Anda di halaman 1dari 2

Artificial Intelligence (AI) dengan Audit

Audit laporan keungan memiliki hubungan erat dengan pemeriksaan data yang banyak
(umumnya menggunakan sample), pemeriksaan fisik, pemeriksaan sistem informasi, dsb, yang
dianggap oleh auditor memiliki keterkaitan dengan laporan keuangan yang dihasilkan laporan
keuangan. Jika pada tahun 1990-an, auditor harus memeriksa fisik persediaan secara manual,
kini auditor dapat memeriksa fisik persediaan menggunakan kamera pada drone, atau bahkan
dengan aplikasi dan kamera yang memantau dan memberikan data secara real-time kepada
auditor. Hal ini memungkinkan karena berkembangnya artificial intelligence atau yang biasa
disebut AI. AI atau yang biasa juga dikenal dengan cognitive technologies, memiliki kemampuan
yang disebut natural languange processing (NLP) dan machine-learning technology. NLP
adalah sebuah kemampuan AI dalam membaca dan mengerti konsep dasar sebuah dokumen
sedangkan machine-learning technology memungkinkan sebuah sistem untuk terus berkembang
untuk dapat mengidentifikasi dan mengekstrak sebuah ketentuan dasar atau key terms.

Dengan adanya NLP dan machine-learning technology, memungkinkan bagi auditor untuk
mengkaji dan menguji sample yang lebih besar, bahkan bisa sampai mengkaji dan menguji 100%
dokumen yang terkait dengan proses audit, sehingga tidak perlu lagi dilakukan sampling karena
memang tidak memperlukan sample. Hal ini dimungkinkan karena AI dapat membantu auditor
dalam menganalisis data secara cepat, contohnya dengan membedakan akun – akun yang
memiliki nilai yang material dengan yang tidak, mengetahui penyajian dan pengungkapan yang
sudah sesuai standar atau yang belum. Hal tersebut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas
audit sehingga meningkatkan nilai dari audit dan auditor itu sendiri. AI juga membantu auditor
dalam menganalisis resiko, contohnya dengan memprediksi fluktuasi harga saham di masa depan
menggunakan automated analysis atau analisis yang diotomatisasi. Seperti yang telah
disebutkan juga pada paragraf sebelumnya, kini beberapa perusahaan sudah memperlengkapi
staff nya dengan tablet dan smartphone, yang memiliki aplikasi untuk mengumpulkan dan
dengan otomatis mengkonsolidasikan perhitungan persediaan yang hasilnya juga dapat segera
dikirim kepada auditor dengan kata lain auditor dapat memantau persediaan secara real-time.

Meskipun memiliki banyak manfaat bagi auditor, ada juga beberapa hal yang tidak dapat
dilakukan oleh AI. Contohnya seperti memberikan professional judgement terhadap sesuatu
transaksi atau kejadian, menilai kewajaran dari estimasi yang digunakan dalam menentukan
biaya garansi atau biaya asuransi yang belum diklaim, menganalisis kemungkinan terjadinya
fraud, menganalisis dengan skeptisisme akan pihak – pihak yang terkait dalam suatu transaksi.
Untuk hal – hal yang membutuhkan judgement yang profesional dan subjektif ini, auditor tetap
harus memakai kemampuan dan intelligencenya sendiri.

Berdasarkan data – data yang kami dapatkan, maka kami memiliki kesimpulan bahwa, AI dan
auditor adalah dua hal yang saling melengkapi, AI dapat membantu auditor dalam melakukan
pengujian dan pengkajian dokumen serta pemeriksaan fisik dalam proses audit namun auditor
tetap harus menggunakan kemampuannya sendiri dalam memberikan penilaian profesional. AI
juga meningkatkan ekspektasi klien terhadap auditor, auditor diharapkan dapat memberikan
audit yang berkualitas serta memberikan penilaian resiko yang lebih akurat.

Referensi:

Raphael , J. (2015). How Artificial Intelligence can Boost Audit Quality. CFO.
http://ww2.cfo.com/auditing/2015/06/artificial-intelligence-can-boost-audit-quality/

Willington, B. (2016). Can artificial intelligence replace an auditor? – Accru. Accru.


http://www.accru.com/2016/08/can-artificial-intelligence-replace-an-auditor/

Anda mungkin juga menyukai