Proposal Skripsi
Oleh
NIM : 312018086
FAKULTAS HUKUM
SALATIGA
DESEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN
ke tempat lainnya. Oleh karenanya lalu lintas merupakan sebuah sarana yang
sangat vital.
orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air dalam hal ini
penggunaan jalur darat, bahkan dari dan ke luar negeri. Transportasi juga
suatu masyarat, namun di sisi lain sering kali kematian disebabkan kecelakaan
1
C.S.T. Kansil, dkk, Disiplin Berlalu lintas di Jalan Raya, PT Rineka cipta,
Jakarta,1995, hal. 4
lalu lintas tyang disebabkan oleh pengguna jalan lainnya. Sebagaimana dalam
contoh kasus yang penulis angkat pada Putusan No. 281/Pid.B/2016/PN Lgs.
tanggal 8 Agustus 2016 sekitar pukul 11:30 WIB atau setidak-tidaknya pada
waktu lain yang masih dalam tahun 2016, bertempat di Jalan Medan-Banda
Aceh tepatnya di Desa Dusun Ilham Desa Kappa Kecamatan Langsa Timur
Kota Langsa atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang termasuk dalam
ayat (4) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
310 ayat (4) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
2
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Unsur mengaemudikan kendaraan bermotor;
Dari surat dakwaan tunggal di atas Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut
terdakwa telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 310 ayat (4)
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
1 (satu) bulan.
3
Ibid
Sementara tindak pidana itu sendiri ialah berasal dari terjemahan bahasa
Belanda straafbaar feit, dikenal juga dengan isilah delict yang berasal dari
(handeling) yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang
berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu
“Perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana.
sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum) dan perbuatan yang bersifat
pasif (tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum).4 Wirjono
hukuman.6
4
Mega Widyawati,”Tindak Pidana Persetubuhan Pada Anak Ditinjau Dari hukum Positif dan Hukum
Islam”, Jurnal USM Law Review, Vol.1,No.1 2018, hal.72
5
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi. Asas-Asas hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Storia
Grafika. Jakarta. 2002. hal. 86
6
R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, Politeia, Bogor,
1991, hal. 11
Kealpaan sendiri ialah Imperitia culpea annumeratur, yang berarti
kealpaan adalah kesalahan. Akibat ini timbul karena kealpaan seseorang alpa,
kesalahan yang lebih ringan dari pada kesengajaan, tetapi tidak berarti bahwa
pidana apabila suatu hal atau perbuatan yang dilakukan olehnya bersifat
7
Eddy. O.S Hariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, edisi Revisi, Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta, 2016, hal. 186
8
Roeslan saleh, Pikiran-Pikiran Tentang Pertanggung Jawaban Pidana, Cetakan Pertama,
Jakarta, Ghalia Indonesia, hal. 33
pembuat adalah atas dasar kesalahan, hal ini berarti bahwa seseorang akan
pidana adalah suatu bentuk mekanisme yang diciptakan untuk berekasi atas
yang dengan cara- cara lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
B. Rumusan Masalah
9
Chairul Huda, Dari Tindak Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggung jawab Pidana Tanpa Kesalahan, Cetakan ke-2, Jakarta, Kencana, 2006,
hal. 68
10
Andi Hamzah, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.178
Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah Penulis tulis dalam Latar
C. Tujuan Penelitian
kepada terdakwa
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, ialah tulisan ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam
281/Pid.B/2016/PN Lgs.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian yang penulis pilih dilakukan dengan cara mengkaji aturan hukum yang
bersifat formil berupa peraturan perundang- undangan yang dikaitkan dengan isu
2. Pendekatan
menggunakan berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus menjadi tema
unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena dalam suatu bidang ilmu
yang kadang kala menunjuk pada hal-hal universal yang diabstraksikan dari hal-hal
partikulas. Sedangkan pendekatan kasus (case study) ialah Pendekatan ini bertujuan
3. Jenis Data
Bahan hukum yang penulis gunakan dalam menulis skripsi ini, ialah Asebagai
berikut:
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang utama,sebagai bahan
segala dokumen resmi yang memuat ketentuan hukum. Maka bahan hukum
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
b. Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum yang memberikan
penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.