ABSTRAK
1. Pendahuluan
1
pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan
kehidupan masyarakat pun tidak terlepas dari berbagai kebutuhan dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan dana. Dana ini dapat berasal dari
yang dikenal dengan jasa Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia). Kebijakan tersebut
salah satu bentuk jaminan yang timbul untuk melengkapi kekurangan pada
1
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta: 2001, hlm. 156.
2
sehingga masyarakat menengah ke bawah memerlukan pinjaman secara
yang terlibat, yaitu kreditur sebagai pihak yang menerima fidusia disebut
disebut “pemberi fidusia”. Setiap pemberian kredit harus diikuti dengan suatu
debitur sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Barang yang menjadi obyek fidusia tersebut tidak diserahkan oleh debitur
3
(masyarakat) kepada kreditur (pegadaian), sehingga barang-barang yang
tertarik untuk meneliti lebih lanjut yang hasilnya akan dituangkan ke dalam
Fidusia”.
Metode Penelitian
Jaminan Fidusia
2
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm. 28.
4
Perjanjian pinjam uang menurut Bab XIII Buku III KUH Perdata
mempunyai sifat riil. Artinya perjanjian ini baru terjadi setelah ada
maka belumlah dikatakan perjanjian pinjaman uang menurut Bab XIII KUH
kalimat “pihak kesatu menyerahkan uang itu kepada pihak lain” dan bukan
seperti yang terdapat pada Pasal 1320 KUH Perdata. Dalam hukum perjanjian
3
Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian kredit bank. Alumni bandung 1983. hlm. 26.
5
disimpan di dalam hati tidak mungkin diketahui pihak pihak lain dan
karenanya tidak mungkin melahirkan sepakat yang diperlukan untuk
melahirkan suatu perjanjian”.4
Dalam perjanjian apa yang harus disepakati oleh para pihak tentunya
4
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2001, hlm. 6.
5
Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit., hlm. 98.
6
Ibid.
6
mengangsur uang pinjaman atau manambah barang jaminan
agar sesuai dengan taksiran baru.
c. Terhadap barang jaminan yang telah dilunasi dan belum diambil
oleh nasabah, terhitung sejak terjadinya tanggal pelunasan
sampai dengan sepuluh hari tidak dikenakan jasa penitipan . Bila
telah melebihi sepuluh hari dari pelunasan, barang jaminan tetap
belum diambil oleh nasabah, maka nasabah sepakat dikenakan
Jasa Penitipan, Besaran Jasa Penitipan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di PT. Pegadaian (Persero) atau sebesar yang
tercantum dalam neto transaksi (struk).
c. Hasil penjualan lelang barang jaminan setelah dikurangi Uang
Pinjaman, Sewa Modal, Biaya Proses Lelang (jika ada) dan Bea
Lelang, merupakan kelebihan yang menjadi hak nasabah. Jangka
waktu pengambilan uang kelebihan lelang selama satu tahun sejak
tanggal lelang dan jika lewat waktu dari jangka waktu
pengambilan uang kelebihan, nasabah menyatakan setuju untuk
menyalurkan uang kelebihan tersebut sebagai dana kepedulian
sosial yang pelaksanaannya diserahkan kepada PT. Pegadaian
(Persero). Jika hasil penjualan lelang barang jaminan tidak
mencukupi untuk melunasi kwajiban nasabah berupa uang
pinjaman, Sewa Modal, Biaya proses lelang (jika ada) dan bea
lelang, maka nasabah wajib membayar kekurangan tersebut.
d. Nasabah menyatakan tunduk dan mengikuti segala peraturan
yang berlaku di PT. Pegadaian (Persero) sepanjang ketentuan
yang menyangkut utang piutang dengan jaminan gadai”.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan nasabah dalam
“a. Tarif sewa Modal per 15 hari, untuk 1 hari s.d 15 hari dihitung
sama dengan 15 hari.
b. Sewa modal sebesar 1,15% / 15 hari
c. Sewa modal dihitung sejak tanggal kredit sampai dengan
tanggal pelunasan, hasilnya dibulatkan ke atas dengan kelipatan
Rp. 100.
d. Jangka waktu kredit maksimum 120 hari. Kredit dapat dilunasi
atau diperbaharui (ulang gadai, mengangsur uang pinjaman,
dan minta tambah uang pinjaman) sampai dengan tanggal jatuh
tempo.
e. Jika diulang gadai/diperpanjang. Barang jaminan gadai harus
dicicil sebagai berikut :
1) Elektronik/Gadget sebesar 20% dari uang pinjaman
2) Barang gudang lain sebesar 5% dari uang pinjaman
3) Kendaraan sebesar 10% dari uang pinjaman
f. Bila transaksi pelunasan dan pembaharuan kredit dilakukan oleh
nasabah di cabang/unit pegadaian online atau tempat lain yang
7
ditunjuk oleh PT. Pegadaian (Persero), maka nasabah telah
menyetujui nota transaksi (struk) sebagaimana addendum
perjanjian dan Surat Bukti kredit ini.
g. Terhadap pembaharuan kredit untuk tanggal jatuh tempo,
tanggal lelang dan besarnya uang pinjaman tercantum dalam
nota transaksi (struk).
h. Permintaan penundaan lelang dapat dilayani sebelum jatuh
tempo dengan mengisi formulir ysng telah disediakan.
Penundaan lelang dikenakan biaya sesuai ketentuan yang
berlaku di pegadaian.
i. Pengambilan barang jaminan harus menyerahkan Surat Bukti
Kredit asli dan menunjukkan kartu identitas (KTP/SIM).
j. Surat Bukti Kredit dan nota transaksi (strruk) harus disimpan
dengan baik, jika hilang harus melapor ke Cabang/Unit
Pegadaian penerbit Surat Bukti Kredit
k. Jika kredit ini tidak dilunasi atau diperpanjang sampai tanggal
jatuh tempo, maka barang jaminan akan dilelang dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Biaya proses lelang sebesar 0,5% per 15 hari
2) Biaya lelang sebesar 2,0% x harga barang jaminan
3) Barang Jaminan Dalam Proses Lelang (BJDPL) dapat
diselesaikan oleh nasabah dengan dikenakan tambahan
biaya administrasi penyelesaian BJDPL sebesar 0,75%/ 15
hari dari uang pinjaman dan maksimal sebesar 2,25% dari
uang pinjaman”.
sebagai berikut :7
7
Hasil wawancara dengan Deni Munandar selaku Analisis Kredit di PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Subang pada tanggal 17 April , pukul 13.00 WIB.
8
d. Administrasi Perjanjian Kredit
Petugas pegadaian memproses perjanjian kredit (Surat Bukti
Kredit).
e. Penandatanganan Perjanjian Kredit (Surat Bukti Kredit)
Petugas pegadaian dan nasabah menandatangani Surat Bukti
Gadai (SBG), Asli SBG dibawa nasabah dan salinan disimpan
pegadaian.
f. Pencairan Kredit
Nasabah menerima uang pinjaman sejumlah yang telah dipakatai,
yang diserahkan oleh petugas pegadaian”.
dianggap cedera janji atau terbukti lalai (Pasal 7 ayat 1 dan 2);
nasabah lalai atau tidak akan mampu lagi untuk memenuhi ketentuan
3. Hak Nasabah
9
4. Kewajiban Nasabah
6).
6 ayat 1-6).
Biaya proses lelang (jika ada) dan bea lelang, maka nasabah wajib
10
1. Barang rumah tangga, seperti perabotan rumah tangga, gerabah,
dan peralatan elektronik;
2. Mesin traktor, pompa air, generator dan chainsaw (gergaji mesin);
3. Tekstil seperti bahan pakaian, sarung, sprei, dan permadani; serta
4. Barang lainnya yang memiliki nilai ekonomis yang akan diatur
berdasarkan peraturan pegadaian.”
8
Hasil wawancara dengan Partono selaku Pimpinan PT. Pegawaian (Persero) Cabang
Subang pada hari Senin, tanggal 17 April pukul 09.00 WIB.
11
menjalankan kredit ini dengan baik dengan menjalankan kewajibannya
pembayaran angsuran bahkan ada juga nasabah yang tidak sanggup melunasi
berbuat tetapi terlambat, dalam hal ini debitur tetap akan membayar uang
9
Hasil wawancara dengan Yudha Akbar selaku Penaksir pada PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Subang pada tanggal 18 April , pukul 10.00 WIB.
10
Hasil wawancara dengan Partono selaku Pimpinan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Subang pada tanggal 17 April 2017, pukul 10.00 WIB.
12
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
Salin H.S., Hukum kontrak, teori dan teknik penyusunan kontrak. Sinar grafika,
Jakarta.2008. hlm. 98.
13
melakukan upaya-upaya persuasive, Somasi (peringatan),
penarikan/Peyitaan Baran, dan pelelangan barang jaminan sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
3.2 Saran
perjanjian mana yang dibuat dengan akta notaris dan perjanjian mana
pihak notaris. Selain itu, hal ini juga lebih menguntungkan bagi pihak
hal ini sering diabaikan. Oleh karena itu, kewajiban untuk mendaftarkan
14
perjanjian Fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia agar lebih diperhatikan,
DAFTAR PUSTAKA
15