Anda di halaman 1dari 40

Materi PPT

Poin per-Slide :
1. Cover
2. Latar Belakang
Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Kuliah Kerja Nyata Tematik (PKM/KKNT) merupakan
kegiatan wajib yang harus diikuti mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kepekaan mahasiswa dengan cara mengidentifikasi
permasalahan yang dihadi oleh masyarakat desa. Dengan harapan dapat memberikan kontribusi
berupa alternatif solusi atas permasalahan di desa.
Dengan mengangkat tema “Sumberkradenan Tumbuh dan Bergerak Bersama Bangun Tata
Kelola dan Galang Ekonomi Desa”, lebih berfokus pada penguatan tata kelola desa dan
ekonomi lokal masyarakat. Fokus tema tersebut sesuai dengan disiplin Ilmu Administrasi yang
mencakup; Administrasi Publik, Administrasi Perpustakaan, Administrasi Pendidikan,
Administrasi Bisnis, Administrasi Perpajakan, dan Administrasi Pariwisata. Sehingga manfaat
yang diberikan akan lebih tepat dan sesuai.
Tentunya dengan kegiatan PKM/KKNT ini akan membawa manfaat dalam memberikan
alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi desa khususnya terkait penguatan tata kelola
dan ekonomi lokal masyarakat. Serta kontribusi manfaat yang dapat diberikan oleh mahasiswa
dan fakultas bagi mitra.

3. Analisis Situasi
Desa Sumberkradenan adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang telah dilakukan, desa ini memiliki jumlah
penduduk sebanyak lebih dari 2000 kepala keluarga. Dimana Sebagian besar penduduk
berprofesi sebagai petani, peternak, dan pengusaha mandiri seperti produsen tahu, tempe, dan
lontong. Sebagian besar masyarakat desa ini beragama Islam sehingga banyak bangunan masjid
yang dijumpai di Desa Sumberkradenan. Terdapat pula beberapa fasilitas keagamaan lain seperti
yayasan pondok pesantren dan sekolah agama. Warga Desa Sumberkradenan terdiri dari dua
suku, yaitu Suku Jawa dan Suku Madura. Di Desa Sumberkradenan ini juga telah memiliki
beberapa lembaga pendidikan yang terdiri dari 1 SDN, 1 MI, 1 SMP swasta milik yayasan, dan 5
lembaga PAUD dan TK. Meskipun terdapat beberapa fasilitas sekolah namun tingkat pendidikan
mayoritas masyarakat desa masih tergolong rendah. Prosentase jumlah masyarakat yang
mengenyam pendidikan tinggi sangat minim dan kebanyakan masyarakat desa hanya merupakan
lulusan Sekolah Dasar.
Desa Sumberkradenan terdiri dari 4 Dusun yakni; Dusun Premban, Dusun Jebuk, Dusun
Bonangan, dan Dusun Krajan. Dalam struktur organisasi Desa Sumberkradenan terdapat total
perangkat desa sebanyak 12 dan 4 staff. Desa Sumberkradenan baru saja mengalami
restrukturisasi perangkat desa, pergantian ini menyebabkan arsip-arsip desa masih belum
lengkap.
 
A.  Kondisi Wilayah
Desa Sumberkradenan terletak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Desa Sumberkradenan
terdiri dari 4 dusun. Batas-batas wilayah desa ini terdiri sebagai berikut:
Utara : Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis
Timur : Desa Pucangsongo
Selatan: Desa Cemoro Kandang, Kedungkandang
Barat : Desa Ampeldento

B. Kondisi Perekonomian
Desa Sumberkradenan memiliki lebih dari 2000 kepala keluarga yang tinggal di desa tersebut.
Dimana 800 kepala keluarga diantaranya masuk kedalam kategori penduduk miskin yang
menerima beberapa jenis bantuan dari pemerintah. Angka kemiskinan penduduk desa tersebut
tergolong tinggi. Angka tersebut diperoleh berdasarkan survei dan wawancara dengan
narasumber yang merupakan salah satu Perangkat Desa Sumberkradenan, yakni Bapak Rohmat
sehingga dapat diketahui bahwa tingkat penduduk miskin di Desa Sumberkradenan masih
tergolong tinggi.
Permasalahan kemiskinan yang masih tergolong tinggi di Desa Sumberkradenan ini disebabkan
oleh beberapa masalah yang terjadi dalam masyarakat desa tersebut. Pertama, tingkat pendidikan
masyarakat Desa Sumberkradenan masih sangat rendah. Berdasarkan data sebelumnya pada
tahun 2017 dari total jumlah penduduk desa sebanyak 6829 jiwa terdapat 3344 Jiwa diantaranya
yang hanya berupa lulusan Sekolah Dasar. Angka ini merupakan jumlah tertinggi jenjang
pendidikan penduduk desa Sumberkradenan. Tentunya dengan pendidikan yang rendah maka
kualitas masyarakat Desa Sumberkradenan juga rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah
juga akan sulit untuk bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang layak. Pada akhirnya
mayoritas masyarakat desa hanya berprofesi sebagai petani, peternak, buruh harian, dan bahkan
tingkat pengangguran masyarakat desa masih tinggi.
Kedua, masyarakat desa kurang kreatif dan inovatif dalam mencari upaya keluar dari
permasalahan kemiskinan di desanya. Permasalahan ini masih berkaitan dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Sebab SDM dengan tingkat pengetahuan yang minim juga kurang
inovatif dalam menyelesaikan masalah. Ketidaktahuan mereka juga berbuntut pada stagnansi
yang terjadi pada masyarakat desa. Sehingga tidak ada penambahan kapasitas oleh masyarakat
untuk bisa terbebas dari kemiskinan. Selama ini masyarakat hanya bertahan dengan apa yang
mereka miliki tanpa berusaha untuk mengembangkan diri secara lebih.
Ketiga, masih belum ada kebijakan atau program dari Desa Sumberkradenan dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan di desanya. Sejauh ini ada perangkat desa yang bertugas menangani
masyarakat miskin di desa. Namun perangkat desa maupun dalam hal ini pihak desa sendiri
hanya menjadi pihak yang mengelola dan mendata masyarakat penerima bantuan BPNT saja.
Sehingga proses kerja perangkat desa ini hanya terbatas pada penyeluran dana bantuan BPNT
kepada masyarakat desa. Desa Sumberkradenan sendiri masih belum memiliki inovasi atau
program kebijakan dalam menangani permasalahan kemiskinan di desanya.
Beberapa upaya dalam menanggulangi kemiskinan di Desa Sumberkradenan juga dilakukan oleh
penduduk desa. Upaya tersebut seperti beberapa penduduk desa yang mendirikan usaha mandiri
berupa UMKM yang mereka tekuni sebagai mata pencaharian. Keberadaan UMKM penduduk
desa ini masih tergolong UMKM kecil yang kurang banyak dikenal masyarakat luas. Beberapa
diantaranya setelah penulis melakukan survei dan wawancara dengan pelaku UMKM di Desa
Sumberkradenan menghadapi beberapa permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi
adalah masih minimnya pengetahuan pelaku UMKM terkait dengan ilmu pemasaran dan
keuangan bagi UMKM mereka.

4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan dari diadakannya KKNT di Desa Sumberkradenan ini antara lain:

a. Sebagai perwujudan dari Tri Dharma perguruan Tinggi yaitu pengabdian pada

masyarakat.

b. Melatih mahasiswa untuk mengasah kepekaan terhadap permasalahan di desa serta

mengidentifikasi penyebab dan memberikan alternatif solusi.

c. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan stakeholder desa yang

berkaitan dengan penguatan tata kelola desa dan ekonomi lokal desa.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari adanya KKNT di desa Sumberkradenan adalah untuk

a. Mengidentifikasi dan menguatkan buku administrasi desa

b. Mengidentifikasi jenis dan produk UMKM

c. Membantu memberikan sosialisi tentang pemasaran dan keuangan UMKM

5. Manfaat

1.5.1 Manfaat bagi Mahasiswa

Melalui kegiatan PKM/KKNT ini mahasiswa dapat memperoleh manfaat dalam:

a. Melatih dan mengasah kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan nyata di desa.

b. Memperdalam pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat

desa terutama pada fokus tema yang diambil: tata kelola pemerintahan dan

perekonomian masyarakat.

1.5.2 Manfaat bagi Fakultas


Manfaat pelaksanaan PPK/KKNT ini bagi fakultas adalah:

a. Memperoleh kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam bidang terkait

sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi

b. Memperoleh umpan balik bagi pengembangan kurikulum materi kuliah dan disiplin ilmu

yang dikembangkan

1.5.3 Manfaat bagi Mitra

Manfaat yang dapat diperoleh mitra dari program PKM/KKNT ini adalah

a. Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, dan ilmu pengetahuan di bidang terkait dalam

menyelesaikan permasalahan desa di bidang terkait

b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan dalam merencanakan, merumuskan, dan

melaksanakan program desa di bidang terkait

6. Jadwal Kegiatan
Tahap Persiapan

No. Uraian Kegiatan Waktu Hasil

Pembentukan 19 Mei
1. Terbentuknya kelompok 24
Kelompok 2022

29 Mei Terlaksananya kegiatan fisrt


2. First Gathering
2022 gathering kelompok 24

30 Mei Terlaksananya kegiatan


3. Pembekalan I
2022 Pembekalan I

4. Survei I 01 Juni Terlaksananya Survei I


2022

03 Juni
5. Pembekalan II Terlaksananya Pembekalan II
2022

12 Juni
6. Survei II Terlaksananya Survei II
2022

13 Juni
7. Pembekalan III Terlaksananya Pembekalan III
2022

13 Juni
8. Penyusunan Proposal Tersusunnya Proposal
2022

Pengumpulan 15 Juni
Proposal sudah dikumpulkan
Proposal 2022

Tahap Pelaksanaan

No. Uraian Kegiatan Waktu Hasil

Pembukaan di lokasi ● Terlaksananya acara

PKM/KKNT 20 Juni pembukaan dan penerimaan

1. 2022 peserta PKM/KKNT di balai desa

yang dihadiri oleh perangkat

desa

2. Minggu Pertama :

20 – 26 Juni 2022

- Pendataan peserta 20 Juni

program Raja Peduli 2022 ● Mendapatkan peserta untuk


(jumlah, usia) program Raja Peduli

- Konten materi untuk ● Mendapatkan data struktur

pembuatan Banner pemerintahan desa

- Mendata Buku ● Mendapatkan data buku

Administrasi Desa administrasi desa

- Pendataan peserta ● Mendapatkan peserta untuk

sosialisasi menghadiri sosialisasi yaitu

(jumlah,kegiatan, 21 Juni UMKM yang ada di Desa

kontak) 2022 Sumberkradenan

- Mendata Buku ● Mendapatkan data buku

Administrasi Desa administrasi desa

- Konten Banner ● Mendapatkan data alur

- Surat undangan pelayananan administratif

untuk dosen Lab KWU ● Sudah dibuatnya surat


22 Juni
- Membuat template undangan untuk dosen
2022
buku administrasi pemateri Sosialisasi UMKM

desa ● Sudah dibuatnya template buku

administrasi desa

- Mencari tempat Raja 23 Juni ● Mendapat tempat untuk

Peduli 2022 pelaksanaan program Raja


- Pengisian Peduli

administrasi desa ● Melakukan pengisian buku

administrasi desa

- Membuat materi ● Sudah dibuatnya materi untuk

Raja Peduli program Raja Peduli tentang

- Mengirimkan daur ulang sampah

undangan dosen Lab ● Melanjutkan pengisian buku


24 Juni
KWU administrasi desa
2022
- Pengisian ● Sudah mendapat masjid untuk

administrasi desa jumat berkah dan membantu

- Pendataan masjid pembagian snack jumat

dan KUBE

- Membuat materi ● Memulai pembuatan materi

sosialisasi UMKM 25 Juni untuk sosialisasi UMKM

- Pengisian 2022 ● Melanjutkan pengisian buku

administrasi desa administrasi desa

- Membuat materi ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM untuk sosialisasi UMKM


26 Juni
- Pengisian ● Melanjutkan pengisian buku
2022
administrasi desa administrasi desa

3. Minggu Kedua :
27 Juni – 03 Juli 2022

- Pengisian Buku ● Melanjutkan pengisian buku

Administrasi Desa administrasi desa

- Membuat desain ● Memulai pembuatan desain


27 Juni
Banner desa dan Banner desa dan sosialisasi
2022
sosialisasi UMKM UMKM

- Membuat materi ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM untuk sosialisasi UMKM

- Pengisian Buku ● Melanjutkan pengisian buku

Administrasi Desa administrasi desa

- Membuat desain ● Melanjutkan pembuatan desain


28 Juni
Banner desa dan Banner desa dan sosialisasi
2022
sosialisasi UMKM UMKM

- Membuat materi ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM untuk sosialisasi UMKM

- Membuat desain ● Melanjutkan pembuatan desain

Banner desa dan Banner desa dan sosialisasi


29 Juni
sosialisasi UMKM UMKM
2022
- Membuat materi ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM untuk sosialisasi UMKM

- Membuat desain 30 Juni ● Melanjutkan pembuatan desain

Banner desa dan 2022 Banner desa dan sosialisasi


sosialisasi UMKM UMKM

- Membuat materi ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM untuk sosialisasi UMKM

- Pendataan masjid ● Melakukan pendataan masjid

dan KUBE dan KUBE untuk keperluan

- Membuat desain Jum’at Berkah

Banner desa dan 01 Juli ● Melanjutkan pembuatan desain

sosialisasi UMKM 2022 Banner desa dan sosialisasi

- Membuat materi UMKM

sosialisasi UMKM ● Melanjutkan pembuatan materi

untuk sosialisasi UMKM

Membuat materi 02 Juli ● Melanjutkan pembuatan materi

sosialisasi UMKM 2022 untuk sosialisasi UMKM

Membuat PPT 03 Juli ● Memulai untuk membuat PPT

Sosialisasi UMKM 2022 untuk sosialisasi UMKM

4. Minggu Ketiga :

04 – 10 Juli 2022

- Cetak Banner desa 04 Juli ● Memulai untuk mencetak

dan Sosialisasi UMKM 2022 banner struktur organisasi dan

- Membuat undangan alur pelayanan, serta banner

sosialisasi UMKM sosialisasi UMKM.


● Memulai untuk membuat

undangan sosialisasi UMKM

untuk para peserta

- Cetak Banner desa ● Melanjutkan untuk mencetak

dan Sosialisasi UMKM banner struktur organisasi dan

- Membuat undangan 05 Juli alur pelayanan, serta banner

sosialisasi UMKM 2022 sosialisasi UMKM

● Melanjutkan untuk membuat

undangan sosialisasi UMKM

- Cetak Banner desa ● Sudah tercetaknya banner

dan Sosialisasi UMKM struktur organisasi dan alur

- Cetak undangan pelayanan, serta banner

sosialisasi UMKM sosialisasi UMKM


06 Juli
- Cetak undangan Raja ● Sudah tercetaknya undangan
2022
Peduli sosialisasi UMKM untuk peserta

sosialisasi yang telah terdata

● Sudah tercetaknya undangan

untuk peserta Raja Peduli

- Bantu persiapan Idul ● Telah membantu panitia kurban


07 Juli
Adha di masjid terdekat tempat
2022
tinggal

- Libur Idul Adha 08 Juli ● Melakukan pendataan masjid


- Pendataan Masjid dan KUBE untuk keperluan

dan KUBE Jum’at Berkah, serta telah


2022
menemukan masjid untuk

tempat pelaksanaannya.

- Pelaksanaan ● Telah terpasangnya Banner

Pengadaan Banner struktur organisasi dan alur

- Sebar Undangan pelayanan di kantor Balai Desa


09 Juli
Raja Peduli Sumberkradenan
2022
● Telah disebarnya undangan

untuk peserta raja peduli secara

daring

- Panitia kurban ● Telah membantu pelaksanaan

kurban di masjid terdekat dari

10 Juli tempat tinggal, dengan

2022 membantu menimbang dan

membangikan daging kurban

sesuai dengan porsi.

5. Minggu Keempat :

11 – 18 Juli 2022

- Pelaksanaan Raja 11 Juli ● Melaksanakan kegiatan Raja

Peduli 2022 Peduli yang mengajarkan anak

usia dini (kelas 3) cara


membedakan sampah yang

benar antara organik dan

anorganik dan cara mengolah

sampah sehingga diharapkan

dapat membuang sampah ke

tempat yang seharusnya.

- Sebar undangan ● Para calon peserta UMKM

sosialisasi UMKM untuk menghadiri sosialisasi

“Pemasaran dan Keuangan


12 Juli
UMKM Desa” yang mana para
2022
calon peserta kemudian

mengetahui kapan dan di mana

acara sosialisasi dilaksanakan.

- Persiapan Tempat ● Tempat untuk kegiatan

Sosialisasi UMKM sosialisasi menjadi rapi dan siap

- Persiapan 13 Juli digunakan untuk keesokan

pemesanan produk 2022 harinya.

KUBE untuk Jumat

Berkah

- Pelaksanaan 14 Juli ● Pelaksanaan kegiatan sosialisasi

Sosialisasi 2022 “Pemasaran dan Keuangan

UMKM Desa”. UMKM desa


diharap lebih paham terkait

dengan pemasaran produk dan

pengelolaan keuangan.

- Pelaksanaan Jumat ● Masyarakat lebih mengenal

Berkah KUBE dengan baik sebagai


15 Juli
tempat makan yang nikmat
2022
serta membangun branding

baik KUBE di mata masyarakat.

Bounding kelompok ● Anggota kelompok menjadi

ke Air Terjun 16 Juli lebih dekat satu sama lain dan

2022 membangun hubungan yang

baik.

Perbaikan Banner di ● Banner menjadi lebih rapi dan

Kantor Desa 17 Juli sesuai sehingga masyarakat

2022 memahami alur pelayanan

administrasi desa

Penutupan Kegiatan ● Terlaksananya acara penutupan

PKM/KKNT dan pelepasan peserta

18 Juli PKM/KKNT di Balai Desa yang


6.
2022 dihadiri oleh perangkat desa

dan Dosen Pendamping

Lapangan.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi

No. Uraian Kegiatan Waktu Hasil

Penyusunan Laporan 19 – 24 Tersusunnya laporan akhir


1.
Akhir PKM/KKNT Juli 2022 PKM/KKNT

Bimbingan DPL 22 Juli Terlaksananya Bimbingan dengan


2.
2022 DPL

3.

7. Laporan Teknis

1. Penguatan Tata Kelola Pemerintah Desa

Tujuan : a. Membantu digitalisasi dokumen dan kearsipan desa

b. Membantu pengadaan banner yang memuat informasi

struktur pemerintahan desa, alur pelayanan desa, dan juga

motto layanan pemerintahan desa

Sasaran : Pemerintah desa sebagai stakeholder, masyarakat desa sebagai

pengguna, serta pemerintah daerah sebagai supervisor,

akademisi, dan awak media

Tempat : Kantor Desa Sumberkradenan

Waktu pelaksanaan : 20 Juni 2022

Jumlah peserta : 19 Orang

Jumlah dana : Rp. 24.000,00

Sumber dana : Dana Bantuan Fakultas


2. Sosialisasi UMKM tentang Pemasaran dan Keuangan

Tujuan :Memberikan pengetahuan terkait dengan pemasaran dan

keuangan bagi pelaku UMKM Desa Sumberkradenan

Sasaran : Pemerintah desa sebagai stakeholder, pelaku usaha UMKM

sebagai pengguna, akademisi, dan awak media

Tempat : Kantor Desa Sumberkradenan

Waktu pelaksanaan : 14 Juli 2022

Jumlah peserta : 15 orang

Jumlah dana : Rp. 478.000,00

Sumber dana : Dana Bantuan Fakultas

3. Raja Peduli

Tujuan : a. Memberi pengetahuan mengenai sampah daur 

ulang 

 b. Mengembangkan kreativitas anak-anak

c. Membantu proses daur ulang sampah botol 

bekas agar dapat dipakai kembali

Sasaran : Pemerintah desa sebagai stakeholder, masyarakat desa khususnya

siswa-siswi kelas 3A SDN Sumberkradenan sebagai pengguna,

akademisi, dan awak media

Tempat : SDN Sumberkradenan 

Waktu pelaksanaan : 11 Juli 2022


Jumlah peserta : 26 anak kelas 3A SD

Jumlah dana : Rp. 244.000,00

Sumber dana : Dana Bantuan Fakultas

4. Jumat Berkah

Tujuan : Membantu pemasaran produk UMKM lokal desa

Sasaran : Pemerintah desa sebagai stakeholder, masyarakat desa dan

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai pengguna, akademisi,

dan awak media

Tempat : Dusun Premban dan Dusun Bonangan

Waktu pelaksanaan : 24 Juni, 1 Juli, 8 Juli, dan 15 Juli 2022

Jumlah peserta : 60 Orang

Jumlah dana : Rp. 300.000,00

Sumber dana : Dana Bantuan Fakultas

8. Bentuk – Bentuk Dukungan


3.3.1 Dukungan Dari Mahasiswa
Bentuk dukungan yang diberikan oleh mahasiswa berupa dukungan fisik maupun non fisik.
Dukungan fisik yang diberikan oleh mahasiswa berupa Pembuatan banner alur pelayanan desa
dan struktur organisasi desa, Pembuatan banner penunjuk arah untuk Kelompok Usaha Bersama
(KUBE).
Bentuk dukungan non-fisik yang diberikan oleh mahasiswa berupa; Pengisian Buku Administrasi
Desa di Kantor Desa Sumberkradenan, Menginput data Latter-C Desa Sumberkradenan kedalam
soft file, Penataan ulang arsip SDG’s Desa Sumberkradenan, Menginput data SPT Desa
Sumberkradenan kedalam soft file, Pengisian data desa kedalam website Wikipedia, Memberikan
bimbingan belajar kepada anak-anak sekitar tempat tinggal mahasiswa, Memberikan pembekalan
ilmu tentang pengolahan sampah untuk ibu-ibu PKK Desa Sumberkradenan, memberikan
edukasi terkait dengan daur ulang sampah pada anak-anak sekolah dasar di SDN
Sumberkradenan.

3.3.2 Dukungan Dari Mitra


Bentuk dukungan yang diberikan oleh beberapa mitra yang bekerjasama dengan penulis sebagai
berikut :
a. Pemerintah Desa Sumberkradenan
Dalam membantu mendukung terlaksananya program kerja penulis pihak pemerintah desa
memberikan beberapa dukungan baik secara fisik maupun non-fisik yang sangat membantu
terlaksananya program kerja penulis. Bentuk dukungan yang diberikan seperti; pihak desa
membelikan hard disk desa yang digunakan untuk menyimpan data-data yang telah diinput
penulis kedalam bentuk soft file seperti, Buku Administrasi Desa, Letter-C, Data SDG’s dan data
SPT desa, pihak desa memberikan ruang kerja bagi penulis untuk melakukan kerja di Kantor
desa, Pihak desa membantu penulis dalam menyiapkan dan menyediakan data-data yang
dibutuhkan penulis, pihak desa memberikan arahan kepada penulis selama kegiatan kerja di
Kantor Desa Sumberkradenan.
Selain itu dalam pelaksanaan program sosialisasi UMKM desa Pemerintah Desa
Sumberkradenan juga memberikan fasilitas Aula Kantor Desa yang digunakan penulis untuk
melaksanakan Program Kerja Sosialisasi UMKM desa. Fasilitas lain seperti Proyektor dan
pengeras suara juga disediakan oleh desa digunakan dalam berbagai kegiatan penulis untuk
melakukan program kerja yang telah disusun.
b. UMKM
Beberapa dukungan juga diberikan oleh para pelaku UMKM desa dalam membantu penulis
untuk melaksanakan program kerja. Bentuk dukungan yang diberikan oleh UMKM desa seperti,
antusiasme pelaku UMKM dalam mengikuti program kerja Sosialisasi UMKM desa dengan
peran aktif mengikuti semua rangkaian kegiatan selama sosialisasi dan aktif untuk bertanya
selama sesi tanya jawab yang dibuka pada kegiatan Sosialisasi UMKM Desa. Selain itu
dukungan lain juga diberikan oleh pelaku UMKM desa yakni dengan menerima dan
mengarahkan penulis dalam setiap kegiatan koordinasi yang dilakukan. Pelaku UMKM ini juga
memberikan ilmu terkait dengan usaha dan produk mereka sehingga penulis bisa menyusun
program kerja Soslialisasi UMKM Desa dengan berdasarkan kondisi real pelaku UMKM Desa
Sumberkradenan.
Dukungan lain juga diberikan oleh pelaku UMKM desa dalam membantu penulis melaksanakan
program kerja Jumat Berkah. Para pelaku UMKM ini memberikan arahan kepada penulis dalam
menentukan masjid mana yang digunakan dalam program kerja jumat berkah. Pelaku UMKM ini
juga membantu penulis dalam menyediakan dan menyiapkan produk mereka untuk dibagikan ke
jamaah sholat jumat.
c. Pihak SDN Sumberkradenan
Pihak SDN Sumberkradenan juga memberikan beberapa dukungan kepada penulis dalam
melaksanakan program kerja Raja Peduli. Beberapa bentuk dukungan yang diberikan seperti,
memberikan fasilitas ruang kelas yang digunakan sebagai tempat penyampaian materi daur ulang
sampah kepada siswa-siswi SDN Sumberkradenan. Selain itu pihak SDN Sumberkradenan juga
membantu penulis dalam mengkoordinir siswa dan siswi kelas 3A SDN Sumberkradenan
sebagai peserta Program Kerja Raja Peduli.

3.3.3 Dukungan Dari Fakultas


Bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak fakultas seperti bantuan dana sebesar Rp. 1.000.000
kepada penulis untuk mendanai program kerja salama kegiatan KKNT dilakukan. Bentuk
dukungan lainnnya seperti arahan dan bimbingan yang diberikan oleh fakultas dalam
melaksanakan setiap rangkaian kegiatan PKM/KKNT. Pihak fakultas juga memberikan kontak
PIC Desa sebagai koordinator yang menghubungkan penulis dengan pihak desa. Selain itu pihak
fakultas juga memberikan bentuk dukungan lain yakni berupa fasilitas pemateri pada program
kerja Sosialisasi UMKM Desa.

9. Kendala - Kendala
3.4.1 Kendala Dari Mahasiswa
 Besarnya anggaran yang diberikan oleh fakultas tidak berbanding seimbang dengan
pengeluaran dalam menjalankan program kerja yang telah disusun sehingga mahasiswa
harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup banyak demi mencukupi kebutuhan
program kerja
 Minimnya fasilitas yang dimiliki oleh pihak mitra sehingga menyulitkan mahasiswa
dalam menjalankan program kerja
 Masih kurangnya kelengkapan data yang dimiliki oleh desa sehingga ada beberapa data
yang dikumpulkan oleh penulis namun tidak tersedia dan belum bisa untuk diakses.
Selain itu data dan kearsipan yang dimiliki desa masih belum terorganisir dengan rapi
sehingga seringkali data dan arsip tersebut tidak berada pada tempat yang seharusnya
atau terselip

3.4.2 Kendala Dari Mitra


 Terbatasnya waktu dalam melakukan riset sehingga permasalahan dari mitra belum dapat
dianalisis secara lingkup luas
 Kurangnya respon apik yang diberikan oleh beberapa pihak UMKM terhadap program
kerja yang telah dan akan dijalankan oleh kelompok penulis
 Dalam pengisian Letter C terdapat kendala terutama pada data yang tersedia telah usang
sehingga menjadi sulit untuk dibaca dan dimasukkan ke dalam excel
 Dalam penataan ulang data SDG’s desa, terdapat beberapa kendala seperti kurang
lengkapnya data yang ada, tulisan sulit dibaca, beberapa kerancuan dan ketidaksesuaian
data, dan masih kurangnya map untuk menyimpan data

3.4.3 Kendala Dari Fakultas


 Timeline kegiatan PKM/KKNT yang cenderung terlalu singkat sehingga kegiatan-
kegiatan yang dilakukan kurang dapat dimaksimalkan
 Banyaknya informasi dari fakultas yang diberikan secara mendadak
 Respon dari pihak fakultas terkait dengan pertanyaan mahasiswa yang diperlukan
cenderung lambat

10. 4.1 Landasan Teori


Tema besar yang diangkat oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya dalam
kegiatan PKM/KKNT FIA UB 2022 memiliki fokus kegiatan pada dua kajian bidang yakni
penguatan tata kelola desa dan ekonomi lokal. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan
PKM/KKNT ini menggunakan landasan teori yang telah disesuaikan dengan tema kegiatan yang
diangkat. Adapun landasan teori yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu;
A. ILMU ADMINISTRASI
Menurut Mariati Rahman (2017) Ilmu merupakan keseluruhan usaha yang dilakukan
dengan sadar untuk melakukan kegiatan mencermati, menemukan, serta menambah pemahaman
dari manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Menurut Alemina Henuk
Kacaribu (2020) Ilmu merupakan kumpulan dari pengetahuan manusia yang rasional dan
kognitif dan pengetahuan tersebut akan disusun secara sistematis dengan suatu metode yang
dapat dipelajari sehingga dapat memberikan suatu dampak baik di segala bidang. Ilmu dapat
dikatakan sebagai pemahaman yang merujuk pada langkah menetapkan serta memvisualisasikan
sesuatu untuk nantinya dapat menjelaskan suatu gejala tertentu dalam suatu pengalaman yang
diselidikinya (Rahman, 2017).
Menurut Sahya Anggara (2012) administrasi merupakan proses dimana seluruh aktivitas
organisasi yang menuju pencapaian tujuan antara serta tujuan akhir (goals and objectives).
Sedangkan pendapatan lain menurut Muhammad (2019) administrasi adalah seluruh rangkaian
kerja sama diantara beberapa orang yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Pendapat
lain menurut Harbani Pasolong (2019) mengatakan bahwa administrasi merupakan tindakan
yang direncanakan serta dilaksanakan oleh sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai
tujuan atas dasar efektif, efisien serta rasional.
Menurut Adnan dan Hamim (2013) mengungkapkan bahwa ilmu administrasi merupakan
cabang dari ilmu sosial yang didalamnya mempelajari mengenai kerja sama manusia dalam
mencapai tujuannya. Sahya Anggara (2012) mengemukakan ilmu administrasi mengamati
aktivitas serta dinamika sekelompok orang yang bekerja sama secara terorganisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, sebagai fenomena sosial. Sedangkan menurut Alemina Henik
Kacaribu (2020) Ilmu Administrasi dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran serta penawaran
seseorang yang tersusun sesuai dengan rasionalitas dan sistematika yang menjelaskan mengenai
objek formal yakni pemikiran dalam menciptakan suatu keteraturan dari segala aksi serta reaksi
yang dilakukan oleh manusia dan objek material, yang mana dalam hal ini manusia
melaksanakan suatu kegiatan administrasi yang berbentuk kerjasama dalam mewujudkan suatu
tujuan.
B. TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
Good Governance (tata kelola pemerintahan yang baik) telah lama menjadi sesuatu yang
dipandang buruk oleh banyak orang di Indonesia. Meskipun begitu, pemahaman mereka tentang
Good Governance berbeda-beda, namun setidaknya sebagian besar dari mereka mengharapkan
bahwa dengan Good Governance mereka akan dapat memiliki kualitas tata kelola pemerintahan
yang lebih baik. Banyak di antara mereka yang mengharapkan bahwa dengan memiliki praktik
Good Governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka
korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan
masyarakat (Dwiyanto, 2005).
Arti Good dalam Good Governence mengandung dua pengertian. Pertama, nilai yang
menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai nilai yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan
dan keadilan sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarka pengertian ini, good
governance berorientasi pada, yaitu: 1) orientasi ideal negara yang di arahkan pada pencapaian
tujuan nasional; dan 2) pemerintah yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien
dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional (Adisasmita, 2011).
Terselenggaranya Good Governence merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk
mewujudkan anspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan
bernegara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan dapat berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Rosidin, 2004).
Birokrasi pada sektor publik, pada dasarnya dciptakan untuk memberikan pelayanan pada
masyarakat. Meskipun birokrasi sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan
organisasi bisnis, tetapi dalam menjalankan misi, tujuan dan programnya menganut prinsip-
prinsip efesiensi, efektivitas, dan menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus
dilayani secara optimal. (Sugandi, 2011).
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Pemerintah Daerah yang
mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi penyelenggaraan urusan wajib
dan urusan pilihan yang dilaksanakan berdasarkan asas otonomi dan asas tugas
pembantuan.Yang dimaksud dengan “Tata Kepemerintahan yang Baik” adalah proses penciptaan
lingkungan kelembagaan yang memungkinkan adanya interaksi antar strata pemerintahan dan
antara pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan swasta/dunia usaha) dalam suatu tata nilai
yang baik.
Terdapat tiga terminologi dengan istilah dan konsep Good Governance, yaitu: Good Governance
(tata pemerintahan yang baik), Good Government (pemerintahan yang baik), dan Clean
Governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih memahami makna sebenarnya dari Good
Governance, adapun beberapa pengertian dari Good Governance, antara lain:
1. Menurut Bank Dunia (World Bank). Good governance merupakan cara kekuasaan yang
digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat (Adisasmita, 2011).
2. Menurut UNDP (United National Development Planning). Good Governance merupakan
praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara
secara politik, ekonomi dan administratif ringan, serta informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. (Adisasmita, 2011).
Teori Tata Kelola Pemerintah Desa yang baik (Good Governance) menurut Menurut Daniri
(2005) memuat lima prinsip yang termasuk kedalam Tata Kelola yang baik (Good Corporate
Governance). Kelima prinsip tersebut yaitu :
1. Transparansi (Transparancy)
Merupakan keterbukaan informasi dalam pengambilan keputusan maupun menyampaian
informasi. Prinsip transparansi ini bertujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan
(Conflict of interest) dari berbagai pihak dalam manajemen.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Merupakan bentuk pertanggungjawaban atas hasil yang didapatkan atau dalam pelaksanaan
semua kegiatan dalam manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan didalam pengelolaan lembaga terhadap prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independensi (Independency)
Merupakan bentuk kemandirian lembaga dalam menjalankan manajemennya secara professional
sehingga menghindari benturan atau tekanan dari pihak lain disesuaikan dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
Merupakan sikap adil dan kesetaraan dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai stakeholder
dengan berdasar kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

New Public Service (NPS)


Perspektif new public service ini pertama diawali pandangan atas pengakuan atas warga
negara dan posisinya yang sangat penting bagi suatu kepemerintahan yang demokratis. Warga
negara ini mempunyai jati diri yang tidak hanya dipandang sebagai semata persoalan
kepentingan pribadi (self interest) namun juga penting untuk melibatkan nilai, kepercayaan dan
kepedulian terhadap banyak orang. Dalam hal ini warga negara diposisikan sebagai pemilik
dalam pemerintahan suatu negara dan mampu untuk bertindak bersama-sama dalam mencapai
sesuatu yang lebih baik. Perspektif new public service menghendaki peran para administrator
publik untuk melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat dalam pemerintahan dan bertugas
untuk melayani masyarakat dengan baik sesuai tujuan (Alamsyah, 2016).

C. TEORI ADMINISTRASI BISNIS


a. Definisi UMKM
Menurut Rudjito (2003), pengertian UKM adalah Usaha Kecil dan Menengah (UMKM)
Perekonomian Indonesia dalam hal penciptaan lapangan kerja dan lapangan kerja dari perspektif
jumlah perusahaan. Menurut Tambunan (2013:2), UMKM adalah suatu entitas produktif secara
mandiri dan dibuat oleh perseorangan atau badan hukum di semua sektor ekonomi. Nurhayati
(2011:102) menyatakan bahwa ada beberapa variasi dalam definisi UMKM. Menurut
karakteristik masing-masing negara, yaitu:
1. Bank Dunia: UKM adalah perusahaan dengan tenaga kerja ± 30 orang.
Penjualan tahunan sekitar $3 juta dan total aset kurang dari $3 juta.
2. Untuk Amerika Serikat: UKM adalah industri non-dominan di sektornya
dan memiliki kurang dari 500 karyawan.
3. Untuk Eropa: UKM adalah perusahaan dengan tenaga kerja 10-40 orang.
memiliki pendapatan tahunan 1 hingga 2 juta euro, jika kurang dari 10 orang, maka
dikategorikan sebagai usaha keluarga
4. Jepang: UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufaktur retail / jasa dengan 54-300
karyawan dan modal 500-300 juta .
5. Korea Selatan: UKM adalah perusahaan dengan 300 karyawan dan memiliki kekayaan
bersih senilai $ 60 juta.
6. Beberapa negara Asia Tenggara: UKM adalah perusahaan dengan 10 hingga 15 karyawan
(Thailand), atau 5-10 orang (Malaysia), atau 10-99 orang (Singapura), Berkapitalisasi ± 6 juta
dolar AS.

b. Laporan Keuangan dan Pencatatan Keuangan


Laporan keuangan didefinisikan sebagai suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan tersusun berdasarkan data keuangan suatu
entitas bisnis yang dicatat secara periodik. Pencatatan laporan keuangan disusun berdasarkan
bukti transaksi yang sah seperti bon, nota, dan faktur yang kemudian dimasukan kedalam format
laporan keuangan.
Menurut Abrori, 2010 laporan keuangan terdiri dari berbagai jenis yaitu:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Pada laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai pendapatan, pengeluaran maupun
pajak. Sehingga pada laporan ini perusahaan dapat mengetahui apakah dalam suatu periode
tersebut perusahaan mendapatkan keuntungan atau justru mengalami kerugian.
2. Laporan Neraca (Balance Sheet)
Laporan neraca atau laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas dan ekuitas pada suatu periode secara menyeluruh. Sehingga total dari
ketiga komponen tersebut dapat mencerminkan posisi keuangan perusahaan tersebut pada
periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal menyediakan informasi mengenai seberapa besar terjadinya
perubahan modal pada periode tersebut. Selain itu dengan penyusunan laporan ini juga kita dapat
mengetahui sebab sebab perubahan modal perusahaan kita.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai arus perputaran uang perusahaan baik yang
masuk dan keluar. Perputaran arus uang tersebut dapat terjadi akibat dari kegiatan usaha,
pembelian maupun investasi yang terjadi pada periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas laporan keuangan (CaLK) adalah laporan keuangan yang memberikan penjelasan
secara rinci mengenai laporan keuangan neraca, laba rugi, perubahan modal dan arus kas
perusahaan.

c. Manfaat Menyusun laporan keuangan


1. Pengetahuan tentang informasi tentang posisi keuangan, hasil keuangan, perubahan ekuitas di
masa lalu. Sehingga pengusaha UMKM dapat mengetahui secara pasti aset, sumber daya dan
modal yang dimilikinya.
2. Pengetahuan tentang biaya perubahan uang tunai dan distribusinya. Berdasarkan laporan arus
kas, Pihak UMKM dapat mengetahui seberapa besar nilai kenaikan atau penurunan kas selama 1
periode. Selain itu, pihak UMKM juga dapat mengetahui dari mana sumber dana berasal,
kemana akan disalurkan dan berapa banyak uang yang diterima dan dibelanjakan, baik dari
operasional, investasi maupun pembiayaan. Sehingga pihak UMKM tidak akan mengalami
masalah permodalan yang disebabkan oleh salah alokasi modal karena memiliki cash
management yang sistematis.
3. Mengetahui laba rugi yang dihasilkan setiap periode melalui laporan laba rugi sehingga pihak
UMKM dapat mengetahui hasil aktivitas keuangannya dan/atau hasil aktivitas operasinya.
4. Menjadi salah satu bahan dalam pengambilan keputusan. Data pelaporan keuangan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.

d. Manfaat Memisahkan Rekening Pribadi dengan Rekening Bisnis


1. Perencanaan yang lebih terorganisir
Dengan memisahkan rekening pribadi dan bisnis, akan lebih mudah bagi pihak UMKM untuk
melacak transaksi, baik uang masuk maupun uang keluar. Kombinasi laporan uang masuk dan
keluar yang dicatat dengan jelas dan tidak membingungkan memudahkan dalam menulis laporan
keuangan yang dimana dapat memperkirakan pengeluaran dan pendapatan di masa depan.
2. Perhitungan pajak yang mudah
Ketika menggabungkan laporan keuangan bisnis dan rekening pribadi, akan sulit bagi untuk
memisahkan mana transaksi untuk bisnis dan mana yang merupakan transaksi pribadi atau
transaksi yang bukan untuk tujuan bisnis. Misalnya, Anda mungkin secara tidak sengaja
membayar bonus Rs 10 juta dari kantor tempat Anda bekerja menjadi pendapatan lain-lain bisnis
Anda. Berdasarkan konsep pajak penghasilan, jika penghasilan bersih Anda semakin tinggi,
otomatis jumlah pajak yang Anda bayarkan akan semakin tinggi. Jika keuangan pribadi dan
bisnis Anda tercampur, jumlah pajak bisnis yang Anda bayar mungkin lebih banyak.
3. Pengambilan keputusan yang mudah
Anda dapat dengan mudah mengambil suatu keputusan bisnis yang terukur dengan memisahkan
keuangan pribadi dan bisnis. Dalam hal keuangan pribadi, dengan mengukur berapa banyak
uang tunai yang sebenarnya tersedia untuk pengeluaran sehari-hari, berapa banyak yang dapat
dihemat, merencanakan pengeluaran, dan sebagainya. Di sisi lain, ini juga membantu UMKM
untuk mengambil keputusan bisnis yang baik. Misalnya, Anda mengetahui jumlah uang yang
tepat dalam bisnis untuk menentukan jenis pengeluaran apa yang akan Anda keluarkan dalam
bisnis Anda dalam jangka panjang.
e. Kewirausahaan dan Pemasaran
Kewirausahaan ialah ilmu yang mengkaji mengenai pembangunan dan pengembangan kreatifitas
serta kebranian dalam menanggung resiko terhadap usaha yang dilakukan guna mewujudkan
hasil karya tersebut. Menurut Kotler & Amstrong (dalam Priansa, 2017:3) menjelaskan bahwa
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang
bernilai dengan pihak lain. Shimp (2010) menyatakan bahwa pemasaran merupakan sekumpulan
aktivitas di mana bisnis dan organsiasi menciptakan pertukaran nilai di antara bisnis dan
perusahaan itu sendiri.
Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough mengemukakan bahwa wirausahawan ialah
orang yang mencetuskan sebuah bisnis baru dengan mengambil ketidakpastian yang berupa
resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang serta
menyatukan sumber daya yang dibutuhkan dalam pendiriannya. Sedangkan pada Inpres No. 4
Tahun 1995 mendefinisikan bahwa kewirausahaan ialah sebagai wadah perilaku, sikap, semangat
dan kemampuan seseorang untuk menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
dalam menciptakan, mencari, menerapkan kinerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan mempunyai tujuan seperti mewujudkan gagasan inovatif yang dimiliki seseorang
dalam bidang usaha, menciptkana sesutau yang baru sekaligus berbeda dalam bidang usaha,
mengganti tatanan perekonomian dengan memperkenalkan produk dalam usaha, menciptakan
kreativitas dan inovasi yang berguna untuk memecahkan permasalahan dalam bidang usaha,
serta menemukan cara berpikir dalam bidang usaha yang baru dan melakukannya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses dalam menciptakan
kegiatan usaha baik berupa barang ataupun jasa, yang dimana pada penerapannya memerlukan
kreatifitas, inovasi, keterampilan komunikasi, manajemen, yang diiringi dengan semangat agar
bisa menghasilkan suatu yang baru dan tentunya berbeda, dimana hal ini diharapkan dapat
memperoleh sebuah keuntungan.
Sementara pemasaran adalah salah satu aspek terpenting dalam menjalankan bisnis terlebih
dalam pemasaran para pelaku bisnis akan berhubungan langsung dengan para konsumen. Dalam
menjalankan peran pemasaran para pelaku bisnis juga akan mendapatkan umpan balik mengenai
jasa atau barang yang diperjual belikan, dari umpan balik tersebut para pelaku bisnis dapat
menginovasi dari jasa atau barang yang ditawarkan setelahnya para pelaku bisnis dapat
mengembangkna bisnisnya sehingga dari umpn balik tersebut para pelaku bisnis mendapatkan
keuntungan yang berkelanjutan.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Suntoyo,
2014:222).
Kotler & Armstrong (Priansa, 2017: 8) menyatakan bahwa ada lima konsep pemasaran yang
sering digunakan oleh para pelaku bisnis sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pemasaran, yaitu:
1. Produksi
Konsep produksi adalah konsep bisnis tertua dengan lebih banyak konsumen. Utamakan produk
yang terjangkau.
2. Produk
Konsumen akan lebih memilih produk yang menawarkan fitur dan kualitas tertinggi. Konsep ini
menunjukkan bahwa konsumen sangat berpengaruh penciptaan produk.
3. Penjualan
Konsep ini menunjukkan jika adanya ketidaksesuaian antara konsumen dan bisnis dalam
melakukan penjualan, maka konsumen cenderung akan menunjukkan keengganan untuk
membeli kembali.
4. Pemasaran
Konsep ini adalah kunci untuk mencapai tujuan bisnis yang berarti bahwa perusahaan perlu
membuat, menyampaikan, dan menyampaikan konten dengan lebih efektif. Mengkomunikasikan
minat konsumen ke pasar yang telah dipilih.
5. Pemasaran berorientasi kepada masyarakat
Konsep masyarakat ini mengklaim bahwa misi organisasi adalah untuk memutuskan target pasar
menentukan kebutuhan, keinginan, keuntungan Kepuasan yang diinginkan agar lebih efektif dan
efisien.
Konsep pemasaran kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari hal yang berkaitan dengan
segala pemikiran, kemampuan, dan perilaku seorang wirausaha dalam memandang masalah
dalam usaha yang dijalankan. Pendekatan pemasaran baik dimonitor berdasarkan kekurangan
sumber daya yang dimiliki Pelaku UMKM (Stokes, 2007). Pendekatan pemasaran
kewirausahaan yang dilakukan oleh pengusaha UMKM dapat membuat suatu keadaan usaha
yang lebih tertuju dengan tujuan yang telah dibuat serta ditetapkan. Aspek krusial kewirausahaan
dibuat untuk menilai teori pemasaran sesuai dengan realita wirausaha yang ada.

f. Digital Marketing
Perkembangan teknologi yang pesat pun memiliki dampak terhadap dunia pemasaran bisnis.
Sebelum teknologi berkembang pesat, orang-orang yang berbisnis lebih senang menggunakan
pemasaran secara konvensional (offline). Berbeda dengan sekarang, orang mulai berlomba-
lomba dalam menmpelajari serta menggunakan pemasaran secara digital karena banyak alasan
yang memudahkan serta menguntungkan penggunanya.
Pengguna pemasaran online (digital marketing) seringkali menggunakan media sosial sebagai
sarana pemasaran produk mereka karena media sosial memiliki pengguna dalam jumlah yang
besar serta karakteristik yang berbeda-beda. Dalam media sosial, banyak sekali jenis target pasar
yang tersebar. Contoh karakteristik pada media sosial ada yang bersifat sebagai media penjalin
pertemanan, contohnya seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Namun, ada pula yang
digunakan untuk mencari rekan kerja, menjalin relasi dalam pekerjaan seperti Linkedin.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan krusial dalam meningkatkan laju ekonomi
Indonesia, utamanya pada perluasan lapangan pekerjaan bagi banyak pengangguran dan
meningkatkan pendapatan rumah tangga Indonesia. Eksistensi UMKM membuat negara menaruh
harapan padanya di tengah adanya hambatan ekonomi yang ada. Penggunaan pemasaran secara
digital membangun harapan bagi UMKM agar dapat berkembang dan menjadi hal krusial dalam
perekonomian negara.
Pada era yang terus berkembang ini, terutama pada bidang teknologi, menjadikan segala sesuatu
yang berkaitan dengan teknologi hampir mustahil dihindari dari kepentingan manusia yang hidup
di zamannya. Perkembangan dalam bidang digital membuat kemungkinan bagi para orang yang
bergelut dalam bisnis UMKM mempromosikan produknya hingga bertransaksi secara online.
Media sosial adalah pilihan yang tepat karena media sosial merupakan media yang sangat mudah
untuk dipelajari dan dipergunakan. Alasan lainnya yaitu biaya yang dikeluarkan tidak terlalu
banyak dan dapat mengenai target pasar secara tepat. Pemasaran segara digital ini dapat
mengenai konsumen yang berasal dari luar negeri sekalipun tanpa batasan waktu dan tempat.

D. TEORI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam beberapa
jalur pendidikan. Pada pasal 1 ayat 7 dijelaskan bahwa:
“Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Salah satu jalur pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan nonformal, dimana jalur ini merupakan
salah satu jalur di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai usia, dari yang
muda hingga tua. Salah satunya kebutuhan belajarnya yaitu untuk meningkatkan mutu kehidupan
keluarga, meningkatkan perekonomian, dan sebagaian program ini difokuskan untuk membantu
berbagai kelompok tertentu misalnya para pengusaha (Hidayat et al., 2017).
Beberapa bentuk dari pendidikan nonformal yaitu adanya penyelenggaraan sosialisasi dan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Charlotte Buhler dalam Normina (2014)
menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan suatu hal yang dapat membantu seseorang untuk
belajar dan menyesuaikan diri, cara bertahan hidup, serta berpikir agar dapat berfungsi dan
bermanfaat dalam kelompoknya. Dalam kegiatan sosialisasi terdapat proses pembelajaran
mengenai peran yang harus dijalankan oleh seseorang, maka sosialisasi disebut sebagai teori
mengenai peranan (role theory) oleh beberapa sosiolog.
Sedangkan pengertian dari Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 pada pasal 1 ayat 14 disebutkan:
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Tidak jauh berbeda, menurut DAP (Developmentally Approprite Practices) Pendidikan Anak
Usia Dini di rentang usia 0-8 tahun, yang bertujuan untuk mencari dan mengembangkan potensi
dari anak agar berkembang dengan optimal. Dalam melaksanakan pendidikan tersebut harus
disesuaikan dengan nikai yang dianut dalam lingkungannya, seperti budaya, keindahan,
kesenian, serta berbagai kebiasaan sosial. Salah satu karakteristik pada anak usia dini yaitu
secara aktif dalam mengeksplorasi lingkungannya, maka dari itu pendidikan anak usia dini harus
dilaksanakan dengan konsep belajar sambil bermain (Huliyah, 2016).

4.2 Analisis Temuan


Setelah diadakannya kegiatan PKM/KKNT FIA UB 2022 di Desa Sumberkradenan selama 30
hari diperoleh beberapa temuan yang dijadikan dasar penentuan program kerja dan pembuatan
alternatif solusi yang ditawarkan oleh kelompok 24. Disesuaikan pula dengan tema besar yang
diangkat oleh fakultas maka didapat analisis temuan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat desa seperti;
Permasalahan yang terjadi pada Pemerintah Desa Sumberkradenan yakni masih barunya
perangkat desa yang bertugas sehingga para perangkat desa ini masih harus menyesuaikan diri
dengan sistem kerja yang ada di Kantor Sumberkradenan. Selain itu para perangkat desa masih
minim lulusan perguruan tinggi sehingga pengetahuan tata kelola desa masih kurang dimengerti
oleh seluruh perangkat desa. Akibatnya banyak data dan dokumen desa yang tidak terorganisir
dengan baik. Data-data des aini Sebagian besar merupakan data fisik berupa buku kearsipan.
Buku-buku kearsipan ini tidak disimpan kedalam lemari arsip yang terintegrasi sehingga
seringkali ketika penulis membutuhkannya beberapa data-data tersebut tidak berada pada
tempatnya.
Selama ini pengarsipan yang dilakukan oleh desa masih dilakukan dengan manual berupa
dokumen fisik. Sehingga dokumen yang telah tersimpan lama menjadi usang dan mulai rusak.
Masih minimnya pengetahuan perangkat desa terkait digitalisasi dokumen desa. Oleh karena itu
pada kegiatan kerja di kantor desa penulis dan kelompok membantu Pemerintah Desa
Sumberkradenan untuk menguatkan tata kelola pemerinath desa dengan mendigitalisasi beberapa
dokumen desa kedalam bentuk soft file. Adapun beberapa dokumen yang digitalisasi oleh penulis
dan kelompok seperti; Buku Administrasi Desa, Letter-C Desa Sumberkradenan, Data Arsip
SDG’s Desa Sumberkradenan, dan Data SPT Desa Sumberkradenan.
Permasalahan lain juga dihadapi oleh Pemerintah Desa Sumberkradenan yakni masih terbatasnya
fasilitas yang memuat informasi bagi masyarakat ketika hendak mengakses layanan di kantor
desa. Berkaitan pula dengan kondisi masih barunya struktur organisasi Pemerintah Desa
Sumberkradenan sehingga belum adanya papan informasi yang memuat tentang struktur
organisasi pemerintah desa. Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam program kerja penulis
juga membuat pengadaan banner yang memuat informasi terkait dengan struktur organisasi
pemerintah desa dan alur pelayanan bagi masyarakat desa.
Permasalahan lain juga dihadapi oleh para pelaku UMKM Desa Sumberkradenan. Dimana
permasalahan ini berkaitan dengan masih minimnya pengetahuan para pelaku UMKM desa
terhadap pembukuan usaha. Masih belum tertatanya manajemen pembukuan usaha milik UMKM
desa mengakibatkan sering kali uang usaha dan uang pribadi bercampur. Sehingga para pelaku
UMKM ini sulit mengetahui laba usaha yang mereka dapatkan. Selain itu permasalahan lain
yang dihadapi oleh pelaku UMKM ini berkaitan dengan masih minimnya pengetahuan dalam
memasarkan hasil produk mereka ke masyarakat lebih luas. Akibatnya produk UMKM ini belum
terlalu dikenal oleh masyarakat luas. Kondisi ini amat disayangkan sebab potensi yang dimiliki
oleh UMKM Desa Sumberkradenan cukup baik dan bisa untuk dikembangkan lebih.

4.2.1 Gap antara Teori dan Praktek


A. Gap antara Teori dan Praktek Tata Kelola
Teori tata kelola yang baik (Good Governance) menekankan pada lima prinsip yang harus
dimiliki oleh lembaga pemerintahan. Kelima prinsip tersebut terdiri dari Prinsip Transparansi,
Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, Kesetaraan dan Kewajaran. Dengan didasarkan
oleh kelima prinsip tersebut maka suatu lembaga pemerintahan bisa dikatakan telah memiliki
sistem tata kelola yang baik. Teori Good Governance juga menjadi dasar pembuatan program
kerja penulis dalam kegiatan PKM/KKNT ini.
Berdasarkan hasil survei dan kegiatan KKNT yang penulis lakukan maka diperoleh hasil bahwa
kondisi nyata pada lembaga Pemerintah Desa Sumberkradenan masih terdapat beberapa
permasalahan dan masih belum memenuhi kelima prinsip sesuai dengan teori Good Governance.
Permasalahan ini meliputi;
1. Transparansi
Tingkat transparansi Pemerintah Desa Sumberkradenan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari
ketersediaan beberapa dokumen ataupun data laporan desa yang masih belum lengkap dan
seringkali data-data tersebut tidak tersedia. Padahal data dan dokumen ini dapat dijadikan bukti
pertanggungjawaban Pemerintah desa dalam melakukan semua kegiatan tata kelola. Dari
keadaan ini dapat disimpulkan bahwa tingkat transparansi Pemerintah Desa Sumberkradenan
masih belum bisa dikatakan baik.
Maka oleh sebab itu, penulis dan tim membantu pihak desa dalam mengisi buku administrasi
desa guna untuk memudahkan pencarian data yang dibutuhkan oleh desa. Selain itu tujuan lain
dari pengisian buku administrasi Desa Sumberkradenan yakni untuk membuat transparansi data
yang bisa diakses oleh semua perangkat desa dengan mudah.
2. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas berkaitan dengan nilai pertanggungjawaban yang harus dilakukan
pemerintah desa. Dalam hal ini Pemerintah Desa Sumberkradenan dapat dikatakan sudah cukup
baik dalam mempertanggungjawabkan semua kegiatan tata kelola pemerintah desa selama ini.
Hal ini dapat terlihat dari beberapa SOP dalam kegiatan tata kelola pemerintah desa yang
dilakukan. Setiap kegiatan tata kelola desa dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku dan
perbaikan standar kerja juga telah dibangun khususnya setelah adanya pergantian Kepala Desa di
Kantor Desa Sumberkradenan.
Restrukturisasi pada Lembaga Pemerintah Desa Sumberkradenan ini juga berpengaruh pada
perbaikan standar layanan yang diberikan kepeda masyarakat desa. Selain itu pemenuhan
fasilitas bagi kantor desa juga tengah dilakukan sebab selama ini fasilitas yang ada pun masih
minim. Pelaporan setiap dokumen juga mulai ditata dengan baik. Sehingga nantinya
akuntabilitas di Kantor Desa Sumberkradenan bisa lebih baik.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Pemerintah Desa Sumberkradenan
telah memenuhi prinsip akuntabilitas sesuai dengan teori Good Governance. Maka demikian tata
kelola pada Kantor Desa Sumberkradenan sudah cukup baik sesuai dengan prinsip akuntabilitas.
3. Responsibilitas
Prinsip responsibilitas berkaitan dengan nilai kepatuhan yang berlaku dalam sebuah Lembaga.
Nilai kepatuhan yang ada di Pemerintah Desa Sumberkradenan dapat dikatakan masih kurang.
Hal ini dapat terlihat dari beberapa hal seperti; masih banyak perangkat desa yang kurang bisa
mematuhi SOP desa khususnya dalam hal jam kehadira. Seringkali perangkat desa masih belum
hadir di kantor desa sesuai dengan jam operasional desa yakni jam 08.00-14.00. Selain itu
perangkat desa sering meninggalkan kantor desa sebelum jam operasional berakhir.
Berkaitan dengan peraturan desa, ada beberapa peraturan yang terbilang masih baru dibuat.
Pemerintah Desa Sumberkradenan ini baru mengalami restrukturisasi organisasi sehingga hal ini
menyebabkan beberapa SOP masih baru dibuat. Keadaan inilah yang mengakibatkan beberapa
perangkat desa masih harus menyesuaikan diri dengan peraturan yang baru. Selain itu peraturan
baru ini juga masih belum ditaati dengan baik oleh perangkat desa.
Berdasarkan kondisi tersebut dan kaitannya dengan teori Good Governance maka dapat
dipahami bahwa dalam tata kelola Pemerintah Desa Sumberkradenan masih belum memenuhi
prinsip responsibilitas tersebut. Sehingga nilai kepatuhan harus ditingkatkan di Kantor Desa
Sumberkradenan.
4. Independensi
Prinsip independensi berkaitan dengan kemandirian lembaga pemerintah desa dalam melakukan
tata kelola. Selama ini Pemerintah Desa Sumberkradenan dalam melakukan kegiatan tata kelola
dapat dikatakan mandiri. Hal ini terbukti dengan kemandirian pemerintah desa dalam melakukan
setiap kegiatan yang berkaitan dengan tata kelola pemerintah desa. Salah satu contoh yang
penulis temui adalah dengan rencana kegiatan lomba kebersihan lingkungan yang akan
dilakukan Pemerintah Desa Sumberkradenan dalam rangka menyambut kegiatan kemerdekaan
yang dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah Desa Sumberkradenan.
Berdasarkan kondisi tersebut dan kaitannya dengan teori Good Governance maka dapat
dipahami bahwa dalam tata kelola Pemerintah Desa Sumberkradenan dapat dikatakan telah
memenuhi prinsip independensi.
5. Kesetaraan dan Kewajaran
Prinsip kesetaraan dan kewajaran diterapkan baik dalam Pemerintah Desa Sumberkradenan. Hal
ini dapat penulis rasakan dalam pengalaman penulis melakukan kerja di kantor desa. Baik
perangkat desa maupun Kepala Desa yang bertugas memperlakukan penulis dan tim sama seperti
perangkat desa yang lain. Sehingga dalam masa kerja penulis di Kantor Desa Sumberkradenan
merasakan tidak adanya gap yang berarti dengan para perangkat. Iklim kerja seperti ini juga
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pihak pemerintah
desa. Sehingga perasaan terbuka dan kekeluargaan sangat terasa di kantor desa. Kondisi
demikian sesuai dengan prinsip kesetaraan dan kewajaran yang diuangkapkan sesuai dengan
teori Good Governance. Sehingga dapat dikatakan bahwa Pemerintah Desa Sumberkradenan
telah memenuhi prinsip tersebut.
B. Gap antara Teori dan Praktek Pemasaran dan Keuangan UMKM
Laporan keuangan memberikan sejumlah manfaat bagi pelaku UMKM seperti mengetahui posisi
keuangan dan jumlah laba yang berhasil didapatkan oleh UMKM tersebut. Pelaku usaha juga
sebaiknya memisahkan uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini agar memudahkan pelaku usaha
dalam melacak dan mencatat keuangan mereka. Selain itu hal itu juga mempermudah pelaku
usaha untuk mengetahui posisi keuangan usaha tersebut. Namun dalam realita yang kami temui
di Desa Sumberkradenan ditemui beberapa pelaku usaha tidak melakukan pemisahan uang
pribadi dan uang usaha. Sehingga para pelaku usaha di desa tersebut sulit untuk mengetahui
berapa laba yang sebenarnya mereka dapatkan dari operasional usaha mereka.
Selain tidak melakukan pemisahan keuangan, UMKM di Desa Sumberkradenan juga
tidak melakukan pembukuan keuangan secara jelas. Hal ini menyebabkan tidak adanya laporan
keuangan yang dihasilkan pada satu periode. Hal tersebut menyulitkan pelaku UMKM untuk
mengetahui posisi keuangan dan laba maupun kerugian yang mereka terima. Tidak ada
penyusunan laporan keuangan juga mempengaruhi perkembangan usaha. Hal ini dikarenakan
mereka tidak bisa memproyeksikan usaha mereka berdasarkan laporan keuangan yang ada.
Pemasaran sangat berpengaruh terhadap kesuksesan UMKM. Pelaku usaha sebaiknya
melakukan pemasaran dengan ruang lingkup yang luas sehingga dapat dikenal oleh masyarakat.
Pemasaran yang luas dilakukan agar nama UMKM bisa tersebar dan bisa meningkatkan
pendapatan dibandingkan sebelumnya. Dalam realita, UMKM di Desa Sumberkradenan tidak
melakukan pemasaran yang cukup luas. Pemasaran mereka hanya sekedar mulut ke mulut atau
hanya untuk kerabat dan keluarga yang mengetahuinya. Mungkin ada beberapa UMKM yang
sudah dikenal oleh seluruh masyarakat Desa Sumberkradenan tetapi ada juga UMKM yang
hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
Digital marketing sangat berguna untuk pemasaran UMKM. Dunia digital sangat
berpengaruh terhadap pemasaran karena sudah banyak masyarakat yang menggunakan gadget
dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga digital marketing bisa berguna sekali. Dalam
realita, UMKM di Desa Sumberkradenan kurang memanfaatkan teknologi untuk pemasaran
mereka. Namun tanpa mereka ketahui, digital marketing bisa berperan banyak dalam
meningkatkan pendapatan UMKM mereka.
C. Gap antara Teori dan Praktek Pendidikan
Pendidikan memiliki berbagai bentuk dan macam edukasi yang dapat diberikan baik secara
formal oleh lembaga formal maupun secara informal yang dapat diajarkan secara tidak langsung.
Pendidikan yang diajarkan secara tidak langsung dapat berupa sebuah tindakan kebiasaaan yang
dapat memberikan nilai lebih kepada anak. Pendidikan dan edukasi ini juga sebaiknya diajarkan
pada anak di usia dini. Karena ilmua yang sejak dini diajarkan tersebut akan membentuk
kebiasaan baik dan lebih berguna.
Salah satu edukasi yang dapat diberikan adalah terkait dengan pengelolaan dan daur ulang
sampah. Salah satu program kerja yang penulis susun adalah terkait dengan pemberian edukasi
kepada anak usia dini di Desa Sumberkradenan mengenai pengelolaan dan daur ulang sampah.
Hal ini dilakukan dengan berdasarkan keadaan yang penulis temukan saat melakukan survei.
Dimana keadaan masyarakat desa yang masih belum memiliki kebiasaan untuk mengelola dan
mendaur ulang sampah. Sehingga penulis menyusun program kerja Raja Peduli yang bertujuan
untuk memberikan edukasi kepada anak-anak usia dini di Desa Sumberkradenan terkait dengan
pengelolaan dan daur ulang sampah.

4.2.2 Rekomendasi Perbaikan


Berdasarkan kondisi yang terjadi di Desa Sumberkradenan dan melihat pula gap yang terdapat
anatar teori dan praktek sesungguhnya, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi
perbaikan yang mungkin bisa dilakukan baik oleh Pemerintah Desa Sumberkradenan maupun
pembaca secara keseluruhan. Beberapa rekomendasi perbaikan seperti :
1. Peningkatan transparansi pemerintah desa bisa dilakukan dengan penyusunan dokumen desa
dengan lebih terbuka dengan publik. Perbaikan kearsipan desa ini bisa dilakukan dengan
memulai pengarsipan secara digital. Selain untuk memudahkan aksesbilitas bagi semua pihak,
digitalisasi ini juga bertujuan mengamankan dokumen desa dalam waktu yang lama. Hal ini juga
berdasarkan kondisi yang penulis hadapi dalam mendigitalisasi dokumen desa yakni banyak
dokumen fisik yang telah using dan rusak sehingga data-data tersebut menjadi lebih sulit untuk
diinput.
2. Peningkatan responsibilitas pemerintah desa bisa dilakukan dengan cara meningkatkan
kedisiplinan perangkat desa untuk menaati SOP atau peraturan desa. Meningkatkan kedisiplinan
perangkat desa ini bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan kedisiplinan.
3. Setelah melihat realita yang terjadi di Desa Sumberkradenan dimana tidak adanya pemisahan
keuangan pribadi dengan keuangan usaha, maka saran dari penulis pada pelaku UMKM di Desa
Sumberkradenan adalah dengan melakukan pemisahan keuangan pribadi dan keuangan usaha.
Dengan begitu pelaku usaha dapat dengan mudah melacak dan mengetahui dimana posisi
keuangan usaha mereka. Dengan begitu juga mereka dapat dengan mudah mengetahui berapa
laba atau kerugian yang mereka dapatkan.
Pemisahan keuangan juga harus didukung oleh pencatatan atau pembukuan keuangan. Saran dari
penulis bagi pelaku usaha adalah melakukan pembukuan keuangan secara jelas dengan format
sederhana. Mereka cukup memasukan jenis transaksi hasil penjualan dengan pencatatan
pembelian atau uang keluar. Dengan begitu mereka dapat melacak baik arus bahan baku dan juga
arus barang keluar. Dengan melakukan pencatatan keuangan yang jelas juga dapat
mempermudah pelaku usaha dalam mengetahui posisi keuangan usaha dan berapa laba maupun
kerugian yang mereka terima.
Dari keadaan yang ada di Desa Sumberkradenan, Para Pemilik UMKM di sana sangat kurang
memasarkan produk mereka. Pemasaran yang mereka lakukan hanya dilakukan secara verbal
saja. Sehingga yang mengetahui usaha mereka hanya para penduduk desa setempat. Saran dari
kelompok kami agar usaha mereka lebih dikenal dan berkembang dapat mulai melakukan
pemasaran lewat media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp. Selain itu untuk
mendukung mudahnya alur distribusi produk mereka, pelaku usaha bisa bekerja sama dengan
mitra terkait seperti Gojek maupun Shopee untuk dapat memasarkan barang mereka lewat
aplikasi tersebut. Sehingga para penduduk luar desa dapat menikmati dan membeli produk
tersebut dan produk tersebut lebih dikenal secara luas.

11. Kesimpulan
6.1 Kesimpulan
Terlaksananya kegiatan PKM/KKNT membawa harapan bagi semua pihak agar tujuan awal
diadakannya kegiatan ini dapat terwujud dengan baik. Kegiatan PKM/KKNT ini memiliki tujuan
dalam mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat, juga
sebagai sarana untuk melatih mahasiswa dalam meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan dan
berkontribusi dalam membuat alternatif solusi yang dapat ditawarkan. Selain itu tujuan lain dari
kegiatan ini adalah untuk menjalin hubungan baik antara pihak fakultas dengan stakeholder yang
berkaitan, sehingga keberadaan fakultas bisa lebih memberikan kontribusi nyata terhadap
permasalahan masyarakat secara luas.
Dalam kegiatan PKM/KKNT ini Kelompok 24 telah melaksanakan beberapa program kerja yang
telah disusun sebelumnya;
Pertama, Program Kerja Penguatan Tata Kelola Pemerintah Desa, adapun bentuk kegiatan yang
telah dilakukan berupa pengisian buku administrasi Desa Sumberkradenan, Input data Letter-C
Desa, penataan ulang kearsipan SDG’s Desa, dan Input data SPPT Desa Sumberkradenan
kedalam format digital. Selain itu bentuk kegiatan lainnya yakni pengadaan banner yang berisi
informasi struktur organisasi dan alur pelayanan yang ada di Kantor Desa Sumberkradenan.
Kelompok juga melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan penguatan tata kelola
pemerintahan desa yakni dengan mengadakan piket harian di kantor desa untuk membantu
memberikan layanan kepada masyarakat luas.
Kedua, Program Kerja Sosialisasi UMKM Desa berkaitan dengan Pemasaran dan Keuangan bagi
UMKM di Desa Sumberkradenan. Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu
memberikan tambahan pengetahuan kepada pelaku UMKM desa dalam hal pemasaran produk
UMKM dan Keuangan UMKM. Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat respon yang baik
pula oleh beberapa UMKM yang menjadi peserta dalam kegiatan sosialisasi ini.
Ketiga, Program Kerja Raja Peduli dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan edukasi
kepada anak usia dini terkait dengan pengelolaan sampah. Kegiatan ini terlaksana dengan baik
dan tingkat antusias peserta juga baik. Harapannya dengan adanya edukasi pengolahan sampah
ini dapat membentuk kebiasaan baik untuk membuang sampah pada tempatnya yang ditanamkan
sejak kecil kepada anak-anak Desa Sumberkradenan.
Keempat, Program Kerja Jumat Berkah dilaksanakan dengan tujuan sebagai upaya promosi
produk UMKM desa kepada masyarakat yang lebih luas. Kegiatan ini terlaksana dengan baik
dan antusias para jamaah sholat jumat juga responsive terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Harapannya dengan lebih dikenalnya produk UMKM desa ini maka bisa membantu membuka
peluang pasar yang lebih besar kepada UMKM di Desa Sumberkradenan.

12. Saran
6.2 Saran
Untuk meningkatkan tingkat ketercapaian program PKM/KKNT yang selanjutnya dan agar
potensi dari desa dapat digali lebih dalam, maka kami sebagai penulis ingin untuk memberikan
beberapa saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:
6.2.1 Saran Bagi Mahasiswa
 Untuk lebih meningkatkan lagi kerjasama dalam kelompok karena dalam KKN semuanya
akan terus bersama dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan agar tidak terjadi
miskomunikasi antar peserta
 Untuk lebih mendalami karakter desa dan memaksimalkan apa yang bisa didapat saat
survei agar penggalian potensi desa dapat dimaksimalkan
 Untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan waktu yang tersedia selama KKN berlangsung
agar dapat terus produktif menghasilkan karya yang berguna bagi seluruh elemen
masyarakat desa terkait
 Untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait demi kelancaran program
yang akan dilaksanakan

6.2.2 Saran Bagi Fakultas


 Untuk bisa lebih responsif dalam memberikan pengarahan dan bimbingan juga dalam
menjawab pertanyaan peserta PKM/KKNT
 Untuk lebih mempertimbangkan kembali terkait pengalokasian dana agar kegiatan
PKM/KKNT dapat ditingkatkan kembali
6.2.3 Saran Bagi Mitra
 Untuk dapat meningkatkan koordinasi antara berbagai pihak sehingga setiap rangkaian
kegiatan yang berlangsung tidak menemui miskomunikasi
 Untuk menjaga dan melanjutkan apa yang telah dibuat oleh peserta PKM/KKNT 
 Untuk lebih kooperatif dan responsif, khususnya para perangkat desa terkait agar lebih
memudahkan koordinasi antara pihak desa dan pihak peserta PKM/KKNT

Anda mungkin juga menyukai