Abstrak
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merupakan alat negara yang berperan
dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Tujuan dalam
penelitian ini: mengetahui dan menganalisis kecelakaan lalu lintas diatur dalam
hukum pidana positif saat ini Selanjutnya penanganan kecelakaan lalu lantas
melalui jalur non penal kemudian hambatan dan solusi penyelesaian penanganan
kecelakaan lalu lantas lantas melalui jalur non penal.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum yang menggunakan pendekatan
Yuridis Empiris atau biasa disebut juga sebagai Yuridis Sosiologis. Menurut
tarafnya, penelitian ini dispesifikasikan sebagai penelitian deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini yaitu (1) Dalam melakukan penegakan hukum terhadap
tindak pidana lalu lintas tetap konsisten dengan ketentuan KUHP serta Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2)
Memberikan peluang yang terlibat untuk melakukan perdamaian (3) Hambatan
penanganan jalur non penal pelaku dan korban serta keluarganya tidak
mendukung penyelesaian perkara di luar peradilan, solusi yang dilakukan yaitu
tetap mengkedepankan pendekatan persuasif Simpulan dalam penelitian ini
yaitu penegakan hukum terhadap tindak pidana lalu lintas tetap konsisten
dengan ketentuan KUHAP serta Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, peluang bagi para pihak yang terlibat untuk
melakukan perdamaian. Karakter personal pelaku dan korban yang tidak
mendukung penyelesaian perkara di luar peradilan.
Kata kunci: Penegakkan Hukum, Kecelakaan Lalu Lintas, Jalur Non Penal Budaya
Hukum
1
Abstrack
The police force of the Republic of Indonesia (Polri) is a country
that plays a role in the maintenance of security and order of the
community. The goal in this research: knowing and analyzing traffic
accidents is regulated in the positive criminal law currently Further
handling of the accident and then stormed through the line of non penal
settlement solutions to obstacles and then handling accident and then
then went through the line of non penal.
This research is the legal research using Empirical Juridical
approach or also called as the Juridical Sociological. According to this
study, the level specified as descriptive research analytical.
The results of this research are (1) in conducting law enforcement
against criminal acts of traffic remains consistent with the provisions of
the CRIMINAL CODE and Act No. 22 of year 2009 about traffic and Road
Transport. (2) Provide opportunities that engage to conduct peace (3)
Obstacle handling line non penal perpetrators and victims as well as his
family did not support the resolution of the matter outside the judiciary,
solutions that do, namely fixed mengkedepankan approach persuasive
Summary in this study i.e., the enforcement of the law against the crime
of traffic remains consistent with the provisions of the code of criminal
procedure and Act No. 22 of year 2009 about traffic and Road Transport,
the opportunities for the parties involved to do the peace. The personal
character of the perpetrators and victims who do not support the
resolution of the matter outside the judiciary.
Keyword: Law Enforcement, Traffic Accidents, The Line Of Non Penal Law
Culture
2
1. Pendahuluan
Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia (selanjutnya Pasal 1 ayat (3)
kejut berupa tuntutan yang bersumber dari masyarakat yang pada akhirnya
1
Ibid., hlm. 13
2
Lawrence M. Friedmann, 2011. The Legal System: A Social Science Perspective, [Pent.
M. Khozim], Nusamedia, Bandung, hlm. 3.
3
lalu lintas, setiap anggota kepolisian memiliki keterikatan terhadap norma atau
kecelakaan lalu lantas melalui jalur non penal berdasarkan budaya hukum
penyelesaian penanganan kecelakaan lalu lantas lantas melalui jalur non penal
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui dan
penanganan kecelakaan lalu lantas melalui jalur non penal berdasarkan budaya
kecelakaan lalu lantas lantas melalui jalur non penal berdasarkan budaya
Metode Penelitian
Yuridis Empiris atau biasa disebut juga sebagai Yuridis Sosiologis. untuk
menganalisis secara kualitatif tentang penegakan hukum lalu lintas oleh Satuan
3
Sudikno Mertokusumo,. 1999. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Liberty,
Yogyakarta, 1999. hlm. 16
4
Lalu Lintas Polres Kudus guna menekan angka kecelakaan lalu lintas di Kudus.4
gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan
dengan penegakan hukum lalu lintas dalam menekan angka kecelakan lalu lintas di
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif, yaitu suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif
analitis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga
tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 5. Dari
bahan dan data tersebut selanjutnya dilakukan analisis terhadap penegakan hukum lalu
lintas dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Kudus.
2.1. Kecelakaan lalu lintas diatur dalam hukum pidana positif saat ini
4
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm 47.
5
Ibid, hlm.192.
5
sebagai sarana lalu lintas seerta mengakibatkan kerusakan, luka-luka,
Tabel 1.1
Data Kejadian Perkara Kecelakaan Lalu Lintas di Resor Kudus tahun 2015
s/d 2018
Tahun Kejadian P21 ADR SP3
2015 633 3 621 9
2016 757 4 729 24
2017 685 8 599 78
2018 541 9 426 64
Sumber: Kepolisian Resor Kudus, 2018
6
Angkutan Jalan yang diatur dalam Pasal 310 dan Pasal 311. Ketentuan
dengan :
dengan cara dan keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
7
2.2. Pengaturan Tentang Kecelakaan Lalu Lintas Atau Kewenangan
lalu lintas adalah melalui jalur mediasi penal dengan cara mengupayakan
tentang ADR dalam kasus kecelakaan lalu lintas dimana klasifikasi kasus
yang dapat di ADR antara lain juga termasuk kasus yang sudah
6
Wawancara dengan IPTU NGATMIN, SH Ngatmin SH, Kepala Unit Kecelakaan Lalu
Lintas Polres Kudus tanggal 12 Nopember 2018
8
dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan
korban luka ringan, luka berat bahkan meninggal dunia. Selain itu faktor
bentuk mediasi penal secara normatif dapat kita lacak pada pasal 236 (2)
menjabarkan Pasal 236 ayat (2) UULLAJ adalah luka ringan yang
diderita korban dalam waktu dekat cepat sembuh dan tidak menyebabkan
ternyata tidak hanya digunakan untuk kasus kecelakaan lalu lintas ringan
7
Pedoman tentang ADR dalam Kasus kecelakaan lalu lintas, Direktorat Lalu Lintas
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah 2010.
8
Ibid
9
saja sebagaimana diatur dalam Pasal 236 ayat (2) UULLAJ. Faktor yang
lalu lintas dengan kerugian materiil, korban luka ringan, luka berat
bahkan meninggal dunia diakui oleh Kanit Laka Lantas Polresta Kudus
selain perintah dari Mabes Polri dan Polda Jateng adalah karena murni
damai..
lalu lantas lantas melalui jalur non penal adalah diperlukan adanya
sesuai dengan ketentuan Pasal 236 ayat (2) UULLAJ yang memberikan
10
mekanismenya tidak diatur dalam UULLAJ namun Surat Kapolri Nopol
Namun jika ditelaah lebih lanjut, untuk tindak pidana kecelakaan sedang
dan tindak pidana kecelakaan berat dengan korban luka berat dan
3. Penutup
3.1. Simpulan
Angkutan Jalan yang diatur dalam Pasal 310 dan Pasal 311. Ketentuan
dengan :
11
a. Kerusakan kendaraan dan/atau barang, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.
1000.000,-
b. Korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp.2000.000,- .
c. Korban luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.10.000.000,-, dalam
hal kecelakaan tersebut mengakibatkan orang lain meninggal dunia
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 12.000.000,-
dengan cara dan keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
Kudus.
kecelakaan lalu lintas adalah melalui jalur mediasi penal dengan cara
12
mengupayakan penyelesaian di antara pihak yang terlibat dengan jalan
lintas ringan saja sebagaimana diatur dalam Pasal 236 ayat (2)
3.2. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
13
menimbulkan kesan adanya pemihakan terhadap salah satu pihak. Hal
ini penting dilakukan agar proses perdamaian yang terjadi antara kedua
keinginan yang tulus dari kedua belah pihak, serta tetap berlandaskan
4. Daftar Pustaka
Buku Literatur
Lawrence M. Friedmann, 2011. The Legal System: A Social Science
Perspective, [Pent. M. Khozim], Nusamedia, Bandung
Sudikno Mertokusumo,. 1999. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Liberty,
Yogyakarta
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, , 2010, Dualisme Penelitian Hukum
Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Burhan Bungin, 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif
dan kualitatif.: Airlangga Unversity Press, Surabaya
Pedoman tentang ADR dalam Kasus kecelakaan lalu lintas, Direktorat Lalu
Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah 2010.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002Tentang Kepolisian
Surat Kapolri No Pol: B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009
tentang Penanganan Kasus Melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR
Surat Kapolri No Pol: B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009
Wawancara
Interview dengan IPDA Ngatmin SH, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres
Kudus tanggal 12 Nopember 2018
14
Biodata singkat:
Menyertakan bio data singkat memuat : Nama lengkap, alamat email, pendidikan,
pekerjaan, Bisa ditambahkan tulisan yang pernah dipublikasikan (jika ada) dengan
format Judul, Penerbit, tahun terbit.
15