Anda di halaman 1dari 2

Banjir di Wilayah Indonesia

Indonesia terkenal dengan alamnya yang indah dan mempesona. Namun


Indonesia juga dikenal sebagai negara langganan banjir setiap tahunnya. Banjir
tersebut sudah dianggap wajar bagi beberapa daerah. Bagaimana tidak? Hampir
setiap tahun banjir menjadi masalah di negara ini. Banjir merupakan kejadian
dimana aliran air memiliki jumlah yang berlebihan seiring terjadinya curah
hujan.

Banjir yang terjadi selama ini dapat disebabkan oleh ulah manusia ataupun
kehendak alam. Banjir yang disebabkan oleh ulah manusia ialah kebiasan
membuang sampah disungai ataupun aliran aliran air lainnya yang
menyebabkan penyumpatan sehingga membuat banjir. Sedangkan banjir yang
disebabkan oleh alam dikarenakan curah hujan yang tinggi membuat
penampung air tidak dapat membendungnya lagi.

Penyebab dari banjir yang perlu menjadi penanganan pemerintah ialah ulah ulah
tangan manusia seperti kebiasaan membuang sampah, penggundulan hutan
sebagai lahan baru dan sebagainya. Jika hal ini terus dibiarkan maka banjir akan
mengakibatkan korban jiwa, timbulnya berbagai jenis penyakit dan rusaknya
sarana maupun prasarana umum. Banjir harus diatasi agar setiap tahun bencana
ini dapat berkurang dan tidak semakin parah.

Menurut perkiraan hampir 70% wilayah Indonesia mengalami banjir. Kejadian


banjir memang memberikan kerugian yang besar, namun juga memberikan
hikmah tersendiri jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Kejadian banjir tersebut memiliki maksud terpendam bagi manusia yaitu


bagaimana manusia tersebut dapat belajar dari alam ini. Karena akibat dari
manusialah yang mengakibatkan banjir terjadi setiap tahun bahkan bertambah
parah. Bahkan manusia juga membuat masalah yang lebih besar dengan
mengolah lahan lahan kosong menjadi bangunan bangunan beton yang
menjulang tinggi. Dengan kejadian banjir, kesadaran manusia hanya datang dan
mudah pergi pada saat itu juga.

Ketika banjir sudah mereda, orang orang kembali ke kehidupannya yang normal
bahkan seolah olah lupa akan bencana tadi. Seharusnya kita menyadari
penyebab dari bencana banjir tersebut.

“Mari Lakukan Penanggulangan Banjir Bersama Sama. Hijaukan Bumi ini dan
Hilangkan Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan”
Kemajuan Teknologi Dan Kemunduran Moral

Kemunculan internet disertai berbagai macam platform media sosial membuat


siapapun, dimanapun, dapat tersambung ke dalam sebuah dunia virtual dimana
mereka diberikan ruang untuk eksis dan menemukan jati diri mereka tanpa
harus terikat oleh aturan-aturan mengekang seperti halnya di dunia nyata, yang
tidak bisa didapatkan sebelumnya. Karena alasan tersebutlah, media sosial
menjadi mudah untuk dicintai masyarakat dari segala rentang usia, baik tua
maupun muda.

Apabila ditinjau dari definisi, teknologi memiliki artian keseluruhan sarana


untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia Berdasarkan pengertian tersebut, tentu dapat
diketahui bahwa penciptaan teknologi dimaksudkan untuk hal yang baik. Hal
tersebut memanglah benar, kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan
bagi para penggunanya, baik dari cara berkomunikasi maupun dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Namun di kehidupan sekarang, nyatanya teknologi malah
banyak menimbulkan permasalahan yang membuat miris, terutama bagi
generasi-generasi penerus bangsa.

Media tanpa batasan

Predikat penyebaran informasi ter-up to date saat ini diduduki oleh media sosial.
Hal-hal sekecil apapun bisa dengan mudah menjadi viral hanya dengan
memencet tombol like dan share. Dalam hitungan detik, ribuan konten dalam
bentuk teks, gambar digital, file audio, hingga berbagai bentuk konten media
lainnya dari segala penjuru dunia dapat tersebar dengan begitu mudahnya ke
segala kalangan.

Di balik kemegahan media sosial

Bagaikan pedang bermata dua, sifat dasar dari media sosial yang amat sangat
terbuka tersebut dapat menjadi berbahaya apabila dalam penggunaannya kita
tidak berhati-hati. Peristiwa semacam ini lebih sering terjadi kepada kalangan
yang lebih muda. Mengapa demikian? Jawabannya tidak lain karena usia muda
berarti pikiran yang lebih labil dan cenderung mempertahankan pendapat yang
mereka anggap benar, tanpa argumen yang rasional, meskipun nyatanya
pendapat itu salah. Mereka cenderung untuk mengikuti apapun yang teman
sebayanya lakukan agar dianggap eksis dan tidak cupu.

Anda mungkin juga menyukai