Anda di halaman 1dari 13

Forensik Digital pada Gambar dan Video

Abstract
Digital Forensik adalah suatu ilmu pengetahuan dan keahlian untuk mengidentifikasi,
mengoleksi, menganalisa dan menguji buktibukti digital pada saat menangani sebuah kasus yang
memerlukan penanganan dan identifikasi barang bukti digital. Dalam investigasi digital forensik
memiliki berbagai aplikasi. Yang paling umum adalah untuk mendukung atau menolak hipotesis
sebelum pidana atau perdata (sebagai bagian dari penemuan elektronik pengadilan proses). Proses
forensik yang khas meliputi kejang, forensik pencitraan (akuisisi) dan analisis media digital dan
produksi laporan ke bukti yang dikumpulkan. Artikel ini menguraikan secara singkat mengenai
forensik digital khususnya Gambar dan video.

Pendahuluan
Pesatnya perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi pada berbagaiaktivitas manusia memberi
dampak yang positif untuk beberapa aspek kehidupan. Perkembangan teknologi banyak memberikan
kemudahan bagi penggunanya, dan menjadikan pekerjaan jauh leih efektif dan efisien. Namun di sisi lain,
perkembangan teknologi juga memberikan dampak negative yang tentunya tidak bisa disangkal. Dengan
kecanggihan perangkat-perangkat digital sekarang ini, kejahatan dapat dilakukan dengan canggih
menggunakan alat-alat yang belum mempunyai fitur teknologi tinggi.
Jika diteliti kebelakang, banyak sekali kasus-kasus yang mencuat dan disadari atau tidak, kebutuhan akan
digital forensik mulai bermunculnya, seiring dengan kasus-kasus kejahatan khususnya di bidang computer
(cyber crime) dan digital forensic, guna mendukung investigasi pada kasus kejahatan, contohnya kasus
pelanggaran hak cipta baik video maupun gambar, atau juga gambar/video yang tidak seharusnya menjadi
konsumsi publik
Forensic Video

A. Pendahuluan
Barang bukti video adalah salah satu barang bukti yang mulai banyak ditangani oleh investigator
digital. Hal ini tidak lepas dari semakin mudahnya untuk melakukan dan mendapatkan rekaman video. Hal
ini pula yang menyebabkan teknik penanganan barang bukti video menjadi semakin penting dipahami oleh
para investigator digital. Tantangan dalam penanganan barang bukti video tidak lepas dari fakta bahwa
barang bukti video dapat dihasilkan dari alat elektronik yang sangat beragam, dengan format dan teknologi
juga sangat beragam. Dengan demikian teknik untuk mendapatkan, menyimpan, mengamankan dan
memeliharanya menjadi salah satu titik rawan dari diterimannya barang bukti video dalam proses
penyidikan ataupun persidangan.

B. Poin Penting Forensic Video

1. Akuisisi Untuk mendapatkan file Video.

bagaimana prosedur dan teknik untuk melakukan akuisisi untuk mendapatkan file video dari
berbagai alat perekam video seperti kamera CCTV, kamera Smartphone, maupun Kamera digital apapun
yang dapat menghasilkan file video.

2. Analisis Video.

Yaitu bagaimana penanganan pada barang bukti video khususnya dan multimedia forensics pada
video yang telah kita dapatkan.

Hash analysis digunakan untuk memverifikasi kesesuaian file yang asli dengan file yang
dianalisis. Metadata analysis digunakan untuk menganalisis jumlah frame dalam video dengan
durasi video.
histogram analysis digunakan untuk melihat sedikit banyaknya aktivitas yang terekam
dalam frame. Semakin tinggi gelombang pada histogram, maka semakin banyak aktivitas yang
terekam.
error analysis data, Christopher menggunakannya untuk melihat keaslian barang bukti, telah
diedit atau belum. Dia mengatakan, berdasarkan hasil dari empat metodologi tersebut, dia
menyimpulkan rekaman tersebut tidak diedit ataupun disisipi gambar lain.
C. Enchancement Video.

Enhancement adalah langkah dimana kita memberikan perlakuan pada video dengan
tujuanmeningkatkan persepsi informasi citra bagi manusia (viewer). Bisa juga diartikan sebagai cara untuk
mendapatkan tampilan video yang lebih baik sebagai input untuk teknik-teknik pengolahan video.
Memang tidak ada aturan baku mengenai bagaimana menentukan teknik-teknik video enhancement yang
tepat dan bagus. Persepsi tiap orang terhadap kualitas video tersebut yang menjadi referensi, sehingga bila
telah dianggap bagus maka video tersebut sudah bagus. Dan agara informasi yanga ada pada videonya dapat
kita terima dengan jelas dan benar.

Beberapa teknik yang biasanya digunakan, antara lain[5]:

1. Sharpenin, Membuat siluet gambar pada video menjadi lebih jelas dan nyata.

2. Video Stabilization, Mengurangi jumlah pergerakan pada video dan menghasilkan


playback yang lebih halus.

3. Masking, Melindungi wajah atau tempat perekaman video untuk melindungi saksi,
korban, atau mematuhi peraturan hukum.

4. Interlacing, Pada sistem analog, interlaced scanning dilakukan untuk merekam gambar
atau teknik untuk menggabungkan dua medan pada tv sehingga menghasilkan full
frame video. Proses yang dilakukan adalah de-interlacing sehingga diharapkan dapat
memperoleh informasi pada dua medan pada video.

5. Demultiplexing, Digunakan untuk memisahkan sebuah kombinasi sinyal.

D. Frame Deletion and Insertion


Sebuah video digital pada dasarnya adalah serangkaian gambar diam yang dipotret secara cepat,
sekitar 25 atau 30 frame/detik. Sinyal yang dihasilkan dapat dikompresi menggunakan algoritma seperti
MPEG-2, MPEG-4 dan H.264. Algoritma ini memungkinkan coding video dilakukan dengan pendekatan
block-based hybrid dan membagi gambar menjadi beberapa tipe, yaitu intra-coded pictures atau I-frames,
dan predictive-coded pictures atau P-frames dan B-frames. Selama proses encoding, frame dikelompokkan
dalam GOPs (Group of Pictures) berdasarkan struktur yang selalu diawali dengan I-frames dan diikuti
beberapa Pframes. Jumlah frame yang tergabung dalam sebuah GOP disebut GOP size. Ketika melakukan
encoding pada frames, encoder akan membagi frames menjadi macroblocks (MB) dan mengoding setiap
MB secara terpisah. MB milik I-frames tidak Forensik Gambar dan Video 8 mereferensi ke frame lain
sedangkan MB milik P-frames akan mereferensi ke frame sebelumnya. Perbedaan perlakuan inilah yang
nantinya akan membuat perbedaan GOP size pada video yang mengalami encoding lebih dari satu kali.
Metode Variation of Prediction Footprint (VPF) dapat digunakan untuk mendeteksi jika sebuah video telah
mengalami encoding dua kali. Misalkan sebuah video diencoding sebanyak 2 kali dengan GOP size G1
untuk encoding pertama dan GOP size G2 untuk encoding kedua. Penelitian menunjukkan bahwa sebuah
frame yang asalnya di-encoding sebagai intra kemudian di-encoding sebagai P-frame maka akan adanya
pengurangan jumlah pada MB-nya. Perbedaan jumlah inilah yang nantinya dijadikan indikasi bahwa
adanya penghapusan ataupun penambahan frame pada sebuah video.
E. Contoh kasus menggunakan Hashing analyst

Fungsi Hash banyak sekali digunakan untuk mempercepat pencarian dalam tabel data atau
pembandingan data seperti di dalam basis data, mencari duplikasi atau kesamaan (rekaman) disebuah arsip
komputer yang besar,menemukan goresan-goresan yang sama di sebuah DNA, dan sebagainya.

Berikut pengecekan keaslian suatu video dengan Hashing, Perangkat lunak yang digunakan adalah
Forevideo,

Gambar 1. 3 Import video Original ( asli )

Gambar diatas adalah saat mengimport file video original yang ada yang nantinya di bandingkan
dengan video yang sama hasil editan adobe premiere.
Gambar 1. 4 Video setelah di import

Gambar 1. 5 Fitur Hash

Setelah video original di import lalu menggunakan fitur Hash yang tersedia, yang nantinya akan di
compare sama file video yang telah diedit.
Gambar 1. 6 Hash video Original

Values dari video original yang sudah valid dapat langsung di pindahkan atau disalin agar
memudahkan kita saat mengcompare video ini dengan video hasil edit nantinya seperti pada gambar 1.7
dibawah result yang sudah valisd di salin ke dalam file Hash asli.txt.

Gambar 1.7 Pindahkan Data Hash Ke File Teks

Setelah data dipindahkan, kita coba mengedit file video dengan menurunkan kualitas video atau
di kompres dari yang sebelumnya .Mp4 ke .Wmv dengan menggunakan adobe premiere. Seperti pada
gambar 1.8 dibawah
Gambar 1.8 Editing (Compressing Video)
Gambar 1.9 Import Video Edited

Gambar 1.10 Copy Hash Video Original


Pada gambar 1.10 diatas kita mengambil hasil hash pada file video original sebelumnya yang
akan di compare dengan file video hasil editan.

Gambar 1.11 Hasil Compare

Pada gambar 1.11 diatas kita mendapatkan result Hash Is Not Valid dari result tersebut dapat
kita simpulkan bahwa file video yang barusan kita compire adalah bukan video Original, bukan asli, atau
hasil bajakan.

Forensik digital merupakan bidang yang baru berkembang tetapi berkembang dengan pesat sejalan
dengan pesatnya pemanfaatan teknologi informasi. Berbagai ilmu
dan perangkat telah dikembangkan untuk memudahkan penyidik dalam mengumpulkan data serta
merangkainya untuk membuktikan kejahatan yang telah terjadi. Sebagaiilmu yang masih baru tentunya
masih membutuhkan waktu untuk mencapai kematangan., dengan ilmu forensic ini dapat mudah
mengetahui perubahan dari suatu data atau barang bukti digital yang sedang di selidiki.
Perubahan metadata sebelum edit / original file video dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.11 Data Original

Gambar 1.11 diatas menampilkan metadata sebelum di edit dari video asli atau original yang
kebanyakan datanya telah berubah

Gambar 1.12 Metadata edited


Gambar 1.12 diatas menampilkan metadata dari file video yang bukan asli atau
edited/setelah di edit, dapat di lihat perbedaan sebelum dan sesudah seperti perbedaan Bit rate ,
Frame rate , maupun Codec ID

Anda mungkin juga menyukai