Abstrak
OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan tindak pidana sesuai undang-undang yang menjadi
dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah Koordinasi
dan Pengawasan Penyidik Polri (Korwas PPNS). Dalam hal penulis mengangkat permasalahan
bagaimana karakteristik tindak pidana pasar modal menurut Pasar Modal dan bagaimana
peranan penyidik pegawai negeri sipil pada otoritas jasa keuangan dalam penyelesaian tindak
pidana di pasar modal. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis akan menggunakan
metode penelitian hukum normative dan penelitian lapangan, normative merupakan meneliti
bahan pustaka/data sekunder sedangkan penelitian lapangan penulisan merupakan
pengumpulan data dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang bersangkutan. Untuk
melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai
wewenang melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa
keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan. Dalam penyidikan otoritas jasa keuangan (OJK) memakai penyidik pegawai negeri
sipil yang berasal dari dari badan pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP) tetapi masih
kurang. Otoritas jasa keuangan harus merekrut penyidik dari kepolisian dan kejaksaan, Otoritas
jasa keuangan (OJK) harus membuat perjanjian dengan polisi Republik Indonesia (POLRI)
dalam melakukan penyidikan dibidang pasar modal, supaya bisa langsung menangkap
tersangka yang dianggap melakukan tindakan pidana pasar modal, Otoritas jasa keuangan
(OJK) harus membuat perjanjian dengan kejaksaan agung Republik Indonesia dalam
melakukan penyidikan dibidang pasar modal, supaya bisa menjatuhkan dan menuntut
langsung terdakwa tindak pidana pasar modal.
Kata Kunci: Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Otoritas Jasa Keuangan, Tindak Pidana
Pasar Modal
Abstract
FSA was founded to replace the role of Bapepam-LK. Civil Servant Investigators (investigators) are civil
servants certain given special authority by law to investigate criminal acts according to the law the legal
basis for each and in the performance of its duties under the Coordination and Monitoring Investigator
Police (Korwas PPNS). In the event that the author raises the issue of how your criminal offense
characteristics of capital market according to the Capital Market and how the role of civil servants
investigating the financial services authority in the resolution of criminal offenses in the capital market.
To answer these problems the author will use normative legal research methods and field research,
normative is researching library materials / secondary data field research while writing the data collection
with the FSA (Financial Services Authority) is concerned. To carry out supervisory duties as referred to
in Article 6, the FSA has authority to conduct surveillance, inspection, investigation, protection of
consumers, and any other action against the Institute of Financial Services, actors, and / or auxiliary
activities of financial services as defined in the legislation in the services sector finance. In the
investigation of the financial services authority (FSA) wearing civil servant investigators stemming from
the financial supervisory bodies and development (BPKP), but is still lacking. Financial services
authority must recruit investigators from police and prosecutors, the financial services authority (FSA)
must make arrangements with the police of the Republic of Indonesia (INP) in conducting investigations
in the field of capital markets, in order to immediately arrest suspects the criminal act of capital markets,
financial services authority (FSA) must make arrangements with the attorney general of the Republic of
Indonesia in conducting investigations in the field of capital markets, in order to impose and require
immediate defendants criminal acts capital markets
Keywords: Role of Civil Servant , the Financial Services Authority, the Crime Capital Markets
Komisioner atau seseorang yang pernah Laporan kegiatan tahunan tersebut disampaikan
menjabat sebagai anggota Dewan Komisioner, kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
pejabat atau pegawai OJK dilarang OJK dapat melakukan kerja sama dengan
menggunakan atau mengungkapkan informasi otoritas pengawas Lembaga Jasa Keuangan di
apa pun yang bersifat rahasia kepada pihak lain, negara lain serta organisasi internasional dan
kecuali dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, lembaga internasional lainnya, misalnya kerja
dan wewenangnya berdasarkan keputusan OJK sama dalam rangka pemeriksaan dan penyidikan
atau diwajibkan oleh Undang-Undang. Apabila serta pencegahan kejahatan di sektor keuangan.
hal ini dilanggar maka dapat dipidana dengan Selain melakukan kerjasama, OJK juga dapat
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan menjadi anggota organisasi pengawas jasa
pidana denda paling banyak keuangan internasional. Penyidik Pegawai
Rp.15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). Negeri Sipil atau biasa disingkat dengan PPNS,
Dewan Komisioner melaksanakan rapat adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
Dewan Komisioner secara berkala paling sedikit yang diberi wewenang khusus oleh undang –
1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau sewaktu- undang untuk melakukan penyidikan tindak
waktu berdasarkan permintaan salah satu pidana sesuai undang – undang yang menjadi
anggota Dewan Komisioner. Rapat Dewan dasar hukumnya masing – masing dan dalam
Komisioner dinyatakan sah apabila dihadiri pelaksanaan tugasnya berada dibawah
lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah anggota Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Polri
Dewan Komisioner. Pengambilan keputusan (Korwas PPNS). Penyidikan adalah serangkaian
dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah yang diatur dalam undang–undang untuk
tidak tercapai, keputusan ditetapkan dengan mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan
suara terbanyak. Setiap rapat Dewan Komisioner bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
dibuat risalah rapat yang ditandatangani oleh yang terjadi dan guna menemukan
semua anggota Dewan Komisioner yang hadir. tersangkanya.
Untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK, Penyidik Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dewan Komisioner dapat membentuk organ Lembaga lain yang ditunjuk khusus oleh
pendukung yang mencakup sekretariat, Dewan Undang-undang untuk menjadi penyidik dalam
Audit, Komite Etik, dan organ lainnya sesuai kasus kejahatan pasar modal yaitu OJK (Otoritas
dengan kebutuhan. Dewan Komisioner jasa Keuangan). Berdasarkan Pasal 1 angka 1
menyusun dan menetapkan rencana kerja dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
anggaran OJK. Anggaran OJK bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: Otoritas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang
dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan independen dan bebas dari campur tangan pihak
kegiatan di sektor jasa keuangan. Penetapan lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
jumlah anggaran OJK terlebih dahulu meminta wewenang pengaturan, pengawasan,
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. OJK pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dimaksud dalam Undang-Undang ini.
atas laporan keuangan semesteran dan tahunan.
Laporan keuangan tahunan tersebut kemudian Penyidikan
diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan atau Penyidikan adalah serangkaian tindakan
Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh penyidik dalam hal dan menurut cara yang
Badan Pemeriksa Keuangan. Selain menyusun diatur dalam undang – undang untuk mencari
laporan keuangan, OJK juga wajib menyusun dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
laporan kegiatan yang terdiri atas laporan membuat terang tentang tindak pidana yang
kegiatan bulanan, triwulanan, dan tahunan. terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Penyidikan merupakan salah satu tugas Wewenang OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam
penngawasan OJK seperti yang disebut dalam hal melakukan penyidikan OJK (Otoritas Jasa
Pasal 9 huruf c undang-undang 21 Tahun 2011 Keuangan) yang dilakukan oleh Penyidik
tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: Pegawai Negeri Sipil (PPNS) ini juga dipertegas
“Untuk melaksanakan tugas pengawasan dalam Pasal 49 ayat 1 undang-undang 21 Tahun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang
mempunyai wewenang melakukan pengawasan, berbunyi: “Selain Pejabat Penyidik Kepolisian
pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan
Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang tanggung jawabnya yang meliputi pengawasan
kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud sektor jasa keuangan di lingkungan OJK, diberi
dalam peraturan perundang-undangan di sektor wewenang khusus sebagai penyidik
jasa keuangan.” sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
Hasil wawancara mengenai pasal 9 huruf c Undang Hukum Acara Pidana.”
undang-undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jadi dalam Pasal 49 ayat 1 undang-
Jasa Keuangan: Boleh melakukan pengawasan, undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Keuangan sudah jelas bahwa penyidikan bukan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga hanya dilakukan oleh Penyidik Kepolisian
Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang Negara Republik Indonesia tetapi boleh juga
kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil
dalam peraturan perundang-undangan di sektor tertentu yang lingkup tugas dan tanggung
jasa keuangan, yaitu pasar modal. Jadi dalam jawabnya yang meliputi pengawasan sektor jasa
pasal 9 huruf c undang-undang 21 Tahun 2011 keuangan di lingkungan OJK, diberi wewenang
tentang Otoritas Jasa Keuangan adalah khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud
merupakan wewenang penyidik Otoritas Jasa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Keuangan melakukan pengawasan. Pemeriksaan Pidana.
dan penyidikan untuk melakukan perlindungan Adapun wewenang penyidik pegawai
dan tindakan lain untuk menjaga lembaga negeri sipil (PPNS) yang dimaksud pada
keuangan yaitu pasar modal dan lain-lain yang kejahatan pasar modal antara lain adalah Pasal
berkaitan dengan lembaga keuangan dalam 49 ayat (3) undang-undang 21 Tahun 2011
wewenang penyidik Otoritas Jasa Keuangan tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi:
melakukan pengawasan. Pemeriksaan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
penyidikan dapat memperkerjakan Penyidik dimaksud pada ayat (1) berwenang:
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) asal kan tidak a. Menerima laporan, pemberitahuan, atau
bertentangan dengan peraturan perundang- pengaduan dari seseorang tentang adanya
undangan yang mengatur pegawai negeri sesuai tindak pidana di sektor jasa keuangan;
dengan Pasal 27 ayat 2 undang-undang 21 Tahun b. Melakukan penelitian atas kebenaran
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 27 laporan atau keterangan berkenaan dengan
ayat 2 undang-undang 21 Tahun 2011 tentang tindak pidana di sektor jasa keuangan;
Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: OJK c. Melakukan penelitian terhadap Setiap
(Otoritas Jasa Keuangan) dapat mempekerjakaan Orang yang diduga melakukan atau
pegawai negeri sesuai dengan ketentuan terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa
peraturan perundang-undangan dalam pasal keuangan;
tersebut berhak mempekerjakaan pegawai negeri d. Memanggil, memeriksa, serta meminta
asal tidak bertentangan dengan peraturan keterangan dan barang bukti dari Setiap
perundang-undangan yang mengatur pegawai Orang yang disangka melakukan, atau
negeri. Selaian Pasal 27 ayat 2 undang-undang 21 sebagai saksi dalam tindak pidana di
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yaitu sektor jasa keuangan;
e. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, sektor jasa keuangan. Dalam hasil wawancara
catatan, dan dokumen lain berkenaan dijelasakan juga bahwa penyidikan di mulai dari
dengan tindak pidana di sektor jasa laporan, pemberitahuan, atau pun pengaduan
keuangan; dari seseorang tentang adanya tindak pidana di
f. Melakukan penggeledahan di setiap sektor jasa keuangan (pasar modal) yang
tempat tertentu yang diduga terdapat disampaikan kepada perwakilan OJK (Otoritas
setiap barang bukti pembukuan, Jasa Keuangan) yang berada didalam pasar
pencatatan, dan dokumen lain serta modal itu sendiri. Penyidikan juga bisa dimulai
melakukan penyitaan terhadap barang karena adanya temuan tentang adanya tindak
yang dapat dijadikan bahan bukti dalam pidana di sektor jasa keuangan (pasar modal)
perkara tindak pidana di sektor jasa oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jadi
keuangan; penyidikan dimulai karena adanya laporan,
g. Meminta data, dokumen, atau alat bukti pemberitahuan, atau pun pengaduan dari
lain, baik cetak maupun elektronik kepada seseorang tentang adanya tindak pidana di
penyelenggara jasa telekomunikasi; sektor jasa keuangan (pasar modal) maupun
h. Dalam keadaan tertentu meminta kepada temuan tentang adanya tindak pidana di sektor
pejabat yang berwenang untuk melakukan jasa keuangan (pasar modal) oleh OJK (Otoritas
pencegahan terhadap orang yang diduga Jasa Keuangan)
telah melakukan tindak pidana di sektor Setelah adanya laporan, pemberitahuan,
jasa keuangan sesuai dengan ketentuan atau pun pengaduan dari seseorang tentang
peraturan perundang-undangan; adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan
i. Meminta bantuan aparat penegak hukum (pasar modal) maupun temuan tentang adanya
lain; tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
j. Meminta keterangan dari bank tentang modal) oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
keadaan keuangan pihak yang diduga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Akan
melakukan atau terlibat dalam melakukan penelitian atas kebenaran laporan
pelanggaran terhadap peraturan atau keterangan berkenaan dengan tindak
perundang-undangan di sektor jasa pidana di sektor jasa keuangan (pasar modal)
keuangan; sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) huruf b undang-
k. Memblokir rekening pada bank atau undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
lembaga keuangan lain dari pihak yang Keuangan yang berbunyi: melakukan penelitian
diduga melakukan atau terlibat dalam atas kebenaran laporan atau keterangan
tindak pidana di sektor jasa keuangan; berkenaan dengan tindak pidana di sektor jasa
l. Meminta bantuan ahli dalam rangka keuangan. Dalam hasil wawancara penelitian
pelaksanaan tugas penyidikan tindak atas kebenaran laporan atau keterangan
pidana di sektor jasa keuangan; dan berkenaan dengan tindak pidana di sektor jasa
m. Menyatakan saat dimulai dan keuangan (pasar modal) dimulai dari perwakilan
dihentikannya penyidikan. OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang berada
didalam pasar modal itu sendiri. Jika penelitian
Dalam hal tindak pidana pasar modal atas tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
penyidikan dimulai karena adanya laporan, modal) itu bener adanya tindak pidana di sektor
pemberitahuan, atau pengaduan dari seseorang jasa keuangan (pasar modal) maka OJK (Otoritas
tentang adanya tindak pidana di sektor jasa Jasa Keuangan) akan memulai penelitian
keuangan sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) huruf a terhadap pelaku yang terlibat dalam pelanggar
undang-undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
Jasa Keuangan yang berbunyi: Menerima modal), jika dalam penelitian tidak ditemukan
laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan
seseorang tentang adanya tindak pidana di (pasar modal) makan proses penyidikan
diberhentikan, Jadi dalam intinya harus dicari (pasar modal) maka OJK (Otoritas Jasa
tentang kebenaran adanya laporan, Keuangan) akan memulai pemerikasaan
pemberitahuan, atau pun pengaduan dari terhadap yang melanggar tindak pidana di
seseorang tentang adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar modal) dan
sektor jasa keuangan (pasar modal) maupun mendapatkan pelaku yang melakukan atau
temuan tentang adanya tindak pidana di sektor terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa
jasa keuangan (pasar modal) oleh OJK (Otoritas keuangan (pasar modal), pemerikasaan pertama
Jasa Keuangan). Untuk memperkuat sebuah yang dilakukan memanggil, memeriksa, serta
tuntutan yang dijatuhkan kepada tindak pidana meminta keterangan dan barang bukti dari
di sektor jasa keuangan (pasar modal) Setiap Orang yang disangka melakukan, atau
Setelah dapat bener adanya tindak pidana sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor jasa
di sektor jasa keuangan (pasar modal) maka OJK keuangan (Pasar modal)Dalam pasal ini OJK bisa
(Otoritas Jasa Keuangan) akan memulai memulai dan menghentikan penyidikan adanya
penelitian terhadap pelaku yang terlibat dalam tindak pidana pasar modal pemerikasaan
pelanggar tindak pidana di sektor jasa keuangan pertama yang dilakukan memanggil, memeriksa,
(pasar modal) yaitu melakukan penelitian serta meminta keterangan dan barang bukti dari
terhadap Setiap Orang yang diduga melakukan Setiap Orang yang disangka melakukan, atau
atau terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor jasa
keuangan (pasar modal) sesuai dengan Pasal 49 keuangan (Pasar modal) sesuai dengan Pasal 49
ayat (3) huruf c undang-undang 21 Tahun 2011 ayat (3) huruf d undang-undang 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi:
melakukan penelitian terhadap Setiap Orang memanggil, memeriksa, serta meminta
yang diduga melakukan atau terlibat dalam keterangan dan barang bukti dari Setiap Orang
tindak pidana di sektor jasa keuangan. yang disangka melakukan, atau sebagai saksi
Dalam hasil wawancara disini OJK dalam tindak pidana di sektor jasa keuangan.
(Otoritas Jasa Keuangan) melakukan penyidikan Dalam hasil wawancara disini OJK (Otoritas Jasa
untuk mendapatkan pelaku yang melakukan Keuangan) melakukan pemanggilan,
atau terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa pemeriksaan, serta meminta keterangan dan
keuangan (pasar modal) untuk dijadikan barang bukti dari Setiap Orang yang disangka
tersangka dan mendapatkan vonisn sesuai melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak
dengan kejahatan yang dilakukan sesuai pidana di sektor jasa keuangan (Pasar modal)
undang-undang yang berlaku. supaya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
Jadi pada intinya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa mendapatkan alat bukti dan barang bukti
melakukan penelitian untuk mendapatkan yang diperlukan dalam hal pemeriksaan. Jadi
pelaku yang melakukan atau terlibat dalam pada intinya OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar melakukan pemanggilan, pemeriksaan, serta
modal). meminta keterangan dan barang bukti dari
Setiap Orang yang disangka melakukan, atau
Pemeriksaan sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor jasa
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan keuangan (Pasar modal) untuk mendapatkan
mencari, mengumpulkan, dan mengolah data alat bukti dan barang bukti yang digunakan
dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh dalam penuntutan bila terbukti bersalah karena
Pemeriksa untuk membuktikan adanya melanggar tindak pidana di sektor jasa keuangan
pelanggaran atas peraturan perundang- (Pasar modal). Setelah melakukana melakukan
undangan di bidang Pasar Modal. Pemeriksaan pemanggilan, pemeriksaan, serta meminta
dimulai ketika hasil penelitian atas tindak pidana keterangan dan barang bukti dari Setiap Orang
di sektor jasa keuangan (pasar modal) itu bener yang disangka melakukan, atau sebagai saksi
adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan dalam tindak pidana di sektor jasa keuangan
(Pasar modal) OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menggeledah,demikian juga hakim pada semua
melakukan pemeriksaan atas pembukuan, tingkat peradilan, tidak mempunyai wewenang
catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan untuk itu.Penngeledahan benar-benar
tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar ditempatkan pada pemeriksaan penyelidikan
modal) sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) huruf e dan penyidikan ,tidak terdapat pada tingkatan
undang-undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas pemeriksaan selanjutnya baik dalam taraf
Jasa Keuangan yang berbunyi: melakukan tuntutan dan pemeriksaan peradilan.
pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan Pemberian fungsi itu sesuai dan sejalan
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dengan tujuan dan pengertian penggeledahan,
di sektor jasa keuangan. Dalam hasil wawancara yang bertujuan untuk mencari dan
disini OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melakukan mengumpulkan fakta dan bukti serta dimasukan
pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan untuk mendapatkan orang yang diduga keras
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana sebagai tersangka pelaku tindak pidana.
di sektor jasa keuangan (pasar modal) untuk Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik
mendapatkan data yang penting karena bisa untuk mengambil alih ddan atau menyimpan
dijadikan barang bukti pada saat persidang dan dibawah penguasaanya benda bergerak atau
penuntutan jaksa penuntut umum, karena data tidak bergerak ,berwujud dan atau tidak
tersebut bisa dilihat adanya tindak pidana di berwujud, untuk kepentingan penyidikan,
sektor jasa keuangan (pasar modal). penuntutan, dan peradilan. Penyitaan adalah
Jadi pada intinya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tindakan hukum penyitaan hanya dapat
melakukan pemeriksaan atas pembukuan, dilakukan oleh penyidik Dengan penegasan
catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan pasal 38 tersebut telah ditentukan dengan
tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar pasti,hanya penyidik yang berwenang untuk
modal) untuk mendapatkan barang bukti yang melakukan penyitaan. Penggeledahan dan
sangat dibutuhkan untuk pesidangan dan penyitaan dilakukan disetiap tempat tertentu
tuntutan jaksa penuntut umum. yang diduga terdapat setiap barang bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta
Penggeledahan dan Penyitaan melakukan penyitaan terhadap barang yang
Penggeledahan adalah tindakan penyidik dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara
yang dibenarkan undang-undang untuk tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
memasuki dan melakukan pemeriksaan dirumah modal) sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) huruf f
tempat kediaman seseorang atau untuk undang-undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
melakukan pemeriksaan terhadap badan dan Jasa Keuangan yang berbunyi: melakukan
pakaian seseorang.Bahkan tidak hanya penggeledahan di setiap tempat tertentu yang
melakukan pemeriksaan, tapi bisa juga sekali gus diduga terdapat setiap barang bukti pembukuan,
untuk melakukan penangkapan dan penyitaan. pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan
Hal ini sesuai dengan Kitab Undang-undang penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan
Hukum Acara Pidana (KUHAP) Undang- bahan bukti dalam perkara tindak pidana di
Undang Nomor 8 Tahun 1981 Pasal 32 Untuk sektor jasa keuangan.
kepentingan penyidikan, penyidik dapat Dalam hasil wawancara disini OJK
melakukan penggeledahan rumah atau (Otoritas Jasa Keuangan) melakukan
penggeledahan pakaian atau penggeledahan penggeledahan di setiap tempat tertentu yang
badan menurut tata cara yang ditentukan dalam diduga terdapat setiap barang bukti pembukuan,
undang-undang. Wewenang penggeladahan pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan
semata-mata hanya diberikan kepada pihak penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan
penyidik,baik penyidik Polri maupun Penyidik bahan bukti dalam perkara tindak pidana di
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Penuntut umum sektor jasa keuangan (pasar modal)
tidak memiliki wewenang untuk dipenuntutan maupun di persidangan. Jadi pada
intinya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melalui tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) modal) dalam hal ini pejabatnya adalah pihak
melakukan penggeledahan di setiap tempat imigrasi maupun polisi. Jadi intinya OJK
tertentu yang diduga terdapat setiap barang (Otoritas Jasa Keuangan) meminta kepada
bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain pejabat yang berwenang yaitu pihak imigrasi
serta melakukan penyitaan terhadap barang maupun polisi untuk melakukan pencegahan
yang dapat dijadikan bahan bukti untukperkara terhadap orang yang diduga telah melakukan
tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
modal) dalam penuntutan maupun persidangan. modal). Bila dalam penyidikan OJK (Otoritas
Dalam hal lain penyidik berhak meminta Jasa Keuangan) mengalami kesulitan Penyidik
data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta
maupun elektronik kepada penyelenggara jasa bantuan aparat penegak hukum lain sesuai
telekomunikasi sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) dengan Pasal 49 ayat (3) huruf i undang-undang
huruf g undang-undang 21 Tahun 2011 tentang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: meminta yang berbunyi: meminta bantuan aparat penegak
data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak hukum lain. Dalam hasil wawancara OJK
maupun elektronik kepada penyelenggara jasa (Otoritas Jasa Keuangan) melalui Penyidik
telekomunikasi. Dalam hasil wawancara disini Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berhak meminta bantuan aparat penegak hukum lain yaitu polri,
data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak kejaksaan dan penegak hukum yang lain. Sesuai
maupun elektronik kepada penyelenggara jasa dengan perundang-undangan. Jadi intinya OJK
telekomunikasi untuk dijadikan alat bukti pada (Otoritas Jasa Keuangan) meminta melalui
penuntutan maupun persidangan. Jadi pada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak
intinya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melalui meminta bantuan aparat penegak hukum lain
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak yaitu polri, kejaksaan dan penegak hukum yang
meminta data, dokumen, atau alat bukti lain, lain. Dalam mendapatkan bukti yang kuat untuk
baik cetak maupun elektronik kepada melakukan penuntutan maupun didalam
penyelenggara jasa telekomunikasi untuk persidangan OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
dijadikan alat bukti pada penuntutan maupun melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
persidangan. Dalam keadaan tertentu OJK berhak meminta keterangan dari bank tentang
(Otoritas Jasa Keuangan) meminta kepada keadaan keuangan pihak yang diduga
pejabat yang berwenang untuk melakukan melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
pencegahan terhadap orang yang diduga telah terhadap peraturan perundang-undangan di
melakukan tindak pidana di sektor jasa sektor jasa keuangan (pasar modal) sesuai
keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan dengan Pasal 49 ayat (3) huruf j undang-undang
perundang-undangan sesuai dengan Pasal 49 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
ayat (3) huruf h undang-undang 21 Tahun 2011 yang berbunyi: meminta keterangan dari bank
tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berbunyi: tentang keadaan keuangan pihak yang diduga
dalam keadaan tertentu meminta kepada pejabat melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
yang berwenang untuk melakukan pencegahan terhadap peraturan perundang-undangan di
terhadap orang yang diduga telah melakukan sektor jasa keuangan;
tindak pidana di sektor jasa keuangan sesuai Dalam hasil wawancara OJK (Otoritas
dengan ketentuan peraturan perundang- Jasa Keuangan) melalui Penyidik Pegawai
undangan. Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta keterangan
Dalam hasil wawancara OJK (Otoritas dari bank tentang keadaan keuangan pihak yang
Jasa Keuangan) meminta kepada pejabat yang diduga melakukan atau terlibat dalam
berwenang untuk melakukan pencegahan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
terhadap orang yang diduga telah melakukan undangan di sektor jasa keuangan (pasar modal).
Jadi pada intinya Dalam hasil wawancara OJK Dalam hasil wawancara OJK (Otoritas
(Otoritas Jasa Keuangan) melalui Penyidik Jasa Keuangan) melalui Penyidik Pegawai
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta Negeri Sipil (PPNS) berhak berhak meminta
keterangan dari bank tentang keadaan keuangan bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
pihak yang diduga melakukan atau terlibat penyidikan tindak pidana di sektor jasa
dalam pelanggaran terhadap peraturan keuangan (pasar modal) bila mangalami
perundang-undangan di sektor jasa keuangan kesulitan. Ahli maksudnya adalah orang yang
(pasar modal) untuk dijadikan bukti untuk benar-benar ahli dalam pasar modal dan bisa
penuntutan dan didalam persidangan. OJK mengetahui bahwa itu adalah sebuah kejahatan
(Otoritas Jasa Keuangan) melalui Penyidik tindak pidana di sektor jasa keuangan (pasar
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta modal).
untuk memblokir rekening pada bank atau Jadi pada intinya jika OJK (Otoritas Jasa
lembaga keuangan lain dari pihak yang diduga Keuangan) melalui Penyidik Pegawai Negeri
melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di Sipil (PPNS) mengalami kesulitan dalam melihat
sektor jasa keuangan (pasar modal) sesuai adanya kejahatan tindak pidana di sektor jasa
dengan Pasal 49 ayat (3) huruf k undang-undang keuangan (pasar modal) maka ojk berhak
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan memakai orang yang dianggap ahli dibidang jasa
yang berbunyi: memblokir rekening pada bank keuangan (pasar modal). Hasil wawancara saya
atau lembaga keuangan lain dari pihak yang dengan pak wisnu sebagai penyidik di OJK
diduga melakukan atau terlibat dalam tindak (Otoritas Jasa Keuangan) dalam Kasus Tindak
pidana di sektor jasa keuangan. Pidana pasar modal disebutkan Otoritas Jasa
Dalam hasil wawancara OJK (Otoritas Keuangan belum menangani kasus tindak
Jasa Keuangan) melalui Penyidik Pegawai pidana pasar modal dan tidak ada yang
Negeri Sipil (PPNS) berhak meminta untuk diserahkan ke Direktorat Penyidikan untuk
memblokir rekening pada bank atau lembaga ditindaklanjuti. Namun memang pada
keuangan lain dari pihak yang diduga praktiknya, pihak OJK mengakui tidak memiliki
melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di personil penyidik, sehingga bermitra dengan
sektor jasa keuangan (pasar modal) supaya uang pihak kejaksaan dan kepolisian untuk menjaring
yang didapat dari hasil kejahatan tersebut tidak penyidik yang akan membantu menindaklanjuti
dipindahkan keorang lain oleh tersangka. kasus tindak pidana pasar modal. Dalam
Jadi pada intinya Dalam hasil wawancara OJK penyidikan otoritas jasa keuangan (OJK)
(Otoritas Jasa Keuangan) melalui Penyidik memakai penyidik pegawai negeri sipil, yang
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) meminta berasal dari dari Badan Pengawas Keuangan dan
pemblokiran rekening supaya uang yang didapat Pembangunan.
dari hasil kejahatan tersebut tidak dipindahkan
keorang lain oleh tersangka. Bila didalam Pelimpahan Kekejaksaan
penyidikan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Kejaksaan Republik Indonesia adalah
melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) lembaga pemerintahan yang melaksanakan
mengalami kesulitan OJK (Otoritas Jasa kekuasaan negara secara merdeka terutama
Keuangan) berhak meminta bantuan ahli dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan di bidang
rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak penuntutan dan melaksanakan tugas dan
pidana di sektor jasa keuangan (pasar modal) kewenangan di bidang penyidikan dan
sesuai dengan Pasal 49 ayat (3) huruf l undang- penuntutan perkara tindak pidana korupsi dan
undang 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Pelanggaran HAM berat serta kewenangan lain
Keuangan yang berbunyi: meminta bantuan ahli berdasarkan undang-undang. Bila dalam
dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan penyidikan ditemukan adanya pelanggaran dan
tindak pidana di sektor jasa keuangan. kejahatan tindak pidana pasar modal Maka
Otoritas Jasa Keuanagan (OJK) melalui Penyidik
undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar undang yang menjadi dasar hukumnya masing –
Modal) masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga dibawah Koordinasi dan Pengawasan Penyidik
negara yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21 Polri ( Korwas PPNS ).
tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan Penyidikan adalah serangkaian tindakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang penyidik dalam hal dan menurut cara yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di diatur dalam undang – undang untuk mencari
dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, membuat terang tentang tindak pidana yang
adalah lembaga yang independen dan bebas dari terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
campur tangan pihak lain, yang mempunyai Untuk melaksanakan tugas pengawasan
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK mempunyai wewenang melakukan pengawasan,
didirikan untuk menggantikan peran Bapepam- pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
LK. Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
1. Terselenggara secara teratur, adil, dalam peraturan perundang-undangan di sektor
transparan, dan akuntabel. jasa keuangan. Adapun wewenang penyidik
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan pegawai negeri sipil (PPNS) yang dimaksud
yang tumbuh secara berkelanjutan dan pada kejahatan pasar modal antara lain adalah
stabil, dan (Pasal 49 ayat (3) UU OJK). Menurut hasil dari
3. Mampu melindungi kepentingan tinjauan dan penelitian dari penulis adalah:
konsumen dan masyarakat. 1. Dalam penyidikan otoritas jasa keuangan
(OJK) memakai penyidik pegawai negeri
Tugas dan wewenang ojk (otoritas jasa sipil yang berasal dari dari badan pengawas
keuangan) OJK melaksanakan tugas pengaturan keuangan dan pembangunan (BiPKP) tetapi
dan pengawasan terhadap: masih kurang. Otoritas jasa keuangan harus
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor merekrut penyidik dari kepolisian dan
perbankan; kejaksaan, Otoritas jasa keuangan (OJK)
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar harus membuat perjanjian dengan polisi
modal; dan republik Indonesia (POLRI) dalam
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor melakukan penyidikan dibidang pasar
perasuransian, dana pensiun, lembaga modal, supaya bisa langsung menangkap
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan tersangka yang dianggap melakukan
lainnya. tindakan pidana pasar modal, Otoritas jasa
Dalam penyidikan yang dilakukan oleh keuangan (OJK) harus membuat perjanjian
otoritas jasa keuangan dibidang pasar modal, dengan kejaksaan agung republik Indonesia
dilakukan oleh penyidik dipasar modal lalu dalam melakukan penyidikan dibidang
penyidik itu dibawah kordinasi otoritas jasa pasar modal, supaya bisa menjatuhkan dan
keungan. Seteah melakukan penyidikan baru menuntut langsung terdakwa tindak pidana
berkas keatas kepenyidik ojk. Yaitu penyidik pasar modal.
pegawai negri sipil. 2. Otoritas jasa keuangan (OJK) harus diberi
Penyidik Pegawai Negeri Sipil atau biasa wewenang penuh dalam bertindak untuk
disingkat dengan PPNS, adalah Pejabat Pegawai menyelidiki adanya dugaan, pelanggaran,
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang dan kejahatan dibidang pasar modal,
khusus oleh undang – undang untuk melakukan Otoritas jasa keuangan (OJK) harus
penyidikan tindak pidana sesuai undang – mengubah peraturan yang ada sekarang
Daftar Pustaka
Adrian Sutedi. Segi-Segi Hukum Pasar Modal.
Ghalia Indonesia. Jakarta,2010.