Makalah
Diajukan untuk memenuhi komponen tugas Mata Kuliah Cyberlaw
Disusun oleh :
Aisyah Mila Riski
2016.952.02.03
PENDAHULUAN
Latar Belakang
PEMBAHASAN
Pengertian Cybercrime
Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan tidak
hanya membawa dampak pada perkembangan teknologi itu sendiri, akan tetapi juga
akan mempengaruhi aspek kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial,
politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa dan negara. Jaringan
informasi global atau internet saat ini telah menjadi salah satu sarana untuk
melakukan kejahatan baik domestik maupun internasional. Internet menjadi
medium bagi pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan dengan sifatnya yang
mondial, internasional dan melampaui batas ataupun kedaulatan suatu negara.
Semua ini menjadi motif dan modus operasi yang amat menarik bagi para penjahat
digital.
Pengertian Cyberlaw
Cyber law ialah sebuah aturan yang berbentuk hukum yang di buat khusus
untuk dunia digital atau internet. Dengan makin banyak dan berkembangnya tindak
kriminal dan kejahatan yang ada di dunia internet, maka mau tidak mau hukum dan
aturan tersebut harus di buat. Cyber law sendiri ruang lingkupnya meliputi setiap
aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang
menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai
online dan memasuki dunia cyber atau maya.
Latar Belakang Undang-Undang ITE (Informasi Transaksi Elektronik)
Untuk itu diperlukan suatu perangkat UU yang dapat mengatasi masalah ini
seperti yang sekarang telah adanya perangkat hukum yang satu ini berhasil digolkan,
yaitu Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) adalah undang-undang pertama di Indonesia yang secara
khusus mengatur tindak pidana cyber. Berdasarkan Surat Presiden
RI.No.R./70/Pres/9/2005 tanggal 5 September 2005,naskah UU ITE secara resmi
disampaikan kepada DPR RI.Pada tanggal 21 April 2008,Undang-undang ini di
sahkan.
Tujuan Cyberlaw
Selanjutnya korban kemudian menghubungi nomor HP. 082 341 055 575
dan diangkat oleh tersangka yang mengaku Lk. FIRMANSYAH selaku karyawan
OXI TOUR & TRAVEL yang mengurus masalah tiket maupun mobilisasi
(penjemputan peserta di bandara menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan) PT.
ADARO INDONESIA telah bekerja sama dengan OXI TOUR & TRAVEL dalam
hal transportasi terhadap peserta yang lulus seleksi penerimaan karyawan,
korbanpun kemudian mengirimkan nama lengkap untuk pemesanan tiket dan
alamat email untuk menerima lembar tiket melalui SMS ke nomor HP. 082 341 055
575 sesuai dengan yang diminta oleh tersangka, adapun alamat e-mail korban yakni
lanarditenripakkua@gmail.com.
Setelah korban mengirim nama lengkap dan alamat email pribadi, korban
kemudian mendapat balasan sms dari nomor yang sama yang berisi total biaya dan
nomor rekening. Isi smsnya adalah “Total biaya pembayaran IDR 2.000.000,-
Silakan transfer via BANK BNI no.rek:0272477663 a/n:MUHAMMAD FARID”
selanjutnya korbanpun kemudian mentransfer uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah) untuk pembelian tiket, setelah mentransfer uang korban kembali
menghubungi Lk. FIRMANSYAH untuk menanyakan kepastian pengiriman
tiketnya, namun dijawab oleh tersangka jika kode aktivasi tiket harus dengan
menambah transfer, lalu korban melihat adanya kecurigaan ketika tahu jika
aktivasinya harus dilakukan dengan menambah uang transfer. Kepala Bidang
Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi, Endi Sutendi mengatakan bahwa dengan
adanya kecurigaan setelah tahu jika aktivasinya dilakukan dengan menu transfer.
Sehingga pada hari itu juga Minggu tanggal 23 Desember 2012 korban langsung
melaporkan kejadian tersebut di SPKT Polda Sulsel. Dengan Laporan Polisi
Nomor : LP / 625 / XII / 2012 / SPKT, Tanggal 23 Desember 2012, katanya.
Menurut Endi adapun Nomor HP. yang digunakan oleh tersangka adalah
082341055575 digunakan sebagai nomor Contact Person dan mengaku sebagai
penanggung jawab OXI TOUR & TRAVEL, 085331541444 digunakan untuk SMS
Konfirmasi bagi korban dan 02140826777 digunakan untuk mengaku sebagai
telepon kantor jika korban meminta nomor kantor PT. ADARO INDONESIA
ataupun OXI TOUR & TRAVEL, paparnya.
“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum dengan menggunakan nama palsu atau martabat
(hoedaningheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau
supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam, karena penipuan,
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”
“Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.”
Jadi, dari rumusan-rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHP
tersebut dapat kita ketahui bahwa keduanya mengatur hal yang berbeda. Pasal 378
KUHP mengatur penipuan (penjelasan mengenai unsur-unsur dalam Pasal 378
KUHP silakan simak artikel Penipuan SMS Berhadiah), sementara Pasal 28 ayat (1)
UU ITE mengatur mengenai berita bohong yang menyebabkan kerugian konsumen
dalam transaksi elektronik (penjelasan mengenai unsur-unsur dalam Pasal 28 ayat
(1) UU ITE silakan simak artikel Arti Berita Bohong dan Menyesatkan dalam UU
ITE).
Walaupun begitu, kedua tindak pidana tersebut memiliki suatu kesamaan,
yaitu dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Tapi, rumusan Pasal 28 ayat
(1) UU ITE tidak mensyaratkan adanya unsur “menguntungkan diri sendiri atau
orang lain” sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Dan menurut Endi pelaku dijerat hukuman Pasal 28 ayat (1) Jo. Pasal 45
ayat (2) UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektonik Subs.
Pasal 378 KUHPidana tentang. "Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan
rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun."
* Akal cerdik atau tipu muslihat = suatu tipuan yang demikian liciknya,
sehingga seorang yang berpikiran normal dapat tertipu. Suatu tipu muslihat sudah
cukup, asal cukup liciknya.
* Rangkaian kata-kata bohong : satu kata bohong tidak cukup, disini harus
dipakai banyak kata-kata bohong yang tersusun sedemikian rupa, sehingga
kebohongan yang satu dapat ditutup dengan kebohongan yang lain, sehingga
keseluruhannya merupakan suatu ceritera sesuatu yang seakan-akan benar.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran