Anda di halaman 1dari 10

KEYNOTE SPEECH

DALAM SEMINAR SEHARI TENTANG


DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DI TINJAU
DARI SISI PENDIDIKAN DAN KRIMINALITAS

Yth. - Ketua Panitia Seminar


- Para Peserta Seminar dan Hadirin sekalian.

ASSALAMUALAIKUM WR. WB
Dan Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas segala Limpahan, Rahmat dan Ridhonya kepada kita
sekalian, sehingga pada hari ini dalam keadaan sehat wal afiat
dapat menghadiri seminar yang diselenggarakan oleh dan atas
kerja sama antara DPD KNPI Kotamadya Bogor Polwil Bogor dan
Prima Karsa Teknotama ( PKT ).

Ucapan terimakasih dan penghargaan khusus, saya


sampaikan kepada panitia penyelenggara yang telah memberikan
kesempatan kepada saya sebagai salah satu pembicara pada
seminar ini, dan merupakan suatu kebanggaan sekaligus
kehormatan yang diberikan kepada saya selaku pimpinan Polri
diwilayah Bogor pada saat ini dapat bersilaturahmi secara
langsung dengan para audensi di wilayah Bogor.

Seminar yang diselenggarakan kali ini dengan tema “DAMPAK


INTERNET DITINJAU DARI SISI PENDIDIKAN DAN
KRIMINALITAS” saya anggap sangat tepat dan relevan apabila
kita hubungkan dengan tantangan tugas yang dihadapi Polri
khususnya Polwil Bogor pada saat ini dan pada masa yang akan
datang. Pengaruh globalisasi yang menyangkut perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang informasi,
komunikasi dan transportasi telah mengakibatkan dunia semakin
transparan membuat dunia seakan – akan tanpa batas.

Konsekwensi logis dari perkembangan dibidang Teknologi


komunikasi, transportasi dan informasi tersebut juga berdampak
kepada terjadinya proses perubahan sosial yang akselerasinya dari
waktu ke waktu semakin cepat. Naluri Hedonisme pada setiap
individu Masyarakat yang dihadapkan kepada kondisi tersebut telah
menimbulkan dampak terhadap meningkatnya kwantitas dan kwalitas
kejahatan.

Dimasa yang akan datang perkembangan teknologi canggih


tersebut akan lebih memotivasi para criminal untuk menciptakan
modus operandi baru terhadap perbuatan tindak pidana yang
sebelumnya belum pernah dikenal sama sekali, sebagaimana
adagium yang cukup populer di dunia Internasional bahwa “ Crime is
a product of Sociaty it’ self” dalam artian bahwa masyarakat itu
sendirilah yang menciptakan bentuk, jenis dan jumlah kejahatan
yang terjadi. sehingga untuk mengantisipasinya tentu memerlukan
pula suatu system hukum baru.

Para peserta seminar dan hadirin sekalian,

Ilmu Kepolisian telah mengidentifikasi dan mengkatagorikan


bahwa perkembangan kejahatan dimasa depan akan mengarah
kedalam lima bentuk , antara lain :

a. New Dimention Of Crime


b. New Type Of Crime
c. Organize Crime
d. White Collar Crime
e. Terorism

Salah satu bentuk Kejahatan dari klasifikasi New Dimention Of


Crime atau kejahatan dengan dimensi baru adalah Kejahatan yang
pada prosesnya menggunakan teknologi informasi khususnya
Komputer / Internet. Kehadiran Internet memang sangat banyak
manfaatnya disamping mempercepat Perolehan informasi juga
aksesnya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang
kebutuhan hidup lainnya. misalnya melalui Situs Internet
digunakan untuk mengirim e mail, hiburan dsb.
Dalam dunia perdagangan penawaran barang dan jasa
dengan transaksi yang berlangsung melalui Internet, konsumen

melihat gambaran mengenai barang dan uraian jasa di Internet


kemudian setelah setuju dilanjutkan dengan pembayaran melalui

2
Internet dengan menyebutkan nomor kartu kredit. Disinilah
tantangan yang sering disebut menyangkut keamanan transaksi,
dimana para pengguna jasa merasa khawatir dengan
menyebutkan nomor kartu kreditnya di Internet. Hal ini
dikarenakan berpotensial disalahgunakan. Misalnya penagihan
lebih besar dari pada harga yang disepakati, nomor kartu kredit
bisa digunakan oleh orang lain.
Oleh karenanya, disadari atau tidak saat ini telah datang suatu
era kriminal berdimensi baru yaitu “THE NEW DIMENTION OF
CRIME” antara lain berupa Cyber Crime ( Kejahatan Maya ).
.
. Para peserta seminar sekalian.

Berbagai kasus yang menyangkut Cyber Crime yang terjadi di


Indonesia dan dapat dideteksi oleh Polri sampai saat ini, pada
umumnya terbatas pada kejahatan dibidang Perbankan dengan
menggunakan Komputer sebagai alat kejahatan dengan modus
Operandi yang dikenal dengan istilah “ DATA DIDLING “, yaitu
perbuatan memanipulasi transaksi input dengan mengubah data,
antara lain berupa mengubah / menghapus transaksi, memasukan
transaksi tambahan dan mengubah transaksi penyesuaian. Hal ini
dapat dilakukan apabila pelaku mengetahui system pengaman
berupa “ USER ID “ dan “ PASSWORD “, namun demikian tidak
menutup kemungkinan timbulnya kejahatan dibidang lain seperti
Ponografi dan perbuatan menghasut, memfitnah yang dilakukan
melalui jaringan internet dan sulit melacak pelakunya.

Pelaku kejahatan komputer didalam kasus – kasus Perbankan


secara teoritis dapat dilakukan oleh orang luar, orang dalam atau
gabungan dari keduanya, namun dari beberapa kasus yang telah
terjadi dan ditangani oleh Polri, ternyata para pelaku pada umumnya
dilakukan oleh orang dalam yang bersetatus sebagai karyawan
Bank. Yang kebetulan bertugas sebagai pelaksana pembukuan yang
dengan sengaja melakukan penyalahgunaan wewenang untuk
memperkaya diri ( Kasus pembobolan BDN Bintaro dengan kerugian
+ 1,5 Milyard oleh karyawan sendiri pada tahu 1988) . Kemudian
ditemukan pula beberapa kasus yang dimana orang dalam dibantu
oleh pelaku dari luar yang berperan sebagai penasehat tehnis
( Kasus UNAUTHORIZED TRANSFER BDNI 1946 NEW YORK
TH 1986 ).

3
Dari hasil pemeriksaan para pelaku kasus tindak pidana
dibidang perbankan dengan menggunakan komputer sebagai alat
kejahatan, ternyata para pelaku pada umumnya dapat mengetahui
system pengaman berupa “ USER ID “ dan “ PASWORD “ melalui
cara yang illegal atau karena kelaian pejabat yang berwenang yang
mengakibatkan pelaku dengan leluasa menggunakan komputer
tersbut. Hal ini sebagai akibat dari masih lemahnya system
pengamanan ( Internal Scurity ) dari perusahaan pengguna
Komputer tsb.

Para Peserta Seminar dan hadirin sekalian

Penyidikan adalah suatu rangkaian tindakan penyidik dalam hal


dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk menelusuri serta
mengumpulkan alat bukti dan dengan alat bukti itu membuat titik
terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya.
Dengan demikian alat bukti menduduki posisi sentral yang mutlak
harus dikumpulkan penyidik berdasarkan pasal 184 KUHAP, maka
alat bukti yang sah menurut hukum adalah :
KETERANGAN SAKSI, KETERANGAN AHLI, SURAT, PETUNJUK
DAN KETERANGAN TERSANGKA. Dengan demikian barang bukti
( Physical Evidance ) yang dikumpulkan oleh penyidik belum tentu
dapat dijadikan salah satu alat bukti apabila tidak didukung oleh
keterangan – keterangan yang bersesuai baik yang diberikan oleh
saksi – saksi ahli maupun tersangka / terdakwa.

Salah satu ketentuan yang dapat dipedomani dalam hal barang


bukti Adalah ketentuan pada pasal 36 KUHAP yang mengatur
tentang barang bukti yang dapat disita yaitu :

1. Benda atau tagihan tersangka / terdakwa yang seluruh


atau sebagai diduga diperoleh dari tindak pidana.
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana.
3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang – halangi
penyidikan.
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukan melakukan
tindak pidana.
5. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan
tindak pidana.

4
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka dalam kasus
kejahatan komputer maka benda – benda yang dapat dijadikan
sebagai barang bukti :

1. Seluruh perangkat komputer beserta Accesoriesnya


( Modem, Printer ) atau Hadware.
2. Softwere yang berhubungan ( Disket, Manual, Catalog ).
3. Data output ( Prin out, catatan lalu – lintas giral ).
4. Khususnya untuk kejahatan komputer dalam kegiatan
perbankan maka dokumen – dokumen yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perbankan
tersebut ( Aplikasi transfer, Voucher, Nota Debet / Kridit
dan lain – lain ).

Yang menjadi kendala adalah barang bukti berupa Sotwere


yang dapat dengan mudah dihilangkan atau dirusak, maka
kecepatan dan ketepatan dalam bertindak hanya dapat dilakukan
oleh petugas itu sendiri dalam hal ini penyidik tidak dapat berbuat
banyak, apalagi jika laporan atau kasus berikutnya setelah berselang
beberapa hari atau minggu.
Perlu diketahui, bahwa komputer dikenal sebagai “ THE
UNSMOKING GUN “ yaitu senjata yang tidak meninggalkan bekas,
tidak berhubungan langsung dengan korban, tidak menggunakan
kekerasan namun dapat menimbulkan kerugian dalam jumlah yang
sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.

Para Peserta Seminar yang Berbahagia.

Memperhatikan uraian tersebut diatas, maka antisipasi


ancaman dan penanggulangan Cyber Crime di Indonesia perlu
dilakukan melalui pengkajian yang mendalam, terutama tentang
penggunaan teknologi canggih dibidang komunikasi yang belum
terwadahi dalam ketentuan perundang – undangan yang mampu
memagari dan mencegah meluasnya Cyber Crime. Upaya yang
dipandang perlu dalam rangka mengantisipasi terhadap
meningkatnya ancaman Cyber Crime dimasa yang akan datang baik

secara tehnis maupun terhadap kualitas sumber daya manusianya.


Antara lain dengan mewujudkan Corporate Scurity ( Kerja sama
pengamanan ) berupa pengamanan industri ( Industrial Scurity )

5
yang tidak saja mencakup pengamanan pabrik, tetapi diartikan
secara luas termasuk perbankan, hotel , pasar swalayan,
Departemen Store, Kantor Kantor Pemerintah dsb. Industrial
scurity harus ditangani oleh tenaga – tenaga yg professional dan
apabila hal ini diabaikan, maka Cyber Crime akan terus meningkat.

Dengan demikian antisipasi ancaman dan penanggulangan


terhadap The New Dimention Of Crime khususnya kejahatan –
kejahatan dengan menggunakan Komputer meliputi 3 ( tiga ) hal
yaitu :

1. Antisipasi yuridis, yaitu upaya – upaya untuk mengkaji


permaslahan Yuridis sebagai akibat lemahnya ketentuan
perundang undangan yang ada, mengingat sifat
kejahatan komputer yang sangat khas dan canggih sulit
dideteksi dan seringkali tidak meninggalkan bekas ( The
Unsmoking Gun ). Berlangsung sangat cepat dan
biasanya menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Sebagai suatu contoh bahwa penafsiran analogis


dan ekstensif yang selama ini dilakukan oleh aparat
penegak hukum, pada suatu saat tidak memadai lagi
untuk diterapkan terhadap pencurian data yang
tersimpan dalam disket atau Hardisk apakah juga dapat
ditafsirkan sebagai barang yang menjadi obyek pencurian
sebagai mana diatur dalam pasal 362 KUHP, karena
data yang dicuri ( Dengan cara mengcopy ) barang yang
dicuri / diambil tidak bergerak dan tidak berkurang.
Demikian pula dengan perbuatan mengakseskan system
komputer orang lain, apakah dapat ditafsirkan sebagai
memasuki rumah / pekarangan orang lain tanpa ijin
perbuatan – perbuatan lain seperti menyebarkan virus,
memasang Logic Bomb dan melakukan Hacking
sampai saat ini belum tertampung dalam peraturan
perundang – undangan yg ada , sedangkan perbuatan –

perbuatan tsb sudah dirasakan sebagai suatu perbuatan


yang merugikan Masyarakat.

6
2. Antisipasi teknologi, yaitu upaya – upaya memperkecil
kerawanan kejahatan. Dari segi penggunaan teknologi
canggih serta perangkat – perangkatnya seperti
Komputer, Internet dll. Antisipasi demikian mengharuskan
kita mencermati perkembangan teknologi dan
kerawanannya.
Dari berbagai kasus pembobolan Bank yang ditangani
Polri dapat disimpulkan bahwa pengamanan terhadap
Syestem Komputer haruslah mencakup sekurang –
kurangnya 3 ( tiga ) hal yaitu :

a. Architecture and planning


Komponen arcitecture and Planning memerlukan
bentuk pengamanan mengguasai semua aspek
dari perencanaan fasilitas yang akan diberikan
komputer dan Infrastrukturnya yang terkait.
Pengamanan harus mencakup tempat dimana
komputer akan dipasang, artinya tiap – tiap
penempatan komputer harus tercatat dan
terdokumentasi .

b. Manegement Of Security.
Disamping itu, perlu disusun HTCK ( Hubungan
tata cara kerja ) dari masing masing pengguna
yang mengatur lingkup tugas, tanggung jawab
dan kewenangan dari masing – masing personil
pengguna. Dengan demikian akan memudahkan
system pengawasan dan pengamanan guna
menghindari kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan wewenang oleh orang dalam
atau para pelaku kejahatan lainnya.

c. Security teknologi

Perlu adanya suatu system pengamanan yang


Menggunakan dan memerlukan peralatan
pengamanan ( Scurity Devices ) yang tepat,
dengan menggunakan teknologi yang cangih
berupa system alarm , Nation Detector, Closed
Circuit Television, Sistim pencegahan kebakaran
dan penanggulanngannya. Demikian pula upaya

7
– upaya untuk mencegah dan menyelidiki kasus
pencurian, pemalsuan, penggelapan, sabotase dll.

3. Antisipasi sumber daya manusia yaitu menyiapkan


manusia – manusia yang mengawaki peralatan –
peralatan dengan teknologi canggih tsb, agar mempunyai
keahlian dan ketrampilan yang bersih, jujur dan
berwibawa. Perlu disadari bahwa sebaik apapun
peraturan / perundang – undangan dan teknologi yang
digunakan namun tetap akan ditentukan oleh factor
manusia yang mengemban misi tsb ( The Man Behind
The Gun ).
Disamping antisipasi tersebut, maka yang tidak kalah
pentingnya bagi upaya penanggulangan adalah
kerjasama yang baik antara masyarakat yang terlibat
pada kegiatan dan perencanaan kemananan perusahaan
( Office Scurity ), Pemerintah, Pengacara, Kepolisian,
Kejaksaan dan bagi siapa saja yang telah memasuki
Cyber Space atau perusahaan E – COMMERCE.

Salah satu upaya yang saya nilai sangat penting untuk


mencegah tindak kriminal memasuki Cyber Space ,
adalah forum seminar yang sedang dilaksanakan
sekarang ini dengan memberikan pelatihan dan
sosialisasi kepada perusahaan, lembaga Swasta dan
Pemerintah melakukan pencegahan ( Prevention )
Perlindungan ( Protection ) dan teknik – teknik
mendeteksi ( Detection ) terhadap hal – hal yang
menimbulkan pelanggaran hukum.

Dari uraian tersebut diatas,maka untuk mampu Menganti


sipasi dan menanggulangi ancaman Cyber Crime tsb. adalah
sbb :

1. Aspek Perundang – undangan yang masih belum


mampu mengakomodir segala permasalahan /
pelanggaran dalam Cyber Crime hal ini memerlukan
penyempurnaan dengan membuat undang – undang
baru yang mampu mengikuti dinamika masyarakat serta
perkembangan teknologi.

8
2. Aspek perkembangan teknologi yang sudah sangat
menglobal, sehingga penyebaran informasinya tidak
mengenal batas waktu tempat dan ruang. dalam
sekejap arus informasi dunia akan bisa masuk keseluruh
wilayah negara, sehingga dimensi masalah Cyber Crime
akan mencakup antar wilayah, Negara yang sangat sulit
untuk di deteksi, sehingga perlu adanya teknologi
canggih yang dapat mengontrol secara minimal arus
informasi serta perkembangannya.

3. Sumber daya manusia yang masih sangat terbatas


akan menjadikan kendala didalam mengawaki teknologi
modern yang memerlukan sumberdaya Manusia dengan
tingkat Intelegensi tinggi. Polri sebagai salah satu
komponen dalam Criminal juctice system (CJS) dengan
kemandiriannya yang telah berada langsung dibawah
Presiden mendapatkan peluang untuk dapat menata
dan mengembangkan organisasi Polri baik dari aspek
SDM, Profesionalisme serta Penguasaan sarana /
prasarana teknologi canggih (Hitech) sehingga
diharapkan akan mampu mengantisipasi dan
menangulangi Cyber Crime secara lebih efektif.
Namun demikian pada operasionalisasinya dibidang
preventif tentu saja Polri juga sangat membutuhkan
adanya dukungan dan partisipasi masyarakat dengan
adanya suatu system informasi security (SIS) yang
mampu mendeteksi secara dini (Early warning) pada saat
terjadinya Cyber crime yang terpadu dengan system
informasi Kepolisian dan system informasi yang ada pada
masing-masing industri/perusahaan

Para peserta Seminar dan Hadirin sekalian.

Demikianlah hal – hal yang dapat saya sampaikan dalam


seminar ini, semoga ada manfaatnya dan dapat dijadikan
obyek bahasan lebih lanjut, dan melalui seminar ini pula
saya mengharapkan adanya solusi dan konsep yang
Terbaik dalam upaya penyelamatan dunia Maya
( Cyberspace ) dari tindak pidana kriminal Semoga Allah
S.W.T Senantiasa memberikan bimbingan petunjuk dan
perlindungannya kepada kita sekalian, dalam

9
melaksanakan tugas dan pengabdian kepada
Masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia yang
kita cintai.

Terimakasih.
Selamat berseminar

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Oktober 2001.


KEPALA KEPOLISIAN WILAYAH BOGOR

Drs. NANAN SOEKARNA


KOMBES POL NRP 55070582

10

Anda mungkin juga menyukai