Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN AJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

BYAS RADIAKE RATNO, S.Pd

SMAN 1 BATAM
ALAMAT SEKOLAH
KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling pada SMAN


1 BATAM Tahun Ajaran 2023/2024 ini telah disetujui dan di
sahkan pada :

Hari : .................................................................................

Tanggal : .................................................................................

Mengetahui KOTA BATAM,


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Bahtiar, M.Pd BYAS RADIAKE R, S.Pd


NIP. 19710928 200312 1 003

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Program
Layanan Bimbingan dan Konseling Daring tahun Ajaran 2022/2023
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 20
14 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam Permendikbud tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan
Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan
dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif;
dan (d) layanan dukungan sistem”. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbinga
n dan konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaa
n kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di dahului denga
n membandingkan Program yang sudah dibuat dengan program yang terlaksana
yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenu
hi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak/Ibu Kepala SMAN 1 BATAM
2. Bapak/Ibu Waka SMAN 1 BATAM yang selalu memberikan Support.
3. Teman Teman TIM BK SMAN 1 BATAM
4. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMAN 1 BATAM
Kami berharap Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-
teman guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun
buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak y
ang membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menj
adi pahala dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin

KOTA BATAM,
Hormat Saya

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pelaporan

BAB II PELAKSANAAN
A. Kegiatan Layanan yang DIlakukan
1. Layanan Dasar
a) Kelas X
b) Kelas XI
c) Kelas XII
2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling
3. Layanan Perencanaan Individual
4. Layanan Dukungan Sistem
B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan dalam Kegiatan Evaluasi
C. Hambatan dan Cara Mengatasinya
1. Hambatan
a) Hambatan Internal
b) Hambatan Eksternal
2. Cara Mengatasi Hambatan

BAB III SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
B. Saran
1. Sekolah
2. Orang Tua

4
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas
manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di
dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki
pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5)
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi
imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk
senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah
pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang
optimal. Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan
atau kemandirian.
Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan
layanan Bimbingan dan Konseling karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak
lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang
melekat pada lingkungan adalah perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu
sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan
kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti terjadinya stagnasi
(kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak
diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi
peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk
mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan
Bimbingan dan Konseling secara umum, yakni membantu peserta didik untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dan
5
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah.
Di SMAN 1 BATAM, Bimbingan Siswa memiliki porsi yang cukup untuk
melaksanakan Bimbingan Siswa. Meskipun memiliki beberapa kekurangan
dalam pelaksanaannya, namun sudah berjalan cukup baik.

B. Tujuan Pelaporan
Adapun Tujuan Pelaporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
ini yaitu,

- Guru BK mampu mengevaluasi Program Bimbingan dan Konseling secara


menyeluruh
- Guru BK perlu mengembangkan Instrumen Evaluasi terhadap proses dan
hasil Layanan
- Guru BK menentukan kegiatan tindak lanjut hasil Evaluasi Program
Bimbingan dan Konseling.

6
BAB II PELAKSANAAN

A. Kegiatan Layanan yang Dilakukan


1. Layanan Dasar
Sebagai dasar dari sebuah pelaksanaan layanan, Layanan dasar bimbingan
sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui
kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara
sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini
berkaitan erat dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari
berbagai sumber, seperti majalah, buku, Website, dan koran. Materi yang
diberikan,disamping masalah yang menyangkut pengembangan sosial-
pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa. Materi
yang dapat diberikan  kepada para siswa adalah sebagai berikut :
a. Kelas X
Semester Gazal
- Membangun kerjasama antar umat beragama
- Menghindari pergaulan yang kurang baik
- Mengendalikan emosi
- Peran IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ dalam belajar
- Menghidari terjadinya tawuran dikalangan pelajar
Semester Genap
- Kiat sukses hidup bermasyarakat
- Membangun optimisme untuk lulus ujian.
- Mampu untuk hidup hemat
- Kiat di terima bekerja di perusahaan yang sesuai dengan program
keahlian
- Memilih profesi dengan cara SMART
- Nilai suatu sikap kejujuran

7
b. Kelas XI
Semester Gazal
- Mengikatkan kualitas ibadah pada Tuhan YME
- Etika dan budaya tertib berlalu lintas
- Stress dan cara mengatasinya
- Macam-macam kecerdasan dalam belajar
- Membiasakan mengucapkan kata maaf, kata tolong dan kata terima
kasih dalam bergaul
Semester Genap
- Kiat sukses hidup bermasyarakat
- Motivasi diri dan pengaruhnya dalam kehidupan
- Mampu untuk menyelesaikan studi sampai lulus meskipun ekonomi
keluarga tidak mendukung
- Pilihan karir sesuai tipe kepribadian
- Profesi pekerjaan dalam meningkatkan taraf hidup

c. Kelas IX
Semester Gazal
− Mengikatkan kualitas ibadah pada Tuhan YME
− Etika dan budaya tertib berlalu lintas
− Stress dan cara mengatasinya
− Memanfaatkan teknologi informasi untuk meraih prestasi
− Berkomunikasi secara lancar
Semester Genap
− Menghindari diri dari sex bebas, LGBT dan penyakit HIV/AIDS
− Menghilangkan ketergantungan main games
− Menjadi remaja kreatif dan inovatif
− Meraih sukses dengan konsep ABCD
− Dampak pernikahan di usia muda

2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling


Layanan Responsif bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang
dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini dan layanan ini diberikan

8
kepada siswa dengan segera. Layanan tersebut menfasilitasi berbagai
bidang, seperti : Pribadi, Sosial, Belajar dan Karir. Dalam pelaksanaannya,
Layanan Responsif bersifat kuratif, strategi yang digunakan adalah siswa
individual, siswa kelompok, dan konsultasi. (Terlampir)(RPL RPL yang sudah
dibuat)

3. Layanan Perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual merupakan upaya bimbingan yang
bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya.
Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah
konsultasi dan siswa, sedangkan isi dari layanan ini meliputi bidang
pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. (Terlampir)

4. Layanan Dukungan Sistem


Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa
secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan
secara menyeluruh  melalui pengembangan professional; hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan  guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas; manajemen program. Kerjasama antara Guru
BK dan wali kelas (Terlampir).

B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan dalam Kegiatan Evaluasi


Berdasarkan hasil analisis pencapaian keberhasilan, siswa memahami dengan
baik pengetahuan, Informasi dan tujuan dari materi yang disampaikan oleh guru
Bimbingan Siswa melalui Bimbingan Klasikal, Bimbingan Kelompok, Siswa
Kelompok dan Siswa Individual.

9
C. Hambatan dan Cara Mengatasinya
Secara garis besar hambatan Bimbingan dan Konseling dalam dikelompokkan
dalam dua hal, yaitu 1. Hambatan Internal, dan 2. Hambatan Eksternal.
1. Hambatan
a. Hambatan Internal.
Guru Bimbingan Siswa masih jarang mengikuti kegiatan seperti pelatihan,
seminar, workshop. Tentu untuk menjadi Guru BK yang profesional
memerlukan proses dan waktu. Guru BK profesional membutuhkan jam
terbang yang cukup matang.
b. Hambatan Eksternal
- Pernah terdengar kalimat “Layanan Bimbingan dan Konseling dapat
dilakukan oleh siapa saja”.
Benarkah pekerjaan bimbingan siswa dapat dilakukan oleh
siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”.
Jawaban ”benar”, jika Bimbingan dan Konseling dianggap sebagai
pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka.
Sedangkan jawaban ”tidak”, jika Bimbingan dan Konseling itu
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi
(yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu),
dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri
keprofesionalan Bimbingan dan Konseling adalah bahwa pelayanan
itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang
Bimbingan dan Konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta
pengalaman-pengalaman.
- Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja
Sebagian orang berpandangan bahwa BK itu ada karena
adanya masalah, jika tidak ada maka BK tidak diperlukan, dan BK itu
diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah saja. Memang
tidak dipungkiri bahwa salah satu tugas utama Bimbingan dan
Konseling adalah untuk membantu dalam menyelesaikan masalah.
Tetapi sebenarnya juga peranan BK itu sendiri adalah melakukan

10
tindakan preventif agar masalah tidak timbul dan antisipasi agar ketika
masalah yang sewaktu-waktu datang tidak berkembang menjadi
masalah yang besar.
- Keberhasilan layanan BK tergantung kepada sarana dan prasarana
Sering kali kita temukan pandangan bahwa kehandalan dan
kehebatan seorang Guru BK itu disebabkan dari ketersediaan sarana
dan prasarana yang lengkap dan mutakhir. Seorang Guru BK yang
dinilai tidak bagus kinerjanya, seringkali berdalih dengan alasan
bahwa ia kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang bagus.
Sebaliknya pihak siswa pun terkadang juga terjebak dalam asumsi
bahwa Guru BK yang hebat itu terlihat dari sarana dan prasarana
yang dimiliki Guru BK. Pada hakikatnya kehebatan Guru BK itu dinilai
bukan dari faktor luarnya, tetapi lebih kepada faktor kepribadian Guru
BK itu sendiri, termasuk didalamnya pemahaman agama, tingkah laku
sehari-hari, pergaulan dan gaya hidup.
- Guru BK harus aktif, sedangkan siswa harus/boleh pasif
Masih Sering ditemukan bahwa siswa sering menyerahkan
sepenuhnya penyelesaian masalahnya kepada Guru BK, mereka
menganggap bahwa memang itulah kewajiban Guru BK.
- Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera
terlihat
Seringkali siswa (orangtua/keluarga siswa) dan guru
memaksakan kehendak kepada Guru BK untuk dapat menyelesaikan
masalahnya secepat mungkin.
- Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah “polisi sekolah”
Masih banyak anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling
adalah “polisi sekolah”. Hal ini disebabkan karena seringkali beberapa
Guru menyerahkan sepenuhnya masalah pelanggaran kedisiplinan
dan peraturan sekolah lainnya kepada guru BK. Bahkan banyak guru
BK yang diberi wewenang sebagai eksekutor bagi siswa yang
bermasalah. Sehingga banyak sekali kita temukan di sekolah-sekolah
yang menganggap guru Bk sebagai guru “killer” (yang ditakuti). Guru

11
(BK) itu bukan untuk ditakuti tetapi untuk disegani, dicintai dan
diteladani. Jika kita menganalogikan dengan dunia hukum, Guru BK
harus mampu berperan sebagai pengacara, yang bertindak sebagai
sahabat kepercayaan, tempat mencurahkan isi hati dan pikiran. Guru
BK adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi,
pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang
dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan
bimbingan siswa akan memperoleh suasana sejuk dan memberi
harapan. Kendati demikian, Guru BK juga tidak bisa
membela/melindungi siswa yang memang jelas bermasalah, tetapi
Guru BK boleh menjadi jaminan untuk penangguhan hukuman/pe-
maaf-an bagi siswanya. Yang salah tetaplah salah tetapi hukuman
boleh saja tidak diberikan, bergantung kepada besar kecilnya masalah
itu sendiri.
2. Cara Mengatasi Hambatan
a. Membuat program BK sesuai dengan kubutuhan dan  situasi kondisi
sekolah
b. Melaksanakan program sesuai dengan kemampuan
c. Laksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para siswa ,
guru dan kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di
sekolah.
d. Jangan terlalu menuntut kepada  sekolah untuk melengkapi sarana dan
prasarana BK. Namun membuat usulan adalah hal yang bijak untuk
dilaksanakan.
e. Jalin kerja sama yang solid antar guru BK melalui komunikasi intensif
dalam forum MGBK, ABKIN dan forum-forum lain yang dapat
meningkatkan kinerja BK.
f. Jangan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi
tanggung jawab anda sepeti  narkotika, kasus-kasus Kriminal, atau kasu-
kasus kelainan jiwa, ingat bahwa betanggung jawab sebatas  siswa yang
normal. Dan jika hal ini terjadi di sekolah, maka  segera kordinasi dengan
pihak terkait untuk segera di “ Refferal “ atau alih tangan kasus.

12
g. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati bahwa “ Saya  akan menjadi guru
BK yang professional.

13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk
membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangannya. Dengan melaksanakan beberapa komponen yang
mendukung proses perkembangan siswa melalui layanan responsif, layanan
individual, serta layanan dukungan sistem dengan baik, maka hasil yang diraih
akan bermanfaat bagi peserta didik.

B. Saran
1. Sekolah
Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan proses pelayanan bimbingan konseling. Tentu antara Kepala
Sekolah, Guru BK,Wali Kelas, Guru Mapel dan seluruh unsur sekolah saling
bersinergi agar visi misi sekolah mampu dilaksanakan dengan baik. Maka
dari itu Kerjasama yang baik selalu diharapkan oleh Guru BK terhadap
seluruh jajaran Sekolah.
2. Orang Tua
Didalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, kerjasama antara Guru BK
dan Orang Tua sebagai Wali siswa tidak bisa dipisahkan, bahwa orang tua
harus memiliki tanggung jawab yang sama atau lebih terhadap
perkembangan anaknya.

14

Anda mungkin juga menyukai