Di Susun Oleh :
Rahmat Inggi
(16917220)
PENDAHULUAN
seperti pencurian kartu kresit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data
orang lain, misnya email, dan manipulasi data dengan cara menyiapkan
dalam computer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik
formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer oaring lain tanpa
kerugian bagi orang lain. Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas,
teknologi computer.
dan moral nampaknya harus kita aktifkan kembali, khususnya untuk dunia
cyberspace.
barang bukti begitu juga pada kejahatan yang melibatkan alat teknologi
informasi. Barang bukti sangat penting akan keberadaannya karena Barang
melakukannya dan tidak hanya hal Teknis saja, tapi barang bukti
kita kembangkan. Dalam dunia komputer dan internet, tindakan kejahatan juga
akan melalui proses yang sama. Proses kejahatan yang dilakukan tersangka
juga akan saling melakukan pertukaran atribut. Namun dalam kasus ini aspek
pendukung, media, dan atribut khas para pelakunya adalah semua yang
atribut khas serta identitas dalam sebuah proses kejahatan dalam dunia
b. Untuk mengetahui bagai mana penanganan barang bukti digital agar dapat
c. Agar kita mengetahui bagai mana sebuah bukti digital yang berbentuk
Pada pembahasan kali ini diarahkan pada masalah Penanganan barang buktti
digital agar barang bukti digital yang masi berupa abstrak dan tidak di mengerti
oleh orang awam yang akan di analisis kembali untuk membantu mengunkap
bukti digital.
Barang bukti sangat penting akan keberadaanya karena barang bukti mengarah pada
proses bagaimana, siap, dan dimana pelaku melakukan dan tidak hanya hal teknis
saja tapi barang bukti mempengaruhi hasil dipengadilan nantinya. Untuk itu sangat
perlu memperhatikan perubahan disetiap tahap dalam proses analisa forensic yang
kita kembangkan. Berikut ini beberapa definisi tentang barang bukti digital :
dalam bentuk digital. Berdasarkan definisi tersebut, bukti digital tidak hanya
saja, akan tetapi juga termasuk perangkat audio, video bahkan telepon selular.
pelakunya
Bukti digital adalah setiap dan semua data digital yang dapat
membuktikan bahwa itu adalah sebuah kejahatan yang telah dilakukan atau
sebuah pelanggaran tertentu, atau bisa juga juga disebut sebagai petunjuk yang
pelanggaran.
melakukan berbagai hal seperti mengirim e-mail, atau kegiatan lainnya maka
Transaksi Elektronik atau yang sering disebut dengan UU ITE yang merupakan
tentang bukti digital ini. Namun terdapat dua istilah yang mirip dengan bukti
adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Informasi dan dokumen elektronik tersebut dapat dibedakan tapi tidak
berformat .mp4, maka isi dari video tersebut baik itu berupa gambar, suara,
etahui dalam KUHP pasal 184 ayat (1) mengatakan “alat bukti yang sah adalah
terdakwa”. Tidak ada satu kata pun yang berbunyi bukti digital dalam pasal
tersebut.
Ternyata hal ini telah diatur di dalam pasal 5 ayat (1) UU ITE yang
hukum yang sah”. Dan juga diperkuat dalam ayat (2) pasal 5 UU ITE juga
dan/atau hasil cetakannya merupakan perluasan dari alat bukti hukum yang
Memperluas cakupan atau ruang lingkup alat bukti yang diatur dalam Pasal
Mengatur sebagai alat bukti lain, yaitu menambah alat bukti yang diatur dalam
barang buti digital muda saja di manipulasi. Dalam penangan barang bukti digital
salah satu ahli forensik digital mabes polri yaitu bapak Muhammad Nuh Al-Azhar
Komputer telah mengemas bukti forensic digital dalam sebuah laporan yang rapih
pemeriksaan di laboratorium
c. Barang bukti : memuat jumlah dan jenis barang bukti elektronik yang
diterima untuk dilakukan pemeriksaan dan analisis. Ini juga termasuk data
tentang sfesifikasi teknis dan barang bukti tersebut seperti merek, model,
serial/produc number, serta ukuran kapasitas (size) dari media penyimpanan
Equipment Identity) yang terdiri atas sejumlah digit yang unik sebagai
image file yang kemudian dianalisis lebih detail dan dikonfirmasi dengan
berlangsung.
diatas.
Laporan ini nantinya yang akan diajukan dipengadilan untuk diuraikan yang bisa
yang dihadapi.
2.3 Contoh Kasus
Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan peran CCTV (Close Circuit
Emas. Dalam kasus tersebut telah di dapatkan barang bukti digital berupa rekaman
hasil ekstraksi DVR (Data Video Recording), DVR berfungsi untuk merekam
gambar dalam format digital kedalam harddisk, flashdisk, kartu memori dan lain-
lain.
Setehah hasil ekstrasi didapatkan dari DVR maka langka selanjutnya adalan
barang bukti ke dalam bentuk salinan (copy) yang identik ke media penyimpanan
yang lain agar data yang original masi tetap utuh selanjutnya dilakukan analisi
forensik video, setelah dilakukan analisi menggunakan tools Video Forensic maka
c) Waktu kejadian
bukti yang telah dianalisis, agar data dan laporan tersebut dapat dimengerti oleh
hakim, jaksa, penasehat hukum dan peserta sidang, maka jika data tersebut berasal
dalam bentuk gambar) dan jika data tersebut berupa gambar/foto atau video maka
Setelah data semua telah dikumpulkan dan laporan telah dibuat maka langka
penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara mendalam dan dapat
dicross chek langsung dengan saksi baik saksi yang terlibat secara langsung
Dalam proses presentase ada beberapa hal penting yang perlu dicantumkan pada
Setelah semua proses di atas selesai dengan baik dan prosedural, selanjutnya
laporan hasil pemeriksaan secara digital forensic berikut barang bukti digital
ini, proses serah terima barang bukti harus dicatat di log book dan formulir
penyerahan barang bukti yang dilengkapi dengan identitas jelas dan tanda tangan
petugas dari perwakilan lembaga yang menerima kembali barang bukti dan petugas
3.1 Kesimpulan
1. Bukti Digital (Digital Evidence) adalah setiap data atau informasi yang di
pengadilan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details lagi dalam menjelaskan tentang paper di atas
jawabkan.
Untuk itu saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
Rayers, A dan Wiles, J, Best Damn Cybercrime and Digital Forensis, Syngress
Publishing Inc.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e8ec99e4d2ae/apa-perbedaan-alat-
bukti-dengan-barang-bukti (di akses 8 Mei 2017)