K012211019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................11
A. Tinjauan Umum tentang Kepatuhan.......................................................11
B. Tinjauan Umum tentang Pedagang Kaki Lima.......................................22
C. Tinjauan Umum tentang Protokol Kesehatan.........................................26
D. Kerangka Teori........................................................................................35
E. Tabel Sintesa Penelitian..........................................................................36
BAB III KERANGKA KONSEP.....................................................................46
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian......................................................46
B. Kerangka Konsep....................................................................................49
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.............................................50
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
droplet terjadi saat seseorang berada dalam kontak erat (dalam jarak 1 meter)
dengan orang yang terinfeksi dan terjadi pajanan droplet saluran pernapasan
sangat erat dengan orang tersebut sehingga agen infeksi masuk melalui titik-
meninggal dunia dan 72.196 kasus aktif. Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, saat
1.086 orang meninggal dunia, dan 1.917 kasus aktif. Adapun data berdasarkan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (2021) per 11 April 2022 di Kota
1
Parepare yaitu sebanyak 3.166 kasus terkonfirmasi, 3.038 pasien sembuh, 90
penyelenggaraan usaha.
antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Peran masyarakat untuk dapat
2
dibandingkan Luar Jawa-Bali dalam melaksanakan protokol kesehatan. Masih
seimbang juga terlihat sudah cukup baik secara nasional, tetapi tingkat
rata kepatuhan penggunaan masker <85% dengan persentase 66,0%. Selain itu,
Januari 2022.
3
Pemerintah mengimbau masyarakat agar waspada saat mengunjungi
waktu yang lama namun dengan kepatuhan protokol kesehatan yang rendah.
ibadah (20,5%), pasar (15,8%) dan terminal (14,8%) termasuk dalam kategori
pasar (18,2%), terminal (16,8%), dan tempat olahraga publik (12,5%) termasuk
dari 60%.
dengan persentase tertinggi warga yang tidak menggunakan masker yaitu pasar
4
Dari beberapa lokasi rawan yang telah disebutkan, pasar merupakan
karena pasar merupakan salah satu tempat umum berkumpulnya orang dalam
hal ini bertemunya penjual dan pembeli lebih dari satu yang ditandai dengan
Selain itu, jumlah kumulatif orang yang ditegur karena tidak mematuhi
kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir berdasarkan
lokasi kerumunan, pasar berada pada posisi pertama dengan jumlah kumulatif
orang yang ditegur sebanyak 931.647 orang selama 7 hari terakhir pada periode
kerumunan karena selain pedagang pasar dan pengunjung yang berada pada
area tersebut, sering kali juga ditemukan sekumpulan Pedagang Kaki Lima
(PKL) yang berjejeran di area pasar. Salah satu wilayah pasar di Kota Parepare
yang paling sering ditemukan adanya pedagang kaki lima mulai di pagi hari
hingga malam hari yaitu wilayah Pasar Senggol. Pasar Senggol merupakan
pasar malam yang mulai beroperasi pada sore hari, namun area pasar ini sudah
ramai pengunjung sejak pagi hari karena banyaknya pedagang kaki lima di
sekitar area tersebut yang mulai berjualan pada pagi hari dan sebagian besar
5
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti beberapa waktu
lalu pada pedagang kaki lima di wilayah Pasar Senggol, sebagian besar
masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan memberi jarak
al., 2018).
ditemukan bahwa adanya hubungan antara empati, suasana hati yang positif,
berlaku.
6
penggunaan masker, padahal ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi
hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
7
4. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kepatuhan penerapan protokol
C. Tujuan Penelitian
Kota Parepare.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi
wilayah tersebut.
9
makanan atau minuman untuk pembeli serta dalam melakukan transaksi jual
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kepatuhan
paksaan atau tekanan sosial), dan selalu terdapat suatu individu, yakni
disiplin atau perilaku taat terhadap suatu perintah maupun aturan yang
(accept) dan melakukan (act) sesuatu atas permintaan atau perintah orang
seseorang.
11
yaitu ketika seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk
melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur power. Power ini
maka setiap orang harus berusaha agar mempunyai kepatuhan yang baik.
Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak
Almujadi, 2015).
perintah.
12
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang
dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan
relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya
13
penyakit. Hal ini sangat bergantung pada perilaku orang terhadap
seeking behavior).
Menurut teori Lawrence Green yang dikutip dalam Ningsih (2018), yang
yaitu:
1) Pengetahuan
14
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
suatu hal baru yang dapat berguna bagi individu tersebut. Tingkat
kriteria tertentu.
15
2) Sikap
Sikap dapat dinilai dari segi baik dan buruk maupun positif dan
Kurwiyah, 2019).
pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap secara
stimulus tertentu. Sikap terdiri dari tiga komponen yang utama yaitu
(Zuchdi, 1995):
suatu objek.
16
sikap tidak baik menjadi baik atau bahkan sangat baik membutuhkan
(Juliarti, 2021).
3) Tindakan
17
sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai tindakan
tingkat ketiga.
4) Masa Kerja
akan lebih banyak. Lama kerja menyangkut jumlah waktu yang telah
di rumah sakit sampai saat ini. Semakin lama seseorang bekerja maka
paham akan risiko akibat dari bekerja jika kurang hati-hati (Yusnita,
2017).
5) Tingkat Pendidikan
orang tersebut.
18
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
sarana dan prasarana atau fasilitas, yang pada akhirnya mendukung atau
1) Ketersediaan Sarana
2006).
19
Salah satu sumber utama dari pembentukan sikap adalah
dan surat kabar, maupun secara lisan melalui seminar atau pelatihan
2007).
1) Pengawasan
20
kumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap obyek
2) Kebijakan
3) Motivasi
terlepas dari kebutuhan, yaitu suatu potensi dalam diri manusia yang
adalah suatu tenaga atau faktor dari dalam diri yang menimbulkan,
21
B. Tinjauan Umum Tentang Pedagang Kaki Lima
1. Definisi Pedagang
Pedagang adalah orang atau badan yang melakukan aktivitas jual beli
barang atau jasa di pasar (Latif, Engka dan Sumual, 2018). Pedagang dalam
produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung ataupun tidak
yang melimpah tentu akan menjadikan pedagang berbangga hati akan hasil
Pedagang kaki lima merupakan salah satu bentuk usaha sektor informal
dalam Saputra, 2018) bahwa Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL
pejalan laki.
22
Menurut Keban (2008) pedagang kaki lima adalah mereka yang
fasilitas umum baik yang mendapat izin dari pemerintah daerah maupun
yang tidak mendapat izin pemerintah daerah antara lain badan jalan, trotoar,
3. Klasifikasi Pedagang
dibedakan menjadi:
seperti grosir.
23
c. Pedagang eceran, yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada
konsumen.
Pada daerah pertanian, pedagang ini adalah seorang petani yang menjual
karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi
24
4. Ciri-Ciri dan Karakteristik Pedagang Kaki Lima
a. Pedagang kaki lima pada umumnya mempunyai modal kecil dan tidak
pinggiran jalan, trotoar, di atas got, di taman, bantaran kali dan di areal
b. Jam berdagang tidak tentu, ada pagi, ada siang, sore dan malam hari
bahkan ada yang dari pagi sampai sore hari dengan berbagai macam jenis
dagangan.
hias/ikan hias, pakaian jadi, sepatu, tas, kerajinan, buah-buahan dan lain-
lain.
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, PKL masuk dalam
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
25
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga
beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih
untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan
tindakan, seperti:
26
1) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta
27
diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan
lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam
media mainstream.
28
umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan,
lain sebagainya.
tempat dan fasilitas umum merujuk pada standar yang berlaku sesuai
29
2. Protokol Kesehatan di Pasar dan Sejenisnya
penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan proses jual
wilayahnya.
kesehatan lainnya.
30
5) Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan
tiga kali sehari) pada area atau sarana yang digunakan bersama seperti
pegangan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.
di pasar.
31
11) Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke area pasar bagi
12) Dalam hal pasar dilengkapi dengan alat mobilisasi vertikal, lakukan
untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada orang yang
tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk
turun.
13) Jika diperlukan, secara berkala dapat dilakukan pemeriksaan rapid test
menjaga jarak dengan orang lain, dan hindari menyentuh area wajah.
32
Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih
menggunakan handsanitizer.
meter.
6) Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, maka
7) Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak
33
c. Bagi Pengunjung
pasar.
6) Jika kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak
34
D. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Masa kerja
d. Tindakan
e. Pendidikan
Faktor Pemungkin
E.
a. Ketersediaan Faktor Penguat
F. Faktor yang a. Kebijakan
Sarana
mempengaruhi b. Motivasi
b. Informasi
G. tentang kepatuhan c. Pengawasan
Protokol
H.
Kesehatan
35
E. Tabel Sintesa Penelitian
Nama
Metode
No. Judul Penelitian Peneliti / Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Tahun
1. Hubungan Antara Sari, Survei deskriptif Variabel Terdapat hubungan antara pengetahuan
Pengetahuan Sholihah dan metode kuantitatif independen: masyarakat dengan kepatuhan
Masyarakat dengan Atiqoh / dengan Pengetahuan menggunakan masker sebagai upaya
Kepatuhan 2020 pendekatan cross masyarakat. pencegahan penyakit COVID-19.
Penggunaan Masker sectional study Dibuktikan dengan uji Chi-Square
Sebagai Upaya Variabel dependen: menggunakan fisher exact yang
Pencegahan Penyakit Kepatuhan memberikan nilai p=0,004 (<0,05) dan
COVID-19 di menggunakan X2 Hitung = 15,331 > X2 Tabel 3,841.
Ngronggah. masker
3. Pengetahuan, Sikap Utami, Mose Analisis deskriptif Variabel penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan
dan Keterampilan dan Martini / ini adalah bahwa 83% responden memiliki
36
Masyarakat dalam 2020 pengetahuan, sikap, pengetahuan yang baik mengenai
Pencegahan COVID - dan perilaku. pencegahan COVID-19, 70,7%
19 di Provinsi DKI responden memiliki sikap yang baik
Jakarta. mengenai pencegahan COVID-19 dan
70,3% responden memiliki
keterampilan yang baik mengenai
pencegahan COVID-19.
4. Efektivitas Kepatuhan Abadi et Penelitian Variabel Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Protokol Kesehatan al., / 2020 kuantitatif dengan independen: terdapat 88 responden (90.7%) yang
COVID-19 pada desain cross pencapaian tujuan baik dan 9 responden (9.3%) yang
Pekerja Sektor sectional dan hasil, kepuasan kurang baik dalam efektivitas
Informal di Kota kelompok sasaran, kepatuhan protokol kesehatan COVID-
Makassar sistem 19. Adapun hasil uji statistik
pemeliharaan, menunjukkan bahwa pencapaian tujuan
tindakan, fasilitas, dan hasil (p=0.004), kepuasan
motivasi. kelompok sasaran (p=0.357), sistem
pemeliharaan (p=0.236), tindakan
Variabel dependen: (p=0.068), fasilitas (p=0.288), dan
efektivitas motivasi (p=0.744). Berdasarkan hasil
kepatuhan protokol penelitian, dapat disimpulkan bahwa
kesehatan hanya variabel pencapaian tujuan dan
hasil yang memiliki hubungan
signifikan dengan efektivitas kepatuhan
protokol kesehatan COVID-19,
sedangkan variabel-variabel lainnya
tidak terdapat hubungan.
37
5. Faktor-Faktor yang Afrianti dan Penelitian ini Variabel Hasil penelitian didapatkan bahwa
Mempengaruhi Rahmiati / bersifat analitik independen: usia, terdapat lima faktor yang memiliki
Kepatuhan 2021 menggunakan pengetahuan, sikap, hubungan bermakna dengan kepatuhan
Masyarakat Terhadap metode survey motivasi, jenis masyarakat terhadap protokol kesehatan
Protokol Kesehatan dengan kelamin, yaitu usia (p 0.001), pendidikan (p
COVID-19 pendekatan pendidikan, status, 0,035), pengetahuan (p 0.015), sikap (p
crossectional pekerjaan. 0.006), dan motivasi (p 0.001) dan hasil
analisa multivariate didapatkan nilap p=
Variabel dependen: 0,001 (<0.05) sehingga diketahui bahwa
kepatuhan variabel tersebut memberikan pengaruh
masyarakat terhadap nyata terhadap kepatuhan masyarakat
protokol kesehatan terhadap protokol kesehatan.
COVID-19.
6. Analisis Kepatuhan Marzuki et Jenis penelitian Variabel Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penggunaan Masker al., / 2021 ini adalah analitik independen: terdapat 38 pedagang (40,4%) yang
Dalam Pencegahan observasional pengetahuan, sikap, patuh dan 56 pedagang (59,6%) yang
Covid-19 pada dengan desain informasi tentang tidak patuh dalam penggunaan masker.
Pedagang Pasar Kota cross sectional masker, motivasi. dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
Parepare antara pengetahuan, sikap, informasi
Variabel dependen: tentang masker dan motivasi sebagai
kepatuhan variabel independen terhadap kepatuhan
penggunaan masker. penggunaan masker pada pedagang di
Pasar Lakessi Kota Parepare sebagai
variabel dependen.
7. Faktor-Faktor yang Tetartor et Jenis penelitian Variabel Hasil penelitian ini menunjukkan
Berhubungan dengan al., / 2021 ini adalah independen: bahwa Ada Hubungan pendidikan,
Kepatuhan Pedagang penelitian pendidikan, pengetahuan, sikap terhadap kepatuhan
dalam Pelaksanaan deskriptif dengan pengetahuan, sikap, pedagang terhadap pelaksanaan
38
Protokol Kesehatan pendekatan lingkungan sosial, protokol kesehatan COVID-19 di Pasar
COVID-19 di Pasar kualitatif dengan sumber informasi. Petisah Kota Medan Sumatera Utara.
Petisah Kota Medan rancangan cross Variabel dependen: Selain itu, tidak ada hubungan
Sumatera Utara sectional pelaksanaan lingkungan sosial dan sumber informasi
protokol kesehatan. terhadap pelaksanaan protokol
Kesehatan COVID-19 di Pasar Petisah
Kota Medan Sumatera Utara.
8. Implementation of Rampo, Penelitian ini Variabel pada Hasil penelitian menunjukkan informan
The Health Protocol Limbu dan merupakan penelitian ini adalah berpengetahuan baik karena mengetahui
COVID-19 Ndun, / 2022 penelitian pengetahuan, sikap, tentang pengertian, penularan dan
Prevention to Sellers deskriptif dengan ketersediaan pencegahan COVID-19, serta
in Kasih Market, pendekatan fasilitas PHBS, dan mengetahui penerapan protokol
Kupang City kualitatif pengimplementasian kesehatan. Informan juga memiliki
protokol kesehatan. sikap positif terhadap COVID-19 dan
sikap untuk menggunakan masker dan
mencuci tangan, namun memiliki sifat
negatif terhadap penerapan jaga jarak.
Sarana PHBS di pasar Kasih Kota
Kupang sudah memadai.
9. To Wear or Not to Rieger / Penelitian Variabel yang Hasil penelitian ini menunjukkan
Wear? Factors 2020 deskriptif digunakan yaitu bahwa faktor demografi tidak
Influencing Wearing korelatif faktor demografi menunjukkan hasil yang signifikan
Face Masks in antara lain usia, terhadap penggunaan masker. Adapun
Germany during the jenis kelamin, dan faktor yang paling signifikan adalah
COVID-19 Pandemic status pendidikan. kekhawatiran tentang krisis saat ini,
Selain itu digunakan yaitu lebih banyak kekhawatiran
variabel mengarah ke lebih banyak orang yang
kekhawatiran memakai masker. Faktor signifikan
39
terhadap situasi saat lainnya adalah keengganan tersendiri
ini, keengganan untuk tidak memakai masker, persepsi
tersendiri untuk penilaian orang lain, perlindungan diri,
tidak menggunakan dan perlindungan orang lain.
masker, persepsi
penilaian orang lain,
perlindungan diri,
dan perlindungan
orang lain.
10. Adherence to Social Dzisi dan Penelitian Variabel yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Distancing and Dei / 2020 observasional digunakan yaitu mayoritas (98%) bus mematuhi
Wearing of Masks (Roadside kepatuhan pedoman social distancing yang
Within Public observer surveys) penggunaan masker ditetapkan oleh kementerian
Transportation dan social perhubungan, namun kebijakan
during The Covid-19 distancing dalam penggunaan masker tidak banyak
Pandemic kendaraan umum. dipatuhi di sebagian besar kendaraan.
Sekitar 12,6% kendaraan memiliki
kurang dari 3 penumpang tanpa
masker, sedangkan 21,3% bus yang
memiliki kurang dari 3 penumpang
dengan masker.
11. Psychological Bellato / Penelitian studi Variabel bebas : Penelitian ini menunjukkan bahwa
Factors Underlying 2020 literature Empati, suasana hati adanya hubungan antara empati,
Adherence to COVID- (literature review) yang positif, dan suasana hati yang positif, serta
19 Regulations: A pengaruh sosial. pengaruh sosial terhadap kepatuhan
Commentary on How Variabel terikat : terhadap peraturan COVID-19 yang
to Promote Kepatuhan terhadap berlaku.
Compliance through peraturan terkait
40
Mass Media and COVID-19.
Limit the Risk of A
Second Wave
12. Who is Wearing a Haischer et Penelitian Variabel bebas : Penelitian ini menunjukkan bahwa
Mask? Gender, Age, al., / 2020 observasional Jenis kelamin, usia, responden laki-laki, responden dengan
and Location-related analitik dengan dan lokasi/tempat usia yang lebih muda, dan responden
Differences during pendekatan cross tinggal. yang tinggal di lokasi pertokoan di area
the COVID-19 sectional Variabel terikat : pedesaan diketahui memiliki angka
Pandemic Perilaku penggunaan masker yang lebih rendah
penggunaan masker dibandingkan dengan kelompok
selama pandemi responden lainnya.
COVID-19.
13. Hand Hygiene, Mask- Chen et al., / Penelitian Variabel bebas : Hasil penelitian ini menunjukkan
Wearing Behaviors 2020 deskriptif Jenis kelamin, kelas, bahwa jenis kelamin, kelas, riwayat
and Its Associated kuantitatif dengan riwayat keluar, keluar, pekerjaan ayah, latar belakang
Factors during the pendekatan cross pekerjaan orang tua, pendidikan ibu, dan waktu pengisian
COVID-19 sectional pendidikan orang survei secara signifikan berhubungan
Epidemic:A Cross- tua, tempat tinggal, dengan kebersihan tangan di kalangan
Sectional Study dan waktu pengisian siswa sekolah dasar. Sedangkan kelas,
among Primary survey. latar belakang pendidikan ibu, dan
School Students in Variabel terikat : tempat tinggal berhubungan dengan
Wuhan, China Kebersihan tangan penggunaan masker di kalangan siswa
dan penggunaan sekolah dasar.
masker.
14. Obedience Analysis of Marzuki, Jenis penelitian Variabel Hasil uji statistik variabel penelitian
Mask Use in Muh Yusri ini adalah analitik independen: menunjukkan bahwa pengetahuan (nilai
Prevention of Abadi, et al., observasional pengetahuan dan = 0,460) dan sikap (nilai = 0,650). Oleh
COVID-19 in dengan desain karena itu, dapat disimpulkan bahwa
41
Traditional Market / 2021 cross sectiona sikap. ada pengaruh antara pengetahuan dan
Traders in South sikap terhadap kepatuhan memakai
Sulawesi Province (A Variabel dependen: masker oleh pedagang di Pasar
Case Study in Daya kepatuhan Tradisional Sulawesi Selatan.
Market, Makassar penggunaan masker.
and Lakessi Market,
Parepare)
15. An Assessment of Yuan et al., / Penelitian Variabel Pembinaan publik secara signifikan
Social Distancing 2021 menggunakan independen: mempengaruhi persepsi risiko individu,
Obedience Behavior metode kuantitatif pembinaan publik, sedangkan persepsi risiko memberikan
during the COVID-19 dengan model persepsi risiko, dampak positif pada perilaku
Post-Epidemic Period Structural sanksi regulasi. kepatuhan social distancing. Selain itu,
in China: Equation persepsi risiko berperan sebagai
A Cross-Sectional Modeling (SEM) Variabel dependen: mediasi dalam hubungan antara
Survey dan analisis perilaku kepatuhan bimbingan publik dan perilaku
Hierarchical terhadap social kepatuhan social distancing. Selain itu,
Linear Regression distancing. hukuman regulasi secara positif
(HLR) memprediksi perilaku kepatuhan social
distancing dan bahkan dapat memiliki
efek yang lebih besar dengan
meningkatkan persepsi risiko.
16. Factors Affecting Prasetyo et Penelitian Variabel SEM menunjukkan bahwa pemahaman
Perceived al., (2020) menggunakan independen : tentang COVID-19 memiliki efek
Effectiveness of metode kuantitatif Kerentanan, langsung yang signifikan terhadap
COVID-19 dengan model keparahan, sikap, persepsi kerentanan dan tingkat
Prevention Measures Structural perspektif pribadi, keparahan yaitu pemahaman tentang
among Filipinos Equation kontrol perilaku, COVID-19 ditemukan memiliki
during Enhanced Modeling (SEM) niat, perilaku pengaruh tidak langsung yang
42
Community sebenarnya, perilaku signifikan terhadap persepsi efektivitas.
Quarantine in Luzon, yang disesuaikan,
Philippines: efektivitas.
Integrating
Protection Motivation Variabel dependen:
Theory and extended Pemahaman terkait
Theory of Planned COVID-19.
Behavior
17. The Effect of Retnaningsih Penelitian ini Variabel Hasil penelitian ini menemukan bahwa
Knowledge and et al., (2020) merupakan independen : empat variabel berpengaruh signifikan
Attitude toward penelitian Karakteristik terhadap praktik pencegahan penularan
Coronavirus Disease- kuantitatif dengan responden (lokasi COVID-19. Variabel tersebut antara
19 Transmission pendekatan cross tempat tinggal, lain pekerjaan (rasio odds [OR]: 1,128;
Prevention Practice sectional pekerjaan, tingkat p < 0,01), jenis kelamin (OR: 1,309; p <
in South Sumatera pendidikan, jenis 0,05), pengetahuan (OR: 1,782; p <
Province, Indonesia kelamin, dan umur), 0,01), dan sikap (OR: 2,059; p < 0,01)
pengetahuan tentang
COVID-19, dan
sikap terhadap
COVID-19.
Variabel dependen:
adalah praktik
pencegahan
penularan COVID-
19.
18. Factors Associated Ditekemena Penelitian ini Variabel Data dari 3.268 peserta dianalisis.
with Adherence to et al., / 2021 merupakan independen: masker wajah tidak digunakan oleh
43
COVID-19 penelitian Pendidikan, tinggal 54,7% peserta, ketidakpatuhan terhadap
Prevention Measures kuantitatif dengan bersama pasangan, physical distancing dilaporkan
in The Democratic pendekatan cross jenis kelamin, sebanyak 41,7% peserta, dan 15,3%
Republic of The sectional pekerjaan, status peserta tidak melakukan cuci tangan
Congo (DRC): perkawinan. secara teratur. Lima variabel yang
Results of an Online berhubungan dengan kepatuhan yang
Survey Variabel dependen: buruk: tingkat pendidikan yang lebih
kepatuhan dalam rendah, tinggal bersama orang lain di
pencegahan rumah, tidak bekerja/pelajar, tinggal
COVID-19. dengan pasangan dan bukan merupakan
petugas kesehatan.
19. Adherence to COVID- Abeya et al., Penelitian ini Variabel Tingkat kepatuhan secara keseluruhan
19 preventive / 2021 merupakan independen: Usia, terhadap tindakan pencegahan COVID-
measures and penelitian yang tingkat pendidikan, 19 tergolong rendah. Usia, tingkat
associated factors in menggunakan pekerjaan, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan
Oromia regional state pendekatan cross pengetahuan, merupakan faktor yang berhubungan
of Ethiopia sectional berbasis konteks politik, dengan tingkat kepatuhan terhadap
komunitas. pengangguran, mata tindakan pencegahan COVID-19.
pencaharian, dan Konteks politik, pengangguran, mata
peristiwa sosial. pencaharian, dan peristiwa sosial dapat
Variabel dependen: dikatakan sebagai alasan rendahnya
kepatuhan terhadap kepatuhan terhadap tindakan
tindakan pencegahan COVID-19.
pencegahan
COVID-19.
20. Factors Associated Hills dan Penelitian Variabel Ketidakpatuhan terhadap semua aturan
with Non-Adherence Eraso / 2021 kuantitatif dengan independen: faktor social distancing memiliki hubungan
to Social Distancing pendekatan cross demografi, tempat yang lebih kuat dengan kerentanan
44
Rules During The sectional dan tinggal, faktor terhadap COVID-19, sedangkan
COVID-19 menggunakan kesehatan, faktor ketidakpatuhan yang disengaja
Pandemic: A Logistic analisis logistic politik, psikologi memiliki hubungan yang lebih kuat
Regression Analysis regression. dan sosial. dengan niat dan faktor psikologis anti-
sosial. Direkomendasikan bahwa orang
Variabel dependen: yang tinggal di lingkungan berisiko
Perilaku tinggi, seperti mereka yang tinggal di
ketidakpatuhan rumah dengan banyak orang, harus
terhadap social didukung secara khusus ketika diminta
distancing. untuk tinggal di rumah, dan pesan
kesehatan masyarakat harus
menekankan tanggung jawab bersama
dan kesadaran publik.
Tabel 1. Tabel Sintesa Penelitian
45
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kebiasaan Baru (AKB) seperti sekarang ini terutama di area publik seperti
pasar (Kemenkes RI, 2020). Wilayah pasar merupakan tempat yang paling
antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Peran masyarakat untuk dapat
2020).
yaitu:
46
1. Kepatuhan Penerapan Protokol Kesehatan
2. Pengetahuan
3. Sikap
tidak baik menjadi baik atau bahkan sangat baik membutuhkan beberapa
tahapan pada pekerja. Sikap terdiri dari berbagi tingkatan yaitu menerima,
47
merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Semakin baik sikap
yang dilakukan untuk penyuluhan dapat berupa leaflet, poster dan lain-lain.
5. Motivasi
merupakan hal yang berbanding lurus dalam arti semakin tinggi motivasi
yang ada di dalam diri maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya
48
B. Kerangka Konsep
berikut:
Faktor Predisposisi:
V
a. Pengetahuan
b. Sikap
Faktor Penguat:
a. Motivasi
Keterangan :
49
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
a. Definisi Operasional
b. Kriteria Objektif
Sering =4
Kadang-kadang =3
Jarang =2
Tidak pernah =1
50
Pernyataan negatif : Selalu =1
Sering =2
Kadang-kadang =3
Jarang =4
Tidak pernah =5
Dimana,
=7x5
= 35 (100%)
=7x1
= 7 (20%)
= 100% - 20%
= 80%
= 80% / 2
= 40%
= 60%
51
1) Patuh : Jika responden memperoleh skor ≥ 60%
2. Pengetahuan
a. Definisi Operasional
terhadap suatu hal baru yang dapat berguna bagi individu tersebut.
pemilihan masker yang tepat, bagaimana cara mencuci tangan yang baik
kategori kurang.
b. Kriteria Objektif
= 10 x 1
52
= 10 (100%)
= 10 x 0
= 0 (0%)
= 100% - 0%
= 100%
= 100% / 2
= 50%
= 50%
pengetahuan adalah:
3. Sikap
a. Definisi Operasional
dan Kurwiyah, 2019). Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
53
bagaimana pedagang menyikapi kebijakan pemerintah yang mengimbau
b. Kriteria Objektif
Setuju =4
Ragu-ragu =3
Tidak setuju =2
Setuju =2
Ragu-ragu =3
Tidak setuju =4
Dimana,
=8x5
54
= 40 (100%)
=8x1
= 8 (20%)
= 100% - 20%
= 80%
= 80% / 2
= 40%
= 60%
sikap adalah:
a. Definisi Operasional
55
tersebut bisa menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan
media seperti radio, televisi, surat kabar, internet, dan lain-lain. Selain
kekurangan informasi.
b. Kriteria Objektif
=6x1
= 6 (100%)
=6x0
= 0 (0%)
56
= 100% - 0%
= 100%
= 100% / 2
= 50%
= 50%
5. Motivasi
a. Definisi Operasional
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku yang tidak terlepas
dari kebutuhan, yaitu suatu potensi dalam diri manusia yang perlu
melindungi diri dan orang lain dari penyebaran virus, dan sebagainya.
Motivasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu baik dan
kurang baik.
57
b. Kriteria Objektif
Setuju =4
Ragu-ragu =3
Tidak setuju =2
Setuju =2
Ragu-ragu =3
Tidak setuju =4
Dimana,
=5x5
= 25 (100%)
=5x1
= 5 (20%)
= 100% - 20%
= 80%
58
Interval (I) = Range / Kategori
= 80% / 2
= 40%
= 60%
motivasi adalah:
D. Hipotesis Penelitian
Parepare.
59
d. Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kepatuhan penerapan protokol
60
DAFTAR PUSTAKA