Anda di halaman 1dari 6

Masalah ekonomi di riau https://sumatra.bisnis.

com/read/20200925/533/1296431/survei-
potret-kondisi-terbaru-ekonomi-masyarakat-riau-saat-pandemi

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau buat survei online untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
masyarakat Riau saat adaptasi kebiasaan baru diterapkan di Riau. Survei menunjukkan pekerja
dengan gaji di bawah Rp3 juta paling terdampak akibat pandemi. Kepala Seksi Analisis Statistik
Lintas Sektor BPS Riau Fitri Hariyanti mengatakan survei dilakukan saat masa adaptasi
kebiasaan baru yaitu 6 sampai 15 Juli 2020 dan dipublikasikan 18 September lalu. Dengan
jumlah responden 1.082 orang dengan mayoritas bekerja di sektor administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 594 orang atau 54,90 persen. “5 dari 10
responden mengaku mengalami penurunan pendapatan akibat adanya pandemic

Masyarakat miskin, rentan miskin, dan yang bekerja di sektor informal merupakan yang paling
terdampak dari adanya pandemi ini. Hasil survei menunjukkan bahwa penurunan pendapatan
paling banyak dikeluhkan oleh responden dalam kelompok pendapatan terkecil

Fitri melanjutkan ada tiga lapangan usaha yang cukup terdampak akibat munculnya pandemi
yaitu transportasi dan pergudangan; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor; serta penyediaan akomodasi dan makan minum. Sementara dari sisi pekerjanya,
79 persen responden yang bekerja di lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengaku
mengalami penurunan pendapatan, 65 persen responden perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor pendapatannya turun dan 57 persen responden penyediaan
akomodasi dan makan minum pendapatannya turun.

Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 63,03 persen responden mengalami penurunan
aktivitas belanja online selama Covid-19, sebanyak 12,75 persen responden mengalami
peningkatan, dan sisanya tetap.

“Mungkin saja karena pendapatannya menurun sehingga aktivitas belanja onlinennya juga
menurun,” kata dia. Sementara itu, survei juga mengukur pengetahuan masyarakat mengenai
pandemi dan pencegahannya.

Sebanyak 60,44 persen responden telah paham mengenai kebijakan adaptasi


kebiasaan baru dan 10,72 persen responden telah sangat memahaminya. Lalu
Sebanyak 56,84 persen responden menyatakan bahwa mereka sering/selalu mencuci
tangan 20 detik dengan sabun. Sementara itu, Sebanyak 54,71 persen responden
sering/selalu menggunakan hand sanitizer. Perilaku menjaga kebersihan tangan akan
mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 melalui media tangan. Soal memakai
masker jika keluar rumah, 6 dari 10 responden mengaku sering/selalu menggunakan
Wilayah yang terdampak

https://www.merdeka.com/peristiwa/kota-pekanbaru-paling-banyak-penyebaran-
corona-di-riau-usia-pasien-40-60-tahun.html?page=3

. Ada sekitar 21 persen kadang/tidak sering dan 12 persen tidak pernah/jarang


memakai masker. Meski pandemi sebanyak 45 persen masih bekerja seperti normal, 38
persen separuh bekerja dari rumah, 11 persen bekerja dari rumah dan 5,6 persen
pekerja diliburkan. Terakhir, 71,25 persen responden optimistis pandemi akan berakhir
hingga akhir tahun 2020.(K42)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebutkan berdasarkan
data yang ada dari 12 kabupaten/kota, Pekanbaru menjadi kota paling banyak
penyebaran Covid-19 di Riau.

“Tujuh kecamatan di Kota Pekanbaru telah termasuk menjadi daerah penyebarannya


Covid-19, sedangkan daerah lainnya hanya terdapat beberapa kecamatan,” ujar Mimi,
Senin (27/4).

Menurut Mimi, data penyebaran tersebut di antaranya, Kabupaten Pelalawan ada 2


kecamatan, di Siak ada 1 kecamatan, di Bengkalis ada 1 kecamatan, Kampar ada 2
kecamatan.

"Selanjutnya di Rokan Hulu ada 1 kecamatan, Kota Dumai ada 4 kecamatan dan
terakhir Indragiri Hilir ada 1 kecamatan," ucapnya.

Hingga kini pasien, yang telah dirawat di Riau masih di dominasi oleh laki-laki dengan
jumlah 61,1 persen, sedangkan perempuan 38,9 persen.
“Pasien yang telah dirawat di Provinsi Riau berdasarkan rentang usianya yaitu paling
banyak pada usia 40 hingga 60 tahun,” jelasnya.

Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru kembali mengambil kebijakan menyekat atau
menutup jalan-jalan utama di ibu kota Provinsi Riau itu hingga siang mulai Senin (27/4)
hari ini. Penutupan jalan terkait pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB).

Jalan Sudirman merupakan pusat Kota Pekanbaru. Di situ, terdapat sejumlah


perkantoran, seperti Kantor Gubernur Riau, Polda Riau, DPRD Riau, DPRD Pekanbaru,
BPKP RI, Kanwil Kemenkum HAM Riau, sejumlah pertokoan, mal, supermarket, hotel-
hotel dan lainnya.

Kasatlantas Polresta Pekanbaru, Kompol Emil Eka Putra mengatakan mulai Senin hari
ini pemberlakuan penyekatan jalan mulai berlangsung sejak pukul 05.00 WIB hingga
pukul 14.00 WIB siang.

"Dimohon kepada masyarakat Pekanbaru yang tidak berkepentingan agar tidak keluar
dan mematuhi protokol PSBB," katanya.

Dua ruas jalan yang disekat oleh petugas yakni jalan Jenderal Sudirman yang
merupakan pusat bisnis Kota Pekanbaru serta Jalan Soebrantas yang menjadi pintu
masuk utama kabupaten dan provinsi tetangga menuju Pekanbaru.

Sebelumnya penutupan jalan juga diterapkan polisi namun hanya berlangsung pada


malam hari sejak pukul 20.00 WIB malam hingga 05.00 WIB dinihari.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak keluar dan melintasi jalan
tersebut serta mengikuti protokol pemerintah terkait pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) yang berlaku di Pekanbaru sejak beberapa terakhir itu.
Ia mengatakan polisi akan menjaga setiap akses jalan menuju Jalan Jenderal Sudirman
Pekanbaru. Polisi juga akan melakukan tindakan sesuai peraturan yang berlaku di
lapangan jika ditemukan warga yang masih tetap bandel.

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, empat daerah sebagai transmisi lokal


penyebaran Virus Corona di Provinsi Riau. Daerah tersebut yakni, Kota Pekanbaru,
Kota Dumai, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan.

“Jadi total 4 daerah di Riau transmisi lokal penyebaran Covid-19," ujar Syamsuar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Yan Prana Jaya Indra Rasyid mengatakan,
pihaknya sudah menyiapkan sanksi atau hukuman disiplin bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang mudik lebaran saat pandemi Covid-19 ini.

Penjatuhan hukuman tersebut berdasarkan Surat Edaran Badan Kepegawaian Daerah


(BKD) RI Nomor 11/SE/IV/2020 tentang pedoman penjatuhan hukuman disiplin bagi
ASN yang melakukan kegiatan bepergian keluar daerah dan atau akan mudik pada
masa keadaan darurat kesehatan masyarakat karena Corona.

Yan menyebutkan, hal itu juga berdasarkan SK Presiden Nomor 11 Tahun 2020, dan
SE Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
46 Tahun 2020.

"Maksud dan tujuan pembatasan yaitu sebagai pedoman bagi instansi pemerintah
dalam melakukan penjatuhan hukuman disiplin bagi ASN yang melakukan kegiatan
bepergian ke luar daerah dan atau kegiatan mudik pada masa kedaruratan kesehatan
masyarakat karena Corona. Itu juga bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan ASN
pada masa ini," ujar Yan, kepada merdeka.com, Senin (27/4).
Menurut Yan, dalam pemantauan atau pengawasan kegiatan ASN akan dilakukan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian secara ketat. Pejabat Pembina Kepegawaian diminta
terus mendorong peran serta ASN dalam upaya pencegahan Covid-19 di lingkungan
kerja, tempat tinggal, maupun masyarakat.

"Pejabat Pembina Kepegawaian juga akan menindaklanjuti setiap dugaan pelanggaran


disiplin yang dilakukan oleh ASN yang tetap melakukan aktivitas bepergian ke luar
daerah dan/atau kegiatan mudik," tuturnya.

Yan menjelaskan, ada tiga kategori pelanggaran dan penjatuhan hukuman disiplin bagi
ASN yang mudik saat pandemic Corona. Untuk kategori I, bagi ASN yang melakukan
bepergian sejak tanggal (30/3), atau sejak SE Menpan RB Nomor 30 tahun 2020.

Kemudian untuk kategori II, ASN yang melakukan kegiatan bepergian atau mudik sejak
(6/4) atau SE Menpan RB Nomor 41 tahun 2020. Terakhir Kategori III yakni ASN yang
melakukan mudik sejak tanggal (9/4) atau sejak diterbitkannya SE Nomor 46 tahun
2020.

"Jika terdapat ASN yang melanggar kategori itu maka pejabat berwenang wajib
memberikan hukuman disiplin bagi ASN yang terbukti dengan mempertimbangkan
dampak atau akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh ASN. Dan penjatuhan
hukumannya juga harus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," tegas
Yan.

Pengelola kepegawaian instansi pusat dan daerah wajib melakukan entry data
hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Karena itu atas
larangan kegiatan bepergian ke luar daerah dan/atau kegiatan mudik bagi ASN pada
masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ke
dalam aplikasi SAPK pada alamat web https://sapk.bkn.go.id.
"SE tersebut berlaku sejak ditetapkannya mulai tanggal (28/4) sampai masa Corona ini
berakhir," tandasnya. [gil]
Baca juga:
Penanganan covid 19 di riau

https://covid19.hukumonline.com/wp-content/uploads/2020/05/surat_edaran_gubernur_
kepulauan_riau_nomor_440_612_bpbd_set_2020_tahun_2020.pdf

Dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi Corona Virus Disease (COVID)
19, serta mempertimbangkan peningkatan intensitas penyebaran wabah COVID-19 di Provinsi
Kepulauan Riau baik Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dengan
ini diminta Saudara untuk meningkatkan upaya tindakan kewaspadaan diri, kesiapsiagaan dan
pencegahan dengan mempedomani hal-hal sebagai berikut:

1. Menghimbau seluruh masyarakat agar selalu beribadah dan berdoa mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa agar diselamatkan dari wabah COVID-19;

2. Tidak keluar rumah kecuali ada keperluan yang sangat mendesak dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan pada saat keluar rumah dan masuk rumah serta dalam setiap aktifitasnya;

3. Melakukan pengawasan terhadap mobilitas masyarakat dan Aparatur Sipil Negara di daerah masing-
masing, agar tidak mudik ke kampung halaman;

4. Pembatasan jam buka operasional pusat perbelanjaan/mall/pasar modern pada pukul 10.00 s.d 20.00
WIB.

5. Seluruh penjual makan/minum wajib memberikan layanan langsung dibawa pulang (take away) dan
dilarang menyediakan meja kursi untuk pembeli;

6. Pelarangan sementara terhadap pelaksanaan kegiatan yang melibatkan massa lebih dari 5 (lima)
orang, termasuk dan tidak terbatas pada seluruh aktifitas ibadah di semua rumah ibadah, arisan,
pengajian, resepsi pernikahan, syukuran, selamatan, kenduri arwah, takziah dan lain lain.

7. Memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menolak untuk pemakaman jenazah
ditempat yang sudah disiapkan sesuai dengan protokol pemakaman jenazah COVID-19.

8. Melaporkan update perkembangan penanganan Covid-19 setiap hari pada pukul 19.00 WIB melalui
laman corona.kepriprov.go.id. dengan menggunakan akses username dan password yang telah
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai