Anda di halaman 1dari 13

MODEL PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS

(STUDI KASUS DI KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH)

Subekti, Lushiana Primasari


Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Email: bekti_libs.83@yahoo.com; lushiana_hukumuns@yahoo.com

Abstract
The aim of the study is to determine the model of traffic settlement through a system of criminal law
enforcement or mediation as the criteria used when the system through the enforcement of the criminal
law or mediation. Judging from the type of sociological research, including research to take place in the
Central Java Police Region. The data used in the primary and secondary. As research material is in the
police traffic unit and Central Java Police docket of traffic accidents in the Traffic Unit Police Central Java.
The results showed that the Central Java Police region in resolving cases of traffic accidents that result
in death, serious injury, minor injuries or material losses using models of settlement through legal means,
never use mediation. Cases of traffic accidents that resulted in death investigation report regular use,
while resulting in serious injury, loss of light and material used rapid investigation report.
Keywords: traffic accident cases, law enforcement, mediation

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penyelesaian perkara lalu lintas yakni melalui sistem
penegakan hukum pidana atau mediasi serta kriteria yang digunakan apabila melalui sistem penegakan
hukum pidana atau mediasi. Ditinjau dari jenis penelitian termasuk penelitian hukum sosiologis dengan
mengambil lokasi di Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Data yang digunakan primer dan sekunder. Sebagai
bahan penelitian adalah polisi di Satuan lalu lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan berkas perkara
kecelakaan lalu lintas yang ada di Satuan Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kepolisian Daerah Jawa Tengah dalam menyelesaikan perkara kecelakaan lalu lintas
yang mengakibatkan meninggal dunia, luka berat, luka ringan maupun kerugian material menggunakan
model penyelesaian melalui jalur hukum, tidak pernah menggunakan mediasi. Perkara kecelakaan lalu
lintas yang mengakibatkan meninggal dunia digunakan berita acara pemeriksaan biasa, sedangkan yang
mengakibatkan luka berat, ringan dan kerugian material digunakan berita acara pemeriksaan cepat.
Kata kunci: perkara kecelakaan lalulintas, penegakan hukum, mediasi

A. Pendahuluan Kendaraan Bermotoryang karena kelalaiannya


mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan
Kecelakaan lalu lintas merupakan tindak
korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam
pidana, dan hal tersebut diatur dalam Pasal 310
Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana
ayat (2), (3), dan (4) Undang-Undang Nomor 22
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ataudenda
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
Jalan.
rupiah). Pasal 310 ayat (4) mengatur : Dalam
Pasal 310 ayat (2): Setiap orang yang hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada
mengemudikan Kendaraan Bermotoryang karena ayat(3) yang mengakibatkan orang lain meninggal
kelalaiannya mengakibatkan KecelakaanLalu dunia,dipidana dengan pidana penjara paling
Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan lama 6 (enam)tahun dan/atau denda paling
Kendaraan dan/atau barang sebagaimana banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana Ketiga tindak pidana ini dikualifikasikan sebagai
dengan pidanapenjara paling lama 1 (satu) kejahatan terhadap nyawa dan badan.
tahun dan/ata u denda paling ban yak Rp
Seseorang yang melakukan tindak pidana
2.000.000,00 (dua juta rupiah). Adapun ayat (3)
sebagai konsekuensinya harus dijatuhi sanksi
mengatur:Setiap orang yang mengemudikan

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 43
pidana. Demikian pula pelaku tindak pidana aparat penegak hukum karen dapat mengurangi
kecelakaan lalu lintas ini harus dikenai sanksi beban sosial ekononi negara dan energi aparat
pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 310 ayat penegak hukum dalam memberikan keadilan bagi
(2), (3), dan (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun masyarakat.Dari segi sosial ekonomi penyelesaian
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. secara mediasi mengurangi anggaran belanja
B er das ar k an per at ur an per undang – negara karena tidak perlu menambah kapasitas
undangan yang berlaku di Indonesia, pada lembaga pemasyarakatan, dengan sendirinya tidak
dasarnya perkara-perkara pidana tidak dapat perlu pula menambah jumlah aparatur negara.Di
diselesaikan di luar pengadilan, termasuk samping itu negara juga tidak perlu menyediakan
perkara pidana kecelakaan lalu lintas, jadi harus makan sehari-hari untuk narapidana.
diselesaikan melalui sistem peradilan pidana Permasalahan dalam penelitian ini adalah
(criminal justice system). model penyelesaian perkara kecelakaan lalu
Sistem Peradilan pidana / Criminal Justice lintas yang dilakukan Kepolisian Daerah Jawa
System sebenarnya dan sejatinya bertujuan untuk Tengah melalui penegakan hukum pidana atau
melindungi dan meningkatkan martabat manusia, mediasi serta kriteria yang digunakan bila melalui
baik bagi korban, pelaku dan masyarakat. Peradilan penegakan hukum pidana maupun mediasi.
pidana harus menjamin dan merealisasikan hak
asasi manusia segenap warga negara yang terlibat B. Metode Penelitian
dalam proses perkara pidana. Melalui proses
peradilan pidana diharapkan dapat memberi rasa Penelitian ini merupakan penelitian hukum
keadilan bagi semua golongan rakyat dan segala sosiologis dengan mengambil lokasi di Kepolisian
lapisan masyarakat. Daerah Jawa Tengah.Data yang digunakan
meliputi data primer dan sekunder.Data primer
Dalam praktek seringkali perkara-perkara
adalah polisi yang menangani perkara kecelakaan
pidana diselesaikan tidak melalui proses peradilan
lalu lintas. Data sekunder berupa Undang-Undang
pidana, namun diselesaikan melalui lembaga
Nomor 22 Tahun 2009 dan dokumen perkara
diskresi aparat penegak hukum atau melalui
kecelakaan lalu lintas yang ada di Direktorat
mekanisme musyawarah / perdamaian dan /
Lalu Lintas. Pengambilan data primer dilakukan
atau melalui lembaga pemaafan yang ada di
dengan wawancara, data sekunder dengan cara
masyarakat, misalnya musyawarah adat. Lembaga
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara
kejaksaan dapat menyampingkan perkara melalui
pembuatan penjelasan tentang kasus tersebut
lembaga deponering atau melalui lembaga afkoop,
(Robert K Yin, 1996: 103 dan 108).
dengan tidak meneruskan perkara pelanggaran
ke pengadilan sepanjang pelaku telah secara
suka rela membayar maksimum denda yang C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
ditentukan. Demikian juga polisi kadang-kadang
1. Jenis sanksi Pidana dalam hukum pidana
tidak meneruskan perkara orang yang terang telah
bersalah melakukan tindak pidana akan tetapi Tindak pidana merupakan terjemahan
tindak pidana tersebut terlalu sepele sehingga si dari isitilah Belanda “Strafbaarfeit”.Kata
pelaku cukup diberi marah dan mungkin ditahan strafbaar berart i dapat dipidana, feit
sebentar (Sudarto, 1986 : 44). Hal ini disebut berarti kenyataan atau peristiwa (JcT.
sebagai penyelesaian melalui mediasi. Simorangkir. 1983: 49). Penggunaan istilah
Permasalahan yang dihadapi di negara tindak pidana ini antara ahli hukum yang
kita adalah, belum adanya wadah atau payung satu dengan lainnya berbeda. Moeljatno
hukum dalam penyelesaian perkara pidana menggunakan istilah perbuatan pidana yaitu
melalui mediasi. Doktrin hukum yang berlaku suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu
adalah perkara pidana tidak dapat dimediasi. aturan hukum dan diancam dengan pidana,
Namun dalam perkembangannya mantan Menteri larangannya ditujukan kepada perbuatannya,
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Patrialis Akbar sedangkan pidananya ditujukan kepada
menyatakan akan memberi perhatian pada orang yang melakukan perbuatan tersebut
penyelesaian perkara pidana melalui mekanisme (Moeljatno, 1980:75). Satochid Kartanegara
lembaga restorative justiceatau peradilan yang menggunakan istilah delik (Satochid t t: 74).
memulihkan (Kompas, 19 Maret 2011). Salah satu Lamintang menggunakan istilah tindak pidana
bentuk restorative justice adalah mediasi. (Lamintang, 1983: 172). Pompe menggunakan
istilah tindak pidana yaitu suatu pelanggaran
Penyelesaian perk ara pidana secara norma (gangguan terhadap tertib hukum) yang
mediasi perlu direspon positif oleh oleh segenap dilakukan dengan kesalahan oleh pelaku,

44 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
ancaman pidana terhadap pelaku itu perlu KUHP. Sedangkan di luar KUHP
demi terpeliharatertib hukum dan terjamin dalam Undang-Undang Nomor 31
kepentingan umum (Lamintang, 1983: 173). tahun 1999 juncto Undang-Undang
Wiryono Prodjodikoro memberikan pengertian Nomor 20 tahun 2001 tentang
tindak pidana yaitu perbuatan yang pelakunya Pemberantasan Tindak Pidana
dapat dipidana (Soedarto, 1987: 33). Di Korupsi, Undang-Undang Nomor
antara beberapa pengertian tindak pidana ini 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
yang sesuai dengan kondisi sekarang adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun
pengertian menurut Pompe dan Wiryono 2009 tentang Narkotika, Undang-
Prodjodikoro, karena menggunakan kata Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
pelaku yang artinya bahwa pelaku perbuatan Terorisme. Pelaku tindak pidana
pidana tidak hanya terbatas pada manusia yang dijatuhi pidana mati, maka
saja tetapi meliputi pula korporasi. wajib minta grasi kepada presiden,
Sanksi pidana adalah nestapa atau derita dan presiden akan menerima atau
yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana menolak grasi ini harus minta
sebagai balasan atas perbuatan pidana pertimbangan kepada Mahkamah
yang telah dilakukan.Agar pelaku dijatuhi Agung. Apabila grasi diterima oleh
sanksi pidana maka di samping melakukan pelaku tindak pidana maka jenis
perbuatan pidana, harus ada kesalahan pada pidana mati diubah menjadi penjara
waktu melakukan perbuatan pidana tersebut. seumur hidup atau 20 tahun.Jika
Bentuk kesalahan ada dua yakni kesengajaan ditolak, maka penolakan tersebut
dan kealapaan. merupakan fiat eksekusi untuk
Sanksi pidana secara umum diatur dalam bisa dilaksanakannya pidana mati.
Pasal 10 KUHP terdiri atas pidana pokok dan Pelaksanaan pidana mati ini diatur
pidana tambahan. Sanksi pidana ini diurutkan dalam Undang-Undang Nomor
dari yang terberat sampai teringan. 2 Tahun 1964 tentang Tata cara
a. Pidana pokok: Pelaksanaan Pidana Mati oleh
Pengadilan di Lingkungan Peradilan
1) Mati
Umum dan Militer.
2) Penjara
3) Kurungan 2) Pidana penjara
4) Denda Pidana penjara adalah pidana
5) Tutupan yang dijatuhkan kepada pelaku
tindak pidana dengan kualifikasi
b. Pidana tambahan:
kejahatan.Lamanya ditentukan
1) Pencabutan hak-hak tertentu minimal satu hari dan maksimal 15
2) Perampasan barang-barang tertentu tahun. Dalam hal tertentu maksimal
3) Pengumuman keputusan hakim 15 tahun ini dapat diperpanjang
menjadi 20 tahun, apabila perbuatan
Pidana pokok dapat dijatuhkan sebagai
pidana tersebut diancam pidana mati
sanksi pidana yang berdiri sendiri tanpa
atau penjara seumur hidup, adanya
disertai pidana tambahan.Sedangkan pidana
concursus maupun residiv. Dalam
tambahan ini mengikuti pidana pokok, artinya
pidana penjara bisa diberikan dalam
pidana tambahan tidak mungkin dijatuhkan
bentuk pidana bersyarat, terpidana
sebagai sanksi pidana yang berdiri sendiri
tidak perlu menjalani di dalam
tanpa diikutkan pada pidana pokok.
tembok penjara. Sebagai contoh
a. Pidana Pokok dijatuhi pidana penjara 6 bulan
1) Pidana mati dengan masa percobaan satu tahun.
Pidana mati merupakan Selama satu tahun tersebut apabila
sanksi pidana terberat.Ancaman orang yang dijatuhi pidana bersyarat
sank si pidana mati ini selalu ini melakukan tindak pidana baik
didampingi dengan pidana penjara kejahatan maupun pelanggaran,
seumur hidup atau selama 20 maka harus menjalani pidana penjara
tahun. Beberapa tindak pidana enam bulan tersebut, di samping
yang diancam pidana mati adalah harus mempertanggungjawabkan
tindak pidana di antaranya dalam tindak pidana yang telah dilakukan
Pasal 104, 110, 340, 363, dan 365 tersebut. Ada kemungkinan pada

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 45
saat menjalani pidana penjara, d) Hak menjalankan kekuasaan
terpi dana dil epaskan sebe lum sebagai bapak atas anak sendiri
masa pidananya habis dengan e) Hak menjalankan pencaharian
kata lain mendapatkan pelepasan f) Hak menjadi penasehat, wali,
bersyarat. Hal ini dapat diberikan pengampu
apabila terpidana telah menjalani
dua pertiga masa pidananya atau 2) Perampasan barang-barang tertentu
minimal telah menjalani selama Pidana ini merampas barang-
sembilan bulan. barang hasil kejahatan atau barang-
barang yang digunakan untuk
3) Pidana Kurungan melakukan kejahatan.
Pidana kurungan, salah satu
bentuk sanksi pidana yang dijatuhkan 3) Pengumuman Keputusan Hakim
untuk pelaku pelanggaran.Pidana Apabila hakim menjatuhkan
kurungan ditentukan minimal satu putusan pidana tambahan ini,
hari, maksimal satu tahun.Ketentuan diperhatikan:cara pengumumannya
mak simal dapat diper panjang (media elektronik, media massa,
menjadi stu tahun empat bulan papan pengumuman pengadilan).
dalam hal terjadi concursus maupun Semua biaya ditanggung terpidana.
residiv.
Perbuatan pidana adalah suatu
4) Pidana Denda perbuatan yang melanggar peraturan
Pidana denda diancamkan hukum pidana.Terjadinya pelanggaran
untuk tindak pidana kejahatan dan peraturan hukum pidana ini membawa
pelanggaran. Minimalnya adalah konsekuensi pelakunya dijatuhi sanksi
dua puluh lima sen (seperempat pidana. Penjat uhan sank si pidana
r upiah) , t idak ada k etentua n melalui sistem penegakan hukum pidana
maksimal umumnya. Maksimal (criminal justice system).
khususnya ada di dalam masing- Sistem penegakan hukum pidana
masing pasal. Apabila denda tidak ini di Indonesia di atur dalam Undang-
dibayar terpidana menjalani pidana Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
kurungan, yang disebut kurungan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
pengganti Pidana (KUHAP). KUHAP ini bersifat
5) Pidana Tutupan umum dalam arti dapat diimplementasikan
terhadap semua tindak pidana termasuk
Pidana tutupan ini merupakan
tindak pidana kecelakaan lalu lintas.
ancaman pidana yang ditambahkan
dalam Pasal 10 KUHP berdasarkan Penegakan hukum pidana dimulai
Undang-Undang Nomor 20 dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
Tahun 1946. Pidana tutupan ini pemeriksaan di pengadilan dan eksekusi
diperuntukkan bagi pelaku tindak put us an hak im. Penyelidik an dan
pidana bila cara melakukan atau penyidikan dilaksanakan oleh polisi,
akibatnya sedemikian rupa hingga penuntutan oleh jaksa, pemeriksaan di
pelaku harus mendapatkan pidana pengadilan oleh hakim, dan eksekusi
hilang kemerdekaan. putusan hakim oleh jaksa.Konsekuensi
sistem penegakan hukum pidana ini
b. Pidana tambahan apabila ada pelanggaran terhadap
1) Pencabutan hak-hak tertentu. aturan hukum pidana, maka pelaku harus
Pidana pencabutan hak-hak diproses melalui hukum.Demikian pula
tertentu adalah mencabut hak-hak dengan tindak pidana kecelakaan lalu
seseorang. Hak-hak yang dicabut lintas, penyelesaiannya Undang-Undang
mengharuskan melalui hukum [(Pasal
diatur dalam Pasal 35 KUHP, yakni:
310 ayat (2), (3), dan (4)]. Meskipun dalam
a) Hak menjadi militer
Pasal 310 ini menawarkan alternatif
b) Hak ikut memilih dan dipilih
sanksi pidana denda, yang apabila
dalam pemilu dibayar denda tersebut pelaku tidak perlu
c) Hak menjadi penasehat, wali, menjalani sanksi pidana di dalam tembok
wali pengampu Lembaga Pemasyarakatan, namun hal

46 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
tersebut tetap merupakan sanksi pidana Dalam menyampingkan suatu perkara
dari penyelesaian secara hukum. kadang-kadang juga ada apa yang yang
Dalam sistem penegakan hukum dinamakan “schikking” atau “perdamaian” di
pidana, pemeriksaan perkara pidana mana tersangka diwajibkan untuk membayar
tergantung pada jenis perkaranya. sesuatu jumlah yang disepakati. Di samping
Pemeriksaan biasa digunakan untuk kewenangan jaksa tersebut, juga polisi
memeriksa perkara biasa yakni perkara kadang-kadang tidak meneruskan perkara
pida na yan g pemb uktiann ya tid ak orang yang terang telah bersalah melakukan
mudah.Pemeriksaan singkat untuk tindak pidana, akan tetapi tindak pidana itu
memeriksa perkara sumir yakni perkara terlampau sepele, sehingga si pembuat cukup
yang pembuktiannya sederhana, dan diberi marah dan mungkin setelah ia tahan
pemeriksaan cepat untuk perkara ringan sebentar (Sudarto, 1986:44)
atau tindak pidana ringan (tipiring). Menurut Sudarto, memang harus diakui
Pemeriksaan perkara kecelakaan bahwa dasar hukum tertulis dari tindakan
lalu lintas ini tergantung pada akibat tersebut tidak ada, akan tetapi tidak dapat
dari kecelakaan lalu lintas tersebut. disembunyikan, bahwa untuk perkara-perkara
Apabila mengakibatkan meninggal yang kecil sifatnya dan tidak mempunyai efek
dunia, maka dilakukan pemeriksaan yang membahayakan kepada masyarakat
biasa, sedangkan yang berakibat luka Pol is i m er asa c uk up untuk member i
berat, ringan maupun kerugian material pengertian kepada si pembuat. Untuk
dilakukan pemeriksaan cepat. meminjam perkara Vrij, dalam perkara-
perkara ini tidak ada unsur sub-sosialnya.
2. Mediasi sebagai alternatif penyelesaian Malahan kami berpendapat, bahwa ada
sengketa dalam hukum pidana baiknya untuk memberi dasar hukum yang
Di samping penyelesaian secara hukum, jelas.Adalah tidak mungkin dan kadang-
apabila terjadi suatu tindak pidana terbuka kadang tidak perlu bahwa semua perkara
kemungkinan untuk diselesaikan dengan yang diterima dan diselesaikan oleh Polisi
tidak melalui proses hukum melainkan diteruskan ke Kejaksaan. Tentunya harus
dengan mediasi. Mediasi merupakan salah ada pengaturannya yang memungkinkan
satu bentuk dari alternative penyelesaian adanya pengawasan (kontrole). Ini mengingat
perkara sarana yakni penyelesaian perkara di efisiensi dalam pekerjaan, dan mungkin juga
luar jalur formal (pengadilan). Pasal 1 angka lebih efektif daripada diteruskan ke Kejaksaan
10 UU. No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan diajukan ke Pengadilan untuk diperiksa
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) oleh Hakim. Untuk perkara-perkara tertentu
menentukan bahwa APS adalah lembaga dan dalam keadaan tertentu penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui yang segera dari Polisi atau Kejaksaan
prosedur yang disepakati para pihak, yakni akan lebih dirasakan oleh si pembuat dan
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara berpengaruh baik baginya daripada apabila
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsolidasi, diperiksa secara berkepanjangan oleh
atau penilaian ahli. Dengan demikian, APS Pengadilan. Faktor waktu (“contante justice”)
pada umumnya dipergunakan sebagai sarana dalam menjatuhkan sanksi pidana adalah
penyelesaian sengketa di bidang hukum penting pula (Sudarto, 1986:44).
perdata, tidak untuk perkara-perkara pidana Dalam perkembangan wacana teoritik
(Nyoman Serikat Putra Jaya, 2010:1). maupun perkembangan pembaruan
Meskipun pada umumnya penyelesaian hukum pidana di berbagai negara ada
sengketa di luar pengadilan hanya ada dalam kecenderungan kuat untuk menggunakan
perkara perdata, namun dalam prakteknya mediasi pidana/penal sebagai salah satu
sering juga perkara pidana diselesaikan di alternatif penyelesaian masalah di bidang
luar pengadilan.Artinya tidak semua perkara hukum pidana. Menurut Barda Nawawi
pidana masuk ke pengadilan. Lembaga Arief, mediasi pidana yang dikembangkan itu
kejaksaan melalui Undang-Undang Kejaksaan bertolak dari ide dan prinsip kerja (“working
dapat menyampingkan perkara melalui principles”) sebagai berikut :
lembaga “deponering”, serta melalui lembaga a. Penanganan konflik (“Conflict handling/
“Afkoop” dapat tidak meneruskan perkara Konfiktbearbeitung”)
pelanggaran ke pengadilan sepanjang telah Tugas mediator adalah membuat
dibayar denda maksimum. para pihak melupakan kerangka hukum

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 47
dan mendorong mereka terlibat dalam damai” yang merupakan salah satu
proses komunikasi. Hal ini didasarkan alasan penghapusan penuntutan.
pada ide, bahw a k ejahat an t elah
b. Dalam UU No. 3 Tahun 1997 tentang
menimbulkan konflik interpersonal.
Pengadilan Anak
Konflik itulah yang dituju oleh proses
mediasi. Menurut Pasal 5 UU No. 11 Tahun
2012, terhadap anak di bawah umur 8
b. Berorientasi pada proses (“Procesess tahun yang melakukan tindak pidana,
orientation; Prozessorientierung”). penyidik dapat menyerahkan kembali
Mediasi penal lebih berorientasi anak t ersebut k epada orang t ua,
pada kualitas proses daripada hasil, yaitu walau atau orang tua asuhnya apabila
menyadarkan pelaku tindak pidana akan dipandang masih dapat dibina atau
kesalahannya, kebutuhan-kebutuhan diserahkan kepada Departemen Sosial
konfik perpecahan, ketenangan korban apabila dipandang tidak dapat lagi dibina
dari rasa takut dsb. oleh orang tua, wali atau orang tua asuh.
c. Proses informal (“Informal Proceeding”) c. Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang
Mediasi penal merupakan suatu Hak Asasi Manusia
proses yang informal, tidak bersifat - Pasal 76 ayat (1) Komnas HAM
birokratis, menghindari prosedur hukum melaksanakan fungsi pengkajian,
yang ketat. penelitian, penyuluhan, pemantauan,
dan mediasi tentang hak asasi
d. Ada partisipasi aktif dan otonon para pihak
manusia.
(“Active and Autonomous Participantion
– Parteiautonomie/Subjektivierung”) - Pasal 89 ayat (4), Komnas HAM
bertugas dan berwenang melakukan:
Para pihak (pelaku dan korban) tidak
a. Perdamaian kedua belah pihak
dilihat sebagai objek dari prosedur hukum
pidana, tetapi lebih sebagai subjek yang b. Penyelesaian perkara melalui
mempunyai tanggung jawab pribadi cara konsultasi, negosiasi,
dan k emampunan berbuat. M erek a mediasi, konsiliasi dan penilaian
diharapkan berbuat atas kehendak ahli
sendiri (Barda Nawawi Arief, 2008:6-7). c. Pemberian saran kepada para
pihak untuk menyelesaikan
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sengketa melalui pengadilan
melalui lembaga mediasi seperti telah d. Penyampaian rekomendasi
dikemukakan di atas hanya dalam perkara atas suatu kasus pelanggaran
perdata, hal ini ditegaskan dalam Pasal 6 hak asasi manusia kepada
UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Pemerintah untuk ditindaklanjuti
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. penyelesaiannya; dan
Prinsip dasar dalam rangka perkara pidana e. Penyampaian rekomendasi atas
tidak dapat diselesaikan di luar pengadilan, suatu kasus pelanggaran hak
walaupun terhadap tindak pidana tertentu asasi manusia kepada Dewan
dan dalam keadaan-keadaan tertentu Perwakilan Rakyat Republik
dimungkinkan penyelesaian perkara pidana Indonesia untuk ditindak lanjuti.
di luar pengadilan, antara lain:
d. Dalam UU No. 10 Tahun 1995 Jo. UU No.
a. Dalam KUHP 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan.
M e n u r u t p a s a l 8 2 K U H P,
kewenangan menuntut pelanggaran - Pasal 113
yang diancam dengan denda saja, Untuk kepentingan penerimaan
menjadi hapus, kalau dengan sukarela negara, atas permintaan Menteri,
dibayar maksimum denda dan biaya- Jaksa Agung dapat Perkara-perkara
biaya yang telah dikeluarkan kalau yang diperiksa menurut acara
penuntutan telah dimulai, atas kuasa pemeriksaan tindak pidana ringan,
pejabat yang ditunjuk untuk itu oleh ditentukan dalam Pasal 205 ayat (1)
aturan-aturan umum, dan dalam waktu KUHAP yaitu perkara yang diancam
yang ditetapkan olehnya. Ketentuan de n ga n p i d an a p e nj a r a a ta u
Pasal 82 KUHP ini dikenal dengan kurungan paling lama tiga bulan dan/
istilah “afkoop” atau “pembayaran denda atau denda sebanyak-banyaknya

48 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
tujuh ribu lima ratus rupiah dan yang diancam dengan pidana
penghinaan ringan. Penghinaan penjara paling lama 1 (satu) tahun
ringan diatur dalam Pasal 315 atau pidana denda paling banyak
KUHP yang diancam dengan pidana kategori III;
penjara paling lama empat bulan g. Presiden memberi amnesti atau
dua minggu atau denda paling abolisi;
banyak tiga ratus rupiah. Dengan h. Penuntutan diberhentikan karena
demikian, secara normatif perkara penuntutan diserahkan kepada
yang dapat dikualifikasi sebagai negara lain berdasarkan perjanjian;
perkara pidana ringan adalah : i. Tindak pidana aduan yang tidak
a. Perkara pidana yang diancam ada pengaduan atau pengaduannya
dengan pidana penjara atau ditarik kembali; atau
kurungan paling lama tiga bulan j. Pengenaan asas opportunitas oleh
b. Perkara pelanggaran lalu lintas Jaksa Agung.
jalan
c. Penganiayaan ringan sebagai Dari ketentuan Pasal 145 RUU-
diatur dalam Pasal 315 KUHP. KUHP di atas, jelas terlihat bahwa
(1) menghentikan penyidikan perkara-perkara pidana dimungkinkan
tindak pidana di bidang diselesaikan di luar pengadilan
Kepabeanan. sebagai perkara pidana dimungkinkan
(2) Penghentian penyidikan diselesaikan di luar pengadilan sebagai
tindak pidana di bidang ditentukan pada huruf d.
Kepabean sebagaimana Berdasarkan pemaparan beberapa
dimaksud pada ayat (1) perundang-undangan tersebut di atas,
hanya dilakukan setelah walaupun pada prinsipnya perkara
yang bersangkutan pidana tidak dapat diselesaikan di
melunasi Bea Masuk yang luar pengadilan, namun dalam tindak-
tidak atau kurang dibayar, tindak pidana tertentu dan dalam
ditambah dengan sanksi keadaan-keadaan tertentu dimungkinkan
administrasi berupa denda penyelesaian perkara pidana di luar
empat kali jumlah Bea pengadilan dengan kondisi-kondisi
Masuk yang tidak atau tertentu.
kurang dibayar. UU No. 8 Tahun 1981 tentang
Kitab Undang-undang Hukum Acara
Penyelesaian perkara seperti Pidana (KUHAP) menentukan tiga acara
dalam Pasal 113 UU No. 10 Tahun pemeriksaan di sidang pengadilan, yaitu
1995 Jo UU No. 17 Tahun 2006 (1) Acara Pemeriksaan Biasa, (2) Acara
tentang Kepabeanan sering juga Pemeriksaan Singkat, dan (3) Acara
disebut dengan istilah “Schikking” Pemeriksaan cepat.Acara Pemeriksaan
atau “denda damai”. cepat dibedakan menjadi dua yaitu
e. Dalam RUU KUHP 2012 (1) Acara Pemeriksaan Tindak Pidana
Pasal 145 RUU KUHP menentukan: Ringan dan (2) Acara Pemeriksaan
Kewenangan penuntutan gugur, jika: Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan.
a. Telah ada putusan yang memperoleh Di Negeri Belanda melalui “Wet
kekuatan hukum tetap; vermogenssancties” Belanda (Undang-
Undang tentang Sanksi Terhadap Harta
b. Terdakwa meninggal dunia;
Benda) yang mulai berlaku tanggal 1 Mei
c. Daluwarsa; 1983 telah memperluas kewenangan
d. Penyelesaian di luar proses; transaksi, di mana Jaksa/ Penuntut
e. Maksimum pidana denda dibayar Umum dapat menerapkan syarat-
dengan sukarela bagi tindak pidana syarat sebagai imbalam penghentian
yang dilakukan hanya diancam penuntutan tidak hanya untuk (senua)
dengan pidana denda paling banyak tindak pelanggaran, namun juga untuk
kategori II; kejahatan-kejahatan, terkecuali yang
f. Maksimum pidana denda dibayar diancam pidana penjara lebih dari enam
dengan sukarela bagi tindak pidana tahun. Dari sejarah perundang-undangan

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 49
(MvT) undang-undang tahun 1983 di atas ongkos yang diperoleh dari atau
dapat diungkap bahwa aturan transaksi melalui tindak pidana yang dilakukan.
terutama ditujukan untuk menyelesaikan e. Penggantian dari sebagian atau
perkara-perkara kriminalitas kecil yang seluruh kerugian yang diakibatkan
banyak terjadi.Kendati demikian, hal oleh tindak pidana (Jan Remmelink
ini tidak berarti bahwa batas perluasan dalam Nyoman Serikat PJ,
transaksi di atas harus dimengerti secara 2003:447).
sempit, banyak tindak pidana yang
menurut ketentuan perundang-unndagan Dalam keadaan tertentu Polisi
yang mengaturnya diancam dengan dilarang melakukan transaksi,
pidana maksimum yang relatif tinggi, sebagaimana pedoman yang dikeluarkan
dalam bentuknya yang lebih ringan dapat oleh “Procureur-General”, yaitu:
dikualifikasikan sebagai kriminalitas kecil. a. Jika pejabat penyidik yang bersang-
Misalnya di sini adalah pencurian (Pasal kutan atau salah satu anggota
310 Sr. Pasal 362 KUHP), pencurian keluarga terdekat darinya terlibat
dengan pembongkaran pada mobil dalam (pelaksanaan) tindak pidana
terkunci (Pasal 311 (1) Sr.sub 5, Psal terkait atau dengan akibat dari tindak
363 (1) sub 5 KUHP), penggelapan pidana tersebut.
(Pasal 321 Sr. Pasal 372 KUHP). b. Jika terdapat perbedaan pema-
Menteri Kehakiman berpendapat bahwa haman antara pejabat penyidik
pada prinsipnya terhadap perbuatan- dan terdakwa tentang kejadian
perbuatan tersebut.Penulis juga dapat atau peristiwa yang bersangkutan
tambahkan kedalamnya “mengemudi dan/atau sifat dapat dipidananya
dalam keadaan terintoksikasi minuman perbuatan.
beralkohol (mabuk) yang diancam c. Jika tindakan tersebut ternyata
sanksi pidana maksimum relatif tinggi, memunculkan kerugian atau terlalu
terutama dalam bentuknya yang ringan berat
seharusnya dapat diselesaikan melalui d. Jika tindakan tersebut dilakukan
transaksi oleh oM (Jan Remmelink berkaitan dengan keadaan-keadaan
dalam Nyoman Serikat PJ, 2003:445). yang memberatkan
Persyaratan untuk dapat diadakan e. Jika penyitaan atau perampasan
transaksi ditentukan dalam Pasal 74 ayat diputuskan dan secara sukarela
(2) Sr, yaitu : hak kepemilikan atas kebendaan
a. Pembayaran sejumlah uang kepada tersebut dilepaskan
(kas) negara, minimum sejumlah f. Jika fakta (tindakan) dikonstatir
5 guilder dan maksimum setara dilakukan bersama-sama dengan
dengan pidana denda maksimum satu atau lebih tindakan lain yang
pidana denda yang diancamkan terhadapnya tidak mungkin diberikan
ter hada p ti ndak pida n a ya ng transaksi oleh Polisi
bersangkutan. g. Jika hakim pengadilan militer memiliki
b. Melepas kepemilikan atas benda- wewenang absolut terhadap tindak
benda yang dapat dikenakan tindak dimaksud (Jan Remmelink dalam
perampasan (demi kepentingan Nyoman Serikat PJ, 2003:452)
negara) atau yang dikeluarkan dari
lalu lintas peredaran barang. Dari apa yang telah diuraikan di atas,
c. Penyerahan at au pembayaran terdapat beberapa perkara pidana yang
sejumlah uang tertentu kepada dapat dikualifikasikan sebagai perkara pidana
negara senilai harga barang-barang ringan, yaitu:
yang d apa t dik en ak an tin dak 1. Perkara-perkara pidana yang diancam
perampasan (demi kepentingan dengan pidana penjara atau kurungan
negara). paling lama 3 bulan atau denda paling
d. P e m b a ya r a n k e p a d a n e g a r a banak Rp. 7500.
sejumlah uang setara dengan atau 2. Perkara-perakra pelanggaran lalu lintas
lebih rendah daripada perkiraan jalan
keuntungan – tercakup ke dalamnya 3. Penghinaan ringan sebagaimana diatur
penghematan biaya atau ongkos- dalam Psal 315 KUHP.

50 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
4. Perk ara-perk ara yang an ca man Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa
pidananya relatif tinggi namun Tengah, meliputi kondisi korban kecelakaan
dalam bentuknya yang ringan dapat lalu lintas, luka ringan,berat atau meninggal
dikualifikasikan sebagai perkara pidana dunia, jumlah kerugian materiil.Sistem ini
ringan, seperti pencurian 3 biji kakau dibuat dengan tujuan untuk memantau
oleh Mbok Minah, pencurian semangka terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah
sebagai penghilang haus serta pencurian Jawa Tengah sekaligus menghindari adanya
kapuk randu sesudah panen. dark number kecelakaan lalu lintas.
5. Penyelesaian perkara pidana ringan Berdasarkan data dari Kepala Unit
melalui alternatif penyelesaian sengketa Kecelakaan Lalu Lintas Direktorat Lalu
(ADR) sebaiknya diberikan landasan Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah,
hukumnya demi terciptanya kepastian penyelesaian kecelakaan lalu lintas selama
hukum yang berkeadilan. ini menggunakan sistem penegakan hukum
6. Dengan diselesaikannya perkara pidana pidana, seperti halnya tindak pidana lainnya.
ringan di luar pengadilan atau melalui Tidak ada penyelesaian yang dilakukan secara
lembaga ADR, maka hak penuntutan mediasi karena dalam bidang hukum pidana
perkara tersebut menjadi gugur. (Nyoman tidak mengenal mediasi.Sekecil apapun
Serikat PJ. 2010 : 17) kerugian yang timbul akibat kecelakaan
lalu lintas diselesaikan melalui jalur hukum.
Seperti telah diuraikan di atas kecelakaan Penyelesaian tindak pidana harus melalui
lalu lintas dapat menimbulkan akibat hilangnya sistem peradilan pidana.
nyawa, luka-luka baik ringan maupun berat Penyelesaian secara hukum pidana
ataupun kerugian harta benda. Adanya akibat mengakibatkan ada sanksi pidana yang
yang demikian, maka kecelakaan lalu lintas harus diputuskan oleh hakim. Sanksi pidana
dikualifikasikan sebagai salah satu bentuk terdiri atas pidana pokok dan tambahan, yaitu
tindak pidana. Hal tersebut diatur dalam mati, penjara, kurungan, denda, dan tutupan.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pidana tambahan yaitu pencabutan hak-hak
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. tertentu, perampasan barang-barang tertentu,
Seperti halnya tindak pidana lainnya, dan pengumuman keputusan hakim.
jika terjadi kecelakaan lalu lintas, penegakan Perkara kecelakaan lalu lintas yang
hukum dilakukan oleh satuan lalu lintas berakibat luka ringan, diproses melalui
setiap daerah hukum lokasi terjadinya berita acara pemeriksaan cepat. Proses
kecelakaan lalu lintas. Satuan lalu lintas ini ini dalam perkara tindak pidana seperti
melakukan oleh tempat kejadian perkara, halnya memproses tindak pidana ringan.
meliputi pendataan kondisi dan jumlah Terhadap pelaku dikenakan Pasal 310 ayat
korban kecelakaan lalu lintas baik yang (2): Setiap orang yang mengemudikan
meninggal dunia, luka berat, luka ringan atau kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya
kerugian material. Demikian pula di daerah mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan
hukum kepolisian Jawa Tengah, jika terjadi korban luka ringan dan kerusakan kendaraan
kecelakaan lalu lintas maka setiap kepolisian dan/atau barang dipidana dengan pidana
resor yang ada di jawa Tengah melakukan hal penjara paling lama dan/atau denda paling
yang demikian. banyak Rp. 2.000.000,-. Dalam hal ini hakim
Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang dapat menjatuhkan sanksi pidana berupa
berkedudukan di Semarang membawahi penjara, atau denda, atau penjara dan denda.
35 Polres. Perkara lalu lintas yang terjadi Data di bawah ini contoh penanganan
di seluruh Polres yang ada di Jawa Tengah kecelakaan lalu lintas dengan berkas perkara
datanya tersimpan di Direktorat Lintas berita acara pemeriksaan cepat yang ada di
Kepolisian Daerah JawaTengah. Seluruh Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa
Polres yang ada di Jawa tengah telah tersedia Tengah yakni kecelakaan lalu lintas yang
perangkat yang online ke Direktorat Lalu terjadi di Kepolisian Resor Tegal dan Blora
Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang 1. Kepolisian Resor Tegal, tersangka
di sebut IRSMS (Integrated Road Safety ber nam a Abu Basor i, melak uk a n
Management System). Setiap terjadi peristiwa pelanggaran lalu lintas yang
kecelakaan lalu lintas di wilayah Jawa mengakibatkan terjadinya kecelakaan
Tengah, maka satuan lalu lintas polres harus lalu lintas di jalan raya Pagongan,
membuat laporan yang langsung online ke Dukuh Turi, Tegal antara truck dump

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 51
dengan Toyota kijang. Kerugian yang Apabila dalam kecelakaan lalu lintas
timbul akibat kecelakaan lalu lintas ini ini di antara para pihak ada yang menuntut
diperkirakan sebesar Rp. 500.000,-. ganti rugi kepada pihak lainnya, maka dalam
Dalam perkara ini Kepolisian Resor Tegal hal ini di luar kewenangan kepolisian, karena
membuat berita acara pemeriksaan sifatnya keperdataan (Hasil wawancara
cepat pelanggaran lalu lintas (BAPc dengan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian
No. 003/I/2013/Lantas. Setelah melalui Daerah Jawa Tengah).
persidangan tindak pidana ringan di PN Untuk k ecelak aan yang ber ak ibat
Slawi berdasarkan putusan Nomor 02/ meninggal dunia, diproses seperti halnya
Put.Pid.TPR/2013/PN Slw, terdakwa Abu perkara pidana biasa yakni terhadap pelaku
Basori dijatuhi pidana denda sebesar Rp. dikenakan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang
100.000,- Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
2. Kepolisian Resor Blora, tersangka dan Angkutan Jalan: dalam kecelakaan lalu
bernama Joko Wiyanto, melakukan lintas yang mengakibatkan meninggal dunia
pelanggaran lalu lintas yakni mengendarai ancaman pidananya enam tahun penjara dan/
k en d ar a a n b e r mo tor me l eb i h i a s atau denda Rp. 12.000.000. Dalam hal ini
jalan yang mengakibatkan terjadinya hakim dapat menjatuhkan satu putusan dari
kecelakaan lalu lintas di jalan raya cepu ancaman sanksi pidananya yakni penjara
Blora, Ngawenan, Sambong Rejo, Blora dan denda, penjara, atau denda.
antara sepeda Suzuki dan sepeda motor Sebagai contoh perkara kecelakaan
Yamaha. Kerugian yang timbul akibat yang berakibat meninggal dunia yang datanya
kecelakaan lalu lintas ini diperkirakan masuk di Direktorat Lalu Lintas Kepolisian
sebesar Rp. 300.000,-. Dalam perkara ini Daerah Jawa Tengah adalah:
Kepolisian Resor Blora membuat berita 1. Putusan PN Surakarta Nomor : 300/
acara pemeriksaan cepat pelanggaran Pid.B/2008/PN.Ska mengenai kasus
lalu lintas (BAPc No. 08/III/2013/Lantas. kecelakaan yang menyebabkan matinya
Setelah melalui persidangan tindak orang lain. Pengendara sepeda motor
pidana ringan di PN Blora berdasarkan dalam keadaan mabuk menabrak seorang
putusan Nomor 09/Pid.c/2013/PN Bla, tukang parkir yang mengakibatkan
terdakwa Joko Wiyanto dijatuhi pidana tukang parkir meninggal dunia. Dalam
bersyarat yakni penjara selama 15 hari hal ini pengendara sepeda motor, dijatuhi
dengan masa percobaan selama tiga pidana penjara selama satu tahun tiga
bulan. bulan.
Dar i dat a d i ata s bi s a k ita lih at 2. Putusan PN Karanganyar Nomor : 120/
perkara kecelakaan lalu lintas yang hanya Pid.B/2009PN.Kray. mengenai kasus
mengakibatkan kerugian material tetap kecelakaan yang menyebabkan matinya
diproses secara hukum meskipun dengan orang lain. Pengendara sepeda motor
berita acara cepat yang dalam hal ini bisa melanggar as jalan sehingga terjadi
dikatakan seperti penyelesaian tindak pidana kecelakaan lalu lintas yakni menabrak
ringan. Sanksi pidana yang dijatuhkan oleh pengendara sepeda motor yang lain
hakim untuk kasus yang nomor 1 denda dan mengakibatkan pembonceng
sebesar Rp. 100.000,- dan perkara nomor 2 kendaraan bermotor yang ditabrak
berupa pidana beryarat, terdakwa tidak perlu tersebut meninggal dunia. Dalam hal
menjalani hukumannya di dalam tembok ini pengendara sepeda motor, dijatuhi
penjara. pidana penjara selama satu bulan.
Kalau dilihat penyelesaian perkara lalu 3. Putusan PN Boyolali Nomor : 199/
lintas yang tidak ada korban jiwa seperti di Pid.B/2008/PN.BS mengenai kasus
atas hampir sama dengan mediasi, yakni kecelakaan yang menyebabkan matinya
pelaku yang bersalah oleh hakim dijatuhi orang lain. Pengendara truk memarkir
pidana denda dan pidana bersyarat. Pidana kendaraan truk nya di badan jalan tanpa
denda dapat disejajarkan dengan ganti rugi memberikan tanda segitiga pengaman.
seperti dalam penyelesaian perkara melalui Padahal di tempat tersebut terdapat
mediasi.Pelaku yang dijatuhi pidana bersyarat tanda rambu lalu lintas berupa larangan
tidak perlu menjalani pidana di balik tembok parkir. Kendaraan truk tersebut ditabrak
penjara. dari belakang oleh pengendara sepeda
motor yang berakibat pengendara sepeda

52 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
motor meninggal dunia. Perbuatan ayat ( 4): Dalam hal k ecelak aan
terdakwa memarkir kendaraan truk yang sebag aimana dimak sud pada ayat(3)
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal
dengan korban meninggal dunia oleh dunia,dipidana dengan pidana penjara paling
hakim dijatuhi sanksi pidana penjara lama 6 (enam)tahun dan/atau denda paling
selama tujuh bulan. banyak Rp12.000.000,00(dua belas juta
rupiah).
Kalau perkara lalu lintas yang tidak
mengakibatkan korban jiwa saja oleh polisi Melihat pengaturan tersebut di atas
tetap diselesaikan melalui jalur hukum dengan berarti setiap kecelakaan lalu lintas memang
menggunakan berita acara pemeriksaan harus diselesaikan melalui jalur hukum, tidak
cepat, maka dalam hal ini perkara lalu diperbolehkan melalui jalur mediasi.
lintas yang mengakibatkan korban jiwa Ber da sar k a n w aw ancar a den gan
juga diselesaikan secara hukum dengan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah
menggunakan berita acara pemeriksaan Jawa Tengah, pihak kepolisian tidak pernah
biasa. menawarkan mediasi dalam perkara lalu
Kalau kita melihat ketiga perkara tersebut lintas, karena tidak ada peraturan hukum yang
di atas, meskipun semua korban meninggal mengatur tentang hal tersebut.
dunia, namun sanksi pidana yang dijatuhkan Dengan diformulasikannya kecelakaan
berbeda.Untuk perkara nomor 1, hakim lalu lintas sebagai salah satu bentuk
menjatuhkan sanksi pidana berupa penjara tindak pidana, maka penyelesaiannya pun
selama satu tahun tiga bulan.Perkara nomor 2, menggunakan sistem peradilan pidana
penjara selama satu bulan dan perkara nomor (criminal justice system).
3 penjara selama tujuh bulan. Dalam hal ini
Sebagai konsekuensi bahwa Negara
untuk perkara nomor 1 penjatuhan sanksinya
Indonesia adalah Negara hukum seperti
lebih berat dibandingkan perkara nomor 2 dan
3 adalah wajar karena pengendara sepeda ya ng ter tu li s dal am U ndang- Un dan g
motor yang menyebabkan kecelakaan Dasar Negara Indonesia Tahun 1945,
lalu lintas tersebut dalam keadaan mabuk. mak a semuanya harus diatur dengan
Sehingga bentuk kesalahan yang dilakukan hukum.Perkara kecelakaan lalu lintas yang
bukan merupakan kelalaian tetapi sebanding diformulasikan sebagai tindak pidana harus
dengan kesengajaan. diselesaikan secara sistem hukum pidana
Pengaturan kecelakaan lalu lintas pula. Apabila akan diselesaikan secara
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 22 mediasi yakni tanpa melalui jalur hukum,
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan maka harus dibuat aturannya terlebih dulu
Jalan.Adapun pengaturannya sebagai berikut. yang mengatur penyelesaian secara mediasi
Pasal 310 ini.
ayat (2): Setiap orang yang 3. Kriteria penyelesaian perkara kecelakaan
mengemudikan Kendaraan Bermotoryang
lalu lintas melalui hukum atau mediasi
k ar ena k e la l a ia n n ya me n gak i b atk a n
KecelakaanLalu Lintas dengan korban luka Berdasark an data yang diperoleh
ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau ternyata penyelesaian perkara lalu lintas
barang sebagaimana dimaksuddalam Pasal semuanya dilakukan melalui jalur hukum,
229 ayat (3), dipidana dengan pidanapenjara tidak ada yang melalui mediasi maka dengan
paling lama 1 ( satu) tahun dan/atau sendirinya tidak ada kriteria penyelesaian
dendapaling banyak Rp2.000.000,00 (dua secara hukum maupun mediasi.Hal ini sesuai
juta rupiah). dengan kualifikasi yang terdapat dalam
ayat (3): Setiap orang yang hukum pidana, apabila suatu perbuatan
mengemudikan Kendaraan Bermotoryang telah diformulasikan sebagai tindak pidana,
k ar ena k e la l a ia n n ya me n gak i b atk a n maka harus diselesaikan melalui jalur hukum
KecelakaanLalu Lintas dengan korban luka pidana pula.
berat sebagaimanadimaksud dalam Pasal Di bawah ini data jumlah kecelakaan lalu
229 ayat (4), dipidana denganpidana penjara lintas dan data penyebab kecelakaan lalu
paling lama 5 (lima) tahun dan/ataudenda lintas di Kepolisian Daerah Jawa Tengah
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh
tahun 2007 – 2013 (Juli)
juta rupiah).

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 53
Tabel 1
JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS POLdA JATENG (2007 – 2013)
Korban
Jumlah
No. Tahun Meninggal Luka Luka
kejadian Material Ket.
dunia berat ringan
1. 2007 11.370 1.812 2.071 15.324 13.774.719 -
2. 2008 9.964 1.425 2.065 12.987 12.759.260 -
3. 2009 7.907 1.169 1.368 10.341 11.272.760 -
4. 2010 19.410 4.369 2.901 19.705 21.443.363 -
5. 2011 20.159 4.557 2.639 25.554 19.195.306 -
6. 2012 23.237 3.657 3.815 29.771 24.545.138 -
7. 2013 9.350 1.594 586 12.305 9.907.050 -
S/D Juli
Jumlah 101.397 18.583 15.425 125.987 112.887.596 -

Jika melihat tabel di atas dari 2007 penurunan angka disbanding sebelumnya.
sampai 2013 jumlah kecelakaan yang Namun korban luka berat, luka ringan, dan
terbanyak adalah 2012. Dari sisi korban kerugian material menunjukkan kenaikan
untuk yang meninggal dunia menunjukkan angka di banding tahun sebelumnya.

Tabel 2
Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Polda Jateng (2007 – 2012)
Faktor Penyebab 2010 2011 2012
Manusia 17.478 21.730 21.839
Alam 629 167 189
Kelaikan kendaraan 1.223 123 143
Kelaikan jalan 829 1.217 1.487
JUMLAH 20.159 23.237 23.658

Berdasarkan data di atas faktor penyebab maupun kerugian material menggunakan


kecelakaan lalu lintas di Polda Jawa Tengah model penyelesaian melalui jalur hukum.
angka yang tertinggi adalah manusia.Dalam Hal ini sesuai dengan formulasi kecelakaan
hal ini karena pengemudi mengantuk atau lalu lintas yang dikualifikasikan sebagai
kelelahan.Penyebab alam karena kabut, tindak pidana. Apabila suatu perbuatan
sehingga pandangan pengemudi sangat dikualifikasikan sebagai tindak pidana
terbatas, hujan deras, sehabis turun hujan sehingga diatur dalam Undang-Undang
yang mengakibatkan jalan licin.Sedangkan hukum pidana, maka sebagai konsekuensinya
faktor kelaikan kendaraan adalah karena rem apabila terjadi pelanggaran terhadap Undang-
yang tidak berfungsi, pengemudi tidak mampu Undang tersebut, penyelesaiannya harus
menguasai kendaraannya.Faktor lainnya menggunakan hukum pidana yakni melalui
adalah kelaikan jalan, yakni banyaknya jalan sistem penegakan hukum pidana (criminal
yang rusak. justice system). Secara normatif Direktorat
Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah
tidak per nah menyele saik a n perk ar a
D. Simpulan
kecelakaan lalu lintas secara mediasi, karena
1. Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah penyelesaian perkara lalu lintas secara
Jawa Tengah dalam menyelesaikan perkara mediasi ini belum diatur dalam peraturan
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan perundangan, sehingga tidak ada dasar
meninggal dunia, luka berat, luka ringan hukumnya.

54 Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan...
2. Penyelesaian perkara lalu lintas semuanya E. Saran
dilakukan melalui jalur hukum, tidak ada yang
Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan
melalui mediasi maka dengan sendirinya
kepada pemerintah khusunya fihak kepolisian
tidak ada kriteria penyelesaian secara
agar tidak semua perkara kecelakaan lalu lintas
hukum maupun mediasi. Hal ini sesuai
diselesaikan secara hukum pidana, melainkan ada
dengan kualifikasi yang terdapat dalam
yang secara mediasi. Dalam hal ini harus disusun
hukum pidana, apabila suatu perbuatan telah
kriteria perkara lalu lintas yang diselesaikan
diformulasikan sebagai tindak pidana, maka
melalui proses hukum dan mediasi.
harus diselesaikan melalui jalur hukum pidana
pula.

daftar Pustaka

Barda Nawawi Arief, 2008, Mediasi Penal, Penyelesaian Perkara Di Luar


Pengadilan, Penerbit Pustaka Magister, Semarang.
Lamintang.1983. Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Universitas Parahiyangan Press.
Moeljatno. 1978. Azas-Azas Hukum Pidana. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nyoman Serikat PJ. 2003. Tindak KKN. Semarang; BP. Undip.
. 2010. Kualifikasi Tindak Pidana Ringan Yang Dapat Diselesaikan
Melalui ADR.Semarang; BP. Undip.
Robert K. Yin. 1996. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Rajawali Press
Satochid Kartanegera. Tt. Hukum Pidana. Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa
Simorangkir. 1983. Kamus Hukum. Jakarta: Bumi Aksara
Sudarto, 1986.Hukum dan Hukum Pidana.Alumni. Bandung: 1986.
. 1987. Diktat Kuliah Hukum Pidana. Semarang: Universitas Diponegoro
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 30 Tahun 1990 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 Jo. Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 Tentang
Kepabeanan.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014 Model Penyelesaian Perkara Kecelakaan... 55

Anda mungkin juga menyukai