Anda di halaman 1dari 3

Konflik Ojek Online dan Ojek Pangkalan di

Bandung, Perlu Solusi Sistem Zonasi


Yusuf Wijanarko Sabtu, 28 Jul 2018, 02:50

BANDUNG RAYA
PETUGAS kepolisian bersenjata lengkap berjaga di lokasi berkumpulnya massa ojek online di Jalan
Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat 27 Juli 2018. Massa pengemudi ojek online dan
awak ojek pangkalan terlibat perselisihan di wilayah Cikoneng, Bojongsoang, Kabupaten Bandung.*
BANDUNG, (PR).- Ratusan pengemudi ojek online berkumpul di sekitar Cikoneng,
Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat 27 Juli 2018 siang hingga malam.
Berkumpulnya para pengemudi ojek online itu diklaim sebagai bentuk solidaritas
terhadap rekannya yang diduga menjadi korban tindak kekerasan oleh awak ojek
pangkalan.

Sosiolog dari Pusat Studi Resolusi Konflik Fisip Unpad Sonny A Nulhaqim
berpendapat, perilaku kekerasan dalam hal apapun akan menghasilkan kekerasan.
Artinya, jika satu pihak melakukan pemukulan, pihak lainnya akan membalas.

“Ini suatu asumsi di dalam kaitanya dengan kajian konflik. Ternyata dalam fakta itu
terbukti, jika ada satu pihak yang melakukan pemukulan, pihak lainnya berusaha
membalas yang sama. Sebenarnya ini yang menjadi pemicu terjadinya konflik antara
opang dan ojol,” ujar Sonny A Nulhaqim dalam wawancara yang disiarkan Radio
PRFM, Jumat 28 Juli 2018 malam.

Sonny menilai, salah satu cara menghentikan konflik antara kedua komunitas
tersebut adalah dengan memperbaiki peraturan sistem zonasi.

“Ini yang sebenarnya harus diatur, sampai terjadi kesepakatan antara keduanya,
terkait zonasi. Ini yang harus disepakati, karena sebenarnya hanya di beberapa titik
yang bermasalah. Sebagian besarnya sudah menerima,” ujarnya.
Akan tetapi, kesepakatan tersebut harus melibatkan pihak ketiga seperti manajemen
ojek online, pemerintah, serta aparat keamanan.

“Kesepakatan itu tidak hanya disepakati dua komunitas tadi, tapi juga harus
melibatkan pihak terkait, misalnya manajemen ojol, pemerintah, kemudian aparat
keamanan,” ujarnya.

Dia menegaskan, awak ojek pangkalan juga bisa memanfaatkan kemajuan


teknologi. Hal tersebut dinilai bisa mempercepat pertemuan antara konsumen
dengan pengemudi.

“Mereka (opang) perlu dilatih dalam jangka waktu tertentu supaya bisa
memanfaatkan jasa online, toh mereka punya fasilitas, kendaraan sudah ada, punya
konsumen yang sudah kenal. Itu kan menjadi kelebihan dia,” ujarnya.

Membubarkan diri

Sementara itu, kerumunan masa pengemudi ojek online yang mengepung jalur
masuk menuju Cikoneng, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat 27 Juli 2018
2018 malam akhirnya membubarkan diri setelah diberikan arahan oleh Kapolres
Bandung AKBP Indra Hermawan dan Dandim 0609/Kabupaten Bandung, Kolonel
Arh Andre Wira Kurniawan. Ratusan pengemudi ojek online menyerahkan kelanjutan
persoalan tersebut kepada aparat penegak hukum.

"Kondisi terakhir, kami sudah pertemuan kembali dengan perwakilan dari ojek
online. Mereka menyampaikan keinginannya terkait aturan zona merah agar
dipertemukan dengan ojek pangkalan untuk bisa membahas dan menghilangkan
zona merah dan meminta agar upaya hukum tetap ditegakan," ujar Kapolres
Bandung seperti dilaporkan Galamedianews.

Indra Hermawan mengatakan, terkait keinginan para pengemudi ojek online agar
kepolisian segera menangkap oknum awak ojek pangkalan yang melakukan
pemukulan, kepolisian tengah melakukan upaya penyidikan.

"Penyidik kami sedang melakukan pemeriksaan dan membutuhkan waktu. Besok


(Sabtu 28 Juli 2018) kami akan bertemu kembali dengan kedua belah pihak dan
membahas agar sama-sama menciptakan kondusifitas di wilayah Kabupaten
Bandung," ujarnya.

Dia menyatakan, ratusan pengemudi ojek online tersebut memang sempat kembali
memaksa masuk Cikoneng. Namun, kepolisian dibantu personel TNI dan bantuan
dari Polda Jawa Barat bisa meredamnya.

"Mereka sempat mamaksakan masuk, kami dibantu TNI dan back up Polda Jabar,
alhamdulillah bisa meredam dan itu sudah tugas kami melindungi dan melayani
masyarakat agar tidak terjadi perseteruan. Dari Polres 1 SSK (satuan setingkat
kompi), TNI 1 SSK dan Polda Jabar 1 SSK, total 3 SSK yang mengamankan,"
ujarnya.

Indra Hermawan mengatakan, setelah kejadian itu, kepolisian menyiagakan


personel di lokasi kejadian untuk menjaga keamanan.***

Anda mungkin juga menyukai