Anda di halaman 1dari 17

BAB I

1.1 Latar Belakang Kasus


Tuntutan globalisasi membuat sendi kehidupan mengalami
transformasi termasuk transformasi teknologi. Perkembangan globalisasi
yang turut berpengaruh signifikan terhadap sektor teknologi membuat
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia akhirnya tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan pesat yang terjadi saat ini pada bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi memunculkan inovasi-inovasi baru yang turut
mempermudah para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Salah
satu jenis teknologi yang saat ini berperan besar dalam pengembangan
dunia usaha adalah teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi komunikasi dan informasi telah banyak berperan dalam
perkembangan industri serta memperlancar perdagangan barang dan
jasa. Salah satu inovasi yang terbaru yaitu taksi online dengan
menggunakan aplikasi internet di bidang industri jasa. Teknologi, yang
dapat dilihat dari berkembang inovasi, menjadi lebih maju dan canggih
pada angkutan umum dan komunikasi yang ada dalam masyarakat. Salah
satu contoh inovasi terbaru dalam bidang transportasi darat di Indonesia
yaitu taksi online.
Dilihat dari aspek hukum untuk aktivitas transportasi berbasis
teknologi yang termaktub dalam Peraturan Menteri No.108 Tahun 2017
tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum tidak
dalam trayek dengan penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi,
menjelaskan Pasal 2 huruf c “terwujudnya usaha yang mendorong
pertumbuhan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi
yang berkeadilan, dan prinsip pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah. Mengatur jenis pelayanan, pengusahaan, penyelenggaraan
angkutan umum dengan aplikasi berbasis teknologi informasi.

1
Pengawasan angkutan umum serta peran masyarakat dan sanksi
administrasi.
Kewajiban Perusahaan penyedia jasa harus menyesuaikan diri
dengan beberapa kewajiban sebagaimana diatur dalam Permenhub No.
108 Tahun 2017 Pasal 63 ayat (1) menjelaskan “Untuk meningkatkan
kemudahan pengguna pemesanan jasa angkutan orang tidak dalam
trayek, perusahaan angkutan umum dapat menggunakan aplikasi
berbasis teknologi informasi. Dewasa ini , banyak kasus yang menimpa
para pengemudi taksi online di Indonesia. Kasus-kasus yang membuat
para pengemudi taksi online ini menjadi resah dan takut untuk menerima
orderan dari para penumpang.
Sebut saja kasus ketika Jasad laki-laki yang berprofesi sebagai
sopir taksi online ditemukan penuh luka. Kedua kakinya diikat dengan tali
yang diberi pemberat. Warga yang menemukan juga melihat ada tali di
leher laki-laki itu. Kapolsek Welahan AKP Suyitno mengatakan, sebelum
ditemukan meninggal dunia, Tri Ardiyanto pada selasa malam (malam
kejadian), berpamitan dengan keluarganya hendak mengantar
penumpang. Saat itu Tri Ardiyanto mengemudikan Honda Jazz Putih.
Namun setelah beberapa jam, ponsel korban sudah tidak bisa
dihubungi hingga akhirnya keluarga Tri Ardiyanto berupaya melaporkan
ke kepolisian. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna
menyampaikan, jasad korban dubawa ke puskesmas Welahan hingga
RSUD Jepara untuk diperikasa lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan tim
medis, ditemukan luka jeratan pada leher, dua luka tusuk pada dada kiri,
luka tusuk pada dada kanan, luka robek pelipis kiri luka robek telinga
kanan dan bekasa sayatan di tangan.
Berikutnya, adapula kasus sopir taksi online tewas jadi korban
pembunuhan penumpangnya sendiri. Polisi mengungkap misteri
pembunuhan seorang pria yang jasadnya dibuang dan tergeletak
dipinggir Jalan Gurame, Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis

2
(30/04/2020) lalu. Pihak Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro
Jaya (Dareskrim PMJ), Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan bahwa
korban Ade Bahtiar Rivai merupakan seorang sopir taksi online yang
selama ini diprediksi oleh warga setempat.
Kronologis berawal saat korban menerima pesanan dari pelaku
bernama Irham (24) pada Kamis (30/04/2020) silam, sekira pukul 16.00
WIB. Pesanan dilakukan bukan atas nama Irham, melainkan Bambang,
melalui gawai milik pelaku. Di dalam orderan tertulis bahwa pelaku minta
diantarkan menuju jalan Tawes, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta
Timur. Setelah tiba di lokasi tujuan, pelaku yang berprofesi sebagai
mahasiswa itu, berpura-pura menanyakan tariff sambal mengambil obeng
milik korban yang diletakkan di kantong belakang kursi mobil. Saat korban
lengah, ia langsung menusuk korban dari belakang pada punggung bagain
kiri.
Korban sempat melakukan perlawanan dan memukul tersangka
sebanyak satu kali. “Saat terjadi perkelahian didalam mobil, korban
kemudian memberhentikan laju kenderaannya untuk meminta
pertolongan. Setelah keluar, pintunya malah dikunci oleh pelaku dan dia
pindah ke kursi kemudi untuk melarikan diri,” ujar Suyudi. Nahas, ia tdak
sempat mendapatkan pertolongan dan tewas bersimbah darah di lokasi
akibat luka tusuk yang dialaminya. Sedangkan, pelaku asal Lampung
tersebut berhasil mencuri mobil korban.

1.2 Undang-Undang Terkait


Akibat perbuatan para pelaku dari dua kasus nyaris serupa di atas,
mereka di dakwa dengan pasal berlapis. Yang pertama pasal 340 KUHP
tentang pembunuhan berencana yang disengaja dengan ancaman
hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara
selama-lamanya 20 tahun. Kemudian Pasal 338 KUHP tentang
Pembunuhan yang diterapkan penyidik dengan ancaman pidana

3
hukuman paling lama 15 tahun penjara. Dan terakhir Pasal 365 KUHP
tentang pencurian. Karena usai mengeksekusi nyawa korban, para pelaku
melanjutkan aksinya dengan membawa kabur mobil korban. Sehingga
seluruh rentetan pasal ini didasarkan pada tindakan pelaku melakukan
pembunuhan berencana diikuti dengan aksi pencurian.

1.3 Analisis
Ditinjau dari norma hukum yang merupakan kaidah, pedoman,
acuan, atau ketentuan berperilaku dan berinteraksi antar manusia dalam
suatu kelompok masyarakat. Sedangkan norma hukum adalah suatu
aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu misalnya
pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang ataupun memaksa
seseorang untuk tunduk pada peraturan hukum dan pastinya
pelanggaran terhadap norma hukum akan mendapatkan sanksi.1
Sehemat pemikiran penulis, Hukum Pidana adalah hukum yang
mengatur hubungan antara seseorang dengan masyarakat umum yang
memiliki dampak lebih luas. Hukum ini melihat masyarakat luas sebagai
objek implikasi dari perbuatan seseorang. Perbuatan yang sekiranya
merugikan masyarakat secara umum akan dikenai hukum pidana. Di
dalam hukum pidana Asas legalitas di atur dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) Yang berbunyi: “Suatu
perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan ketentuan-
ketentuan Undang-Undang pidana yang telah ada.” 2 Dari pasal diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan yang disebut dengan
perundangan sebagai kejahatan dapat dikenai hukuman (pidana).
Sebagai bentuk langkah preventif, pemerintah selaku entitas
tertinggi dalam pemerintahan sudah selayaknya memberikan rasa aman
dan jaminan termasuk kepada para pejuang taksi online. Dalam Undang–

1
Pengertian Norma Hukum, https://saintif.com/norma-hukum-adalah/ diakses pada Sabtu 30
Januari 2021, Pukul 16:00 WITA
2
Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

4
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
misalnya, yang perlu disempurnakan karena beberapa hal penting harus
menjadi jelas, seperti persoalan Badan Hukum, kepemilikan saham,
termasuk perizinan dan perjanjian kerjasama antara para pihak
(perusahaan jasa, penyedia angkutan, pengemudi, dan konsumen) dan
beberapa aspek hukum lain terutama persoalan perlindungan jasa
tersebut. Sebab dengan kekuatan hukum yang belum mengikat dan
belum bisa melindungi para pengemudi taksi online semakin membuat
para pengemudi taksi online tersebut tidak aman dalam mencari nafkah.
Lebih jauh lagi, jika dikorelasikan dengan pandangan Fitzgerald
sebagaimana dikutip Satjipto Raharjo yang menjelaskan teori
perlindungan hukum ini bertujuan mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan berbagai kepentingan. Kepentingan hukum adalah
mengurusi hak dan kepentingan manusia, sehingga hukum memiliki
otoritas tertinggi untuk menentukkan apa yang menjadi kepentingan dari
manusia yang perlu diatur dan dilindungi. Perlindungan hukum harus
melihat tahapan yakni perlindungan hukum dari suatu ketentuan hukum
dan segala peraturan hukum yang diberikan oleh masyarakat yang pada
dasarnya merupakan kesepakatan masyarakat tersebut untuk mengatur
hubungan dari perilaku antara anggota–anggota masyarakat dan antara
perseorangan dengan pemerintah yang dianggap mewakili kepentingan
rakyat.3

1.4 Kesimpulan
Sehingga dapat di tarik benang merah bahwasanya dalam hal
perlindungan terhadap para pengemudi taksi online, diperlukan
penguatan instrument hukum salah satunya seperti yang telah
disebutkan di atas yakni melalui Undang–Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sebab sekali lagi apabila

3
Fitzgerald. 1994. Middle Range Theory. Dikutip dari Satjipto Raharjo Teori dan Filsafat, Hukum
Idealisme, dan Problema Keadilan (Susunan II), Jakarta : Raja Grafindo Persada.

5
didasarkan pada asas Kesejahteraan dan kemanan yang merupakan suatu
asas yang tidak dapat dipisahkan dalam pola hidup masyarakat karena
keduanya saling memengaruhi. Keamanan dan kesejahteraan harus saling
berdampingan pada kondisi apapun. Kedua aspek ini merupakan tolak
ukur dalam ketahanan nasional suatu negara. Kemananan perlu dijamin
oleh pemerintah agar masyarakat bisa mencari nafkah dengan aman
dalam rangka mencapai kesejahteraan hidupnya.

6
BAB II
2.1 Latar Belakang Kasus
Seorang pemuda asal Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
dibekuk polisi lantaran diduga kerap memeras di rumah keluarga artis
dan pelawak Nunung “Srimulat”. Pemuda bernama Andi Rismanto alias
Ambon yang dikenal sebagai preman kampung meminta jatah Rp 150 ribu
per minggu dengan alasan iuran keamanan.
Saat dimintai keterangan, ia hanya bisa tertunduk lesu. Pemuda
bertato ini ditangkap aparat Kepolisian Sektor Banjarsari, menyusul
laporan salah seorang kerabat Nunung. Dari keterangan saksi, tersangka
sering memeras di rumah keluarga tersebut. Jika tidak dituruti, maka
pelaku tidak segan melakukan kekerasan.
Perilaku tersangka pun dianggap meresahkan. Tidak hanya
keluarga Nunun “Srimulat” yang menjadi korban, tapi juga warga lain di
kawasan tersebut. Dari pengakuan tersangka, uang yang diperoleh
digunakan untuk membeli rokok dan minuman keras.
Selain menangkap tersangka, polisi menyita barang bukti uang
sebesar Rp 20 ribu dan kartu tanda penduduk milik tersangka. Atas
perbuatannya, tersangka dijerat pasal pemerasan dengan ancaman
hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

2.2 Undang-Undang Terkait


Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pelaku Andi
Rismanto telah melakukan tindak pidana pemerasan kepada keluarga
Nunung dengan cara meminta secara paksa uang Rp 150.000,- setiap
minggu. Karena yang melakukan tindak pidana adalah warga Negara

7
Indonesia dan terjadi di wilayah Indonesia, maka berlaku hukum pidana
Indonesia , yang berarti KUHP (asas teritorialitas).
Pelaku dijerat oleh pasal mengenai pemerasan yang diatur dalam
pasal 368 KUHPidana. Dalam ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana
pemerasan diramuskan dengan rumusan sebagai berikut :
1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau
sebagian adalah milik orang lain, atau supaya memberikan
hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena
pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku
dalam tindak pidana ini.
Dalam pasal diatas terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
 Unsur obyektif yaitu unsur yang terdapat di luar diri si
pelaku tindak pidana, yang meliputi unsur-unsur:
1. Memaksa.
2. Orang lain.
3. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
4. Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu
barang (yang seleruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain).
5. Supaya memberi hutang.
6. Untuk menghapus piutang.
 Unsur subyektif, yaitu unsur yang terdapat di dalam diri si
pelaku tindak pidana yang meliputi unsur – unsur :
1. Dengan maksud.
2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

8
Kaitannya dengan kasus diatas pelaku memenuhi semua unsur-
unsur di atas, baik yang subjektif maupun yang obyektif. Pelaku memeras
korban setiap minggu dengan cara memaksa untuk memberikan uang Rp
150.000,-, korban pun terpaksa memenuhi permintaan pelaku. Barang
yang diserahkan adalah uang, yang akhirnya digunakan oleh pelaku untuk
membeli rokok dan minuman keras untuk dirinya sendiri. Artinya, pelaku
telah memeras korban untuk menguntungkan dirinya sendiri.

2.3 Analisis
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang
pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan
umum serta bagi pelanggarnya diancam dengan hukum yang berupa
suatu penderitaan atau siksaan.
Dari definisi diatas dapat kita menggolongkan kasus tersebut
sebagai kasus pidana karena perbuatan yang dilakukan Andi Rismanto
alias Ambon itu telah mengganggu kepentingan umum.
Dilihat dari sisi sumber tindakan pada hukum pidana ada 3
macam:
1. Laporan ialah pemberitahuan yang disampaikan oleh
seseorang karena hak dan kewajiban berdasarkan Undang-
Undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah
atausedang atau diduga akan terjadi peristiwa pidana.
2. Pengaduan ialah pemberitahuan disertai permintaan oleh
pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang
berwenang untuk menindak menurut hukum seorang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.
3. Tertangkap tangan ialah tertangkapnya seseorang pada
waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan
segera setelah beberapa saat atau diserukan oleh khalayak

9
ramai atau ditemukan benda yang diduga keras
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus tersebut
dilihat dari sumber tindakan polisi merupakan pengaduan, karena polisi
melakukan tindakan setelah adanya laporaan dari salah seorang keluarga
Nunung “Srimulat”.

2.4 Kesimpulan
Pendapat saya atas kasus diatas bisa disimpulkan bahwasannya
kita seharusnya tidak boleh menuduh tanpa adanya bukti yang pasti .
Bahkan dalam kasus diatas orang yang tidak bersalah malah di jadikan
tersangka , seharusnya polisi harus bener - bener menyelidiki kasus
secara detail.

10
BAB III
3.1 Latar Belakang Kasus
Buni Yani dituntut 1 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 100 juta
subsider 3 bulan kurungan karena dinilai terbukti bersalah atas kasus
dugaan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) pada Selasa 3 Oktober 2017. Nama Buni Yani mulai dikenal
publik seiring dengan kasus penodaan agama yang melibatkan mantan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Buni Yani disebut-
sebut menyunting video Ahok soal Al-Maidah 51 sehingga menimbulkan
kegaduhan. Hal itu berawal pada 6 Oktober 2016 ketika Buni Yani
mengunggah cuplikan video pernyataan Ahok saat bertugas selaku
Gubernur DKI Jakarta di Kepulauan Seribu. Dalam video itu Ahok menyitir
surat Al Maidah ayat 51. Cuplikan Video Ahok yang diunggah Buni Yani
menjadi viral di media sosial. Postingan itu dia beri judul 'PENISTAAN
TERHADAP AGAMA?'. Hal itu lantas menyebabkan demonstrasi besar –
besaran yang berakhir ricuh di lingkaran Istana Merdeka dan silang
Monas. Buni Yani lalu dipolisikan oleh Relawan Ahok dari Komunitas
Advokat Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja). Postingan Buni Yani dinilai telah
menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Terhitung sejak video Ahok
diunggah hingga memasuki bulan November 2016, polisi mencatat
setidaknya ada 11 laporan terkait kasus dugaan penistaan agama dengan
terlapor Ahok.
Dalam dakwaan jaksa, Buni Yani dinyatakan melanggar Pasal 28
ayat (2) UU ITE. Buni Yani dinyatakan terbukti secara sah bersalah
mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,

11
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik
publik. Buni Yani pun dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Tapi, Buni Yani
tidak langsung ditahan. Menyikapi putusan itu, baik Buni Yani dan jaksa
penuntut umum, sama-sama melakukan banding namun Pengadilan
Tinggi Bandung menolak permohonan banding Buni Yani. Buni Yani
kemudian bergerak mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung namun
Mahkamah Agung menolak kasasi Buni Yani. Dan akhirnya pada 1
Februari 2019 Kejari Depok melakukan pemanggilan eksekusi kepada
Buni Yani untuk menjalani hukuman penjara. Buni Yani memenuhi
panggilan itu pada malam hari sekitar pukul 19.27 WIB. Dia dibawa ke
Lapas Gunung Sindur, Jawa Barat, untuk menjalani penahanan selama 18
bulan.

3.2 Undang-Undang Terkait


Buni Yani didakwa dengan pasal 32 ayat 1 jo pasal 48 ayat 1 yang
berbunyi "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi,
melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,
menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan atau dokumen
elektronik milik orang lain atau milik publik".
Tuntutan tersebut sudah berdasarkan pertimbangan hal yang
memberatkan dan meringankan. Untuk memberatkan terdakwa
memberikan keterangan berbelit-belit, perbuatan terdakwa dapat
menimbulkan perpecahan antar umat beragama, tidak bersikap sopan
saat persidangan, tidak menyesali perbuatannya, dan sebagai dosen tidak
memberi contoh kepada masyarakat.
Atas tuntutan tersebut, Buni Yani melalui penasihat hukumnya
akan menyampaikan pledoi dalam dua minggu ke depan. Sidang yang
dipimpin hakim M Saptono itu ditunda hingga tanggal 17 Oktober nanti

12
dengan agenda pembacaan pledoi atau pembelaan.Penyidik Polda Metro
Jaya menjadikan Buni Yani sebagai tersangka terkait penyebaran video
Basuki Tjahaja Purnama yang bermuatan SARA pada Rabu, 23 November
2016.
Sementara itu, dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum (JPU)
menjerat Buni Yani melanggar pasal 28 dan pasal 32 ayat 1 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE). Buni Yani didakwa karena mengunggah penggalan video pidato
Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait
pidato yang menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51.

3.3 Analisis
Menurut kelompok kami, pasal yang digunakan yaitu, pasal 28 dan
pasal 32 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE) sudah sesuai dengan tindakan yang
dilakukan oleh terdakwa Buni Yani. Dalam Pasal 28 UUITE ayat (1)
disebutkan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkanberita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. Dalam Pasal 28 UU ITE
ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencianatau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku,agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Buni Yani terbukti dan bahkan mengakui bahwa beliau yang menyebarkan
dan menyunting video pidato Ahok dengan menghilangkan kata “pakai”
dan memotong durasi video tersebut sehingga dapat menimbulkan
kesalah pahaman dengan masyarakat.
Buni Yani mengupload video tersebut ke facebook dengan caption
“penistaan terhadap agama?”. Dalam video asli, kalimat “dibohongi pakai
Al-Maidah 51” bermaknabahwa Al-Maidah 51 seringkali dijadikan

13
alat untuk membohongi masyarakat. Perluditekankan, bahwa yang
dimaksud oleh Ahok dalam hal ini, Al-Maidah 51 merupakan alat. Dalam
video hasil suntingan Buni Yani, Ahok mengucapkan kalimat “dibohongi
Al-Maidah51”, kalimat ini bermakna bahwa Al-Maidah merupakan
sumber kebohongan dan bukan merupakan alat.
Kedua hal tersebut tentu memiliki makna yang berbeda. Dengan
dihilangkannya salah satu kata dalam video tersebut, timbul
kesalahpahaman dan banyak warga yang awalnya adalah pendukung
Ahok menjadi berada di pihak lawan. Caption yang dituliskan oleh Buni
Yani memiliki sirat kebencian terhadap Ahok. Seolah-olah caption
tersebut sengaja ditulis untuk menjatuhkan dan menuduh Ahok
melakukan penistaan agama melalui pidatonya.
Selain pasal-pasal tersebut, Buni Yani dapat dikenakan Pasal
311KUHP tentang Penghinaan, yang dalam ayat (1) berbunyi “Jika yang
melakukan kejahatanpencemaran atau pencemaran tertulis, dalam hal
dibolehkan untuk membuktikan bahwa apayang dituduhkan itu benar,
tidak membuktikannya dan tuduhan dilakukan bertentangandengan
apa yang diketahui, maka dia diancam karena melakukan fitnah,
dengan pidanapenjara paling lama empat tahun.”. Buni Yani sendiri
tidak dapat membuktikan bahwa Ahok melakukan penistaan agama.
Maka dari itu Buni Yani dapat dikategorikan telah melakukan fitnah
terhadap Ahok sesuai pasal 311KUHP.

Dalam Pasal 28 UU
ITE ayat (1) disebutkan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi
Elektronik. Dalam Pasal 28 UU ITE ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang
dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA).

14
3.4 Kesimpulan

Buni yani tebukti melanggar Pasal 28 ayat 2 dan Pasal 45 ayat 2


Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik atau biasa disebut UU ITE. video yang diunggah Buni Yani juga
memicu terjadinya demo besar, sekitar 200 ribu orang hadir pada 4
November menuntut agar polisi segera mengusut tuntas kasus dugaan
penistaan agama terhadap Ahok. Buni yani resmi dipolisikan oleh
Relawan Ahok dari Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja)
pada 7 November 2016. Ketua Kotak Adja Muanas Alaidid mengatakan,
suntingan video Ahok yang dipotong dalam akun facebook milik Buni Yani
itu telah menimbulkan polemik di masyarakat yang kemudian
menjustifikasi Ahok telah melakukan penistaan agama. Buni Yani dinilai
menyebarkan ujaran kebencian dengan menyebarkan informasi yang
menimbulkan kebencian terhadap masyarakat bernuansa SARA melalui
postingannya di Facebook. Ia mengunggah video mantan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan menghilangkan kata
'pakai' dalam transkripannya, hal itu menyebabkan Buni Yani dituntut 1
tahun 8 bulan oleh jaksa.

Kita semua harus lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan atau


memposting sesuatu di media sosial, dari kasus Buni Yani kita dapat
belajar bahwa tingkat penyebaran sesuatu di media sosial sangatlah
cepat sehingga apabila salah dalam menggunakan nya dapat
membahayakan diri sendiri maupun orang yang berada dalam postingan
tersebut. Dan juga membahas sesuatu yang membawa agama sangatlah
riskan sehingga masyarakat pun masih perlu belajar lagi tentang toleransi
dan menghargai antar agama.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fitzgerald. 1994. Middle Range Theory. Dikutip dari Satjipto Raharjo Teori dan
Filsafat, Hukum Idealisme, dan Problema Keadilan (Susunan II), Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Indonesia, Undang - Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Pengertian Norma Hukum, https://saintif.com/norma-hukum-adalah/ diakses


pada Sabtu 30 Januari 2021, pukul 16:00 WITA.

Wartakotalive.com, “Terungkap, Sopir Taksi Online Tewas Jadi Korban


Pembunuhan Penumpannya Sendiri”, dalam

16
https://wartakota.tribunnews.com/amp/2020/05/01.com diakses pada Sabtu, 30
Januari 2021, pukul 18.36 WITA.

AndiFariana,“Aspek Hukum Transportasi Online”,dalam


https://dosen.perbanas.id/ diakses pada Sabtu, 30 Januari 2021, Pukul 20:00
WITA.

www.liputan6.com diakses pada Senin, 1 Februari 2021 pukul 12.02 WIB

https://tirto.id/buni-yani-dituntut-2-tahun-bui-di-kasus-pelanggaran-uu-ite-cxJF
diakses pada Selasa, 2 Februari 2021 pukul 20.25 WIB

https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/hukum/
mandatory-assignments/analisis-kasus-buni-yani/3511752/view diakses pada
Selasa, 2 Februari 2021 pukul 21.00 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai