akan datang hanya ditentukan oleh
harapan saja.
e. Sumber daya alam mempunyai aspek barang public yang
konsumsiannya tidak harus mengeluarkan orang yang tidak
sanggup membayar, dan kalau barang itu dikonsumsikan tidak
mengurangi yang tersedia untuk dikonsumsikan orang lain ,
sehingga harga pasar kurang dapat mewakili.
Jadi disimpulkan bahwa pendekatan secara fisik maupun
ekonomis sama sama memiliki kelemahan. Pendekatan fisik tidak
memiliki kepastian mengenai besanya persediaan, sedangkan
pendekatan secara ekonmis memiliki kelemahan yaitu bila
mekanisme pasar tidak dapat bekerja secara sempurna. Oleh karena
itu masih sulit untuk memastikan kondisi dari sumber daya alam
itu, apakah masih melimpah atau atau sudah langka adanya
walaupun kita mengetahui secara pasti kalau smbeer daya alam
mengetahui bahwa sumber daya alam diambil secara terus-
menerus bahkan dengan laju yang semakin meningkat.3

3
Drs. M. Suparmoko, M.A., Ph.D. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Suatu
Pendekatan Teoritis), (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1997) hlm 65-75

6
1.1 Tingkat Sumber Daya Alam Di Indonesia

(dikutip dari https://www.esdm.go.id/)


Berdasarkan kutipan dari kompasiana.com (6 Januari 2020 14:56 Diperbarui: 16
Januari 2020 14:59) mengatakan bahwa Sumber Daya Alam Yang MenipisDi
masa sekarang kelangkaan akan suatu barang telah banyak dirasakan oleh setiap
orang, contohnya kelangkaan akan BBM, gas, dan lain-lain. Manusia secara tidak
sadar telah menggeruk habis semua sumber daya alam yang terdapat di bumi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sampai sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharuipun berkurang perlahan-lahan atau bahkan habis, sehingga
menimbulkan suatu kelangkaan yang terjadi di masyarakat. Kelangkaan sumber
daya alam di bumi ini tidak mungkin terjadi begitu saja. Terdapat macam-macam
penyebab terjadinya kelangkaan. Kelangkaan merupakan suatu hal yang tidak bisa
dihindari karena memang semua manusia memiliki kebutuhan pokok akan sumber
daya alam. Walaupun tidak bisa dihindari, namun bukan berarti kelangkaan ini
tidak dapat diatasi.
Pada umumnya penyebab kelangkaan tersendiri adalah Pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat, Salah satu faktor penyebab terjadinya suatu
kelangkaan ialah pertumbuhan penduduk, karena jika meningkatnya pertumbuhan
penduduk maka akan menyebabkan jumlah kebutuhan juga pasti akan meningkat.
Sedangkan, jumlah alat pemuas kebutuhan hanya terbatas untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Sifat serakah manusia, Mahatma Ghandi, berkata bahwa “Sumber daya alam
yang tersedia hanya cukup untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak cukup untuk
kerakusan setiap manusia.” Itulah mengapa manusia merupakan makhluk yang tak

7
ada puasnya dalam memenuhi setiap kebutuhan dan keinginannya. Karena sifat
serakah yang dimiliki manusia ini, menyebabkan terjadinya eksploitasi alam
secara besar-besaran dimana tujuannya hanya untuk mendapatkan keuntungan
yang besar.Terbatasnya akan kemampuan produksi. Dalam hal ini, dengan
kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi.
Kemajuan teknologi di negara maju berlangsung sangat cepat, sementara
kemajuan teknologi di negara berkembang lebih lambat tidak sebanding dengan
meningkat dan berkembangnya kebutuhan barang dan jasa.
Bencana alam ,Kelangkaan terjadi karena beberapa faktor penyebabnya
ialah bencana alam, hal ini berpengaruh terhadap proses dalam pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Kerusakan yang ditimbulkan karena bencana alam,
akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan manusia. Contohnya :
bencana banjir mengakibatkan terganggunya distribusi barang dan jasa, akibatnya
masyarakat. Letak geografis yang berbeda, Persebaran sumber daya dipenjuru
dunia ini tidak merata. Ada yang daerah tanahnya subur dan ada yang yang
gersang. Perbedaan daerah ini menyebabkan kelangkaan.
Terjadinya kelangkaan sumber daya alam menimbulkan dampak terhadap
perekonomian di masyarakat. Di bawah ini beberapa contoh dampak kelangkaan
sumber daya alam terhadap perekonomian antara lain, Menurunnya tingkat
produksi, Dalam sistem produksi, alam menjadi sebagai salah satu input produksi.
Semakin besar sumber daya alam, maka hal ini akan berpengaruh kepada
cadangan atau bahan mentah yang akan diproduksi. Namun sebaliknya, jika
sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang atau langka maka produksi
yang dihasilkan semakin sedikit juga. Selain itu Menurunnya pendapatan
masyarakat, Jika suatu perusahaan mengalami penurunan tingkat produksi, maka
secara otomatis tenaga kerja yang diperlukan juga sedikit, sehingga hal ini
menyebabkan akan terjadinya pemberhentian tenaga keja (PHK). Karena hal ini
menyebabkan terjadinya pengangguran atau turunnya pendapatan masyarakat.dan
yang terakhir , Menaiknya harga-harga barang Tingkat produksi berpengaruh
terhadap sumber daya alam yang langka, jika sumber daya alam yang tersedia
hanya sedikit, maka barang yang diproduksipun sedikit juga. Hal ini akan
berdampak pada harga barang yang diproduksi tersebut, yaitu kenaikan harga
karena barang yang diproduksi hanya sedikit sedangkan permintaan akan barang
tersebut lebih besar.
Berdasarkan semua, penyebab dan dampak yang telah dipaparkan, adapun
cara mengatasi kelangkaan sumber daya alam yang dilakukan oleh pemerintah
sebagai berikut, Cara mengatasi kelangkaan SDA diantara lain. Mengadakan
Eksplorasi dan Penemuan, Eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan sumber daya
yang baru, yang belum diketahui atau yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
Penemuan sumber daya yang baru ini memungkinkan ketersediaan sumber daya
alam akan meningkat. Namun pada dasarnya pula akan terjadi berkurangnya stok
yang tersedia yang tersedia di alam.selain itu, Kemajuan teknologiKemajuan
teknologi memungkinkan untuk bisa mengurangi biaya dalam mengelola sumber
daya dengan menemukan cara-cara terbaru yang lebih efisien. Dengan secara
otomatis tingkat dan jenis ateknologi yang sedang dikembangkan ini dapat
disesuaikan dengan tingkat kelangkaan sumber daya. Kemudian Penggunaan
substitusiDengan sumber daya yang berlimpah dapat dimanfaatkun untuk
menjadikannya barang substitusi sumber daya yang langka. Jika proses subtitusi

8
sember daya yang
diperbaharui dengan
sumber daya yang
tidak dapat
diperbahurui semakin
mudah, maka dampak
terhadap proses
kelangkaan semakin
kecil. Misalnya
penggunaan bioenergi
sbagai substitusi dari BBM. Dan yang terakhir Pemanfaatan kembali dan daur
ulang, Pemanfaatan kembali adalah barang-barang yang tidak terpakai lagi oleh
seseorang dapat digunakan kembali, dengan syarat masih layak pakai, dapat
digunakan dan berfungsi.Sedangkan, daur ulang adalah proses menjadikan suatu
barang bekas menjadi barang baru yang dapat menjadi sesuatu yang bernilai dan
berguna, hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah atau limbah.Berdasarkan
keputusan KESDM 2012, mereka merencanakan bahwa pengurangan penggunaan
minyak bumi dari 49,5 persen (2011) menjadi 25 persen (2025) bukanlah sesuatu
yang mudah. Begitu pula halnya dengan upaya memacu pertumbuhan energi
terbarukan dari yang awalnya hanya 4,2 persen di tahun 2011 menjadi 25 persen
di tahun 2025. Semua ini harus tercapai dalam kurun waktu yang singkat dimana
hanya tersisa yakni sekitar 10 tahun. Hal ini merupakan pencegahan atas
kelangkaan sumber daya alam yang terjadi di masa depan.
berdasarkan uraian diatas, penulis memutuskan untuk mengambil studi
kasus dengan topik, kelangkaan batubara di indonesia tepatnya di Kalimantan,
yang tengah gencar banyak dibicarakan. Bertolak dari latar belakang di atas,
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana dampak pertambangan batu bara terhadap kelangkaan sumber
daya alam dan permasalah ekonomi ?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah diatas, penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
menginformasikan dan menjelaskan dampak pertambangan batu bara terhadap
kelangkaan sumber daya alam dan permasalah ekonomi
1. Untuk mengetahui proses terjadinya dampak pertambangan batu bara
terhadap kelangkaan sumber daya alam dan permasalah ekonomi
2. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan tersebut.

9
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Permasalahan “Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Kelangkaan Sumber


Daya Alam Dan Permasalah Ekonomi”
Kelangkaan sumber daya alam diakibatkan oleh produktivitas tambang batu
bara diantaranya mulai langkanya sumber daya alam di daerah kawasan hutan
salah satunya di daerah kalimantan timur. Dalam perspektif pengelolaan sumber
daya alam berkeadilan, perlindungan hukum diberikan kepada warga negara dan
lingkungan hidup dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan dalam
pemanfaatannya, baik yang menggunakan sumber daya alam maupun yang tidak
menikmati sumber daya alam. Dalam banyak peristiwa kebanyakan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia dapat mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan
sumber daya alam yang ada. Kegiatan ekonomi masyarakat kebanyakan berbasis
lahan diantaranya berupa kegiatan pertanian dan perikanan darat.Salah satu
sumber daya alam yang paling rentan dalam kegiatan ekonomi sumber berbasis
lahan adalah hutan. Sebenarnya, yang kita ketahui hutan harus dikelola secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, ekologi, budaya dan
spiritual masa kini dan generasi masa depan. Pengelolaan hutan berkelanjutan
sebagai syarat mendapatkan jaminan ketersediaan keanekaragaman hayati,
kebutuhan masa kini dan masa depan atas hutan, fungsi ekonomi dan sosial
ekologi dan terjaganya ekosistem.Pemanfaatan kawasan hutan di provinsi
kalimantan timur (kaltim) memerlukan kehati-hatian dikarenakan terus menerus
mengalami penurunan jumlah luasan dari waktu-kewaktu.
Pertambangan batubara merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi
membutuhkan kawasan hutan, baik yang berasal dari Kawasan Budidaya
Kehutanan (KBK) maupun Kawasan Budidaya non Kehutanan (KBNK). Kegiatan
pertambangan batubara di Kaltim menggunakan lahan seluas 7,2 juta hektar oleh
1,443 izin usaha pertambangan yang batubara (PKP2B), dengan total jumlah
produksi 204 juta ton tahun 2011 (sebagai dikeluarkan oleh pemerintah daerah
sudah termasuk 33 Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan jumlah produksi
tertinggi sejak eksploitasi batubara di Kaltim.
Pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan dan perkebunan
merupakan penggunaan kawasan hutan terbesar di Kaltim. Ketentuan hukum saat
ini ikut ikut berkontribusi mempermudah penggunaan hutan untuk kegiatan
pertambangan batu bara. Di sisi lain, pertambangan batubara merupakan
penyumbang deforestasi, terutama dilihat dari jumlah area lahan yang digunakan.
Semangat menggerakan ekonomi melalui bahan ekstraksi tambang telah
menghadirkan kekhawatiran masyarakan dikarenakan pertambangan kebanyakan
tidak mengikuti pola pengelolaan hutan dengan baik. Hutan dengan fungsi yang
strategis tidak akan mampu menjaga ketersediaan air, menjaga kesuburan tanah,
pengaruhnya terhadap perubahan iklim, termasuk kemampuan menyeimbangkan
ekosistem bila kegiatan reklamasi hutan tempat penambangan batubara tidak
dilakukan dengan baik. Namun demikian, kewajiban reklamasi masih menjadi
permasalahan sampai saat ini. Praktik pertambangan sebagai penyumbang
deforestasi yang salah satunya disebabkan tidak ada revegetasi dibekas area galian
tambang. Berbagai alasan kerap kali ditemukan atas kegagalan pelaksanaan
reklamasi, diantaranya kurang ketaatan kewajiban penempatan dana jaminan

10
reklamasi, tidak ada reklamasi, alasan kandungan batu bara yang belum terambil
secara keseluruhan termasuk alasan teknis tidak dapat melakukan kegiatan
reklamasi.
Bekas area tambang batubara memiliki kerentanan timbulnya bencana ekologis
masa depan bila mana perlindungan kawasan hutan tidak dijaga. Sejatinya,
penambangan batubara yang dilakukan berperilaku “merusak” terhadap
lingkungan hidup (termasuk kawasan hutan) tidak memiliki tindakan unutuk
mengembalikan daya pulih kawasan hutan seperti sedia kala. Penambangan
batubara yang diawali dengan dilakukannya peledakan dari dalam bumi guna
mengeluarkan batu bara dari perut bumi menghasilkan berbagai masalah yang
ditimbulkannya. Hasil pengendapan tumbuhan dan binatang ratusan tahun lalu
yang dikeruk dan dibawa ke berbagai daerah terutama jawa dan Bali, untuk bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Batubara dibawa melalui sungai besar dan laut menuju berbagai tempat. Ada
untuk diekspor, ada untuk PLTU, buat pembakaran semen, nikel, dan lain-lain. Di
PLTU, batubara untuk menjalankan turbin hingga menghasilkan listrik yang
mengalir kerumah-rumah warga. Masalah muncul dari hulu hingga hilir. Mula-
mula dari pertambangan batu bara dalam perjalanan mendistribusikan batubara ke
berbagai wilayah, tongkang batubara menghancurkan terumbu karang seperti
terjadi di Taman Nasional Karimunjawa.
Banyak konsesi batubara yang dimiliki perusahaan berada dekat dengan
pemukiman maupun lahan pertanian warga. Praktis ia mengambil lahan pertanian
dan perkebunan, serta tempat hidup warga, seperti terjadi di Kota Samarinda,
Kalimantan Timur. Hidup bertetanggaan dengan tambang batubara, bikin muncul
banyak masalah, dari air bersih yang langka bahkan tercemar, lumpur cemari
sawah, wilayah pertanian kurang produktif sampai polusi udara karena debu lalu
lintas pengangkutan batubara. Di desa kertabuana, terdapat seorang masyarakat
petani yang pernah dipenjara dikarenakan protes mengenai tambang batubara
didaerah tersebut. Hal itu merupakan sederet permasalahan dalam kegiatan
pertambangan saat ini. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan bekas pertambangan
akan membentuk kubangan raksasa berisi air mengandung logam berat
menyebabkan kerusakan pada area bekas tambang yang ditumbuhi hutan hal itu
juga menyebabkan setidaknya puluhan orang, kebanyakan anak-anak yang
meninggal dunia. Di kubangan bekas tambang itu tidak ada batas, plang dan
larangan memasuki lubang bekas tambang. Anak-anak dengan pemukiman tak
jauh dari sana, ada yang jatuh maupun tenggelam di “danau” bekas tambang
batubara. Di Sanga-sanga, kalimantan timur, pada November 2018, rumah warga
dan jalan aspal ambles karena aktivitas tambang batubara kurang 500 meter dari
pemukiman.
B. Kebijakan Pemerintah KalimantanTimur tentang Kewajiban Reklamasi Pertam-
bangan Batubara di Area Hutan
Hukum bagi setiap negara, terutama bagi pemegang kekuasaan dalam
negara, seharusnya menjalankan tugas dan wewenangnya dengan mendasarkan
pada prinsip hukum yang berlaku. Dalam kaitan ini,hokum berposisi sebagai
protection of the citizen again stexcessiveorunfairgovernment power, including to

11
protecting people against excessive or unfair private power.4 Secara faktual, relasi
hukum antara “negara-pengguna sumber daya alam-masyarakat: harus diletakan
bingkai keberpihak perlindungan hukum”.Ketentuan hukum mengenai
pertambangan batubarapadarelasi hukum dan negara menunjukan lebih
akomodatif pada kepentingan pengusaha dibandingkan dengan kelompok
masyarakat rentan, dan lingkungan.
Peraturan Daerah Provinsi Kaltim Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Reklamasi dan Pascatambang ditetapkan sebagai jawaban atas
kondisi perusahaan pertambangan batubara yang memiliki potensi gagal
melaksanakan reklamasi, praktikperizinanyangtidakbaik,pengawasanyangtidak
optimal, termasuk ketentuan-ketentuan tidak cukup dan jelas untuk
diinplementasikan.
Perda ini merupakan inisiatif DPRDProvinsi Kalimantan Timur dan cukup
menyita perhatian pelaku pertambangan dan pemerintah saat itu. Ketua Panitia
Khusus (Pansus) Raperda dipimpin oleh Andi Harun yang sebenarnya merupakan
praktisi pertambangan dan memiliki latar belakang pendidikanteknik
pertambangan.Kegusaranpelaku tambang saat proses hearing maupun
pemeriksaan di berbagai area menyisakan ‘kegalauan’ oleh karena secara teknis
para perancang Raperda tersebut dengan mudah memetakan penyebab pelaku
pertambangan tidak melakukan kegiatan reklamasi.
Di samping itu, adanya kewajiban rencana reklamasi dan penempatan
dana jaminan reklamasi yang harus diajukan bersamaan dengan permohonan
IUP- Produksi merupakan substansi yang mendapatkan penolakan dari
pemerintah daerah dan pelaku pertambangan.MeskipunakhirnyaRaperdatersebut
disahkanmenjadiPerdaNomor8Tahun2013tetapi Pemerintah Provinsi Kaltim
tidak menindaklanjuti membut Peraturan Gubernur sebagaimana diatur dalam
Perda Nomor 8 Tahun2013.
Bukti penolakan pemerintah daerah adalah tidak dibentuknya Peraturan
Gubernur Kalimantan Timur tentang (Pergub) tentang Pembentukan Komisi
Pengawas Reklamasi dan Pasca tambang Daerah meskipun terdapat mandatori
pembentukan lembaga tersebut paling lambat4(empat) bulan saat ditandatangi
Perda Nomor 8Tahun2013.Salah satu muatan draft rancangan Peraturan
GubernurKaltim yaitu mengatur kewenangan lembaga pengawas pertambangan
daerah, yaitu:
o Menerima laporan pelanggaran di bidang pertambangan terutama yang tidak
melakukan reklamasi dan pasca tambang.
o Laporan yang diterima akan ditindak- lanjuti denganskema:
 Laporan akan diserahkan ke- pada Penerbit izin jika terjadi pelanggaran di bidang
admi- nistrasi.
 Pengawas pertambangan rekla- masi dan pascatambang daerah akan
menyerahkan kepada penegak hukum pidana apabila menemukan unsur kejahatan
dalam penyelenggaraan rekla- masi dan pascatambang.
 Memberikan pendapingan ke- pada masyarakat jika laporan yangdisampaikan.

4
Samuel Mermin, 1982, Law and the Legal System, An Introduction, Second Edition, Little,
Brown and Company, Toronto, hlm. 7.

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu sumber daya alam yang paling rentan dalam kegiatan ekonomi
sumber berbasis lahan adalah hutan. Sebenarnya, yang kita ketahui hutan harus
dikelola secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi,
ekologi, budaya dan spiritual masa kini dan generasi masa depan. Pengelolaan
hutan berkelanjutan sebagai syarat mendapatkan jaminan ketersediaan
keanekaragaman hayati, kebutuhan masa kini dan masa depan atas hutan, fungsi
ekonomi dan sosial ekologi dan terjaganya ekosistem
Pemanfaatan kawasan hutan di provinsi kalimantan timur (kaltim)
memerlukan kehati-hatian dikarenakan terus menerus mengalami penurunan
jumlah luasan dari waktu-kewaktu
Semangat menggerakan ekonomi melalui bahan ekstraksi tambang telah
menghadirkan kekhawatiran masyarakan dikarenakan pertambangan kebanyakan
tidak mengikuti pola pengelolaan hutan dengan baik. Hutan dengan fungsi yang
strategis tidak akan mampu menjaga ketersediaan air, menjaga kesuburan tanah,
pengaruhnya terhadap perubahan iklim, termasuk kemampuan menyeimbangkan
ekosistem bila kegiatan reklamasi hutan tempat penambangan batubara tidak
dilakukan dengan baik. Namun demikian, kewajiban reklamasi masih menjadi
permasalahan sampai saat ini. Praktik pertambangan sebagai penyumbang
deforestasi yang salah satunya disebabkan tidak ada revegetasi dibekas area galian
tambang. Berbagai alasan kerap kali ditemukan atas kegagalan pelaksanaan
reklamasi, diantaranya kurang ketaatan kewajiban penempatan dana jaminan
reklamasi, tidak ada reklamasi, alasan kandungan batu bara yang belum terambil
secara keseluruhan termasuk alasan teknis tidak dapat melakukan kegiatan
reklamasi.
Bekas area tambang batubara memiliki kerentanan timbulnya bencana
ekologis masa depan bila mana perlindungan kawasan hutan tidak dijaga.
Sejatinya, penambangan batubara yang dilakukan berperilaku “merusak” terhadap
lingkungan hidup (termasuk kawasan hutan) tidak memiliki tindakan unutuk
mengembalikan daya pulih kawasan hutan seperti sedia kala. Penambangan
batubara yang diawali dengan dilakukannya peledakan dari dalam bumi guna
mengeluarkan batu bara dari perut bumi menghasilkan berbagai masalah yang
ditimbulkannya
Jika pertambangan tidak dilakukan reklamasi hutan akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem yang menyebabkan terjadinya kelangkaan
sumber daya alama diantaranya karena keanekaragaman hayati, flora dan fauna.
Hutan yang dulu nya liar yang dijadikan mata pencarian masyarakat sekitar seperti
pertanian, berburu, perikanan darat akan semakin berkurang produktivitasnya
dikarenakan izin pertambangan oleh beberapa perusahaan. Hutan yang dulu nya
ditumbuhi tumbuhan dan hewan liar. Sekarang sudah hampir punah dan
menyebabkan kelangkaan. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat sekitar.
B. Saran & Ulasan
Studi kasus ini mengenai dampak aktivitas pertambangan Batu bara
terhadap kelangkaan sumber daya alam yang menyebabkan kelangkaan sumber
daya alam. Hal ini juga membuat penurunan signifikan terhadap luasan

13
hutan.Kegiatan pertambangan batubara di Kaltim menggunakan lahan seluas 7,2
juta hektar oleh 1,443 izin usaha pertambangan yang batubara (PKP2B), dengan
total jumlah produksi 204 juta ton tahun 2011 (sebagai dikeluarkan oleh
pemerintah daerah sudah termasuk 33 Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan jumlah produksi tertinggi sejak eksploitasi batubara di Kaltim.
Kebanyakankan pertambangan menimbulkan keresahan terhadap
masyarakat sekitar, dikarenakan tidak sesuai pola pengelolaan lahan yang baik,
atau AMDAL. Apa itu amdal?Analisis dampak lingkungan (bahasa
Inggris:Environmental impact assessment) atau Analisis mengenai dampak
lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah
aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang
merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Amdal telah
dilaksanakan sejak 1982 di Indonesia.
Jika pertambangan tidak dilakukan reklamasi hutan akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem yang menyebabkan terjadinya kelangkaan
sumber daya alama diantaranya karena keanekaragaman hayati, flora dan fauna.
Hutan yang dulu nya liar yang dijadikan mata pencarian masyarakat sekitar seperti
pertanian, berburu, perikanan darat akan semakin berkurang produktivitasnya
dikarenakan izin pertambangan oleh beberapa perusahaan. Hutan yang dulu nya
ditumbuhi tumbuhan dan hewan liar. Sekarang sudah hampir punah dan
menyebabkan kelangkaan. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat sekitar. Jadi
harus dilakukan reklamasi hutan setelah pengalian bekas tambang. Contoh: tidak
adanya revegetasi dibekas area galian tambang. Dengan alasan diantara lain :
kegagalan reklamasi hutan, kurangnya ketaatan kewajiban penempatan dana
jaminan reklamasi, tidak ada reklamasi, kandungan batu bara yang belum terambil
seluruhnya jadi bekas galian dibiarkan begitu saja. Hal ini menimbulkan
keresehan terhadap warga karena bekas galian tersebut sudah menimbulkan
setidaknya puluhan orang dan anak anak meninggal dunia karena jatuh pada
kubangan dan tenggelam di danau bekas galian tambang.
Pertambangan Batu bara juga berkontribusi sebagai pembangunan
ekonomi di indonesia, namun dampak negatif nya berpengaruh bagi ekosistem
lingkungan. Karena tidak terjadi antara kesinambungan antara ekonomi dan
lingkungkan. Karena jika lingkungan nya tidak seimbang yang rugi juga negara
indonesia karena menimbulkan kerugian juga menyebabkan kelangkaan sumber
daya alam hayati dan non hayati. Lingkungan hutan yang dahulu hidup hewan dan
tumbuhan liar sekarang lahan nya tergerus oleh pertambangan batu bara, jadi
keanekaragaman fauna dan flora juga ikut mengalami penurunan. Belum lagi
ketika konsesi batu bara yang di miliki perusahaan mengambil tempat di daerah
pemukiman sebagai pengelolahan batu bara yang kemudian dijadikan nikel dan
lain lain. Masalah yang kerap muncul antara lain : air bersih tercemar, lumpur
cemari sawah, wilayah pertanian tidak subur karena polusi udara adanya
pengangkutan batu bara.

14
Solusinya adalah pemerintah harus ikut andil dalam permasalahan
kelangkaan sumber daya alam, meskipun pertambangan batu bara sangat
menggiurkan bagi pembangunan ekonomi di indoesia juga harus bersikap tegas
pada perusahaan yang nakal karena tidak revegetasi dan reklamasi hutan karena
sudah sangat merugikan. Jika pemerintah tidak tegas, perusahaan lalai dan
akhirnya masyarakat yang terkena dampak dari pertambangan tersebut.

15
DAFTAR PUATAKA

Adji Wahyu, dkk, Ekonomi untuk SMA/MA Jilid 1 Kelas X, (Jakarta: Erlangga,
2007), hlm.24.
https://bit.ly/2SqNScN
Drs. Suparmoko .M, M.A., Ph.D. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
(Suatu Pendekatan Teoritis), (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1997) hlm
65-75
Mermin Samuel, 1982, Law and the Legal System, An Introduction, Second
Edition, Little, Brown and Company, Toronto, hlm. 7.

16

Anda mungkin juga menyukai