Anda di halaman 1dari 15

Catatan Mobile Cloud Computing

MCC adalah salah satu trend mobile teknologi yang menggabungkan antara mobile computing
dan cloud computing,sehingga dapat memberikan layanan yang optimal bagi user,walaupun
masih memiliki beberapa masalah yang harus di selesaikan.

Ada banyak aplikasi tentang mobile communication baik itu berupa perangkat keras ataupun
perangkat lunak yang saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya:

1. Smartphone
Merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk menghubungkan user atau pengguna dengan
perangkat lunak sehingga dapat berkomunikasi.
2. Digital Music Player
Merupakan perangkat lunak yang memiliki beberapa fungsi. Misalkan memutar mp3, video
bahkan mendownload file mp3 atau video.
3. Bluetooth and Wi-Fi
Merupakan transimis pertukaran data dari 1 device (mobile) ke device lain.
4. GPS
Merupakan system navigasi yang sangat mudah untuk digunakan.
5. Smart System
Smart system memberikan kemudahan untuk melakukan remote device.

Dari paparan-paran diatas ada begitu banyak positive effetcs yang didapatkan dan hal yang
mendasar adalah mempersingkat waktu.
Sumber : Debashis De. (2015). Mobile Cloud Computing: Architectures, Algorithms and
Applications. 01. Chapman and Hall/CRC Press. ISBN: 9781482242836.

Tantangan yang dihadapi di bidang mobile communication:

 Dari sudut pandang hardware atau perangkat keras:


1. Hardware yang ada harus mempunyai durability atau ketahanan yang baik untuk penggunaan
standar dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini biasanya berkaitan dengan baterai perangkat
dan energy-saving.
2. Mobile juga harus dilengkapi dengan hardware yang fleksibel, yaitu mampu beradapatasi dan
menyesuaikan dengan banyak kondisi yang tak terduga. Contoh kondisi ini antara lain cuaca
esktrim (dingin bersalju, atau cuaca sangat panas).
3. Kapasitas hardware yang ada juga harus senantiasa mengalami upgrade, terutama dari segi yang
paling dasar yaitu kapasitas. Contoh: kapasitas penyimpanan, RAM, processor speed, internet
speed.
 Dari sudut pandang komputasi:
1. Kemampuan dan kecepatan komputasi harus dapat mengimbangi kebutuhan yang terus
bertambah.
2. “Mendelegasikan” sebanyak mungkin komputasi ke cloud agar tidak membebani
perangkat mobile.

 Dari sudut pandang aplikasi:


1. Aplikasi mobile yang ada harus dapat menyesuaikan (compatible) dengan berbagai
macam hardware yang dikeluarkan oleh vendor. Seperti yang kita ketahui,
perkembangan hardware saat ini sangatlah pesat. Dalam satu tahun saja, satu vendor dapat
merilis lebih dari lima perangkat baru. Aplikasi juga harus compatible dengan berbagai OS yang
ada.
2. Aplikasi harus senantiasa aman dan bebas dari bugs. Hal ini memerlukan update yang terus-
menerus dari developer yang bersangkutan.
3. Aplikasi yang ada juga idealnya user-friendly tanpa mengkompromikan security.
 Dari sudut pandang penggunaan oleh user:
1. Perlu adanya kesadaran dari user untuk turut aktif dalam memberi feedback mengenai aplikasi
yang bersangkutan.
2. User juga dituntut untuk mau beradaptasi dan mengikuti kemajuan teknologi, dengan cara
menerima perubahan dan turut berpartisipasi di dalam R&D yang ada.

Cloud computing atau bisa juga disebut komputasi awan merupakan sebuah teknologi yang menj
adikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Pengguna cloud computing diberika
n hak akses untuk login, sehingga pengguna dapat mengatur data yang mereka simpan di cloud.

Ada beberapa karakteristik agar sebuah sistem bisa disebut sebagai cloud computing, seperti:

- System tersebut memiliki akses jaringan yang luas sehingga bisa di akses oleh
berbagai jenis perangkat
- System tersebut juga harus memiliki server yang dapat memenuhi kebutuhan user
- System memungkinkan pengguna cloud dapat mengatur sendiri data yang
disimpan dan mengatur layanan yang digunakan, tanpa perlu berinteraksi dengan
pihak penyedia layanan.
System cloud menyediakan layanan yang memungkinkan pengguna dapat memonitor
dan mengoptimalkan langsung penggunaan sumber daya terhadap layanan yawng di
pakai, contoh sisa space yang masih kosong masa aktif.
- Kapasitas layanan bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan pengguna,
sehinggap pengguna cloud dapat dengan mudah menaikkan atau menurunkan
kapasitas layanan sesuai dengan kebutuhannya.

Terdapat 3 hal mendasar pada arsitektur cloud computing yaitu IaaS, PaaS dan SaaS:

1. Infrastruktur sebagai layanan atau yang lebih dikenal dengan istilan IaaS merupakan bagian
yang menggantikan hardware. Singkatnya IaaS merupakan hardware awan. Contohnya
adalah VPS.
2. Platform sebagai layanan atau PaaS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk
mengoperasikan IaaS atau bisa disebut dengan Operating System.
3. SaaS atau perangkat lunak sebagai layanan, merupakan tools atau aplikasi yang berfungsi untuk
menghubungkan user atau pengguna dengan IaaS dan PaaS.

Dengan kata lain ketiga komponen diatas merupakan hal terpenting dalam penyusunan
infrastruktur pada cloud computing. Karena berbasis cloud, setiap data yang diolah
memungkinkan dikonsumsi oleh orang lain. Oleh karena itu dalam pengaplikasian cloud
computing dibagi menjadi beberapa bagian

1. Private Cloud
Pembatasan akses. Misalakan data yang diproses pada cloud merupakan data yang sensitive,
sehingga tidak semua orang dapat mengkonsumsinya.
2. Public Cloud
Artinya, semua orang dapat mengakses cloud ini, baik itu berupa data, ataupun hal lain yang
berkaitan dengan cloud computing.
3. Hybrid Cloud
Merupakan gabungan dari public dan private cloud. Artinya, dalam kasus ini terdapat pengaturan
management users. Misalakna user yang saya gunakan hanya untuk meng-create IaaS, dengan
kata lain user ini hanya berfungsi untuk melakukan create. Intinya pada Hybrid
Cloud adalah privilages users
Sumber : Debashis De. (2015). Mobile Cloud Computing: Architectures, Algorithms and
Applications. 01. Chapman and Hall/CRC Press. ISBN: 9781482242836,
https://dzone.com/articles/cloud-computing-deployment-models

Isu-isu di bidang cloud computing

1.Scheduling
Dalam Cloud Computing sangat dibutuhkan algoritma yang efisien dalam eksekusinya
agar dapat meningkatkan kinerja dan kualitas layanan.
Pada umumnya algoritma scheduling dikategorikan menjadi dua kelas utama yaitu:

-Algoritma heuristik batch-mode: algoritma scheduling dimana algoritma ini akan


mengumpulkan
request-request yang akan di komputasikan saat request-request tersebut tiba di sistem
kemudian setelah jumlah waktu tertentu algoritma ini akan menjalankan proses komputasinya

-Algoritma heuristik mode-online: algoritma scheduling yang akan menjadwalkan proses


komputasi satu per satu setelah request tiba di sistem

2. Security
pada layanan cloud storage semua data user akan disimpan di hard disk yang bukan milik user.
Hal ini pasti menimbulkan resiko keamanan dan privasi data user seperti kehilangan data,
phising.
Kemudian pada layanan cloud computing juga pasti ada resiko hacker bisa mendapat akses untuk
melakukan kejahatan
pada layanan cloud seperti Bot Net karena lemahnya keamanan pada system
3.Trust
Dengan menggunakan layanan cloud sudah pasti user harus mempercayakan data-data penting
kepada penyedia layanan cloud yang
bisa saja terkena resiko-resiko pada isu keamanan yang disebutkan sebelumnya.
Oleh karena itu, layanan cloud harus membangun kepercayaan kepada user dengan memberikan
rasa aman kepada user

4.Resource utilization
Bagaimana layanan cloud memanfaatkan sumber daya lokal dan global yang dimiliki penyedia
layanan cloud akan menentukan seberapa efisien dan efektif
penyediaan layanan cloud kepada user. Berikut adalah beberapa cara agar dapat memanfaatkan
sumber daya lokal dan global yang dimiliki penyedia layanan cloud:
-Migrasi Data
-Migrasi Komputasi
-Penjadwalan Terdistribusi

Architecture of Mobile Cloud Computing

1.Service-Oriented Architecture (SOA)

Layanan yang terdiri dari 3 komponen yaitu, mobile device, layanan internet, dan layanan cloud
mobile device mengirim request melalui jaringan internet kemudian request diterima oleh server
layanan cloud kemudian layanan cloud memproses dan mengirim hasil dari request tersebut
ke mobile device
yang mengirim request tersebut melalui jaringan internet.

2.Agent-Client Architecture (ACA)

Pada arsitektur ini, mobile device akan terkoneksi ke agen-agen seperti femtocell, cloudlet atau
keduanya
untuk mengakses layanan cloud secara tidak langsung. Arsitektur ini meminimalisir
kemungkinan keterlambatan atau inefisiensi biaya

3.Collaborative Architecture
Pada arsitektur ini, mobile device bersama dengan layanan cloud akan bekerja sama untuk
memenuhi request dari user
sehingga terjadi mobile device dan layanan cloud bisa saling melengkapi. Pada arsitektur ini,
server cloud bisa
menjadi scheduler / controller yang akan mengatur proses kerja sama antara mobile
device dengan cloud server
Issues of Mobile Cloud Computing

1.Isu End user


User Experience berperan penting untuk kelangsungan layanan Mobile Cloud Computing jadi
bagaimana
layanan Mobile Cloud Computing memberikan pengalaman terbaik kepada user harus menjadi
pertimbangan
penyedia layanan Mobile Cloud Computing.Contoh Isu yang menyangkut End User:
1.Skema Insentif
Bagaimana layanan cloud membuat sistem penyumbangan resource kepada layanan Cloud bisa
dari uang,iklan dan lain-lain
2.Presentation and Usability
Bagaimana tampilan layanan cloud dan user experience aplikasi cloud ?

2. Fault Tolerance
Bagaimana layanan cloud menghadapi masalah-masalah seperti kegagalan jaringan, kehabisan
baterai, kegagalan jaringan dan sebagainya
harus menjadi menjadi pertimbangan penyedia layanan Mobile Cloud Computing agar dapat
menyediakan layanan yang bisa menghadapi masalah
-masalah yang telah disebut tanpa menganggu user experience.

3. Cloud API
Bagaimana pemograman aplikasi Cloud sehingga dapat melakukan proses-proses komputasi
melalui jaringan internet untuk berbagai macam device
yang berbeda-beda cara pemogramannya

keuntungan mcc
1. menghemat baterai
2.meningkatkan kapasitas penyimpanan data dan process
3.meningkatkan keamanan data

contoh aplikasi mcc


1. mobile commerce
2.mobile learning
3.mobile gaming
Offloading.
Offloading merupakan suatu solusi untuk meningkatkan kemampuan sistem pada
perangkat mobile dengan melakukan migrasi komputasi ke komputer
dengan resource (kecepatan CPU, memory) yang lebih besar kapasitasnya,
seperti server, melalui jaringan internet, sehingga dapat meningkatkan performa aplikasi pada
perangkat mobile.

Offloading dapat digunakan untuk mengatasi bottleneck, yang disebabkan oleh beban komputasi,
sumber daya penyimpanan terbatas, dan kendala daya karena masa pakai baterai yang
terbatas. Mobile cloud computing melalui offloading dapat menghemat energi pemrosesan, yang
merupakan salah satu cara yang paling signifikan untuk meminimalkan penggunaan daya pada
perangkat mobile.

Pada dasarnya tipe offloading dibedakan menjadi 2 grup, yakni berdasarkan materi yang
di offload dan berdasarkan pendekatan pengurangan waktu:

Berdasarkan material yang di-offload


1. Offloading data: pada offloading ini, data dimigrasikan dari satu jaringan padat ke jaringan
yang lain
2. Offloading komputasi: pada offloading ini, proses komputasi yang berat dimigrasikan dari
perangkat mobile ke server dengan cloud untuk meningkatkan performa dan masa pakai baterai.

Berdasarkan pendekatan pengurangan waktu


1. Full offloading/coarse-grained offloading: program penuh dimigrasikan ke infrastruktur
dan programmer selanjutnya tidak dapat memodifikasi source-code nya.
2. Partial offloading/fine-grained offloading: mempartisi sebuah program dan hanya membebani
bagian aplikasi yang membutuhkan daya besar.

Offloading in CC and MCC

Mobile Cloud Computing berkaitan dengan dengan data dan komputasi yang terkait dengan
perangkat yang tidak fixed dan dapat merubah jaringan ketika diperlukan. Di lain pihak, Cloud
Computing adalah proses komputasi yang melingkupi perangkat mobile dan non-mobile.

Perbedaan :
Perbedaan yang paling utama adalah terkait mobilitasnya, pada Mobile Cloud Computing
perubahan jaringan sangat mungkin terjadi dan menyebabkan server/cloud yang diakses oleh
mobile device selalu berubah, dan akan merubah perhitungan resource yang digunakan.

Persamaan :
Offloading di cloud computing adalah superset dari offloading di mobile cloud computing.
Semua arsitektur dan algoritma yang digunakan adalah sama.
three tier architecture terdiri dari:

- presentation tier: level teratas dan menampilkan informasi terkait layanan yang tersedia di
website. Layer ini berkomunikasi dengan layer lainnya dengan mengirimkan hasil ke browser
dan layer lainnya dalam network.

- application tier: layer ini ditarik dari layer presentation, dan layer ini mengontrol fungsi aplikasi
dengan melakukan pemrosesan detail.

- data tier: server database tempat informasi disimpan diambil. Data dalam layer ini disimpan
independen dari server aplikasi atau business logic.

Green Mobile Cloud Computing.


Green Mobile Computing adalah penggunaan perangkat mobile secara efektif dan efisien,
pemanfaatan konsumsi energi sesuai kebutuhan dengan mengkonsumsi daya rendah sehingga
menjadi ramah lingkungan.

Green Mobile Computing juga mencakup pengembangan praktik produksi yang ramah
lingkungan, perangkat yang hemat energi, dan prosedur pembuangan dan daur ulang yang
ditingkatkan. Dengan membongkar komputasi di dalam cloud, konsumsi daya oleh
perangkat mobile dapat dikurangi.

Green Mobile Computing bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang
disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang berbahaya terhadap lingkungan, mengefisiensi
penggunaan energi, menyeimbangkan antara teknologi dan lingkungan agar tercipta suatu
teknologi yang ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan, serta menerapkan daur ulang
pada bahan-bahan pembuat komputer dan handphone.

Green Femtocell Base Station adalah BTS berbiaya rendah dan berdaya rendah yang dapat
digunakan secara efektif untuk mengurangi konsumsi energi pada jaringan mobile. Meskipun
masing-masing femtocell adalah perangkat berdaya rendah, ketika sejumlah femtocell beroperasi
bersamaan, konsumsi energi menjadi cukup besar, sehingga pengurangan konsumsi energi juga
perlu dilakukan di sektor ini.

Adapun beberapa teknik penghijauan pada sektor ini, seperti:


1. Mengamati bahwa kontrol energi sangat penting antara cakupan dan kinerja untuk
penghijauan femtocell.
2. Coverage adaptif berdasarkan mobilitas pengguna outdoor dan indoor.
3. Menerapkan sebuah algoritma untuk meningkatkan efisiensi energi base station
femtocell sesuai deteksi aktivitas pengguna.

Kaitan Offloading dan Green Mobile Cloud Computing


Pada offloading, perangkat selalu melibatkan konsumsi daya yang besar dalam menjalankan
aplikasi dan berkomunikasi dengan remote cloud. Hal ini tidak sejalan dengan konsep green
mobile computing yang seharusnya memanfaatkan konsumsi energi sesuai kebutuhan dengan
mengkonsumsi daya rendah.
Beberapa penelitian sudah berusaha untuk menyeimbangkan antara kedua hal ini, namun
sebagian dari studi tersebut hanya berfokus pada efisiensi energi, sementara dalam banyak kasus
mereka hanya berfokus pada waktu respon dan konsumsi sumber daya lainnya.

Apa pentingnya resource allocation di mobile cloud computing? Kemudian situasi-situasi


apa saja yang dapat dihindari jika kita menerapkan strategi resource allocation yang
optimal? Jelaskan masing-masing situasi tersebut!

Resource allocation di mobile cloud computing menjadi penting karena


perangkat mobile memiliki keterbatasan dalam sumber daya komputasi dan batre. Hal ini dapat
mengakibatkan pengguna akan terganggu jika aplikasi tidak memiliki resource yang mencukupi
untuk melayani permintaan penggguna.

Situasi-situasi apa saja yang dapat dihindari jika kita menerapkan strategi resource
allocation yang optimal adalah:

1. Perebutan sumberdaya

Situasi ini terjadi ketika ada dua aplikasi atau lebih secara bersamaan mengakses sumberdaya
yang terbatas.

2. Kelangkaan sumberdaya

Pada situasi ini sumberdaya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan proses

3. Fragmentasi sumberdaya

Pada Situasi ini sumberdaya terisolir dan tidak di alokasikan secara tepat ke aplikasi yang
membutuhkan.

4. Over Provisioning

Sumberdaya yang di alokasikan melebihi kebutuhan

5. Under Provisioning

Sumberdaya yang di alolakasikan tidak mencukupi kebutuhan


Ada beberapa strategi resource-allocation, seperti:

1. SMDP-based resource allocation


Sistem pengambilan keputusan layanan dengan menggunakan SMDP untuk layanan interdomain
yang mentransfer beban komputasi untuk menyeimbangkan beberapa domain awan. Teknik ini
meminimalkan jumlah penolakan layanan yang menurunkan tingkat kepuasan pengguna secara
signifikan baik untuk sistem awan maupun pengguna dibandingkan dengan pendekatan Greedy.

2. Task-scheduling using ABC algorithm


Task-scheduling adalah proses di mana task yang di-offload dipetakan ke resource yang ada
di cloud sesuai dengan persyaratan dan karakteristik task. Penggunaan algoritma ABC terbukti
efisien dalam biaya eksekusi dan waktu penyelesaian task. Pada algoritma ini, task disimpan
dalam antrian berbasis kategori yang berbeda dan diatur berdasarkan prioritas tugas, yang
ditentukan berdasarkan waktu penyelesaian, resource, ruang yang dibutuhkan, dan keuntungan.

3. Resource allocation using middleware


Menggunakan aplikasi mobile cloud-assistive atau CAM-app yang membuat lingkungan
eksekusi cloud menjadi lebih baik, sehingga dapat memastikan
permintaan user terhadap resource dari cloud.

4. Energy-aware resource allocation


Meningkatnya penggunaan cloud yang menyebabkan kebutuhan resource utama dari cloud,
seperti CPU dan Memory juga semakin meningkat. Prosesor multi core sudah dapat menghemat
energi, sementara penggunaan Memory sampai saat ini masih belum menunjukkan efisiensi
energi.

Jelaskan 1 contoh aplikasi dari Sensor Mobile Cloud Computing dan jelaskan bagaimana
arsitektur dari SMCC yang sesuai untuk menunjang pelaksanaan aplikasi tersebut.

Qlue digunakan pengguna untuk melaporkan situasi sehingga dapat ditindaklanjuti oleh yang
berwenang.

Sebagai sebuah aplikasi mobile, Qlue terpasang pada perangkat mobile pengguna sehingga bisa
mendapatkan akses terhadap sensor pada perangkat tersebut, dan mengirimkaannya ke cloud
server untuk memproses data tersebut. Qlue menggunakan sensor cloud dan pendekatan urban
sensing (participatory) di dalam pengoperasiannya.
Arsitektur SMCCnya:

1. Sensor.

Qlue menggunakan WSN dari perangkat mobile yang mana lokasi pengguna otomatis
didapatkan.

2. Aplikasi mobile

Aplikasi Qlue bertugas mengumpulkan dan mengirimkan data, serta merupakan antar muka
untuk pengguna

3. Mobile Network

Menggunakan mobile network untuk berhubungan dengan cloud server

4. Cloud Server

Merupakan tempat konsolidasi, penyimpanan data, ataupun juga proses komputasi untuk
menunjang kebutuhan aplikasi mobile.

Urban Sensing.
Urban Sensing adalah model pengumpulan data dari pengguna di suatu daerah, bagian dari kota,
tempat bekerja - yang mana data tersebut adalah data yang ada hubungannya dengan manusia,
kegiatannya, ataupun bagaimana manusia tersebut berinteraksi. Manusia juga berperan tidak
hanya pengguna data, tapi juga mengumpulkan data.

Perbedaan dari dua pendekatan urban sensing:

1. Opportunistic sensing

- Data dikoleksi secara otomatis tanpa ada campur tangan pemakai, dan pada beberapa keadaan
pemakai juga tidak menyadari hal ini sedang berlangsung.

- Biasanya kualitas datanya tidak akurat dan memiliki banyak kesalahan.

2. participatory sensing

- Pengguna berperan secara langsung dalam memberikan data, sensor dilakukan secara manual.

- Kualitas data yang dimiliki akurat.


Sensor Cloud

Sensor Cloud adalah suatu penggabungan atau integrasi dari WSN dengan cloud computing yang
mana berguna untuk mengatasi hambatan yang terdapat pada WSN seperti misalnya daya
komputasi yang terbatas, daya batre maupun kecepatan sambungan komunikasi.

Hal diatas adalah kelebihan sensor cloud dibandingkan dengan WSN, yang mana pada WSN,
semua proses dilakukan pada perangkat sensor lokal saja dan tidak memiliki kemampuan yang
ada pada cloud computing.

Challenges in mobile social cloud computing applications

Beberapa tantangan dalam implementasi MSCC antara lain:


- Keamanan data. Terdapat tiga entitas yang harus dilindungi pada MSCC, yaitu
perangkat mobile yang dipakai, jejaring sosial yang digunakan, dan cloud. Keamanan ini
bersangkutan dengan perlindungan terhadap serangan yang ingin mengambil alih sistem, dan
serangan terhadap privasi data.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan ini: meningkatkan sistem
keamanan yang sudah ada, baik dari metode enkripsi, anti-virus, edukasi pengguna, sampai
dengan arsitektur aplikasi MSCC itu sendiri.

- Alokasi sumber daya. Berkaitan dengan 2 hal, yaitu data (replikasi), cloud (konsistensi,
kestabilan, dan ketersediaan).
Hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan ini: menerapkan algoritma yang
terpercaya untuk melakukan manajemen sumber daya yang ada.

- Kepercayaan antar pengguna. Kepercayaan merupakan hal dasar yang harus ada dalam
interaksi di dalam aplikasi MSCC. Perlu adanya timbal baik yang baik dan terpercaya di antara
pengguna aplikasi MSCC yang ada sehingga terjadi banyak interaksi. Untuk membangun
kepercayaan ini tidaklah mudah dengan makin banyaknya modus penipuan dengan berbagai
motif yang ada.
Hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan ini: mengedukasi pengguna supaya
memperhatikan peraturan dan ketentuan penggunaan aplikasi yang ada, melakukan tindakan
tegas untuk para pelanggar peraturan dan ketentuan (pengguna yang menyalahgunakan aplikasi
MSCC), dan memperhatikan feedback yang masuk dari pengguna.

(Source: Lecture Notes dari Session 8 “Mobile Cloud Computing”)


Contoh aplikasi MSCC dan penjelasannya

Salah satu contoh aplikasi MSCC adalah Massively Multiplayer Online Game (MMOG).

Pada MMOG terdapat banyak sekali data yang dihasilkan tiap harinya dari para pemain. Data
dengan jumlah besar ini dapat berasal dari data permainan itu sendiri, ulasan
permainan, guide, post di dalam forum, bahkan berita dan iklan. Semua data ini perlu diolah
lebih lanjut oleh komunitas sosial yang ada untuk dapat menghasilkan suatu informasi yang
menjawab kebutuhan pemain.

Terdapat sebuah arsitektur untuk menganalisa data di atas dengan bantuan layanan cloud, yaitu
Continuous Analytics for Massive Multiplayer Online (CAMEO). CAMEO dapat berperan
dalam beberapa hal, seperti:
- Menganalisa data permainan yang ada, seperti level, experience, peringkat, dan lain-lain.
- Melakukan manajemen penyimpanan data, apakah dilakukan pada mesin lokal, pada cloud,
atau pada layanan cloud yang berdiri sendiri seperti Amazon S3.

(Source: Lecture Notes dari Session 8 “Mobile Cloud Computing”)

Mobile social cloud computing

Mobile Social Cloud Computing adalah sebuah model komputasi yang mengintegrasikan
perangkat mobile dan komputasi cloud berbasis jaringan sosial. MSCC dapat membuat sebuah
hubungan antar pengguna di dunia nyata tanpa otentikasi lebih lanjut. MSCC juga menyediakan
layanan cloud sehingga user dapat berinteraksi, baik itu berbagi atau berkomunikasi dengan
anggota jejaring sosial lainnya.

Yang membedakan MSCC dengan konsep cloud computing lainnya adalah adanya interaksi
langsung antar user dalam sebuah jaringan sosial, sehingga user dapat berkomunikasi dengan
sesama anggota jejaring lainnya.

Security issues in MCC: Digital Rights Management

Skema Digital Rights Management

Digital Rights Management (DRM) adalah untuk melindungi Digital Content yang terdapat atau
disimpan di cloud. Dengan mudahnya diakses, maka pengguna dapat melipatgandakan atau
menyebarnya secara ilegal. DRM akan menjadi solusi untuk mencegah atau meminimalkan hal
tsb.
DRM secara prosesnya akan menggunakan SIM card sebagai validasi identitas antara client dan
cloud serta sebagai verifikasi integritas dari suatu license. DRM Agent akan berkomunikasi
antara client client akan menerapkan logical rules.Custom player yang akan menampilkan konten
digital akan memastikan agar kontent tidak ilegal. Konten browser yang digunakan juga akan
memberitahu DRM agent. Skema ini terdiri dari 5 tahap: preparation, rights management,
license acquisition, play, dan download/upload. Tahap Preparation akan berlangsung
di backend, menciptakan key untuk symetric encryption, mengirim kontent ke server yang
berlisensi, dan seterusnya. Tahap Rights management lebih untuk mengubah konten digital,
Tahap License acquitisionbertujuan untuk mendapatkan license dari konten pada license server,
setelah itu, pada tahap play, pengguna dapat menikmati konten, dan akhirnya pada
tahap upload/download bertujuan untuk memastikan keaslian dari suatu konten.

Security issues in MCC: Authentication Issues

Authentication Issues

Pada isu ini, penggunaan kata sandi adalah titik lemah yang akan disolusikan menggunakan
sebuah skema yang berbentukframework yang akan menggunakan Truscube. pengguna tidak
perlu lagi melakukan input password, username, atau biometric. Otentikasi akan dilakukan
menggunakan suatu sistem nilai yang akan dibandingkan dengan nilai ambang untuk
menentukan apakah client adalah otentik. Nilai otentikasi ini tidaklah tetap, dan dapat bervariasi
dari aplikasi yang berbeda. Skema ini terdiri dari 4 modul: Client devices, authentication
consumer, authentication engine, and data aggregator.

Security threats in MCC : LinkedIn Hacked

Security threats in MCC : LinkedIn Hacked 2012 (2016)

Pada tahun 2012, terjadi serangan terhadap aplikasi mobile social cloud linkedin. sebanyak 6,5
juta (117 jt) pengguna terkena dampak. Serangan tersebut berhasil mencuri password atau akses
dari pengguna. Serangan dilakukan dengan membobol sistem penyimpan user name yang mana
disimpan menggunakan enkripsi yang mudah di buka (tidak menggunakan SALT). dan pada
tahun 2016 kembali muncul list password pengguna diperjual belikan di pasar gelap dikarenakan
pasca terjadinya serangan 2012, banyak pengguna juga tidak melakukan penggantian password.

untuk menghindari hal ini , perlu dilakukan:

- Penyimpanan pasword dengan enkripsi yang baik

- Penggantian password berkala

- Penggunaan two factor authentication.


Sumber: http://fortune.com/2016/05/26/linkedin-security-email/

Proposed Frameworks of Trust in MCC : User Behaviour Trust

Buatlah rangkuman dari salah satu framework yang diusulkan tersebut, kemudian berikan saran
perbaikan yang bisa dilakukan jika ada.

Framework User Behaviour Trust

Pada framework ini untuk melindungi sistem dari milicious user yang memiliki maksud buruk
terhadap cloud system. Motivasi dari hal ini bisa dari kompetitor atau hal lain, yang mana
otentikasi secara tradisional sudah tidak mencukupi lagi. Pada Framework ini dilakukan evaluasi
dari user behaviour trust, dekomposisi dari user behaviour trust, dan Acquirement dari behaviour
trust incident. Sehingga pada framework ini dilakukan banyak pemantauan dari aktivitas user
terhadap sistem untuk mencegah hal hal ini terjadi.

beberapa saran tambahan dari proses ini menurut saya adalah:

- Pemasangan suatu software yang dikenal dengan DLP (Data Leak Protection) sehingga dapat
memantau (namun tetap menjaga privacy data dari user) apakah telah terjadi penyimpangan
didalam menggunakan data tsb.

- Pemasangan software PAM (Privileged Access Management) untuk membantu isolasi account
yang penting dan mencegah password atau akses dicuri.

Membangun sebuah trust dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Service-Level Agreement
2. Audit
3. Measuring and Rating
4. Self-Assessment Questionnaire
5. Trust and Reputation Model

Trust adalah kepercayaan akan kehandalan sistem baik dari sisi keamanan maupun
dari availability

trust sangat penting dalam MCC dikarenakan sebuah trust merupakan parameter penting dalam
mcc dimana user akan menyerahkan data pribadi untuk dikomputasi ataupun disimpan pada
lokasi yang jauh diluar jangkauan user. sehingga tampa trust user tidak akan menyerahkan
datanya untuk diolah atau diproses di cloud.

Masalah ketersediaan parkir yang semakin buruk dari hari ke hari dengan meningkatnya
kendaraan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah multilevel parking garages di
mana cloud computing dan Wireless Sensor Network (WSN) diperlukan, solusi tersebut juga
menyediakan fasilitas parkir yang dinamis. Pada dasarnya, cloud membantu dua jenis layanan
parkir: garasi parkir tradisional dan parkir dinamis layanan. Dengan menggunakan terminal
seperti smartphone, sistem reservasi parkir dapat diterapan. VMCC dapat digunakan sebagai
sistem layanan parkir VANET dengan kemampuan MMC, penekanannya didasarkan pada
layanan reservasi parkir, teknik pengambilan keputusan untuk otoritas lalu lintas, dan
arsitektur cloud. (contoh kasus VMCC)

Vanet adalah suatu jaringan Ad Hoc yang penyebarannya melalui kendaraan, jadi jaringan ini
menghubungkan antar kendaraan (mobil, truk, dsb.) dalam satu lingkup jaringan, hal ini
memungkinkan antar kendaraan untuk saling berkomunikasi/menghubungi satu dengan yang
lainnya. (VNET adhoc)

Anda mungkin juga menyukai