PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa Negara Indonesia berdasarkan Negara hukum. Seperti yang termuat dalam
(machtstaat)”.1 Negara Indonesia adalah negara hukum, yang berarti bahwa setiap
warga negara harus menaati hukum serta setiap perbuatan perangkat negara harus
sesuai dan harus berdasar pada hukum. Atas dasar tersebut hukum menjadi hal
Indonesia kedepannya.
Salah satu hukum yang berperan penting dalam mengatur interaksi antar
1
Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen ke tiga, Pasal 1 ayat 3.
2
Moeljatno, 1982, Azas-azas Hukum Pidana, PT. Bina Aksara: Jakarta, hlm. 7.
1
penentuan suatu perbuatan yang dilarang dan diancam dengan sanksi pidana.
Meski Undang-Undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan telah diterapkan sampai
dengan sekarang tapi tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kecelakaan masih tetap
terjadi.
Lalu lintas ialah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.3 Di
sepeda motor. Karena masih banyak orang-orang mengemudi tidak tertib dan tidak
taat pada rambu-rambu lalu lintas, selain itu faktor manusia merupakan penyebab
utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya, hal tersebut terjadi karena
korban, baik korban menderita luka berat atau korban meninggal dunia bahkan
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 1 angka 2.
4
Soerjono Soekanto,. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,. PT Raja
Garfindo Persada, Jakarta, 2012, hal 48.
2
Dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas (lakalantas) haruslah dipisahkan antara
kecelakaan lalu lintas kejahatan yang terjadi merupakan kejahatan yang tidak
dengan berbagai faktor yang melekat pada diri masing-masing, misalnya dalam
hal kebugaran jasmani, kesiapan mental pada saat pengemudi kelelahan, pengaruh
membahayakan keselamatan pengguna jalan raya juga factor lainnya ialah lengah,
mengantuk, kurang terampil, lelah, tidak menjaga jarak, melaju terlalu cepat
kecelakaan lalu lintas yang telah diuraikan di atas, terjadinya kecelakaan lalu lintas
di jalan raya juga dipengaruhi oleh faktor usia pengemudi, pengemudi berusia 16-
jawabkan perbuatannya dengan harapan pelaku dapat jera dan lebih berhati hati.
3
sangatlah diutamakan dalam mengendarai kendaraan, kesadaran hukum berlalu
dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari
menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu
lebih dari 30 hari sejak terjadinya kecelakaan. Suatu kejadian yang digolongkan
sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan
sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.
3. Korban Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang
tidak memerlukan rawat inap atau yang harus dirawat inap di rumah sakit jiwa dari
30 hari.
dari manusianya. Selain itu pentingnya ada kerjasama pengemudi, pemerintah dan
4
yang rusak atau kurang layak untuk dilalui kendaraan dan pihak polisi untuk selalu
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak
diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya,
sedikitnya melibatkan suatu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan atau kerugian harta benda
pada pemiliknya (korban). Dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi para
korbannya sering sekali tidak mendapat hak yang seharusnya didapatkan dan
Sebagaimana peristiwa pada hari Jumat tanggal 3 Maret 2017 sekira jam 03.00
WIB Barry Ahmad bin Edi Toerino mengemudikan mobil Honda Mobilio dalam
pulang ke rumah di daerah Depok, saat melintas dari arah Manggarai (dari arah
utara menuju selatan atau arah Pancoran) melaju di lajur kiri dengan kecepatan
kencang, dan pada saat berada di depan Toko Taka Deli, kendaraan mobil Honda
Mobilio yang dikemudikan Barry Ahmad bin Edi Toerino posisi oleng ke kiri naik
ke trotoar jalanan dan pada saat di Jl. DR. Saharjo arah selatan atau arah Pancoran
yang bernama Lutfi Azis yang sedang membereskan tenda pecel lele diatas
5
pedestrian / trotoar serta menabrak 2 (dua) unit sepeda motor dan telah
mengakibatkan Lutfi Azis mengalami luka dalam pendarahan pada bagian telinga
kanan, pantat luka lecet, jari kaki lecet dan tidak sadarkan diri (pingsan), Nur
Solikin dan Rohidin bin Ahmad membawa korban ke Rumah Sakit Umum Cipto
dari Dokter Forensik RSUP Nasionaal Dr. Cipto Mangunkusumo bahwa korban
bernama Lutfi Azis ditemukan perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaput
keras otak, perdarahan di bawah selaput lunak otak, cedera dan pembengkakan
otak, patah tulang tengkorak, luka terbuka dangkal pada punggung tangan kanan,
luka-luka lecet pada dahi, kedua anggota gerak atas, mata kaki kanan dan kiri serta
Dari uraian latar belakang diatas dan mencermati hal-hal yang mungkin
timbul dari permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengambil skripsi
574/Pid.B/2017/PN.Jaksel)”.
6
B. Perumusan Permasalahan
1. Apakah penerapan unsur delik pada putusan tersebut sudah sesuai dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan unsur delik pada putusan tersebut dengan Undang-
D. Kerangka Konseptual
berlaku.
3. Tindak pidana adalah suatu tindakan pada tempat, waktu, dan keadaan
tertentu, yang dilarang atau diharuskan diancam dengan pidana oleh undang-
7
undang yang bersifat melawan hukum, serta dengan kesalahan dilakukan oleh
5. Tilang adalah Bukti Pelanggaran Lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna
kendaraan dan pengguna jalan. Fungsi Tilang itu sendiri adalah sebagai
negeri, serta sebagai tanda bukti penyitaan atas barang yang disita oleh
undang-undang.7
8. Lalu lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.8
5
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka cipta, 2014), hlm. 186.
6
SATLANTAS POLRES ROHUL, Bukti Pelaggaran, terdapat di situs
<http://satlantaspolresrohul.com/pengertian-prosedur-tilang/>
7
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal demi Pasal,
Diterjemahkan oleh R. Soesilo, Bogor: Politeia, 2009. hlm. 218.
8
Undang-undang No 22 Tahun 2009, Pasal 1 angka 1.
9
Ibid, Pasal 1 angka 23.
8
10. Korban adalah orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan
mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau
usaha pelanggaran ringan dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya.
11. Putusan Hakim adalah produk hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis
dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka untuk umum sebagai hasil
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penulisan dalam skripsi ini didasarkan pada metode penelitian hukum normatif
Penelitian hukum dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
kepustakaan,11
10
Yamin dan Utji Sri Wulan Wuryandari, Nukilan Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:
Fakultas Hukum Universitas Pancasila, 2015), hlm. 7.
11
Yamin dan Utji Sri Wulan Wuryandari, Nukilan Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:
Fakultas Hukum Universitas Pancasila, 2015), hlm. 7.
9
berbagai perpustakaan. Data sekunder dapat didapat dari bahan hukum Primer,
12
Ibid, hlm. 28.
13
Yamin dan Utji Sri Wulan Wuryandari, Nukilan Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:
Fakultas Hukum Universitas Pancasila, 2015), hlm. 29.
10
c. Bahan hukum Tersier adalah Bahan-bahan yang memberikan informasi
tentang bahan primer dan bahan sekunder, Seperti Kamus Hukum dan
Adapun data yang menjadi sumber informasi yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian ini adalah cara data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
serta bahan literatur lainya yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi
kepustakaan yang kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian ini,
yakni data sekunder merupakan data yang sifatnya kualitatif, maka teknik analisis
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi ini disusun secara sistematis yaitu terdiri dari 4 (empat) bab
14
Ibid, hlm. 29.
11
BAB I PENDAHULUAN
12
BAB IV PENUTUP
Bab penutup ini merupakan akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan
yang dapat diambil dari bab-bab sebelumnya serta berisi saran dari
simpulan tersebut.
13
14