Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana akses perlindungan hukum atas kekerasan seksual secara umum di Indonesia?

Kekerasan seksual merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh laki-laki kepada
perempuan dalam kaitannya dengan seksualitas. Kekerasan seksual merupakan tindakan atau
kencenderungan bertindak seksual yang memiliki sifat intimidasi baik fisik maupun non-fisik
yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan. Pelecehan seksual mencangkup unsur-unsur
yang meliputi:
a. Segala sesuatu dalam bentuk perbuatan yang berhubungan dengan seksual;
b. Secara umum dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan;
c. Perbuatan fisik maupun non-fisik, dan;
d. Tidak adanya unsur sukarela.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur yang paling utama yang dapat
membedakan bahwa hal tersebut merupakan kekerasan seksual atau bukan yaitu dilihat dari
tindakan “suka sama suka”. Berdasarkan pada data World Health Organization pada tahun 2006
yang mewancarai sebanyak 24.000 perempuan, sebesar 20% dari perempuan tersebut bahwa
telah mengalami kekerasan seksual namun tidak mau untuk menceritakannya karena merasa
takut, malu, dan bersifat tabu. Lalu sebesar 4-12 % perempuan tersebut pernah mengalami
kekerasan berupa tendangan di bagian perut. 1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengatur mengenai kekerasan. Dalam Pasal 89
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mendefinisikan tentang kekerasan yang memiliki arti
bahwa menggunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara sah, misalnya menendang,
memukul dengan tangan atau dengan segala semacam senjata.
Kekerasan seksual yang terjadi kepada anak dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
- Pemerkosaan, hal ini terjadi setelah pelaku mengancam kemudian menunjukan
kekuatan;
- Incest, kegiatan atau aktivitas seksual dengan kerabat yang memiliki kekerabatan
dalam suatu hubungan keluarga yang dilarang oleh hukum;
- Eksploitasi, mencangkup prostitusi dan pornografi.
Korban kekerasan seksual di Indonesia adalah mayoritas perempuan. Kekerasan yang
sering dialami oleh perempuan dapat berupa kejahatan kekerasan seksual (sexual violence) dan
pelecehan seksual (sexual harassment). Kejahatan kekerasan yang sering di alami oleh
perempuan, antaranya pembunuhan, perkosaan dan penganiayaan. Perempuan sangat rentan
terhadap kekerasan seksual.
Pada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan
bahwa “Hak asasi peremupan adalah hak asasi manusia”. Dari pasal diatas dapat disimpulkan
bahwa hak asasi perempuan adalah hak asasi perempuan. Oleh karena itu hak asasi perempuan
harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak diperkenankan untuk diabaikan, dikurangi,
ataupun dirampas oleh siapapun.
1
Yuliartini, N. P. R., Mangku, G. D. S., & Putri, P. P. P. E. (2021). Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan
dan Anak Korban Kekerasan Seksual di Provinsi Bali. Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, 7(1).
Indonesia dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 telah meratifikasi “Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan”. Lalu, Indonesia membuat
undang-undang yang diharapkan dapat menghapus kekerasan dalam rumah tangga dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
karena dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dianggap kurang dalam menghapuskan
tindak kekerasan yang dialami oleh perempuan.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana melindungi tindak pidana berupa kekerasan
seksual , yaitu:
- Merusak kesusilaan di depan umum (Pasal 281, 283, 283 bis);
- Perzinahan (Pasal 284);
- Pemerkosaan (Pasal 285);
- Pembunuhan (Pasal 338);
- Pencabulan (Pasal 289, 290, 292, 293 ayat (1), 294, 295 (1).
Upaya perlindungan yang diberikan kepada korban kekerasan seksual diatur dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban juncto Undang-
Undang No. 31 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang No. 13 tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban junctis Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2008 tentang
Pemberian Kompensasi, Restitusi, serta Bantuan Kepada Saksi dan Korban melalui Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban.2

2
Wadjo, H.Z. and Saimima, J.M., 2020. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Seksual Dalam Rangka
Mewujudkan Keadilan Restoratif. JURNAL BELO, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai