Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI BATETI
Jl. Athanasius Klau Loofoun-Bateti.

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Penyusun,

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

SMA NEGERI BATETI

TAHUN PELAJARAN

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena atas rahmatnya yang
telah memberikan kami hikmat untuk menyusun Laporan Pelaksanaan Program Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Bateti dengan baik. Layanan Bimbingan dan
Konseling merupakan salah satu program yang bertujuan membantu dan memberikan layanan
kepada peserta didik/konseli baik secara individu maupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karier melalui dan
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan Pelaksanaan


Program Layanan Bimbingan dan Konseling untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan
saran demi kesempurnaan Laporan Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling
di SMA Negeri Bateti.

Demikian Laporan Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling ini dibuat
untuk digunakan seperlunya.

Bateti, Juni 2022

Guru Mapel BK

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri Bateti

Tahun Pelajaran 2021 – 2022 ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 30 Juni 2022

Mengetahui Guru Mapel BK

Leonardus Renu Klau,S.Pd


NIP. 199302222019031003

3
DAFTAR ISI

Cover i
Kata Pengantar ii
Lembar Pengesahan iii
Daftar Isi iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pelaporan 2
BAB II. PELAKSANAAN 3
A. Kegiatan Layanan Yang Dilakukan 3
1. Layanan Dasar 3
a) Kelas X 3
b) Kelas XI 3
c) Kelas XII 4
2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling 4
3. Layanan Perencanaan Individual 4
4. Layanan Dukungan Sistem 5
B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan Dalam Kegiatan Evaluasi 5
C. Hambatan Dan Cara Mengatasinya 5
1. Hambatan 5
a) Hambatan Internal 5
b) Hambatan Eksternal 5
2. Cara Mengatasi Hambatan 7
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
1. Sekolah 9
2. Siswa 9
3. Orang Tua 9

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia
Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berakhlak mulia, (3) Memiliki pengetahuan dan
keterampilan, (4) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) Memiliki kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta (6) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuska n)
bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses
pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal
ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan layanan
Bimbingan dan Konseling karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkunga n
adalah perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku
peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandengan) perkembangan, masalah-
masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah
perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara
mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan
terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada
dengan tujuan Bimbingan dan Konseling secara umum, yakni membantu peserta didik
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah.

1
Di SMA Negeri Bateti, Bimbingan Siswa memiliki porsi yang cukup untuk
melaksanakan Bimbingan Siswa, Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam
pelaksanaannya, namun sudah berjalan cukup baik.

B. Tujuan Pelaporan
Adapun Tujuan Pelaporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling ini
yaitu :
⮚ Guru BK mampu mengevaluasi Program Bimbingan dan Konseling secara
menyeluruh
⮚ Guru BK perlu mengembangkan instrumen Evaluasi terhadap proses dan hasil
layanan
⮚ Guru BK menentukan kegiatan tindak lanjut hasil Evaluasi Program Bimbingan
dan Konseling

2
BAB II

PELAKSANAAN

A. Kegiatan Layanan Yang Dilakukan


1. Layanan Dasar
Sebagai dasar dari sebuah pelaksanaan layanan, Layanan dasar bimbingan sebagai
proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiata n
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
membantu perkembangan dirinya secara optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Semua ini berkaitan
erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai
sumbe, seperti majalah, buku, website dan koran. Materi yang diberikan disamping
masalah yang menyangkut pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karier materi
yang dipandang utama atau insidenta l atau disesuaikan dengan keadaan siswa.
Materi yang dapat diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut :
a) Kelas X
Semester Ganjil
Pola Hidup Bersih dan Sehat (Bidang Pribadi)
Dampak Positif dan Negatif Game Online (Bidang Pribadi)
Stop Bully (Bidang Sosial)
Membentuk Kebiasaan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 (Bidang Belajar)
Semester Genap
Etika Berjumpa Dengan Metode 5 S (Bidang Sosial)
Strategi Belajar Sesuai Dengan Gaya Belajar (Bidang Belajar)
Mengenal Minat, Bakat, Hobi dan Karier (Bidang Karier)
Perencanaan Karier Masa Depan (Bidang Karier)

b) Kelas XI
Semester Ganjil
Pola Hidup Bersih dan Sehat (Bidang Pribadi)

3
Dampak Positif dan Negatif Game Online (Bidang Pribadi)
Stop Bully (Bidang Sosial)
Membentuk Kebiasaan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 (Bidang Belajar)

Semester Genap
Dampak Pacaran Di Kalangan Remaja (Bidang Sosial)
Mind Mapping (Bidang Belajar)
Meraih Sukses Lewat Hobi (Bidang Karier)
Mengatasi Masalah Dalam Pilihan Karier (Bidang Karier)

c) Kelas XII
Semester Ganjil
Pola Hidup Bersih dan Sehat (Bidang Pribadi)
Dampak Positif dan Negatif Game Online (Bidang Pribadi)
Stop Bully (Bidang Sosial)
Membentuk Kebiasaan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 (Bidang Belajar)
Semester Genap
Membangun Kerja Sama Antar Umat Beragama (Bidang Sosial)
Kiat Sukses Ujian Nasional (Bidang Belajar)
Kiat Sukses Studi Lanjut Ke Perguruan Tinggi (Bidang Karier)
Memilih Profesi Dengan Cara “SMART” (Bidang Karier)

2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling


Layanan Responsif bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan
sangat penting oleh siswa pada saat ini dan layanan ini diberikan kepada siswa
dengan segera. Layanan tersebut memfasilitasi berbagai bidang, seperti : Pribadi,
Sosial, Belajar dan Karier. Dalam pelaksanaannya, Layanan Responsif bersifat
kuratif, strategi yang digunakan adalah Layanan Individual, Layanan Kelompok
dan Layanan Konsultasi (Terlampir)

3. Layanan Perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual merupakan upaya bimbingan yang bertujuan
membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karier dan kehidupan sosial pribadinya. Strategi yang digunakan dalam

4
perencanaan individual adalah konsultasi dan siswa, sedangkan isi dari layanan ini
meliputi bidang pendidikan, bidang karier dan bidang sosial pribadinya.
(Terlampir)
4. Layanan Dukungan Sistem
Ketiga komponen program merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-
kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan
meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembanga n
professional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf
ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program. Kerjasama antara
Guru BK dan Wali Kelas. (Terlampir)

B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan Dalam Kegiatan Evaluasi


Berdasarkan hasil analisis pencapaian keberhasilan, siswa memahami dengan baik
pengetahuan, informasi dan tujuan dari materi yang disampaikan oleh Guru BK melalui
Layanan Bimbingan Klasikal, Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok dan
Konseling Individual. (Terlampir)

C. Hambatan Dan Cara Mengatasinya


Secara garis besar hambatan Bimbingan dan Konseling dapat dikelompokkan dalam
dua hal, yaitu : 1. Hambatan Internal, dan 2. Hambatan Eksternal.
1. Hambatan
a) Hambatan Internal
Guru BK masih jarang mengikuti kegiatan seperti pelatihan, seminar,
workshop. Tentu untuk menjadi Guru BK yang profesional memerluka n
proses dan waktu. Guru BK profesional membutuhkan jam terbang yang
cukup matang.
b) Hambatan Eksternal
▪ Pernah terdengar kalimat “Layanan Bimbingan dan Konseling dapat
dilakukan oleh siapa saja”.
Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban

5
“benar”, jika Bimbingan dan Konseling dianggap sebagai pekerjaan yang
mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban
“tidak”, jika Bimbingan dan Konseling itu dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosofi, tujuan,
metode dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara
profesional. Salah satu ciri keprofesionalan Bimbingan dan Konseling
adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Keahlian itu diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta
pengalaman-pengalaman.
▪ Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja.
Sebagian orang berpandangan bahwa BK itu ada karena adanya masalah,
jika tidak ada maka BK tidak diperlukan dan BK itu diperlukan untuk
membantu menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga peranan BK
itu sendiri adalah melakukan tindakan preventif agar masalah tidak timbul
dan antisipasi agar ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak
berkembang menjadi masalah yang besar.
▪ Keberhasilan layanan BK tergantung kepada sarana dan prasarana. Sering
kali kita temukan pandangan bahwa kehandalan dan kehebatan seorang
Guru BK itu disebabkan dari ketersediaan sarana dan prasarana yang
lengkap dan mutakhir. Seorang Guru BK yang dinilai tidak bagus kinerja,
seringkali berdalih dengan alasan bahwa ia kurang didukung oleh sarana
dan prasarana yang bagus. Sebaliknya pihak siswa pun terkadang juga
terjebak dalam asumsi bahwa Guru BK yang hebat itu terlihat dari sarana
dan prasarana yang dimiliki Guru BK. Pada hakikatnya kehebatan Guru
BK itu dinilai bukan dari faktor luarnya, tetapi lebih kepada faktor
kepribadian Guru BK itu sendiri, termasuk didalamnya pemahama n
agama, tingkah sehari-hari, pergaulan dan gaya hidup.
▪ Guru BK harus aktif, sedangkan siswa pasif. Masih sering ditemuka n
bahwa siswa sering menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalahnya
kepada Guru BK, mereka menganggap bahwa memang itulah kewajiban
Guru BK.
▪ Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera
terlihat. Seringkali siswa (orang tua / wali siswa) dan guru memaksak an

6
kehendak kepada Guru BK untuk dapat menyelesaikan masalahnya
secepat mungkin.
▪ Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah adalah “polisi sekolah”. Masih
banyak anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah “polisi
sekolah”. Hal ini disebabkan karena seringkali beberapa Guru
menyerahkan sepenuhnya masalah pelanggaran kedisiplinan dan
peraturan sekolah lainnya kepada Guru BK. Bahkan banyak guru BK yang
diberi wewenang sebagai eksekutor bagi siswa yang bermasalah.
Sehingga banyak sekali kita temukan di sekolah-sekolah yang
menganggap guru BK sebagai guru “killer” (yang ditakuti). Guru BK itu
bukan untuk ditakuti tetapi untuk disegani, dicintai dan diteladani. Jika
kita menganalogikan dengan dunia hukum. Guru BK harus mampu
berperan sebagai pengacara, yang bertindak sebagai sahabat yang bisa
dipercaya, tempat mencurahkan isi hati dan pikiran. Guru BK adalah
kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun
kekuatan dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendak i
sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan siswa akan
memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan. Kendati demikian, Guru
BK juga tidak bisa membela/melindungi siswa yang memang jelas
bermasalah, tetapi Guru BK boleh menjadi jaminan untuk penangguhan
hukuman/pe- maaf-an bagi siswanya. Yang salah tetaplah salah tetapi
hukuman boleh saja tidak diberikan, bergantung kepada besar kecilnya
masalah itu sendiri.

2. Cara Mengatasi Hambatan


a. Membuat program BK sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi sekolah
b. Melaksanakan program sesuai dengan kemampuan
c. Laksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para siswa, guru dan
kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di Sekolah
d. Jangan terlalu menuntut kepada sekolah untuk melengkapi sarana dan
prasarana BK. Namun membuat usulan adalah hal yang bijak untuk
dilaksanakan

7
e. Jalin kerja sama yang solid antar Guru BK melalui komunikasi intensif dalam
forum MGBk, ABKIN dan forum-forum lain yang dapat meningkatkan kinerja
BK.
f. Jangan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi
tanggung jawab anda seperti narkotika, kasus-kasus kriminal atau kasus-kasus
kelainan jiwa, ingat bahwa bertanggung jawab sebatas siswa yang normal. Dan
jika hal ini terjadi di sekolah, maka segera koordinasi dengan pihak terka it
untuk segera di “Refferal” atau alih tangan kasus.
g. Tumbuhkan niat dan mantapkan hati bahwa “saya akan mejadi Guru BK yang
professional.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa, Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk


membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampila n-
ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Dengan
melaksanakan beberapa komponen yang mendukung proses perekembangan siswa melalui
layanan responsif, layanan individual, serta layanan dukungan sistem dengan baik. Maka
hasil yang diraih akan bermanfaat bagi peserta didik.

B. Saran
1. Sekolah

Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses
layanan bimbingan dan konseling. Tentu antara Kepala Sekolah, Guru BK, Wali
Kelas, Guru Mapel dan seluruh unsur sekolah saling bersinergi agar visi misi sekolah
mampu dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu kerjasama yang baik sela lu
diharapkan oleh Guru BK terhadap seluruh jajaran Sekolah.

2. Siswa
Siswa atau konseli diharapkan agar dapat mempercayai masalahnya kepada Guru BK
dan bersedia terbuka dengan masalah yang dihadapi tanpa ada rasa takut atau malu
agar siswa atau konseli dapat dibantu hingga terentaskan masalah yang dihadapi.
3. Orang Tua

Didalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, kerjasama antar Guru BK


dan Orang Tua sebagai Wali Siswa tidak bisa dipisahkan, bahwa orang tua harus
memiliki tanggung jawab yang sama atau lebih terhadap perkembangan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai