Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................................. ii
Ringkasan Eksekutif ...................................................................................................................... iii
Pendahuluan ..................................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................................. 6
Metode ................................................................................................................................................. 6
Hasil :.................................................................................................................................................... 7
A. Data Kualitatif .......................................................................................................................... 7
B. Data Kuantitatif ....................................................................................................................... 10
Analisis Dampak Pandemik Covid-19 terhadap Program Pencegahan dan
Penanggulangan Stunting............................................................................................................. 117
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 19
Rencana Tindak Lanjut.................................................................................................................. 20
POA........................................................................................................................................................ 21
Referensi ........................................................................................................................................... 23

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan nikmatNya sehingga


Penyusunan dokumen analisis dampak pandemik Covid-19 terhadap program gizi di
Puskesmas Gantiwarno kabupten Klaten dapat terselesaikan . Kepada semua pihak
dan tim pendamping yang sudah membantu dalam proses pengumpulan data,
validasi data dan penyusunan analisa, kami ucapkan terimakasih.
Dengan adanya Pandemik COVID 19 berdampak pada pelayanan diPuskesmas
Gantiwarno Kabupaten Klaten. Penurunan jumlah kunjungan Kesehatan Ibu Anak dan
Gizi juga berpotensi memunculkan masalah kesehatan dan gizi yang baru, baik akses
ibu dan anak untuk mendapatkan layanan kesehatan maupun petugas kesehatan
yang akan memberikan layanan kesehatan.
Dokumen analisis dampak pandemik COVID 19 menjadi dasar analisis
kebijakan dan rekomendasi dari pemangku kebijakan dalam merencanakan upaya
tindak lanjut.
Disusunnya analisis dampak / studi kasus diharapkan dapat memberikan
gambaran situasi pelayananan . Semoga dokumen analisis ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan data dan informasi tentang situasi dan kondisi kesehatan di
Puskesmas Gantiwarno Kabupaten Klaten selama masa pandemik Covid-19.

Klaten, 7 Januari 2020


KEPALA PUSKESMAS
GANTIWARNO
KABUPATEN KLATEN

dr. Ahmad Budoli


Pembina IVA
NIP.19691215 199803 1 004

2
RINGKASAN EKSEKUTIF

Kegiatan monitoring dampak pandemi Covid-19 terhadap Program


Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Puskesmas Gantiwarno, Kabupaten
Klaten dianalisis melalui 6 indikator yaitu pemantauan pertumbuhan di posyandu,
PMT balita, ASI Eksklusif, Suplementasi Vitamin A Balita, Pemberian Makanan Bayi
dan Anak (PMBA) dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Kasus Covid-19 di Puskesmas Gantiwarno, Kabupaten Klaten mulai
ditemukan di Bulan Juli 2020 sebanyak 1 (satu) kasus, dan terus meningkat, hingga
30 Desember 2020 mencapai 48 kasus. Klaster yang terjadi adalah klaster keluarga
dan klaster tempat kerja. Dari Klaster tersebut yang paling banyak adalah klaster
keluarga. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menangani pandemi Covid-
19 yaitu mengeluarkan SK No. 443.4/116 Th. 2020 untuk menetapkan status keadaan
darurat bencana wabah penyakit akibat Covid-19.Pemerintah Daerah Klaten
membentuk Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 dan mendirikan Posko
Penanganan Covid-19 melalui PSC 119.
Dari 6 indikator gizi yang dianalisis, indikator yang paling terpengaruh
dampak Covid-19 adalah pemantauan pertumbuhan di posyandu, karena layanan gizi
di posyandu terhenti selama 3 (tiga) bulan. Cakupan tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan penimbangan di posyandu turun dari tahun lalu, dari rata-rata 84,76
% menjadi 53,09 %. Secara umum implementasi intervensi gizi spesifik dalam
program pencegahan dan penanggulangan stunting tidak berjalan maksimal, sehingga
capaian realisasi anggaran tidak sesuai yang diharapkan.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa proses monitoring ini menemukan adanya
pengaruh dampak pandemik Covid-19 terhadap implementasi intervensi gizi spesifik
dalam program pencegahan dan penanggulangan stunting, terutama pada cakupan
tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penimbangan di posyandu. Pandemi
Covid-19 berpotensi menimbulkan dampak terhadap peningkatan jumlah balita
stunting, walaupun tidak secara langsung. Terhambatnya layanan posyandu saat
Pandemik Covid-19 dapat berisiko menimbulkan masalah kesehatan baru, sehingga
perlu adanya kerjasama berbagai pihak untuk terus memantau kesehatan balita.

3
PENDAHULUAN

1. Gambaran Puskesmas Gantiwarno


Puskesmas Gantiwarno merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Klaten yang memiliki luas wilayah 25,64 Km, jumlah penduduk 36.438.000 jiwa
terdiri 16 Desa, 95 Posyandu. Puskesmas Gantiwarno merupakan puskesmas
Rawat Inap dengan IGD 24 jam. Fasilitas pelayanan kesehatan 3 Pustu , 12 PKD.
Untuk jumlah SDM tenaga kesehatan di Puskesmas Gantiwarno yaitu: 3
dokter Umum, 1 dokter gigi, 22 Bidan, 8 tenaga perawat, 2 petugas TPG, 2 tenaga
farmasi dan 1 tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga kesehatan lain-lain.
Jumlah Kader kesehatan di wilayah Puskesmas Gantiwarno yaitu 475 kader
posyandu, 34 kader TB, dan kader keehatan yang telah terlatih sebagai konselor
menyusui sebanyak 0 orang, konselor PMBA 0 orang, dan Kader Motivator PMBA
sebanyak 95 orang
Salah satu masalah gizi yang ada di Puskesmas Gantiwarno yaitu stunting.
Prevalensi balita stunting berdasarkan hasil penimbangan serentak bulan
Agustus Th. 2019 sebesar 8,33%, dan penimbangan serentak bulan Agustus Th.
2020 sebesar 10,33%. Prevalensi balita stunting mengalami peningkatan
dibandingkan tahun lalu sebesar 2 %
Sebagai bentuk dukungan,Pemerintah Daerah mengeluarkan Perda No. 6
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kabupaten
Klaten dan Peraturan Bupati Klaten No.39 Tahun 2019 Tentang : Rencana aksi
daerah pencegahan stunting Kabupaten Klaten TA 2019 – 2021. Ditindaklanjuti
oleh dikeluarkannya SK Kepala Puskesmas Nomer 440/01.1/121/12 tentang tim
Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kecamatan Gantiwarno.

2. Kronologi kejadian Covid-19 di Puskesmas Gantiwarno


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, kasus COVID-19
pertama terjadi di Puskesmas Gantiwarno pada Tanggal 27 Juli 2020, dan
mengalami trend meningkat tetapi flukuatif. Dari kasus pasien terkonfirmasi
positif di Puskesmas Gantiwarno terdiri dari beberapa klaster. Adapun klaster
tersebut antara lain klaster tempat kerja dan keluarga. Dari Klaster tersebut yang
paling banyak adalah klaster keluarga.

4
Dengan adanya pandemi COVID-19 berpengaruh pada jumlah pasien
pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan, dimana terdapat penurunan jumlah
pasien pengunjung fasilitas kesehatan di Puskesmas Gantiwarno pada 3 bulan
pertama.

3. Perubahan kebijakan dalam pencegahan Covid-19


Gugus Tugas Pencegahan dan Penaggulangan COVID 19 di Kabupaten
Klaten terbentuk pada 1 April 2020 dengan nomor Surat Keputusan 360/115
tahun 2020. Dengan adanya kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Klaten.
Untuk menekan angka kejadian COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten melaksanakan kegiatan – kegiatan antara lain : Sosialisasi protokol
kesehatan baik di tempat pelayanan kesehatan, kecamatan, Desa, Sekolah,
Pondok Pesantren, Tempat ibadah maupun di tempat fasilitas umum secara
luring maupun daring. Sosialisasi tentang COVID-19, Penanganan pasien COVID-
19 di Rumah Sakit, isolasi mandiri, karantina mandiri, Melakukan Tracing bagi
yang kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif, skrining dengan
Rapid Test, skrining dengan swab PCR bagi kelompok rentan (lansia, penderita
comorbid, ibu hamil, petugas kesehatan) dan Rapat Koordinasi dengan semua
Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara berkala.
Kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol Pencegahan COVID-
19 dirasa masih kurang terutama di kegiatan yang masih banyak berkerumun
misalnya kulineran, kegiatan sosial / kemasyarakatan, pekerjaan, dan lain-lain

4. Perubahan Anggaran
Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap realisasi kegiatan program KIA-
Gizi karena pelaksanaan kegiatan sempat tertunda, sehingga penyerapan
anggaran sangat minim.
Untuk anggaran desa yang direncanakan untuk program penurunan
stunting, banyak yang dialihkan utk penanganan Covod-19.
Dampak pandemi COVID-19 tidak hanya pada anggaran, tetapi berdampak
juga pada Sumber Daya manusia Kesehatan dimana diberlakukan pengaturan
SDM, terutama yang termasuk kelompok rentan (usia, komorbid, hamil). Selain
itu, adanya kekhawatiran tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
terhadap COVID-19, fasilitas pelayanan kesehatan melakukan pembatasan

5
layanan kesehatan, penolakan layanan tertentu dan adanya keterlambatan
pelayanan. Selain itu, di awal masa pandemi COVID-19 ada kekurangan Alat
Pelindung Diri ( APD ) namun dapat diatasi.

5. SDM
Puskesmas Gantiwarno mempunyai 2 (dua) Tenaga Pelaksana Gizi
(TPG),yang berlatar belakang pendidikan gizi. Hanya saja belum semua TPG
adalah ASN. 1 Bidan koordinator dan 15 bidan desa. Kekhawatiran tenaga
kesehatan terhadap Covid-19 tentu ada, terutama yang berhubungan langsung
dengan pasien dan masyarakat dalam pelayanak UKM, namun tidak
berlebihan.Sebagai petugas harus bisa menyikapi dengan baik dan memberi
contoh penerapan protokol kesehatan yang benar.Ketersediaan sarana dan
fasilitas, khususnya APD, sampai saat ini masih cukup, namun untuk jenis-jenis
tertentu seperti masker N-95 dan Cover all masih terbatas jumlahnya.

TUJUAN MONITORING

1. Menganalisis dampak langsung maupun tidak langsung akibat pandemi Covid-19


dalam program pencegahan dan penanggulangan stunting.
2. Mengetahui apakah ada kenaikan jumlah balita stunting akibat pandemi Covid-19
yang sudah berjalan 7 bulan ini.

METODE
Kegiatan pemulihan program pencegahan dan penanggulangan stunting ini
dilaksanakan melalui pendekatan mixed-method dengan desain sekuensial
eksploratory, yang dikenal dengan notasi Quan  Quan (Cresswell, 2018). Desain
sekuensial eksploratory dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data dan
analisis kualitatif terlebih dahulu lalu diikuti dengan pengumpulan data dan analisis
kuantitatif. Dengan desain ini, data kualitatif merupakan komponen inti dan data
kuantitatif ditempatkan sebagai komponen pelengkap.

6
HASIL

Data Kualitatif
a. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu

Posyandu Aktif
100 95 95 95 95 95
80 83 83
66
60
40
20
5 10
0 0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept okt nop des

Posyandu yang ada di Puskesmas Gantiwarno berjumlah 95 posyandu.


Sebagian besar masih berjalan sampai saat ini walaupun sempat terhenti total di
awal pandemik, yaitu di bulan maret pertengahan sampai juni 2020. Pada bulan
juni ada beberapa posyandu mulai berjalan. Pelaksanaan disesuaikan dengan ada
tidaknya kasus Covid-19 di masing-masing desa. Sementara di bulan Agustus
semua posyandu aktif kembali untuk kelancaran kegiatan surveilans gizi dan
pemberian Vitamin A bayi dan balita. Pelaksanan posyandu menerapkan protokol
kesehatan yang ketat, mengatur jadwal sasaran dan jam pelaksanaan posyandu.
Selain itu, sebagian kader bersama bidan melakukan penimbangan dengan
kunjungan rumah di daerah Zona Merah Covid-19 dan bayi berusia di bawah 6
bulan. Balita dengan masalah gizi juga mendapat kunjungan rumah dari tenaga
kesehatan setempat dengan perjanjian sebelumnya

b. PMT Balita
PMT pemulihan selain diberikan pada balita gizi kurang juga diberikan
pada ibu hamil KEK selama masa pandemi Covid-19 didistribusikan langsung ke
sasaran oleh TPG/Bidan Desa/ Kader melalui kunjungan rumah. Pembiayaan
PMT pemulihan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil KEK berasal dari anggaran
BOK, dana desa dan dropping MPASI biskuit/PMT biskuit ibu hamil oleh
Kemenkes. Sedangkan PMT penyuluhan berasal dari dana desa dan diberikan

7
saat kegiatan posyandu. PMT penyuluhan yang diberikan adalah PMT pabrikan
atau PMT lokal yang dikemas khusus. PMT pemulihan juga diberikan dalam
bentuk bahan makanan lokal baik mentah maupun yang telah diolah dalam
bentuk kudapan selain MPASI biskuit/PMT biskuit ibu hamil dari Kemenkes.
Selama tahun 2020 balita yang mendapat PMT pemulihan biskuit sebanyak 277
balita, PMT pemulihan BOK dan dana desa dalam bentuk bahan makanan atau
makanan matang sebanyak 48 balita
Untuk PMT ibu hamil biskuit diberikan pada 87 ibu hamil KEK, dan PMT
dari BOK dan dana desa sebanyak 13 ibu hamil KEK.

c. ASI Eksklusif
Selama pandemic Covid-19 edukasi pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Gantiwarno tetap berjalan. Puskesmas yang mempunyai kegiatan
motivator ASI tetap melaksanakan kegiatan dengan memperhatikan protokol
kesehatan dan anjuran dari Pemkab tentang pembatasan jumlah peserta
pertemuan baik di dalam mapun di luar gedung. Sedangkan sebagian puskesmas
lain, edukasi dan konseling tetap dilaksanakan dengan menggunakan media WA
grup yang dibentuk oleh bidan desa setempat. Ada juga yang memasukkan materi
tentang ASI Eksklusif dalam kegiatan lain seperti kelas ibu hamil atau kelas ibu
balita yang menggunakan protokol kesehatan. Selain itu juga dicetak poster –
poster tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi pada masa
pandemi yang di tempel di tempat – tempat publik.

d. Suplementasi Vitamin A Balita


Program pemberian kapsul Vitamin A balita selama masa pandemic Covid-
19 tetap berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Pemberian
Vitamin A di bulan Agustus, diberikan saat pelaksanaan penimbangan serentak
atau posyandu. Jika ada balita yang tidak hadir maka distribusi vitamin A
dilaksanakan oleh petugas kesehatan atau kader dengan melakukan kunjungan
rumah.

e. PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)


Di Puskesmas Gantiwarno kegiatan edukasi dan konseling PMBA selama
pandemik Covid-19 masih berjalan. Materi disampaikan melalui kegiatan

8
pertemuan kader, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dan kunjungan rumah pada
sasaran beresiko tinggi dengan prorokol kesehatan ketat. Edukasi dan konseling
juga dilaksanakan dengan menggunakan media WA grup.

f. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)


MTBS tetap dilaksanakan di semua puskesmas dengan memperhatikan
protokol kesehatan. Balita yang ditangani di Puskesmas adalah yang betul-betul
membutuhkan penanganan tenaga kesehatan. Cakupan Pelayanan Balita
mengalami penurunan/kenaikan, sampai dengan Desember 2020 sebesar ..........%.
Ini menurun dibandingkan Desember tahun 2019 yang sebesar ........%. Puskesmas
memisahkan tempat pemeriksaan balita tersendiri, balita sehat dan balita sakit
juga di pisah ruang pelayanannya. Skrining awal untuk Covid-19 juga tetap
diberlakukan pada balita atau anak yang periksa ke Puskesmas

Pelaksanaan 8 Aksi Integrasi Intervensi Penurunan Stunting


Tim Konvergensi Stunting Puskesmas Gantiwarno Kabupaten Klaten sudah
melaksanakan aksi integrasi intervensi penurunan stunting mulai dari aksi 1 sampai
dengan aksi 8. Aksi 8 untuk Lokus 2019 masih dalam proses pengumpulan data
matriks untuk dapat di review. Pandemi Covid-19 berlangsung ketika Kabupaten
Klaten mulai melaksanakan aksi 2, yaitu Penyusunan Rencana Kegiatan, dengan
menyempurnakan RAD Stunting yang ada untuk Lokus 2020.Solusi dari
permasalahan itu adalah mengubah konsep acara yang semula tatap muka menjadi
virtual, dengan menggunakan zoom meeting.Konsep virtual ini menjadi alternatif
pilihan di masa pandemik, terutama pelaksanaan kegiatan sosialisasi atau rapat.Jika
terpaksa ada kegiatan yang mengharuskan tatap muka maka kegiatan tetap
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan memperhatikan
kebijakan atau regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten.
Untuk Tahun 2020 ini, Pemerintah Kabupaten Klaten dipimpin oleh Bappeda
sudah menentukan Lokus baru tahun 2020 berdasar hasil pengukuran Stunting tahun
2019. Penyusunan Perda No. 6 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan
Stunting juga sudah selesai dibuat, , selain itu untuk RAD Stunting juga sudah selesai
dibuat, sehingga dapat dijadikan acuan untuk OPD terkait membuat kegiatan dalam
pencegahan dan penanganan Stunting di Klaten.

9
DATA KUANTITATIF
a. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
Cakupan D/S menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
penimbangan di posyandu, sedangkan N/D menggambarkan tingkat efektifitas
program posyandu.

Grafik 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Pemantauan Pertumbuhan Balita


84.76
90
80
70
60 53.09 D/S
58.16
50 N/D
40 46.69
30
20
10
0
2019 2020

10
Grafik 2. Pemantauan Pertumbuhan Tahun 2020

Pemantauan Pertumbuhan Tahun 2020


100
90 88.71
84.91 87.33 86.87
83.51
80
70 71.89 71.97

60 59.84 61.28
55.48 57.42
54.78
50 48.03 47.64
45.28
40
35.57
30
20
10
6.56 5.91
3.71
0 0 0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

D/S N/D

Rerata tahunan cakupan D/S dan N/D di Puskesmas Gantiwarno pada tahun
2019 sebesar 84,76 % untuk D/S dan sebesar 58,16 % untuk N/D. Sementara di
tahun 2020, data hingga bulan Desember menunjukkan penurunan, dimana D/S
menjadi 53,09 % dan N/D menjadi 46,09 %. Pandemi Covid berdampak besar
terhadap penurunan cakupan di tahun 2020.Grafik 2 menggambarkan bahwa
pada bulan maret, April, Mei, Juni terjadi penurunan cakupan D/S yang cukup
besar. Bulan Agustus mulai naik karena diberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB). Sedangkan khusus pada bulan Agustus semua posyandu beroperasi
dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mensukseskan pendataan balita
stunting dan bulan pemberian vitamin A. Cakupan N/D menunjukkan penurunan
paling banyak di bulan April dan Mei yang merupakan bulan ke satu dan kedua
dari masa pandemi yang diberlakukannya pembatasan social. Karena adanya
pembatasan social ini, maka banyak posyandu yang tidak buka, banyak pula
kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan karena efisiensi di perusahaannya,
dimungkinkan hal ini berpengaruh pada asupan gizi yang diperoleh oleh Balita,
sehingga pada bulan Juni dapat terlihat balita yang naik berat badannya hanya
sedikit.

11
b. Capaian ASI Eksklusif
Pendataan ASI eksklusif dilakukan setiap bulan di posyandu, namun capaian
tahunan Bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif didapatkan dari data bulan
Februari dan Agustus.

Grafik 3. Capaian Bayi 0-6 bulan yang Mendapat ASI Eksklusif


92
90
90.01
88
8687.74
84
8483.33 2019
2020
82
80
78
Februari Agustus

Capaian Bayi 0-5 bulan yang masih mendapat ASI Eksklusif di tahun 2020 rata-
rata sebesar 83,66% menurun dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 88,87%.
Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya dikarenakan banyak
bumil resti sehingga berpengaruh terhadap proses pemberian asi eksklusif selain
itu juga pada saat pandemi kegiatan posyandu balita, kelas ibu hamil dan kelas
ibu balita juga ditiadakan sehingga penyuluhan atau konseling asi eksklusif
berkurang hanya dilakukan lewat wa grup.

12
Grafik 4. Capaian Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif 6 bulan

100
90 87.09 85.29 83.33
80 83.33 84
75.75
70
60 62.06
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

Bayi yang lulus ASI Eksklusif 6 bulan di tahun 2019 sebesar 90,1 %, pada tahun
2020 mengalami penurunan, sampai dengan bulan Agustus capaiannya sebesar
84 %. Data capaian bayi yang lulus ASI Eksklusif didapat dari hasil kunjungan
balita ke posyandu dan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan setempat atau
hasil pemeriksaan bayi pada PKD setempat. Bayi yang lulus ASI Eksklusif di masa
pandemi mengalami penurunan pada bulan Agustus.

c. Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi dan Balita


Suplementasi vitamin A diberikan untuk bayi 6-11 bulan dan balita 12-59 bulan
pada bulan Februari dan Agustus di posyandu. Cakupan pemberian vitamin A
pada bayi dan balita dapat dilihat pada grafik 5.
Grafik 5. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita

Vit A
Vit A Bayi
Balita
120100
120100 100
100
100
80
60
40
20
0
Februari Agustus
Agustus

Cakupan pemberian Vitamin A untuk bayi dan balita di Kabupaten Klaten sebesar
100%. Pelaksanaan posyandu di bulan Februari belum terdampak pandemi
Covid-19 sehingga kapsul diminumkan ke balita secara langsung oleh kader
kesehatan. Sementara posyandu di bulan Agustus tetap dilaksanakan meski di
tengah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan dan kapsul vitamin A

13
diberikan pada ibu/ pengasuh balita untuk diminumkan ke balita atau dibawa
pulang. Bila balita tidak datang ke posyandu, kapsul vitamin A tetap diberikan
langsung ke sasaran oleh bidan desa dan kader. Pemberian Vitamin A sangat
penting terlebih di masa pandemi karena bermanfaat untuk meningkatkan sistem
imun anak.

d. Cakupan PMT untuk balita dan ibu hamil


PMT untuk balita terdiri dari PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan. Untuk PMT
Penyuluhan diberikan pada balita yang dating ke Posyandu setiap bulannya, jadi
untuk pemberian PMT Penyuluhan mengalami kendala dengan tidak
beroperasinya posyandu pada masa pandemic Covid-19. Pendanaan PMT
Penyuluhan ini berasal dari dana desa masing-masing dan iuran sukarela dari
masyarakat.

Grafik 6. Cakupan Pemberian PMT Penyuluhan Balita

Cakupan Pemberian PMT Penyuluhan Balita


120
100 100 100 100
87.37
80
69.47
60
40
20
5.26 10.53
0 0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept

Untuk pemberian PMT Pemulihan menggunakan dana APBN, APBD II, dana desa,
iuran sukarela maupun sumber dana lain yang tidak mengikat. Bentuk PMT
Pemulihan ini yaitu makanan pabrikan berupa biscuit dropping dari kementerian
dan bahan makanan lokal yang sudah diolah sebelumnya. Pemberian PMT
Pemulihan akan dievaluasi setiap bulan untuk daya terima dan berat badannya.

14
e. Cakupan K4
Grafik 7. Cakupan Kunjungan K4

Cakupan K4
140.0%
120.0% 122.2%
108.5%104.0%111.7%
100.0%
80.0% 86.3%
75.6%
60.0% 60.6%
48.4%
40.0% 37.9%
20.0% 25.2%
10.0% 17.0%
0.0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des

Cakupan K4 Puskesmas 122,2 %, dari cakupan kunjungan K4 juga dapt dilihat


cakupan pemberian Fe 90 pada ibu hamil sebesar 122,2 %. Kualitas kunjungan
K4 sangat penting untuk mengetahui secara dini faktor resiko pada ibu hamil dan
dapat memberikan intervensi lebih dini.

f. Cakupan Kunjungan Balita


Grafik 8. Cakupan Kunjungan Balita

Cakupan Kunjungan Balita

120.0%
100.0% 95.6%
80.0%
70.4%
60.0%
40.0% 44.4%
33.5%
25.6% 25.6%
20.0% 14.4% 17.6% 20.6%
0.0% 2.8% 5.0% 10.5%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des

Cakupan kunjungan balita pada trimester I masih sangat kecil karena adanya
pandemic yang menyebabkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita tidak
bisa dilaksanakan, tetapi mulia trimester kedua sudah mulai merangkak naik
karena kegiatan pemantauan pertumbuhan sudah mulai dilaksanakan dengan
protocol Kesehatan yang ketat.

15
g. Cakupan Kunjungan Nifas (KF3)
Grafik 9. Cakupan Kunjungan Nifas (KF3)

Cakupan Kunjungan Nifas ( KF 3 )

140.0%
120.0% 114.4%117.8%
100.0% 104.6%
94.9%
80.0% 83.0%
60.0% 63.7% 72.7%
49.7%
40.0% 35.8%
20.0% 20.9%
0.0% 5.2% 12.1%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des

Kunjungan Nifas tiap bulan tetap dilakukan oleh bidan untuk memantau
Kesehatan ibu nifas dan juga proses pemberian asi ekslusif. Walaupun masa
pandemi kegiatan tetap dilakukan.

h. Cakupan Persalinan Nakes


Grafik 9. Cakupan Persalinan Nakes

Cakupan Persalinan Nakes

140.0%
120.0% 122.4%
100.0% 107.7%115.7%
80.0% 88.4% 96.1%
76.6%
60.0% 66.2%
55.4%
40.0% 41.2%
20.0% 25.8%
9.3% 16.0%
0.0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des

Cakupan persalinan nakes sudah sesuai target karena tidak persalinan yang tidak
ditolong oleh non nakes.

16
i. Cakupan Neonatus Lengkap
Grafik 10. Cakupan Neonatus Lengkap

Cakupan Neonatus Lengkap

120.0%
100.0% 95.6%
80.0%
70.4%
60.0%
40.0% 44.4%
33.5%
20.0% 20.6% 25.6% 25.6%
14.4% 17.6%
0.0% 2.8% 5.0% 10.5%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des

ANALISIS DAMPAK PANDEMIKCOVID-19 PADA PROGRAM PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN STUNTING

Dari 6 indikator gizi yang dianalisis, indikator yang terpengaruh dampak


Covid-19 adalah pemantauan pertumbuhan di posyandu. Cakupan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan penimbangan di posyandu turun dari tahun lalu, dari
84,76 % menjadi 53,09%. Penurunan cakupan mulai terjadi di bulan Maret, kemudian
turun drastis di bulan April-Mei 2020 karena operasional posyandu terhenti selama 2
bulan.Setelah ada kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru, posyandu mulai berjalan lagi di
bulan juni. Pada bulan Agustus, cakupan naik dan hampir seluruh posyandu
beroperasi, namun kembali turun di bulan September sampai sekarang karena
pelaksanaan posyandu di masing-masing desa tergantung pada ada atau tidaknya
kasus Covid-19 di desa tersebut. Secara umum implementasi intervensi gizi spesifik
dalam program pencegahan dan penanggulangan stunting tidak berjalan maksimal,
sehingga capaian realisasi anggaran tidak sesuai yang diharapkan.
Prevalensi balita stunting di Puskesmas Gantiwarno meningkat dari tahun lalu,
yaitu dari 8,33 % menjadi 10,33 %. Hal ini berbanding lurus dengan prevaleni kasus
ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) tahun 2020 sebesar 14.31 % dan ibu hamil
Anemi 18.16 %. Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilaksanakan di Puskesmas
Gantiwarno menyatakan bahwa penyebab stunting adalah kurang asupan makan dan
pola asuh sejak dalam kandungan atau pada masa kehamilan. Tentunya dengan
adanya pandemi Covid-19 ini, secara tidak langsung juga berisiko memberikan
dampak terhadap meningkatnya kasus stunting di Kabupaten Klaten.

17
Pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakstabilan kondisi ekonomi keluarga
yang berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Kondisi ini secara tidak
langsung dapat memperburuk kondisi balita yang mengalami masalah gizi. Banyak
masyarakat yang terpaksa kehilangan pekerjaan, menurunnya pendapatan, dan
menurunnya daya beli sehingga berdampak pada ketidakmampuan keluarga untuk
mengakses asupan nutrisi yang baik sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan
pangan tingkat keluarga dan berdampak pada status gizi keluarga. Masyarakat juga
khawatir dan enggan untuk datang ke posyandu atau ke fasilitas pelayanan kesehatan
karena takut tertular Covid-19. Hal tersebut jika berlangsung dalam jangka waktu
yang lama dan tidak ditangani secara serius maka secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus stunting.
Formulasi strategi yang dilaksanakan untuk mengurangi risiko di masyarakat
dan sebagai upaya penguatan kembali program-program pencegahan dan
penanggulangan stunting dan layanan kesehatan adalah dengan tetap berupaya
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan baik intervensi spesifik
dan sensitif dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.Selain itu juga terus
berupaya memberikan edukasi, sosialisasi dan pemahaman ke masyarakat tentang
Covid-19 sehingga bisa tertanggulangi dengan baik.

18
KESIMPULAN ANALISIS

Prevalensi balita stunting di Puskesmas Gantiwarno meningkat dari tahun lalu,


yaitu dari 8,33 % menjadi 10,33 %. Penyebab stunting adalah kurang asupan
makan dan pola asuh sejak dalam kandungan atau pada masa kehamilan.
Tentunya dengan adanya pandemi Covid-19 ini, secara tidak langsung juga
berisiko memberikan dampak terhadap meningkatnya kasus stunting di
Kabupaten Klaten. Dampak langsung maupun tidak langsung akibat pandemic
Covid-19 dalam program pencegahan dan penanggulangan stunting adalah
Masyarakat khawatir dan enggan untuk datang ke posyandu atau ke fasilitas
pelayanan kesehatan karena takut tertular Covid-19. Hal tersebut jika
berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak ditangani secara serius
maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
kasus stunting. Selain itu pandemic covid-19 juga menimbulkan ketidakstabilan
kondisi ekonomi keluarga yang berdampak terhadap perekonomian masyarakat
sehingga secara tidak langsung dapat memperburuk kondisi balita yang
mengalami masalah gizi. Banyak masyarakat yang terpaksa kehilangan pekerjaan,
menurunnya pendapatan, dan menurunnya daya beli sehingga berdampak pada
ketidakmampuan keluarga untuk mengakses asupan nutrisi yang baik sehingga
berpotensi menimbulkan kerawanan pangan tingkat keluarga dan berdampak
pada status gizi keluarga.

19
RENCANA TINDAK LANJUT

Dari proses analisa maka diperlukan upaya perencanaan untuk mempercepat


program percepatan penurunan prevalensi stunting. Puskesmas Gantiwarno
menentukan rencana tindak lanjut sebagai berikut :
1. Upaya meningkatkan partisipasi posyandu : Dilakukan kunjungan rumah untuk
kelompok rentan dan balita resti dan juga mendorong masyarakat untuk
melakukan pemantauan mandiri.
2. Upaya meningkatkan cakupan ASI Eksklusif : Meningkatkan Kembali program
kawal asi dan promosi asi eksklusif.
3. Upaya meningkatkan cakupan dan kualitas pemberian PMT (balita dan ibu hamil) :
Pemberian PMT dari bahan lokal dengan harga terjangkau.
4. Upaya meningkatkan/mempertahankan cakupan Vit A : Kunjungan rumah bagi
balita yang tidak datang ke posyandu.
5. Upaya meningkatkan pelayanan PMBA (konseling, kunjungan rumah, inovasi lain):
Kelas balita gizi kurang, gizi buruk dan stunting.
6. Upaya meningkatkan pelayanan MTBS (termasuk sistem rujukan):
7. Upaya meningkatkan pelayanan kehamilan
8. Upaya meningkatkan pelayanan nifas
9. Upaya meningkatkan pelayanan neonatus

20
POA 2021
(PERENCANAAN KEGIATAN BOK, JKN MAUPUN DANA DESA JUGA RENCANA
INOVASI)

RENCANA SUMBER
NO DISKRIPSI KEGIATAN PJ
KEGIATAN ANGGARAN
1. Penyuluhan Penyuluhan tentang PJ UKM, KIA, BOK
Kesehatan Kesehatan reproduksi KRR, GIZI
Reproduksi remaja dan gizi seimbang pada
remaja
1. Posyandu remaja Pengukuran LILA, BB, Bidan Desa Dana Desa
TB, Penyuluhan
kesehatan
2. Konseling Calon Konseling Kesehatan KIA dan Gizi -
pengantin reproduksi dan gizi 1000
HPK
4. JIKA JIMIL Pemantauan ibu hamil KIA Dana Desa
oleh kader( Siji Kader Siji
Ibu hamil )
5. Kelas Ibu Hamil Pemberian Materi PJ UKM, KIA, BOK DAN DANA
Seputar kehamilan, GIZI DESA
persalinan dan Gizi
6. Kelas ibu Hamil Pemberian Materi PJ UKM, KIA, DANA DESA
Resti seputar kehamilan dan DAN GIZI
persalinan khusus ibu
hamil Resti
7. Kawal ASI Kegiatan yang PJ UKM, GIZI DANA DESA
dilaksanakan untuk DAN KIA
memantau dan
mendampingi ibu dalam
kegiatan pemberian ASI
Eksklusif bayi usia 0 – 6
bulan
8. Penyuluhan PMBA, Penyuluhan masyarakat PJ UKM, GIZI BOK
Gizi seimbang melalui kegiatan di DAN KIA
posyandu, kelas ibu

21
hamil dan kelas ibu balita
9. Kelas Balita Gizi Pemberian Materi PJ UKM, GIZI DANA DESA
Kurang, Gizi Buruk, Seputar Masalah Gizi dan DAN KIA
Stunting penyakit penyerta dalam
kasus Gizi Buruk
10. Pelacakan Gizi Pelacakan pada balita PJ UKM, GIZI BOK
Buruk yang berisiko gizi buruk DAN KIA
11. Pemberian PMT Pemberian PMT PJ UKM, GIZI BOK DAN DANA
Ibu Hamil KEK dan Pemulihan bagi Ibu hamil DAN KIA DESA
Resti KEK dan resti
12. Pemberian PMT Pemberian PMT PJ UKM, GIZI BOK DAN DANA
Balita Gizi Kurang, Pemulihan bagi balita DAN KIA DESA
Gizi Buruk dan dengan status gizi
Stunting kurang, gizi buruk dan
stunting

Referensi :
- Laporan Rutin Program Gizi Puskesmas Gantiwarno Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten

22
- Kementerian Kesehatan RI (2020), Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap
Darurat Covid-19
- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2020), Protokol Kesehatan Kegiatan
Pelayanan Posyandu Balita
- Kementerian Kesehatan RI (2020), Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada
Masa Pandemi Covid-19

23

Anda mungkin juga menyukai