KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
GABRILLA
NIM : 23092004132009
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, karena
berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PRAKTIK PENERAPAN
ADMINISTRASI KEBIJAKAN COVID-19” dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Administrasi Kebijakan Kesehatan”.
Akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bimbingan dan arahan dari
dosen pengasuh yang memberikan bahan-bahan materi, dan penulis mengucapkan
terima kasih ke semua pihak yang telah membantu.
Apabila dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi
maupun teknik penulisannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan
bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini bermanfaat dan berguna buat kita semua. Terima Kasih.
Penulis
Gabrilla
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
Dikarenakan hal ini Tenaga kesehatan berada di garis depan dalam penanganan Covid-
19. Hal ini berarti memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular Covid19 karena keterpaparan dari
pasien maupun rekan kerja untuk mencegah penularan ke tenaga medis, pemerintah telah
mengajukan tata cara penularan COVID-19 di tempat kerja, termasuk menjaga semua
ruangan, termasuk lantai, dinding, dan barang-barang di dalamnya dalam kondisi higienis.
Untuk tenaga medis sendiri, mereka harus mematuhi prosedur untuk menjaga kebersihan diri
dengan melakukan prosedur cuci tangan yang benar, menggunakan APD, membatasi kontak
yang tidak perlu dengan pasien, mengatur jam kerja, dan meningkatkan daya tahan tubuh
masingmasing. Perekam medis mempunyai tugas utama mengelola dokumen rekam medis
pasien. Dalam hal keterpaparan terhadap infeksi Covid19, dapat terjadi pada saat
melaksanakan pelayanan terhadap pasien Covid-19 maupun pengelolaan dokumen rekam
medis pasien Covid-19 (Saptorini, 2021).
PEMBAHASAN
Berbagai wilayah yang berbeda di dalam satu negara yang sama sekalipun dapat
membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam nenentukan layanan-layanan kesehatan mana
yang esensial dan dalam mengorientasikan ulang unsur-unsur sistem kesehatan untuk
mempertahankan layanan-layanan tersebut. Pengambil keputusan harus menyeimbangkan
antara manfaat kegiatan-kegiatan tertentu danrisiko penyebaran virus yang ditimbulkan oleh
kegiatan-kegiatan tersebut. Analisis manfaat-risiko untukkegiatan apa pun akan bergantung
pada beban penyakit dan konteks sosial setempat, skenario penularan COVID-19, serta
kapasitas setempat untuk memberikan layanan, baik kapasitas dasar maupunkapasitas seiring
perkembangan pandemi.Berbagai negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda untuk
langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang diterapkan untuk membatasi penularan
COVID-19, dan pendekatannya dalam melonggarkan langkah-langkah tersebut juga berbeda-
beda. Kebijakan yang membatasi pergerakan untuk menahan penularan dapat menciptakan
hambatan akses pada pelayanan kesehatan dan akan mempengaruhi peta jalan pengembalian
layanan seperti semula. Pandemi ini secara khusus menempatkan beban yang belum pernah
ada sebelumnya pada anggota masyarakat untuk menatalaksana secara mandiri berbagai
kebutuhan kesehatan dan pada pengasuh informal – seperti keluarga, teman, dan tetangga –
yang seharusnya tidak dibatasi oleh pembatasan pergerakan yang dapat membuat mereka tidak
dapat memberikan perawatan yang dibutuhkan.Di tempat-tempat yang memiliki beban
penyakit-penyakit menular yang tinggi yang tanda dan gejalanya bertumpang tindih dengan
definisi kasus COVID-19 (seperti malaria, pneumonia, atau tuberkulosis [TB]), pesan-pesan
kesehatan masyarakat perlu diadaptasi untuk memastikan bahwa masyarakat tidak menunda
mencari pelayanan kesehatan untuk penyakit-penyakit yang berpotensi mengancam nyawa
(Farington, 2020).
Menetapkan alur pasien yang aman dan efektif (yang mencakup skrining COVID-19,
triase, dan rujukan tersasar) tetap penting dan harus dilakukan di semua tingkat layanan.
Banyak layanan kesehatan rutin dan elektif dihentikan sementara dan pendekatan-pendekatan
pemberian layanan mulai diadaptasi sesuai konteks perkembangan pandemi serta seiring
berubahnya analisis manfaat-risiko untuk setiap kegiatan (Ardiani, 2021). Saat pemberian
layanan kesehatan esensial menjadi terancam, mekanisme-mekanisme tata kelola dan
koordinasi yang efektif, serta protokol untuk penetapan prioritas dan penyesuaian layanan,
dapat memitigasi risiko kegagalan sistem. Sistem-sistem kesehatan di seluruh dunia
menghadapi tantangan dalam bentuk peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan oleh
orang-orang dengan COVID-19, yang semakin diperburuk oleh rasa takut, stigma,
misinformasi, dan pembatasan pergerakan yang mengganggu pemberian pelayanan kesehatan
untuk semua penyakit. Saat sistem kesehatan kelebihan kapasitas dan masyarakat tidak dapat
mengakses layanan kesehatan yang diperlukan, angka kematian langsung akibat wabah dan
kematian tidak langsung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dan diobati akan
meningkat drastis (1, 2, 3). Menjaga rasa percaya masyarakat pada kapastias sistem kesehatan
untuk dengan aman memenuhi kebutuhan-kebutuhan esensial dan mengendalikan infeksi
risiko di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kunci untuk memastikan adanya perilaku
pencarian pelayanan kesehatan yang benar dan kepatuhan pada anjuran-anjuran kesehatan
masyarakat. Kemampuan suatu sistem dalam mempertahankan layanan-layanan kesehatan
akan bergantung pada beban dasar penyakitnya, skenario penularan COVID-19 (yang
diklasifikasikan menjadi tidak ada kasus, sporadis, klaster, atau penularan masyarakat) serta
kapasitas sistem kesehatan tersebut seiring berkembangnya pandemic (Farington, 2020).
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas ialah ketika masa pandemic
covid-19 para tenaga kesehatan sangat kesulitan dan harus cepat beradaptasi dengan keadaan.
Seiring terjadinya wabah COVID-19 pemerintah menetapkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi beberapa hal yaitu
implementasi standar pencegahan untuk semua pasien, identifikasi awal dan pengendalian
sumber, penerapan pengendalian administratif, pengendalian lingkungan dan rekayasa, serta
langkah–langkah pencegahan tambahan empiris.
Sumatra Utara.
Ardiani, W, S., Damayanti, I, D., Pratidila., dkk. (2021). Efektofitas pendidikan kesehatan
terhadap penerapan protocol kesehatan covid-19. Jurnal penelitian ilmu social dan
eksakta. 1(1).
Farrington, J., Griekspoor, A., Gurung, S., dkk. (2020). Mempertahankan Layanan Kesehatan
pada masa pandemic COVID-19 Di Wilayah Kota Bekasi Tahun 2020. Jurnal
Saptorini, K, K., Fani, T. & Setijaningsih, A, R. (2021). Praktik Penerapan Protokol Kesehatan
Pada Praktisi Rekam Medis Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal HIGEIA. 5(4).
Susilo, A., Rumendel., M, C., Pitoyo, W, C., dkk. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan