Tribunnews/Herudin
Karyawan Mal Kota Kasablanka memakai masker, pelindung wajah, dan sarung tangan saat bertugas, di Jakarta
Selatan, Selasa (16/6/2020). Mal Kota Kasablanka mulai menerapkan protokol kesehatan guna menuju ke era
kenormalan baru (new normal) dan memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Herudin
Baca: Pemprov DKI Masih Cari Formula Tepat untuk Terbitkan Protokol
Kesehatan Pada Konser
Dia melihat dari kacamata kedisiplinan. Dia menjelaskan, disiplin itu bagian dari
sebuah pelaksanaan atau implementasi dari ketaatan kepada hukum kemudian
bisa juga ketaatan kepada norma yang berlaku.
"Artinya kalau seseorang atau kelompok orang itu benar-benar mengikuti
anjuran, mengikuti arahan, mengikuti pedoman aturan yang diberlakukan
pihak yang berwenang, maka buktinya (aparat) tidak terkena (Covid-19,-red),"
ujarnya.
Selain difasilitasi sarana-prasarana yang memadai, masyarakat juga harus
disiplin menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan ternyata
kalau semua orang menjaga protokol kesehatan, maka, Covid-19 bisa dihindari.
"Jadi intinya adalah sebuah pembuktian kedisiplinan dan ketaatan kepada
anjuran dan ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Untuk itu, keberhasilan petugas di Operasi Ketupat 2020 yang dipimpin Irjen
Pol Istiono, perlu dicontoh dan diteladani masyarakat terutama dalam rangka
menghadapi new normal ke depan.
Iklan untuk Anda: Diabetes hilang selamanya & pankreas kembali sehat!
100% alami
Advertisement by
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kedisiplinan Warga Terapkan Protokol
Kesehatan Kunci New Normal, https://www.tribunnews.com/corona/2020/06/18/kedisiplinan-warga-
terapkan-protokol-kesehatan-kunci-new-normal.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
Sadis, ASN di Gorontalo Cabuli Anak Tiri
Berkali-kali
Arfandi Ibrahim
12
Perbesar
Liputan6.com, Gorontalo - Kekerasan seksual masih kerap terjadi terhadap anak di bawah umur. Kali ini,
seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Kabupaten Gorontalo, dilaporkan ke Mapolres Gorontalo,
lantaran diduga tega mencabuli anak tirinya.
Dilaporkan, aksi bejatnya tersebut kerap berulang-ulang kali dilakukan. Dan yang terakhir kalinya
dilakukan pada 19 Juni 2021 lalu.
"Benar, kami telah menerima laporan kasus cabul tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Gorontalo, IPTU
Nauval Seno, Selasa (22/06/2021).
Nauval mengungkapkan, terlapor merupakan warga Kabupaten Gorontalo yang bekerja di salah satu
Instansi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.
Berdasarkan keterangan pelapor kata Nauval, perbuatan itu berkali-kali dilakukan sejak 2020 lalu.
Terlapor juga sudah bercerai dengan istrinya pada tahun yang sama.
"Korban berusia 16 tahun itu, mengaku telah dilecehkan berkali-kali, dan aksinya itu dilakukan di
rumahnya sendiri. Korban tinggal bersama terlapor sejak tahun 2009," ungkapnya.
Kasat Reskrim menuturkan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan barang-barang bukti, mengundang
para saksi, sembari menunggu hasil visum dari pihak medis.
"Jika terbukti bersalah, terlapor terancam hukuman penjara paling lama 15 tahun penjara dan denda 5
miliar sesuai UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak," pungkas Kasat Reskrim.
BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Pengendara sepeda motor nekat melawan arah saat
berlangsung razia di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta,
Selasa (25/7/2017). Pengendara motor masih nekat memasuki dan melintasi JLNT
tersebut baik dari arah Tanah Abang maupun Kampung Melayu. KOMPAS
IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO(KRISTIANTO PURNOMO) Penulis Alsadad Rudi |
EditorAzwar Ferdian Jakarta, KompasOtomotif - Ada peraturan yang melarang sepeda
motor untuk melintas di atas Jalan Layang Non Tol (JLNT). Peraturan ini berlaku di semua
JLNT yang ada di Jakarta, dari mulai JLNT Antasari, Casablanca, Daan Mogot, bahkan juga
di Simpang Susun Semanggi. Adanya larangan sepeda motor untuk melintas di JLNT
sebenarnya bertujuan untuk keselamatan, termasuk demi melindungi nyawa dari pengguna
motor itu sendiri. Apalagi, JLNT berada di atas ketinggian dengan angin yang kencang.
Embusan angin ini dianggap berpotensi membuat sepeda motor mudah goyah. Baca juga :
Ingat Kecelakaan Fatal yang Pernah Terjadi di JLNT Casablanca! Pendiri Jakarta Defensive
Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai, kondisi jalur JLNT tidak cocok untuk
dilintasi sepeda motor. Selain sempit dan berkarakter cepat , Jusri juga menyoroti perilaku
sebagian besar pengguna motor yang tidak tertib dalam berlalu lintas. Lihat Foto
Pengendara sepeda motor menerobos ke jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-
Tanah Abang, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017). Pengendara motor masih nekat
memasuki dan melintasi JLNT tersebut baik dari arah Tanah Abang maupun Kampung
Melayu.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) Hal yang dicontohkan adalah masih
banyaknya pengguna motor yang tidak paham perbedaan fungsi lajur kanan dan lajur kiri.
Acapkali, pengguna motor juga seenaknya berpindah lajur tanpa melihat kendaraan lain
yang melaju di belakangnya. "Bayangkan, apa jadinya kalau ada kelompok ibu-ibu
berkendara sepeda motor ada di situ. Ketika sudah di jalan, mereka bisa ke kiri, bisa ke
kanan. Itu tentu sangat berbahaya di atas JLNT," kata Jusri kepada KompasOtomotif,
Minggu (26/11/2017).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidak Tertib, Jadi Salah Satu Alasan
Motor Dilarang Lewat JLNT", Klik untuk
baca: https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/27/104200315/tidak-tertib-jadi-salah-
satu-alasan-motor-dilarang-lewat-jlnt.
Penulis : Alsadad Rudi
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Polisi tengah memberikan penjelasan terkait pelanggaran yang
dilakukan pengendara saat terjaring dalam Operasi Zebra di Jakarta, Kamis (2/11/2017).(Fachri
Fachrudin) Penulis Setyo Adi Nugroho | EditorIndra Akuntono JAKARTA, KOMPAS.com - Polda
Metro Jaya (PMJ) menyatakan bahwa selama dua hari penyelenggaraan Operasi Zebra, petugas
sudah menilang dan menegur 17.738 pengendara. jumlah pelanggar Operasi Zebra tahun ini jika
dibandingkan dengan waktu yang sama pada tahun lalu mengalami peningkatan hingga 43 persen.
"Total ada 16.006 tilang dan 1.732 tindakan langsung. Data ini diambil dari lima wilayah kota DKI
Jakarta ditambah Tangerang Kota, Selatan, Bekasi Kota, Bekasi Kabupaten, Depok, Bandara,
pelabuhan Tanjung Priok, Gakkum, Sat Patwal, Gatur, PJR dan Dikyasa," ucap AKBP Budiyanto,
Kasubdit bin Gakkum Ditlantas PMJ dalam keterangannya, Jumat (3/11/2017). Budiyanto
mengatakan, tahun lalu total tilang dan teguran tercatat mencapai 12.426. Sebanyak 1.791
pengguna motor ditindak karena melawan arus. Jumlah pelanggaran tersebut turun enam persen
dari tahun lalu yang mencatatkan hingga 1.915 pelanggaran. Baca : Pengendara Mobil yang
Terobos Operasi Zebra Belum Bayar Pajak Tahun ini, jenis pelanggaran yang dilakukan roda dua
paling banyak adalah melanggar rambu berhenti dan parkir mencapai 1.867 pelanggaran. Tahun
lalu, tercatat 599 pelanggaran yang artinya jumlahya meningkat 212 persen. Jenis pelanggaran
yang dilakukan roda empat terbanyak antara lain melanggar rambu berhenti dan parkir, 1.003
penindakan, serta disusul mengangkut barang dengan kapasitas berlebih sebanyak 569 tindakan.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Untuk wilayah, Jakarta
Timur tercatat menjadi wilayah yang paling banyak mendapat tilang yakni sebanyak 2.535
pelanggaran. Catatan itu mengulangi hasil tahun lalu di posisi pertama dengan 1.785 pelanggaran.
Wilayah lain dengan pelanggaran terbanyak adalah Jakarta Barat dengan 2.232 pelanggaran, dan
Jakarta Utara dengan 1.796 pelanggaran. Pengendara sepeda motor tercatat sebagai kendaraan
dengan jumlah pelanggaran terbesar selama dua hari Operasi Zebra 2017. Sebanyak 11.330
pengendara motor ditindak karena melanggar. Jumlah ini meningkat 49 persen dari tahun lalu yang
mencatat jumlah 7.618 unit sepeda motor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Hari Operasi Zebra, 16 Ribu Kendaraan
Ditilang", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/03/18091101/dua-hari-
operasi-zebra-16-ribu-kendaraan-ditilang.
Penulis : Setyo Adi Nugroho
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Seminar Pendidikan HUT Lalu Lintas ke-61 bertajuk
"Keselamatan Berlalu Lintas di Kurikulum Pemerintah", Jakarta, Rabu (24/8/2016).(Lutfy
Mairizal Putra) Penulis Lutfy Mairizal Putra | EditorKrisiandi JAKARTA, KOMPAS.com -
Psikolog Nona Pooroe Utomo mengatakan orangtua harus membiasakan anak dalam
menaati setiap aturan. Pembiasaan itu dapat dilakukan melalui hal kecil yang terjadi di
rumah. "Biasakan anak taati aturan main. Misalnya habis lepas sepatu sepulang sekolah
dikembalikan ke rak sepatu. Jangan diletakkan sembarangan," kata Nona pada acara
seminar bertajuk "Keselamatan Berlalu Lintas di Kurikulum Pemerintah" dalam rangka HUT
ke-61 Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu
(24/8/2016). Nona menuturkan, selain membiaskaan anak agar taat pada aturan, orang
tua juga harus memberitahu apa manfaat dari menaati aturan. Dengan begitu, kesadaran
anak untuk menghormati dan tunduk pada aturan bisa tercipta. "Dengan tahu manfaatnya,
anak otomatis akan melakukan itu," ucap Nona. Menurut Nona, pembiasaan pelaksanaan
aturan dan tegas dalam menegakkan aturan itu sejak dari rumah akan berdampak pada
pelaksanaan aturan lainnya. Di antaranya pada aturan berkendara di jalan. Dengan begitu,
ia berharap akan terciptanya ketertiban lalu lintas. "Anak jadi tahu akibat dari tidak
mengantri itu seperti apa. Orang tua juag harus terus memberikan contoh karena pada
dasarnya sifat mencontoh anak kuat," ujar Nona. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight
di email kamu. Daftarkan email
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembiasaan Aturan sejak Kecil
Diyakini Bisa Ciptakan Tertib Lalu Lintas", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2016/08/24/13573461/pembiasaan.aturan.seja
k.kecil.diyakini.bisa.ciptakan.tertib.lalu.lintas.
Penulis : Lutfy Mairizal Putra