Anda di halaman 1dari 25

PAPER

PERBANDINGAN ADMINISTRASI PUBLIK

PERBANDINGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT


KABUPATEN LAMONGAN DALAM PROGRAM VAKSINASI COVID-19
DI DESA LATUKAN DAN DESA KESAMBI

Disusun untuk memenuhi tugas UAS


Mata Kuliah: Perbandingan Administrasi Publik kelas A
Dosen Pengampu: Dr. Mochamad Rozikin, M.AP.

Disusun oleh:
Moh. Syahdan Abdillah (195030100111094)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI………………………………………………………….……….. i
AB S T RAK ……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………….…………………….. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah..…………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………..………………………… 4
2.1 Perbandingan Administrasi Negara……...…………………………… 4
2.2 Partisipasi Masyarakat………...……...……………………………….. 5
2.3 Pengertian COVID-19…..……………………………………………. 6
2.4 Vaksinasi COVID-19…….……………………………………………. 7
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………… 8
3.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam Program
Vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan……..……………………….…...… 8
3.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam Program
Vaksinasi COVID-19 di Desa Kesambi………………...…...……………. 13
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………… 19
4.1 Kesimpulan…….……………………………………………………… 19
4.2 Saran…………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 21

i
ABSTRAK
Dewasa ini, dunia sedang diguncang oleh pandemi hebat bernama COVID-19
(Corona Virus Disease 2019). Situasi COVID-19 yang jumlahnya terus
meningkat di dunia, termasuk Indonesia juga telah melakukan berbagai penerapan
protokol kesehatan sebagai perisai utama dalam menghambat perluasan pandemi,
seperti program 5M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan,
mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan. Pemerintah Indonesia sendiri
hingga saat ini melakukan salah satu upaya preventif yang digencarkan yaitu
dengan pengadaan vaksinasi COVID-19 yang saat ini sudah mencapai pedesaan,
termasuk Desa Latukan dan Desa Kesambi di Kabupaten Lamongan. Tujuan
penulisan paper ini adalah untuk mengetahui perbandingan administrasi negara,
partisipasi masyarakat, pengertian COVID-19, vaksinasi COVID-19, serta
perbandingan tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Lamongan dalam
program vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan dan Desa Kesambi. Metode
penulisan menggunakan observasi, wawancara, serta studi literatur dengan
membaca dan mengutip sumber-sumber referensi seperti buku, artikel, jurnal, dan
literatur online. Hasil studi literatur mengungkapkan bahwa terdapat jumlah
masyarakat di Desa Latukan dan Desa Kesambi yang turut aktif berpartisipasi
maupun tidak berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19, serta berbagai
alasan yang mendasari masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam program
vaksinasi COVID-19.

Kata kunci: partisipasi masyarakat, COVID-19, vaksinasi, Desa Latukan, Desa


Kesambi.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, dunia sedang diguncang oleh pandemi hebat bernama
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Peningkatan dari hari ke hari
jumlah pasien terinfeksi virus COVID-19 sudah sulit dikendalikan sehingga
diperlukannya suatu perencanaan yang jelas dan lugas dari pemerintah untuk
menangulangi permasalahan ini. Coronavirus sendiri merupakan sekumpulan
virus yang berasal dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga
Coronaviridae dan ordo Nidovirales (Yunus & Rezki, 2020). Virus ini dapat
menyerang hewan dan juga manusia dan pada manusia gejalanya berupa
infeksi yang serupa dengan penyakit SARS dan MERS, hanya saja
COVID-19 bersifat lebih masif perkembangannya. Indonesia juga merupakan
salah satu negara yang terdampak wabah yang satu ini.
Situasi COVID-19 yang jumlahnya terus meningkat di dunia, termasuk
Indonesia juga telah melakukan berbagai penerapan protokol kesehatan
sebagai perisai utama dalam menghambat perluasan pandemi, seperti
program 5M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan,
mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan (Izazi & Kusuma, 2020).
Pada tahun ini para peneliti yang meneliti dan memproduksi obat COVID-19
berupa vaksin melakukan peluncuran produk untuk dapat segera disuntikkan
kepada seluruh warga dunia termasuk Indonesia. Terciptanya vaksin
COVID-19 memang menjadi harapan besar umat manusia sebagai salah satu
senjata utama mengendalikan penyebaran virus. Pemerintah Indonesia sendiri
hingga saat ini melakukan salah satu upaya preventif yang digencarkan yaitu
dengan pengadaan vaksinasi COVID-19. Pentingnya vaksinasi yang krusial
dilakukan dinilai mampu meningkatkan kekebalan imunitas tubuh dan
memutus rantai penyebaran COVID-19. Upaya preventif dinilai sebagai
respon terhadap antusiasme masyarakat untuk melakukan vaksinasi agar
ekonomi yang terpuruk menjadi pulih kembali. Jika dilihat manfaat vaksinasi


jangka panjang dapat mengurangi dampak sosial dan ekonomi saat ini akibat
pandemi COVID-19 (Rahman, 2021).
Menurut Rahayu (2021), bahwa pemerintah Indonesia telah merancang
skema vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebagai upaya memutus penularan
COVID-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pidatonya
menyatakan bahwa rencana vaksinasi di Indonesia akan dilakukan dalam dua
periode. Hal tersebut telah dikonsultasikan bersama Indonesian Technical
Advisory Group of Immunization (ITAGI). Periode pertama yang dijadwalkan
pada bulan Januari hingga April 2021 telah selesai dilaksanakan. Pada
periode pertama vaksinasi menargetkan penerima bagi tenaga kesehatan
dengan jumlah 1,3 juta orang, petugas pelayanan publik 17,4 juta, dan
penduduk lanjut usia diatas 60 tahun sebanyak 21,5 juta jiwa. Sedangkan
pada periode kedua vaksinasi yang dirancang pada bulan April 2021 hingga
Maret 2022 dengan sasaran penerima vaksin berjumlah 63,90 juta jiwa
masyarakat dengan risiko penularan tinggi yang mencakup kelas ekonomi
sosial bawah. Lalu dilanjutkan vaksinasi bagi 77,4 juta masyarakat umum
dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin (Rahayu, 2021).
Sehingga dapat dikatakan bahwa vaksinasi massal merupakan sebuah
keharusan yang perlu dipenuhi dalam masa pandemi untuk menanggulangi
permasalahan wabah COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Adapun vaksin
COVID-19 yang digunakan di Indonesia antara lain yaitu Sinovac,
AztraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax (Akbar, 2020).
Oleh karena itu, melalui berbagai sumber dan studi literatur yang
diperoleh, pada paper kali akan membahas dan menganalisis terkait tingkat
partisipasi masyarakat Kabupaten Lamongan, terutama di Desa Latukan dan
Desa Kesambi terhadap program vaksinasi COVID-19 yang telah dilakukan
oleh pemerintah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam
Program Vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan?


2. Bagaimana Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam
Program Vaksinasi COVID-19 di Desa Kesambi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan
dalam Program Vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan.
2. Untuk Mengetahui Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan
dalam Program Vaksinasi COVID-19 di Desa Kesambi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbandingan Administrasi Negara
Istilah “Perbandingan” yang terkandung dalam Perbandingan
Administrasi Negara (PAN), Administrasi Negara Perbandingan (ANP),
Administrasi Publik Komparatif, atau istilah-istilah lainnya, memiliki
pengertian proses untuk mengkaji atau memahami persamaan dan atau
perbedaan antara lembaga-lembaga (institusi), gejala-gejala,
fenomena-fenomena, proses-proses, dan lain-lain, yang ada dalam/berkaitan
dengan disiplin ilmu Administrasi Negara untuk kemudian dilakukan
benchmarking/studi tolak ukur.
Sedangkan mengenai pengertian Administrasi Negara/Publik telah
banyak dibahas oleh para ahli. Pada prinsipnya ini adalah sebuah
aplikasi/implementasi dari salah satu dimensi “administrasi” yang
menekankan pembahasan pada bidang kenegaraan, dalam arti atau cakupan
pemahaman secara makro maupun mikro.
Secara umum, pengertian Administrasi mencakup aspek-aspek sebagai
berikut: a) Aspek proses penyelenggaraan; b) Aspek kerja sama yang
dilakukan oleh lebih dari satu orang; dan c) Aspek strategi pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Mengacu pada pengertian tersebut maka administrasi negara, tentunya
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) Proses penyelenggaraan di
dalam bidang tertentu, yaitu dalam hal ini negara; 2) Kerja sama antar
berbagai lembaga-lembaga negara (institusi kecil) yang terdapat di dalam
suatu negara (institusi besar): dan 3) Pencapaian tujuan negara, yang
merupakan cita-cita dari seluruh warga negara-negara yang bersangkutan.
Menurut Jreisat (2002), “Comparative Public Administration is the
comparative study of institutions, process, and behaviors in many context.
Context (or environment in comparative analysis) generally refers to all
external influences that affect management, such as societal values, norms,
religion, political culture, and economy”. Artinya: Perbandingan


Administrasi Negara adalah kajian perbandingan institusi-institusi,
proses-proses, dan perilaku dalam banyak konteks. Konteks (atau lingkungan
dalam analisis perbandingan) mengacu pada seluruh pengaruh-pengaruh
eksternal yang mempengaruhi manajemen, seperti nilai-nilai kemasyarakatan,
norma-norma, agama, budaya politik, dan perekonomian.
Sedangkan menurut Ontenyo and Lind (2006). “Comparative public
administration is a branch of public administration to examine government in
different socioeconomic and cultural settings. The study covers a wide
variety of activities, including public policy making and implementation in
both the developed and developing areas”. Artinya: Perbandingan
Administrasi Negara adalah sebuah cabang dari Administrasi Publik untuk
mengamati pemerintahan dalam berbagai tatanan budaya, sosial, ekonomi
yang berbeda-beda. Kajian ini mencakup keragaman yang luas dalam hal
aktivitas, termasuk pembuatan kebijakan publik dan implementasinya baik di
area maju maupun berkembang.
Menurut Riggs dalam Heady (1962), “comparative study of
administration is the theory of public administration as applied in differse
cultures and national settings”. Artinya: Kajian Perbandingan Administrasi
adalah sebuah teori Administrasi Publik sebagaimana ilmu tersebut
diaplikasikan pada berbagai tatanan budaya dan nasional yang beragam.
Dengan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa perbandingan
administrasi negara adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji sistem
pelayanan negara dan penyelenggaraan negara dengan pendekatan
perbandingan.
2.2. Partisipasi Masyarakat
Pidarta dalam Irene (2011) mengartikan partisipasi adalah pelibatan
seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat
berupa keterlibatan mental, emosi, fisik dalam menggunakan segala
kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang
dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas
segala keterlibatan. Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari


seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
berkontribusi kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut dan ikut tanggung
jawab atas kelompok itu.
Sedangkan, partsipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan
potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan
tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi
perubahan yang terjadi.
Dari beberapa pakar atau para ahli tersebut dapat dismpulkan bahwa
partisipasi adalah perwujudan keterlibatan aktif dari seseorang, atau
sekelompok orang (masyarakat) secara langsung dan tidak langsung dengan
kesadaran dan pertanggungjawaban dari masyarakat tentang pentingnya
proses perencanaan dan pembangunan sehingga dapat berkontribusi secara
sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring sampai dengan evaluasi.
2.3. Pengertian COVID-19
Menurut World Health Organization (WHO), pandemi adalah
penyebaran penyakit baru keseluruh dunia. Istilah pandemi menurut KBBI
dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak dimana-mana meliputi
daerah geografis yang luas. COVID-19 merupakan nama penyakit yang
disebabkan oleh virus corona. Nama ini diberikan oleh WHO (World Health
Organzation) sebagai nama resmi penyakit ini. COVID-19 sendiri
merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. COVID-19 yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran
pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas
serta nyeri tenggorokan. Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga
memakan banyak nyawa di berbagai negara. Menurut situs WHO, virus
corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit
manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan
mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East


Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Virus ini mampu mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga
WHO telah menjadikan status virus corona ini menjadi pandemi. Menurut
WHO, COVID-19 menular dari orang ke orang melalui droplet saat
seseorang batuk, bersin, berbicara hingga bernapas (Asy’ari, 2020).
2.4. Vaksinasi COVID-19
Menurut bahasa kata vaksin berasal dari bahasa Inggris yaitu vaccine
yang berarti suspensi yang berdasar dari suatu bibit penyakit hidup tetapi
sudah dilumpuhkan. Secara istilah kata vaksin merupakan suatu produk
biologis yang diproduksi dari kuman atau virus. Pada produksinya komponen
virus yang telah dilemahkan atau dilumpuhkan berguna untuk memunculkan
rangsangan kekebalan imunitas spesifik secara aktif terhadap suatu penyakit
tertentu dan disebut kekebalan humoral. Adapun vaksinasi merupakan istilah
pada suatu upaya pemberian vaksin kepada spesimen atau manusia guna
merangsang terbentuknya sistem kekebalan tubuh inangnya (Rahman, 2021).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), efektivitas
vaksin didefinisikan sebagai perbedaan antara orang yang menjadi sakit
setelah vaksinasi dan mereka yang sakit tanpa menerima vaksinasi. Ini adalah
ukuran yang diidentifikasi selama fase ketiga dari uji klinis di mana peneliti
memvaksinasi beberapa orang dan memberikan plasebo kepada orang lain.
Subyek uji kemudian dipantau selama beberapa bulan untuk melihat apakah
orang yang divaksinasi lebih rendah terinfeksi dibandingkan dengan mereka
yang belum menerima vaksin (CDC, 2021).
World Heath Organisation (WHO) merekomendasikan beberapa
jenis-jenis vaksin yang telah di evaluasi dan aman untuk di gunakan
diantaranya mRNA COVID-19 BNT162b2 (Pfizer), vaksin mRNA-1273
(Moderna), vaksin ChAdOx1 nCoV-19/AZD1222 (AstraZeneca),
Ad26.COV2.S (Jessen), Sinophram dan terakhir vaksin Sinovac (WHO,
2021).


BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam Program
Vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan
Kebijakan vakisnasi COVID-19 dinilai berhasil dalam mencegah dan
menurunkan angka kasus penularan virus Corona (COVID-19) di Indonesia.
Terlaksananya vaksinasi pada dosis pertama dan kedua mampu menurunkan
angka pasien COVID-19 dan tingkat kesembuhan semakin naik. Hal ini dapat
dilihat dari pemberian vaksin di setiap dosisnya yang semakin meningkat,
sehingga dalam hal ini tingkat partisipasi masyarakat Indonesia cukup tinggi
terhadap program vaksinasi. Semakin banyak masyarakat yang mengikuti
vaksinasi maka semakin besar peluang untuk mengendalikan pandemi
COVID-19. Berikut ini merupakan contoh perkembangan 2 bulan terakhir
pada bulan Juli-Agustus 2021 terkait kasus COVID-19 yang diikuti dengan
adanya program vaksinasi COVID-19 di Indonesia:
Gambar 1. Data Kasus dan Capaian Vaksinasi COVID-19 (Update 30
Juli 2021)

Sumber:
(https://COVID19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-COVID-19-update-30-juli-20
21)


Gambar 2. Data Kasus dan Capaian Vaksinasi COVID-19 (Update 29
Agustus 2021)

Sumber:
(https://COVID19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-COVID-19-update-29-agustu
s-2021)
Berdasarkan data pada gambar 1 dan 2 tersebut dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan pada kasus dan capaian vaksinasi COVID-19 pada bulan
Juli dan Agustus 2021 di Indonesia. Di mana pada bulan Juli 2021 kasus
terkonfirmasi COVID-19 naik sebanyak 41.168 kasus dan kasus sembuh naik
sebanyak 44.550, dengan capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak
46.805.993 dosis dan dosis kedua sebanyak 20.146.421. Sedangkan, pada
bulan Agustus 2021 kasus terkonfirmasi COVID-19 naik sebanyak 7.427
kasus dan kasus sembuh naik sebanyak 16.468, dengan capaian vaksinasi
dosis pertama sebanyak 61.654.676 dosis dan dosis kedua sebanyak
34.858.000 dosis.
Adanya program vaksinasi yang akan dan telah diselenggarakan di
Indonesia tidak luput dari banyaknya polemik yang ditimbulkan di
masyarakat, baik pro dan kontra. Berdasarkan hasil survey pada akhir tahun
2020 Kemenkes RI bersama Indonesian Technical Advisory Group on


Immunization (ITAGI) mengenai lebih dari 115.000 respon masyarakat dari
34 provinsi terkait rencana vaksinasi COVID-19 menyatakan bahwa 64,8%
bersedia divaksinasi, 7,6% menolak dan 27,6% masih ragu-ragu (Akbar,
2020). Hal tersebut dikarenakan baik dari uji kehalalannya maupun penolakan
yang dilakukan masyarakat terhadap peraturan pelaksanaan vaksin. Bukan
tanpa tujuan, melainkan disebabkan oleh adanya kekhawatiran terhadap efek
samping dan efikasi vaksin yang beredar di Indonesia (Rahayu, 2021).
Namun, dari berbagai polemik yang ditimbulkan terkait program vaksinasi
COVID-19 yang telah berjalan di Indonesia, tidak mengurangi tingkat
partisipasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 dengan
tujuan menanggulangi angka penyerbaran COVID-19 di Indonesia.
Vaksinasi COVID-19 tidak hanya dilakukan di kota-kota besar, namun
telah diselenggarakan hingga tingkat pedesaan. Berikut uraian data jumlah
masyarakat yang telah berpartisipasi dalam program vaksinasi dan
masyarakat yang tidak ikut serta dari total keseluruhan masyarakat Desa
Latukan yang berjumlah 4.674 orang.
Tabel 1. Data Capaian Vaksinasi COVID-19 Masyarakat Desa Latukan
Tahun 2021 (Dosis 1 dan 2)

Dosis Dosis
No. Kriteria
pertama/orang kedua/orang

Masyarakat yang berpartisipasi


1. 800 774
vaksinasi
Mayarakat yang tidak
2. 3874 3900
berpartisipasi vaksinasi
Sumber: Hasil Survei di Desa Latukan
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa untuk vaksinasi
COVID-19 dosis pertama di Desa Latukan pada tahun 2021 yaitu terdapat
800 orang yang berpartisipasi dan 3.874 orang yang belum/tidak
berpartisipasi dari total masyarakat Desa Latukan yang berjumlah 4.674
orang. Sedangkan, untuk vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Desa Latukan

10
pada tahun 2021 yaitu terdapat 774 orang yang berpartisipasi dan 3.900 orang
yang belum/tidak berpartisipasi dari total masyarakat Desa Latukan yang
berjumlah 4.674 orang.
Terjadi ketimpangan yang cukup besar antara jumlah masyarakat Desa
Latukan yang berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19, baik dosis
pertama dan kedua dengan jumlah masyarakat yang belum/tidak
berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19. Selanjutnya, dapat dilihat
data sasaran vaksinasi COVID-19 di Desa Latukan sebagai berikut.
Tabel 2. Data Sasaran Vaksinasi COVID-19 Masyarakat Desa Latukan
Tahun 2021 (Dosis 1 dan 2)
No. Kategori Dosis pertama Dosis kedua
1. Perangkat desa 10 10
2. Imam masjid 38 38
3. Tenaga pendidik 78 78
4. Lembaga desa 32 32
5. Umum 506 480
6. Lansia 114 114
7. Lain-lain 22 22
Total 800 774
Sumber: Hasil Survei di Desa Latukan
Program vaksinasi COVID-19 telah dilakukan oleh Kepala Desa Latukan
yang bekerjasama dengan puskesmas Kec. Karanggeneng serta satgas
COVID-19 Kab. Lamongan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama dan
kedua. Menurut Menteri Kesehatan RI penerima vaksin COVID-19 tahap
pertama adalah suatu keharusan sebagai syarat pekerjaan. Hasil wawancara
bersama bidan Desa Latukan yang termasuk kategori penerima vaksin
pertama menuturkan bahwa vaksinasi dilakukan atas kepercayaan terhadap
vaksin COVID-19 untuk merangsang kekebalan tubuh terhadap coronavirus.
Tahap vaksinasi selanjutnya diberikan kepada masyarakat yang tergolong
memiliki risiko tinggi untuk tertular yaitu mereka yang berusia diatas 60
tahun atau lansia dengan riwayat penyakit penyerta (komorbid). Pemberian

11
vaksin COVID-19 kepada lansia akan berguna melindungi dan mencegah
penularan virus sehingga dapat mempengaruhi penurunan angka pasien
COVID-19 bahkan kematian. Data menyebutkan bahwa masyarakat yang
berusia diatas 65 tahun memiliki risiko 30%-40% terpapar kasus COVID-19
dan sekitar 80% berisiko mengalami kematian akibat COVID-19 (Aditama,
2020). Sedangkan data warga lansia Desa Latukan yang telah divaksinasi
COVID-19 mencapai 114 orang baik pemberian dosis pertama dan dosis
kedua. Angka yang telah diberi vaksinasi tersebut masih tergolong sedikit
dari total keseluruhan lansia di Desa Latukan yaitu 114 dari total ≥ 740 lansia
yang berusia diatas 60 tahun.
Vaksinasi tahap ketiga warga Desa Latukan diberikan kepada masyarakat
umum dengan rentang usia 13-60 tahun. Jumlah warga yang mengikuti
vaksinasi dosis pertama sebanyak 506 orang, sedangkan dosis kedua
mengalami penurunan yaitu sebanyak 480 orang. Berkurangnya minat warga
Desa Latukan pada vaksin dosis kedua dipicu oleh beberapa faktor, yakni
terdapat berita palsu mengenai pemberian vaksin dosis kedua yang akan
diselenggarakan tersebut batal dan tidak jadi diberikan. Sehingga beberapa
warga memilih vaksinasi ditempat lain. Selain itu beberapa warga desa juga
telah meninggalkan desa untuk kepentingan pekerjaan, kuliah maupun yang
lainnya.
Total keseluruhan warga Desa Latukan yang telah menjalankan vaksinasi
sebanyak 800 orang pada dosis pertama dan 774 orang pada dosis kedua
seperti yang dapat dilihat pada uraian Tabel 2. Angka ini tergolong masih
kurang baik jika dilihat dari banyaknya jumlah warga Desa Latukan yang
berjumlah 4.674. Data tersebut merupakan jumlah total warga pada bulan Juli
2021 dengan perincian 2.366 laki-laki dan 2.308 perempuan. Mengenai hasil
persentase tingkat partisipasi masyarakat Desa Latukan dalam vaksinasi
COVID-19 dosis pertama yaitu sebesar 17% (800 orang) yang ikut serta dan
83% (3.874) yang tidak mengikuti vaksin dosis pertama.
Adapun alasan warga Desa Latukan yang tidak ikut serta vaksinasi
adalah ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan, terdapat isu-isu palsu

12
mengenai kurang efektifnya vaksin COVID-19, menganggap vaksin sebagai
hal yang tidak perlu dilakukan selama tubuh masih sehat dan mereka lebih
mempercayai takdir bahwa semua yang mati adalah kekuasaan Allah SWT.
Faktor ketidakikutsertaan ini diperkuat dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat yang tidak diiringi dengan adanya sosialisasi tentang pentingnya
vaksinasi dari perangkat desa.
3.2. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Lamongan dalam Program
Vaksinasi COVID-19 di Desa Kesambi
Kebijakan vakisnasi COVID-19 dinilai berhasil dalam mencegah dan
menurunkan angka kasus penularan virus Corona (COVID-19) di Indonesia.
Terlaksananya vaksinasi pada dosis pertama dan kedua mampu menurunkan
angka pasien COVID-19 dan tingkat kesembuhan semakin naik. Hal ini dapat
dilihat dari pemberian vaksin di setiap dosisnya yang semakin meningkat,
sehingga dalam hal ini tingkat partisipasi masyarakat Indonesia cukup tinggi
terhadap program vaksinasi. Semakin banyak masyarakat yang mengikuti
vaksinasi maka semakin besar peluang untuk mengendalikan pandemi
COVID-19. Berikut ini merupakan contoh perkembangan 2 bulan terakhir
pada bulan Juli-Agustus 2021 terkait kasus COVID-19 yang diikuti dengan
adanya program vaksinasi COVID-19 di Indonesia:
Gambar 1. Data Kasus dan Capaian Vaksinasi COVID-19 (Update 30
Juli 2021)

13
Sumber:
(https://COVID19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-COVID-19-update-30-juli-20
21)

Gambar 2. Data Kasus dan Capaian Vaksinasi COVID-19 (Update 29


Agustus 2021)

Sumber:
(https://COVID19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-COVID-19-update-29-agustu
s-2021)
Berdasarkan data pada gambar 1 dan 2 tersebut dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan pada kasus dan capaian vaksinasi COVID-19 pada bulan
Juli dan Agustus 2021 di Indonesia. Di mana pada bulan Juli 2021 kasus
terkonfirmasi COVID-19 naik sebanyak 41.168 kasus dan kasus sembuh naik
sebanyak 44.550, dengan capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak
46.805.993 dosis dan dosis kedua sebanyak 20.146.421. Sedangkan, pada
bulan Agustus 2021 kasus terkonfirmasi COVID-19 naik sebanyak 7.427
kasus dan kasus sembuh naik sebanyak 16.468, dengan capaian vaksinasi
dosis pertama sebanyak 61.654.676 dosis dan dosis kedua sebanyak
34.858.000 dosis.

14
Adanya program vaksinasi yang akan dan telah diselenggarakan di
Indonesia tidak luput dari banyaknya polemik yang ditimbulkan di
masyarakat, baik pro dan kontra. Berdasarkan hasil survey pada akhir tahun
2020 Kemenkes RI bersama Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI) mengenai lebih dari 115.000 respon masyarakat dari
34 provinsi terkait rencana vaksinasi COVID-19 menyatakan bahwa 64,8%
bersedia divaksinasi, 7,6% menolak dan 27,6% masih ragu-ragu (Akbar,
2020). Hal tersebut dikarenakan baik dari uji kehalalannya maupun penolakan
yang dilakukan masyarakat terhadap peraturan pelaksanaan vaksin. Bukan
tanpa tujuan, melainkan disebabkan oleh adanya kekhawatiran terhadap efek
samping dan efikasi vaksin yang beredar di Indonesia (Rahayu, 2021).
Namun, dari berbagai polemik yang ditimbulkan terkait program vaksinasi
COVID-19 yang telah berjalan di Indonesia, tidak mengurangi tingkat
partisipasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 dengan
tujuan menanggulangi angka penyerbaran COVID-19 di Indonesia.
Vaksinasi COVID-19 tidak hanya dilakukan di kota-kota besar, namun
telah diselenggarakan hingga tingkat pedesaan. Berikut uraian data jumlah
masyarakat yang telah berpartisipasi dalam program vaksinasi dan
masyarakat yang tidak ikut serta dari total keseluruhan masyarakat Desa
Kesambi yang berjumlah 2.015 orang.
Tabel 3. Data Capaian Vaksinasi COVID-19 Masyarakat Desa Kesambi
Tahun 2021 (Dosis 1 dan 2)

Dosis Dosis
No. Kriteria
pertama/orang kedua/orang

Masyarakat yang berpartisipasi


1. 371 334
vaksinasi
Mayarakat yang tidak
2. 1644 1681
berpartisipasi vaksinasi
Sumber: Hasil Survei di Desa Kesambi

15
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa untuk vaksinasi
COVID-19 dosis pertama di Desa Kesambi pada tahun 2021 yaitu terdapat
371 orang yang berpartisipasi dan 1.644 orang yang belum/tidak
berpartisipasi dari total masyarakat Desa Kesambi yang berjumlah 2.015
orang. Sedangkan, untuk vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Desa Kesambi
pada tahun 2021 yaitu terdapat 334 orang yang berpartisipasi dan 1.681 orang
yang belum/tidak berpartisipasi dari total masyarakat Desa Kesambi yang
berjumlah 2.015 orang.
Terjadi ketimpangan yang cukup besar juga antara jumlah masyarakat
Desa Kesambi yang berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19, baik
dosis pertama dan kedua dengan jumlah masyarakat yang belum/tidak
berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19. Selanjutnya, dapat dilihat
data sasaran vaksinasi COVID-19 di Desa Kesambi sebagai berikut.
Tabel 4. Data Sasaran Vaksinasi COVID-19 Masyarakat Desa Kesambi
Tahun 2021 (Dosis 1 dan 2)
No. Kategori Dosis pertama Dosis kedua
1. Perangkat desa 10 10
2. Imam masjid 20 20
3. Tenaga pendidik 72 72
4. Lembaga desa 25 25
5. Umum 137 100
6. Lansia 96 96
7. Lain-lain 11 11
Total 371 334
Sumber: Hasil Survei di Desa Kesambi
Program vaksinasi COVID-19 telah dilakukan oleh Kepala Desa
Kesambi yang bekerjasama dengan puskesmas Kec. Pucuk serta satgas
COVID-19 Kab. Lamongan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama dan
kedua. Menurut Menteri Kesehatan RI penerima vaksin COVID-19 tahap
pertama adalah suatu keharusan sebagai syarat pekerjaan. Selain itu, hasil
wawancara bersama bidan Desa Kesambi yang juga termasuk kategori

16
penerima vaksin pertama menuturkan bahwa vaksinasi dilakukan untuk
memicu kekebalan awal tubuh terhadap coronavirus.
Tahap vaksinasi selanjutnya diberikan kepada masyarakat yang tergolong
memiliki risiko tinggi untuk tertular yaitu mereka yang berusia diatas 60
tahun atau lansia dengan riwayat penyakit penyerta (komorbid). Pemberian
vaksin COVID-19 kepada lansia akan berguna melindungi dan mencegah
penularan virus sehingga dapat mempengaruhi penurunan angka pasien
COVID-19 bahkan kematian. Data menyebutkan bahwa masyarakat yang
berusia diatas 65 tahun memiliki risiko 30%-40% terpapar kasus COVID-19
dan sekitar 80% berisiko mengalami kematian akibat COVID-19 (Aditama,
2020). Sedangkan data warga lansia Desa Kesambi yang telah divaksinasi
COVID-19 mencapai 96 orang baik pemberian dosis pertama dan dosis kedua.
Angka yang telah diberi vaksinasi tersebut masih tergolong sedikit dari total
keseluruhan lansia di Desa Kesambi yaitu 96 dari total ≥ 567 lansia yang
berusia diatas 60 tahun.
Vaksinasi tahap ketiga warga Desa Kesambi diberikan kepada
masyarakat umum dengan rentang usia 13-60 tahun. Jumlah warga yang
mengikuti vaksinasi dosis pertama sebanyak 137 orang, sedangkan dosis
kedua mengalami penurunan yaitu sebanyak 100 orang. Berkurangnya minat
warga Desa Kesambi pada vaksin dosis kedua juga dipicu oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu beberapa warga yang memilih vaksinasi ditempat
lain. Selain itu, beberapa warga desa juga telah meninggalkan desa untuk
kepentingan pekerjaan, kuliah maupun yang lainnya.
Total keseluruhan warga Desa Kesambi yang telah menjalankan
vaksinasi sebanyak 371 orang pada dosis pertama dan 334 orang pada dosis
kedua seperti yang dapat dilihat pada uraian Tabel 4. Angka ini tergolong
masih kurang memenuhi target capaian vaksinasi dari banyaknya jumlah
warga Desa Kesambi yang berjumlah 2.015. Data tersebut merupakan jumlah
total warga pada bulan Agustus 2021 dengan perincian 1.029 laki-laki dan
986 perempuan. Mengenai hasil persentase tingkat partisipasi masyarakat
Desa Kesambi dalam vaksinasi COVID-19 dosis pertama yaitu sebesar 18%

17
(371 orang) yang ikut serta dan 82% (1.644) yang tidak mengikuti vaksin
dosis pertama.
Adapun alasan warga Desa Kesambi yang tidak ikut serta vaksinasi
kurang lebih sama dengan Desa Latukan yaitu ketakutan akan efek samping
yang ditimbulkan, terdapat isu-isu palsu mengenai kurang efektifnya vaksin
COVID-19, dan menganggap vaksin sebagai hal yang tidak perlu dilakukan
selama tubuh masih sehat. Faktor ketidakikutsertaan ini diperkuat dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat yang tidak diiringi dengan adanya
sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi dari perangkat desa.

18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Total keseluruhan warga Desa Latukan yang telah menjalankan vaksinasi
sebanyak 800 orang pada dosis pertama dan 774 orang pada dosis kedua.
Angka ini masih tergolong kurang baik dari banyaknya jumlah warga Desa
Latukan yang berjumlah 4.674. Data tersebut merupakan jumlah total warga
pada bulan Juli 2021 dengan perincian 2.366 laki-laki dan 2.308 perempuan.
Mengenai hasil persentase tingkat partisipasi masyarakat Desa Latukan
dalam vaksinasi COVID-19 dosis pertama yaitu sebesar 17% (800 orang)
yang ikut serta dan 83% (3.874) yang tidak mengikuti vaksin dosis pertama.
Sedangkan, total keseluruhan warga Desa Kesambi yang telah
menjalankan vaksinasi sebanyak 371 orang pada dosis pertama dan 334
orang pada dosis kedua. Angka ini tergolong masih kurang memenuhi target
capaian vaksinasi dari banyaknya jumlah warga Desa Kesambi yang
berjumlah 2.015. Data tersebut merupakan jumlah total warga pada bulan
Agustus 2021 dengan perincian 1.029 laki-laki dan 986 perempuan.
Mengenai hasil persentase tingkat partisipasi masyarakat Desa Kesambi
dalam vaksinasi COVID-19 dosis pertama yaitu sebesar 18% (371 orang)
yang ikut serta dan 82% (1.644) yang tidak mengikuti vaksin dosis pertama.
Adapun alasan warga Desa Latukan dan Desa Kesambi yang tidak ikut
serta vaksinasi kurang lebih hampir sama yaitu ketakutan akan efek samping
yang ditimbulkan, terdapat isu-isu palsu mengenai kurang efektifnya vaksin
COVID-19, dan menganggap vaksin sebagai hal yang tidak perlu dilakukan
selama tubuh masih sehat. Faktor ketidakikutsertaan ini diperkuat dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat yang tidak diiringi dengan adanya
sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi dari perangkat desa.
4.2. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan
yaitu sebagai berikut:

19
1) Pemerintah Desa Latukan dan Desa Kesambi harus memberikan
sosialisasi terkait pentingnya vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat,
sehingga masyarakat lebih aktif dalam berpartisipasi guna menanggulangi
penyebaran COVID-19.
2) Pemerintah Desa Latukan dan Desa Kesambi harus terus mendorong
masyarakat agar turut berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi
COVID-19 melalui edukasi-edukasi terkait fakta vaksin COVID-19 yang
belum diketahui oleh masyarakat.
3) Pemerintah Desa Latukan dan Desa Kesambi harus terus mempersiapkan
ketersediaan vaksin COVID-19 di desa.
4) Masyarakat Desa Latukan dan Desa Kesambi harus lebih memilah dan
menyaring lagi informasi-informasi yang beredar terkait vaksin
COVID-19 agar nantinya tidak menimbulkan disinformasi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga. (2020). Covid-19 dalam Tulisan Prof. Tjandra. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Akbar. (2020). Vaksinasi COVID-19 dan Kebijakan Negara: Perspektif Ekonomi
Politik. Jurnal Academia Praja. 1(4): 244-253.
Asy’ari, Rahayu Oktavia. (2020). Pengertian Covid-19 Dan Bentuk Partisipasi
Dalam Memeranginya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Bakarbessy, Janri Jacob. (2021). Fungsi WHO Dalam Penanganan Pandemi
Covid-19 dan Dampaknya Bagi Hak Asasi Manusia. TATOHI Jurnal Ilmu
Hukum. 9(1): 894-907.
CDC. (2021). Safety of COVID-19 Vaccines.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/safety/safety-of-vaccin
es.html#:~:text=COVID%2D19%20vaccines%20are%20safe,vaccine%20as
%20soon%20as%20possible. Diakses pada 9 Juni 2022.
Fatiha, Irssa Intan, dan Liliek Channa AW. (2021). Tingkat Partisipasi
Masyarakat dalam Program Vaksinasi Covid-19 oleh Lembaga Pemerintah di
Desa Latukan Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi. 10(2): 1800-1814.
Heady, Ferrel. (1962). Comparative Public Administration: Concerns and
Priorities. USA: The University of Michigan, Institute of Public
administration.
Irene Astuti, Siti. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat. Yogakarta:
Pustaka Pelajar.
Isbandi, Rukminto Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset
Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.
Izazi, Farizah, dan Astrid Kusuma. (2020). Respondent Results of Community
Knowledge on How to Process Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) and
Galangal (Kaemferia galanga) as Improvement of Immunity during
COVID-19 Using The Concept of Leximancer Program Approach. Journal of
Pharmacy and Science. 5(2): 93-97.

21
Jreisat, J. (2002). Comparative Public Administration and Policy. Cambridge:
Westview Press.
Kusumah, Ari. (2017). Memahami Administrasi Negara Melalui Perspektif
Perbandingan. DINAMIKA. 4(4): 589-596.
Meilinawati, Devi Tri. (2018). Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program
Padat Karya di Kecamatan Magelang Utara. Jurnal Mahasiswa Administrasi
Negara (JMAN). 2(2): 84-96.
Nugroho, Setiyo Adi, dan Indra Nur Hidayat. (2021). Efektivitas Dan Keamanan
Vaksin Covid-19 : Studi Refrensi. Jurnal Keperawatan Profesional (JKP).
2(9).
Rahayu, Rochani Nani. (2021). Vaksin Covid 19 di Indonesia: Analisis Berita
Hoax. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora. 2(7): 39-49.
Rahman, Yusuf Abdul. (2021). Vaksinasi Massal Covid-19 sebagai Sebuah
Upaya Masyarakat dalam Melaksanakan Kepatuhan Hukum (Obedience
Law). Khazanah Hukum. 3(2).
WHO. 2021. COVID-19 advice for the public: Getting vaccinated.
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/covid-19-
vaccines/advice. Diakses pada 9 Juni 2022.
Yunus, N. R., dan Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down
Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-I. 7 (3): 227-238.

22

Anda mungkin juga menyukai