Anda di halaman 1dari 7

Analisis Perbandingan Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools untuk Bandwidth Management (Study

Kasus : Warnet Famcom)


Rezky Febriana Putra1, Prajna Deshanta Ibnugraha, ST.M.T2, Yahdi Siradj, ST.3
1

rezkyfp@gmail.com, 2prj@politekniktelkom.ac.id, 3yhd@politekniktelkom.ac.id

Abstrak

Saat ini, kebutuhan akses internet semakin tinggi. Setiap orang perlu untuk mencari informasi, artikel, bahkan pengetahuan terbaru atau penemuan melalui internet. Berbagi bandwidth atau manajemen bandwidth adalah bagian paling penting yang harus dilakukan oleh administrator. Keterbatasan bandwidth merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan jaringan internet berjalan lambat di satu tempat yang terhubung dengan banyak pengguna, tetapi yang penting adalah pengguna harus menyadari bahwa pengguna lain juga menggunakan koneksi internet yang sama. Oleh karena itu, manajemen bandwidth sangat diperlukan, sehingga dapat memberikan koneksi yang sama kepada pengguna internet lain. Linux sebagai sistem operasi yang bersifat terbuka (open source), menawarkan berbagai metode untuk membantu proses pengelolaan bandwidth, diantaranya dengan menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB) berbasis Network Address Translation (NAT) dan metode Squid Delay Pools berbasis proxy. Kata kunci: bandwidth, Linux, Hierarchical Token Bucket (HTB), Network Address Translation (NAT), Squid Delay Pools, proxy
Abstract

Nowdays,the needs of internet access are getting higher. Some people need it to find information, article, even the newest knowledge or invention over the internet. Sharing of bandwidth or bandwidth management is the most important part that should be done by the administrator. The limitation of bandwidth is one factor that can caused the internet network goes slowly in one place connected with many users, but the important thing is user have to aware that other users also using the same internet connection. Therefore, bandwidth management system is a must, so it can gives the same connection to users. Linux as an operating system that is open (open source), offers a variety of methods to assist in a bandwidth management, such as by using Hierarchical Token Bucket (HTB) method as Network Address Translation (NAT)-based and Squid Delay Pools method as proxy-based. Keywords: bandwidth, Linux, open source, Hierarchical Token Bucket (HTB), Network Address Translation (NAT), Squid Delay Pools,proxy

1.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini terus berkembang dengan sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan,kecepatan dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Internet sebagai salah satu media dalam teknologi informasi sangat berperan dalam menciptakan suatu jaringan informasi yang sangat luas dan dapat diakses oleh siapa saja serta kapan saja. Dewasa ini, dunia internet menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi masyarakat yang menginginkan informasi. Berbagai fasilitas yang disediakan internet telah banyak digunakan oleh masyarakat seperti berita terkini, informasi cuaca, e-mail, game

interaktif, kurs mata uang dan fasilitas - fasilitas yang bersifat dinamis lainnya, telah membawa keuntungan bagi para pengguna internet. Dalam suatu jaringan yang terhubung dengan internet, kecepatan upload maupun download merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar transmisi data. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kecepatan dua proses tersebut, diantaranya yaitu besarnya bandwidth yang digunakan jaringan tersebut dan seberapa efektif bandwidth tersebut bisa dimanfaatkan. Bandwidth merupakan besaran data yang dapat dikirim setiap detiknya. Satuan bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat bps. Jadi semakin besar bandwidth yang digunakan oleh suatu jaringan, seharusnya transmisi data pada jaringan tersebut akan menjadi semakin cepat.

Pemakaian satu jalur koneksi internet yang digunakan oleh satu orang pengguna mungkin tidak akan menyebabkan masalah dengan bandwidth, namun bagaimana jika satu buah jalur koneksi internet digunakan oleh banyak pengguna (sharing), seperti di warung internet, pasti akan terasa sangat berat. Misalnya saja dalam sebuah warung internet yang memiliki banyak client, pasti akan banyak menemui masalah dengan koneksi internet, contohnya melakukan pengunduhan secara berlebihan yang membuat koneksi internet di warung internet tersebut menjadi lambat. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah manajemen bandwidth yang baik untuk mengatasi masalah ini. Ada dua metode untuk membatasi penggunaan bandwidth yang ingin penulis bandingkan. Metode yang akan digunakan untuk melakukan management bandwidth yaitu dengan Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools. Alasan penulis ingin membandingkan kedua metode tersebut yaitu ingin melihat perbandingan performansi Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools berbasis Network Address Translation (NAT) dan Squid Delay Pools berbasis proxy. Delay Pools merupakan salah satu fasilitas squid untuk membatasi bandwidth yang dikonsumsi oleh client. Dan Hierarchical Tocken Bucket (HTB) merupakan salah satu algoritma pembatasan bandwidth yang terdapat pada Linux. Adapun pengimplementasian pembatasan bandwidth pada Linux cukup sederhana dan fleksibel. Selain dapat difungsikan pada model bridging, Linux juga dapat bekerja sebagai bandwidth limiter pada model routing. Dengan model routing, tentunya para Administrator yang menggunakan Linux sebagai OS pada routernya dapat langsung mengimplementasikan pembatasan bandwidth dengan menggunakan algoritma HTB tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana pengimplementasian Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools untuk pembagian bandwidth pada setiap user agar tidak ada user yang tidak mendapatkan bandwidth ? b. Bagaimana memilih sistem bandwidth management yang tepat untuk Warnet ?

1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang di atas maka diambil beberapa tujuan dari penyusunan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. a. Mengimplementasikan Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools untuk pembagian bandwidth pada setiap user agar tidak ada user yang tidak mendapatkan bandwidth. b. Melakukan analisis perbandingan throughput dengan Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools. 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut. a. Hanya menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu 10.04 pada sisi server. b. Hanya menggunakan Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools dan Squid Delay Pools sebagai pembatas bandwidth. c. Hanya mengukur throughput dari output parameter downlink dengan maksud mengalokasikan kecepatan transfer bandwidth pada setiap user. d. Konfigurasi IP address hanya menggunakan IP static.

2.

Tinjauan Pustaka

2.1 Bandwidth Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah jaringan. Istilah ini berasal dari bidang teknik listrik, di mana bandwidth yang menunjukkan total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal pada saluran komunikasi (band). Banyak orang awam yang kadang menyamakan arti dari istilah Bandwidth dan Data Transfer, yang biasa digunakan dalam internet, khususnya pada paket paket web hosting. Bandwidth sendiri menunjukkan volume data yang dapat di transfer per unit waktu. Sedangkan Data Transfer adalah ukuran lalu lintas data dari website. Lebih mudah kalau dikatakan bahwa bandwidth adalah rate dari data transfer. Di dalam jaringan komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Secara umum, koneksi dengan bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar atau images dalam video presentation (Anam & Alif, http://www.scribd.com, 2010)

Linux tersebut untuk memberikan jaminan kualitas akses layanan (Quality of Services) bagi komputerkomputer dalam jaringan lokal (Saptono, 2009). Adapun rumus yang diperlukan untuk menghitung bandwidth yang diberikan oleh Internet Service Provider (ISP) kepada user agar dibagikan secara merata, yaitu :

Limit Bandwidth Client = Bandwidth Client x 2


sumber : (Hidayat, http://www.opikdesign.com, 2010)

2.3 Router Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan akan diarahkan ke titik jaringan yang mana paket yang ditujukan ke suatu alamat tujuan. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan lainnya baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN, sehingga host-host yang ada pada sebuah jaringan local bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada satu jaringan atau pada jaringan lain melalui internet. Selain itu router juga berfungsi sebagai alat menghubungkan antara media jaringan yang berbeda, meningkatkan performance jaringan LAN dengan memanfaatkan sifat dasar router yang mampu memisahkan brodacast domain dengan collision domain, disamping meningkatkan keamanan jaringan dengan memanfaatkan failitas accsess-list. Router memiliki kemampuan melewatkan paket data dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya,dengan memeriksa Header IP yang ada pada paket data. Disinilah peran dari sebuah router dibutuhkan. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Routing yaitu sebuah proses untuk meneruskan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Tujuan dari routing adalah agar paket-paket IP yang kita kirim sampai pada target, paket nya pun dalam keadaan yang baik atau tidak corrupt, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita. Target atau destination ini bisa berada dalam satu jaringan atau pun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis.

2.2 Manajemen Bandwidth Istilah manajemen bandwidth sering dipertukarkan dengan istilah traffic control, yang dapat didefinisikan sebagai pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan (http://www.scribd.com, 2011). Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu channel komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati sejumlah paket informasi atau data dalam satuan waktu tertentu. Umumnya bandwidth dihitung dalam satuan bit, kbit atau Bps (bytes per second). Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (Quality of Services). Mengatur bandwidth untuk setiap user menjadi tanggung jawab bagi banyak administrator terutama untuk menjaga agar penggunaan bandwidth dapat maksimal untuk keperluan yang baik dengan keterbatasan yang ada. Pada umumnya komputer yang menggunakan Linux digunakan sebagai gateway atau router sehingga memungkinkan untuk mengatur traffic data atau mengalokasikan bandwidth dari traffic data yang melewati komputer

Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih network yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihat alamat tujuan dan alamat asal dari paket data yang melewatinya dan memutuskan rute mana yang harus digunakan dan yang terbaik oleh paket data tersebut untuk sampai ke tujuan (http://www.scribd.com, 2011). 2.4 Proxy Server Proxy server merupakan sebuah server perantara yang menghubungkan client dan destination server. Dengan menggunakan Proxy server, sebuah private network dapat mengakses global address (Internet). Selain itu, penggunaan Proxy server juga dapat mengimplementasikan beberapa aturan (policy) yang dapat membatasi user yang dapat mengakses Internet, situs-situs yang dapat diakses oleh user dan menyediakan log yang berisi aktivitas yang dilakukan oleh user. Terdapat beberapa jenis proxy server berdasarkan fungsinya, salah satunya adalah Web Proxy .

2.5 Hierarchical Token Bucket (HTB) Tools Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan salah satu teknik penjadwalan paket yang terdapat pada router berbasis Linux, dikembangkan pertama kali oleh Martin Devera pada akhir 2001 untuk diproyeksikan sebagai pilihan (atau pengganti) pendahulunya yaitu CBQ (Class Based Queueing). HTB diklaim menawarkan kemudahan pemakaian dengan teknik peminjaman dan implementasi pembagian traffic yang lebih akurat (Pahlevi, 2009). 2.5.1 General Scheduler HTB-DRR (Deficit Round Robin) DRR merupakan sebuah mekanisme penjadwalan pada HTB. Prinsip dasar dari DRR adalah suatu kelas berhak untuk mengirimkan paket dalam suatu putaran jika paket yang dimilikinya lebih kecil atau sama dengan ambang batas (Trimantaraningsih & Muarifah, 2008) . 2.5.2 Estimator pada HTB-TBF (Token Bucket Filter) TBF merupakan estimator yang digunakan oleh HTB untuk menentukan suatu kelas/prioritas berada dalam keadaan underlimit, atlimit, atau overlimit. TBF bekerja dengan algoritma ember token, jika token tidak tersedia di dalam ember maka paket-paket yang akan dikirim harus menunggu sampai tersedia token untuk mengirim paket yang menunggu (Trimantaraningsih & Muarifah, 2008). Pada antrian HTB mempunyai parameter yang menyusunnya dalam antrian yaitu: 1. Rate Parameter rate menetukan bandwidth maksimum yang bisa digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai ra , maka paket data akan dipotong atau dijatuhkan (drop). 2. Ceil Parameter ceil di-set untuk menetukan peminjaman bandwidth antar class (kelas), peminjaman bandwidth dilakukan kelas paling bawah ke kelas di atasnya. Teknik ini disebut link sharing (http://lecturer.eepis-its.edu, 2009).

Gambar 2.1 Cara Kerja Proxy Server

Pada Gambar 2.1 diilustrasikan mengenai cara kerja proxy server. Client terhubung ke sebuah web server melalui proxy . Client mengirimkan request dan proxy server melayani request tersebut dengan mengirimkannya kepada web server. Setelah mendapatkan jawaban dari web server, maka proxy server akan mengirimkannya kembali kepada client. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa proxy server berperan sebagai server untuk client dan sebagai client untuk web server. Protokol yang tidak menyediakan layanan proxy tidak dapat terhubung melalui proxy, kecuali dengan menggunakan layanan proxy TCP generic (seperti proxy SOCKS generic), yang cara kerjanya mirip NAT (Network Address Translation). Namun layanan ini tidak dapat menyaring (Filter) content. Karena tidak dapat disaring, maka content yang diaangap membahayakan harus diblokir. Selain itu, agar dapat menggunakan proxy server, maka web browser pada client harus mendukung koneksi ke proxy server dan dapat dikonfigurasi ke proxy mana request dapat dikirimkan (http://www.scribd.com, 2011).

Gambar 2.2 Ilustrasi HTB

2.6 Delay Pools Delay Pools merupakan fitur bawaan dari squid yang digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth. Delay pools memungkinkan administrator untuk membatasi pemakaian bandwidth yang dapat digunakan oleh user dan juga membatasi bandwidth yang dapat digunakan oleh suatu tipe file tertentu. File konfigurasi squid adalah squid.conf, dimana ada beberapa tag konfigurasi untuk delay pools di squid.conf (http://www.scribd.com, 2011). 1. # acl Parameter ini digunakan untuk mendefenisikan access control list. 2. # delay_pools <jumlah> Menyatakan berapa banyak bagian/pool yang akan dibuat. Contoh: delay_pools 2 3. # delay_class <bagian tipe/class> Menentukan tipe/class pembagian bandwidth dari setiap pool. 1 pool hanya boleh memiliki 1 class, tidak lebih atau kurang. Bagian merupakan nomer urut dari jumlah pool pada delay pools, jadi ada 1 s/d n bagian dimana n merupakan angka jumlah pada delay_pools. Tipe merupakan tipe class delay yang dipakai. Secara umum, terdapat 3 tipe untuk menyatakan bagaimana cara membagi bandwidth, yaitu: a. Class 1 : Semua akses dibatasi dengan single bucket, artinya hanya bisa mendefinisikan overall bandwidth untuk suatu ACL saja, tidak bisa mendefinisikan bandwidth dengan lebih mendetail. b. Class 2 : Semua akses dibatasi dengan single aggregate dengan dua parameter bandwidth. Parameter pertama mendefinisikan berupa bandwidth maksimal yang didapatkan ACL. Parameter kedua mendefinisikan berapa bandwidth overall untuk ACL yang spesifik yang ada pada network tersebut . c. Class 3 : Kelompok yang definisi bandwidthnya paling mendetail. Parameter pertama mendefinisikan berapa bandwidth maksimal yang didapatkan ACL. Parameter kedua mendefinisikan berapa bandwidth normal yang didapatkan ACL secara umum. Parameter yang ketiga adalah mendefinisikan bandwidth yang didapatkan ACL jika mengakses ACL ACL tertentu yang spesifik, misalnya file mp3 (Westriningsih, 2011, p. 243).

4. # delay_access Parameter ini digunakan untuk memberi batasan siapa saja yang boleh mempergunakan delay pools tersebut. 5. # delay_parameters Memberikan aturan main setiap delay pools yang dibentuk. Delay parameter mempunyai format yang disesuaikan dengan tipe/class yang dipakai. 6. # http_access Parameter ini menunjukkan rule yang akan diterapkan pada suatu access control list (http://www.scribd.com, 2011).

3.

Persamaan Matematika

Persamaan matematika dinomori dengan Angka Arab dalam kurung pada sisi kanan (rata kanan) kolom. Persamaan ditulis menjorok ke dalam sejauh 7,5 mm. Penulisan simbol matematika di dalam paragraf isi tulisan hendaknya tidak menggunakan equation editor, tetapi menggunakan insert symbol.

p( xt | y1:t )
4.

p( yt | xt ) p( xt | y1:t 1 ) p( yt | y1:t 1 )

(1)

Gambar dan Tabel

Nomor urut dan judul tabel ditulis di bagian atas tabel yang dijelaskan, dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran 8 pts dengan huruf kapital. Tabel 1 Parameter Fisik No 1 2 3 4 5 Segments A-B B-C C-D D-E E-F Length (km) 25 75.15 44.75 72.5 21.25 Elevation (meter) 30 10 50 10 10

Nomor urut dan judul gambar ditulis di bawah gambar yang dijelaskan, dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran 8 pts.

Gambar 1 Siklus Calvin dan Fiksasi Karbon Letakkan judul gambar dalam posisi tengah (center alignment) apabila judul terdiri atas satu baris saja).

5.

Isi Naskah Paper Isi dari naskah paper, dalam urutan: 1. Judul naskah 2. Nama penulis dan afiliasi 3. Abstrak dalam bahasa Indonesia 4. Abstrak dalam bahasa Inggris 5. Isi n sk (Pend n.Kesi p n) 6. Ucapan Terima Kasih (Acknowledgements) jika ada 7. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka Semua rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka harus dirujuk dalam pembahasan, sehingga daftar pustaka hanya memuat pustaka yang dirujuk dalam pembahasan. Pernyataan dalam pembahasan yang merujuk kepada pustaka diberikan keterangan perujukan dengan menggunakan nomor pustaka sesuai yang tercantum pada daftara pustaka dan ditulis dalam kurung siku, seperti [1],[2,5-7]. Daftar pustaka dituliskan dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran 8 pts. [1] [2] Munir, Rinaldi., Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Bandung: Informatika, 2004. M.R. Chandraratne, Comparison of Three Statistical Texture Measures for Lamb Grading, First International Conference on Industrial and Information System, ICIIS 2006, Sri Lanka, Agustus 2006. Anonim, (2005), Email Spam., http://en.wikipedia.org /wiki/Email_spam. Diunduh tanggal 5 Juli 2005. Yerazunis, William S., (2003), Sparse Binary Polynomial Hashing and the CRM114 Discriminator, MIT Spam Conference 8. Diunduh tanggal 10 Juli 2005. Owen, Daniel., An Application Agnostic Review of Current Spam Filtering. www.x86computing.com/spam/ spam_filtering_techniquees.htm. Diunduh tanggal 16 Juli 2005.

[3] [4]

[5]

Anda mungkin juga menyukai