Anda di halaman 1dari 2

Nama: Sobari

Nim: 310117023202

1. Piniship (Julio )
Piniship menawarkan konsep bisnis logistik yang bergerak di industri perkapalan. Julio, sosok di
balik bisnis ini mengaku prihatin terhadap masalah ekspor nasional yang 90 persen diantaranya
mengandalkan jalur laut menggunakan kontainer.
Pria berusia 23 tahun ini berhadap konsep bisnis Piniship bisa mendorong pemerintah melakukan
perkembangan demi perkembangan untuk tujuan ekspor nasional.
"Saat ini Indonesia masih mengalami masalah perkembangan ekspor, masih banyak manual
proses, digitalisasi yang tidak ada, dokumen yang rumit sekali dilakukan sebagai eksportir," ujar
Julio disela presentasinya di hadapan juri.
Julio mengatakan Piniship menghadirkan sebuah web platform yang sudah terintegrasi dengan
semua industri. Ia mencontohkan saat ini Piniship telah mengembangkan digitalisasi proses
pelabuhan di Indonesia Timur, yang telah menggandeng Pelindo 4
.
2. Mandor.id (Andita Sugiono dan Rica Margareta)
Mandor.id merupakan aplikasi yang berawal dari permasalahan sebagian besar masyarakat
Indonesia yang kesulitan merencanakan tempat tinggal. Masalah utamanya yakni merencanakan
tempat tinggal yang sesuai dengan biaya, mutu, dan waktu.
Andita Sugiono dan Rica Margareta, sosok di balik aplikasi ini menawarkan jasa mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, perancangan, pemeliharaan, hingga pengawasan proyek secara digital.
Aplikasi ini memiliki dua fitur utama kami adalah Ayo Konsultasi dan Ayo Wujudkan. Ayo
Konsultasi merupakan fitur edukasi bagi konsumen supaya konsumen bisa mendapatkan
bangunan yang sesuai dengan keinginannya secara efektif dan efisien.
"Sedangkan di Ayo Wujudkan, ada tiga sub bagian yaitu Ayo Desain, Ayo Bangun dan Ayo
Renov. Pada bagian ini konsumen akan mendapatkan pemeliharaan, pelaksanaan hingga
perancangan," jelas Rica.
3. Darah Kita (Zulkarnaim Mansyur dan Firmansyah)
Zulkarnaim Mansyur dan Firmansyah Ibrahim, sosok di balik aplikasi Darah Kita sempat
mengalami kesulitan minimnya stok darah di Palang Merah Indonesia kota Makassar.
"Menurut data dari PMI kota Makasar, ada 60 ribu permintaan darah pada 2018 tetapi hanya 48
ribu pendonor ditambah lagi sulitnya mencari pendonor pada saat kondisi darurat," terang
Zulkarnaim.
Firmansyah menambahkan jika aplikasi ini membantu masyarakat mencari pendor darah,
mengecek ketersediaan darah di PMI, hingga mencari informasi terkait donor darah. Pengguna
bisa mengumpulkan poin, sementara pendonor bisa mendapatkan hadiah melalui aplikasi ini.

4. Ngorder.id ( Agus Eko Setiyono dan Arif Akbar Fitrawan)


Startup asal Malang dirilis untuk membantu UKM dan pebisnis online mengelola usahanya. Agus
Eko Setiyono dan Alif Akbar Fitrawan mengatakan saat ini Ngorder.id telah memiliki 11 ribu
pebisnis online dengan 2.300 diantaranya merupakan pengguna berbayar.
"Sampai saat ini transaksi yang dilakukan Ngorder online, kita memiliki lebih dari 6,3 juta
transaksi yang berasal dari B2B karena Ngorder cocok untuk pengguna online yang memiliki
banyak seller maupun B2C dari seller ke customer," jelas Alif.

5. Nanobubble.id ( Hardi Junaedi dan Dedi Cahyadi )


Hardi Junaedi dan Dedi Cahyadi asal Tangerang Selatan terinspirasi menerapkan teknologi nano
untuk menginkatkan produktivitas budi daya udang. Hardi menuturkan pengalamannya bertemu
penambak asal Situbondo, Nawawi yang mengalami kerugian justru memberi suntikan semangat
untuk mengembangkan Nanobubble.
"Bayangan dua pekan menjelang panen raya, pak Nawawi mengalami kerugian signifikan karena
kualitas air yang buruk dan juga ancaman virus dan bakteri di tambak udangnya sehingga gagal
panen," terang Hardi disela presentasinya.

6. SIAB (Ratih Rachmatika dan Nafisah Arinihaw)


Berawal dari keprihatinan terhadap masalah kebocoran, kekeringan, pencemaran air bersih, biaya
air yang tinggi serta krisis air bersih. Ratih Rachmatika dan Nafisah Arinihaw mendirikan startup
SIAB Indonesia.
"Kami memiliki 3 layanan utama yaitu yang pertama layanan SIAB monitoring, di mana kami
bisa memonitor terkait pH, debit air, PDS juga kekeruhan dan juga suhu air dan debit air," kata
Ratih.
Selain itu, SIAB Distribusi di mana dapat mendeteksi tiga pipa yang bocor dan juga mendeteksi
biaya terkait air bersih. Terakhir, SIAB Recycle yang dapat mendaur ulang air kotor menjadi air
bersih secara otomatis. (din/evn)

Anda mungkin juga menyukai