Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PELAKSANAAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

Dra. Hj. Sri Agustini


NIP. 196508201994032003

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TABALONG


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TABALONG
Alamat : Jl. Ir. P.H.M. Noor Sulingan 087 RT.10 Tanjung Kabupaten Tabalong
Email : man1tanjung@gmail.com | Website : man1tabalong.sch.id | Telp. (0526) 2021359
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling pada Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1
Tabalong tahun Ajaran 2022/2023 ini telah disetujui dan di sahkan pada :

Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................

Tanjung, Juli 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Fathur Rachman, S.Pd Dra. Hj. Sri Agustini


NIP. 197103191998031003 NIP. 196508201994032003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Program Layanan Bimbingan
dan Konseling Daring tahun Ajaran 2022/2023
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tenta
ng Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam
Permendikbud tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan
peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan
sistem”. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun p
rogram guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di dahului dengan
membandingkan Program yang sudah dibuat dengan program yang terlaksana yang telah di
sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta di
dik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Fathur Rachman, S.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 1 Tabalong
2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan MAN 1 Tabalong
Kami berharap Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru
Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program
Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang m
embantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan
mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Allah SWT. Amin

Tanjung, Juli 2022


Hormat Saya

Dra. Hj. Sri Agustini


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pelaporan

BAB II PELAKSANAAN
A. Kegiatan Layanan yang DIlakukan
1. Layanan Dasar
a) Kelas X
b) Kelas XI
c) Kelas XII
2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling
3. Layanan Perencanaan Individual
4. Layanan Dukungan Sistem
B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan dalam Kegiatan Evaluasi
C. Hambatan dan Cara Mengatasinya
1. Hambatan
a) Hambatan Internal
b) Hambatan Eksternal
2. Cara Mengatasi Hambatan

BAB III SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
B. Saran
1. Sekolah
2. Orang Tua
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia
Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan)
bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses
pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal
ini karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan layanan
Bimbingan dan Konseling karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan
adalah perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku
peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-
masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah
perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara
mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan
terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada
dengan tujuan Bimbingan dan Konseling secara umum, yakni membantu peserta didik
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah.
Di MAN 1 Tabalong, Bimbingan Siswa memiliki porsi yang cukup untuk
melaksanakan Bimbingan Siswa. Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam
pelaksanaannya, namun sudah berjalan cukup baik.

B. Tujuan Pelaporan
Adapun Tujuan Pelaporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling ini
yaitu,
- Guru BK mampu mengevaluasi Program Bimbingan dan Konseling secara
menyeluruh
- Guru BK perlu mengembangkan Instrumen Evaluasi terhadap proses dan hasil
Layanan
- Guru BK menentukan kegiatan tindak lanjut hasil Evaluasi Program Bimbingan
dan Konseling.
BAB II
PELAKSANAAN

A. Kegiatan Layanan yang Dilakukan


1. Layanan Dasar
Sebagai dasar dari sebuah pelaksanaan layanan, Layanan dasar bimbingan sebagai
proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
membantu perkembangan dirinya secara optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti
majalah, buku, Website, dan koran. Materi yang diberikan,disamping masalah yang
menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang
utama bagi siswa. Materi yang dapat diberikan  kepada para siswa adalah sebagai
berikut :
a. Kelas X
Semester Ganjil
- Membangun kerjasama antar umat beragama
- Menghindari pergaulan yang kurang baik
- Mengendalikan emosi
- Peran IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ dalam belajar
- Menghidari terjadinya tawuran dikalangan pelajar
Semester Genap
- Kiat sukses hidup bermasyarakat
- Membangun optimisme untuk lulus ujian.
- Mampu untuk hidup hemat
- Kiat di terima bekerja di perusahaan yang sesuai dengan program keahlian
- Memilih profesi dengan cara SMART
- Nilai suatu sikap kejujuran

b. Kelas XI
Semester Ganjil
- Mengikatkan kualitas ibadah pada Tuhan YME
- Etika dan budaya tertib berlalu lintas
- Stress dan cara mengatasinya
- Macam-macam kecerdasan dalam belajar
- Membiasakan mengucapkan kata maaf, kata tolong dan kata terima kasih
dalam bergaul
Semester Genap
- Kiat sukses hidup bermasyarakat
- Motivasi diri dan pengaruhnya dalam kehidupan
- Mampu untuk menyelesaikan studi sampai lulus meskipun ekonomi
keluarga tidak mendukung
- Pilihan karir sesuai tipe kepribadian
- Profesi pekerjaan dalam meningkatkan taraf hidup

c. Kelas IX
Semester Ganjil
− Mengikatkan kualitas ibadah pada Tuhan YME
− Etika dan budaya tertib berlalu lintas
− Stress dan cara mengatasinya
− Memanfaatkan teknologi informasi untuk meraih prestasi
− Berkomunikasi secara lancar
Semester Genap
− Menghindari diri dari sex bebas, LGBT dan penyakit HIV/AIDS
− Menghilangkan ketergantungan main games
− Menjadi remaja kreatif dan inovatif
− Meraih sukses dengan konsep ABCD
− Dampak pernikahan di usia muda

2. Layanan Responsif Bimbingan dan Konseling


Layanan Responsif bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan
sangat penting oleh siswa pada saat ini dan layanan ini diberikan kepada siswa
dengan segera. Layanan tersebut menfasilitasi berbagai bidang, seperti : Pribadi,
Sosial, Belajar dan Karir. Dalam pelaksanaannya, Layanan Responsif bersifat
kuratif, strategi yang digunakan adalah siswa individual, siswa kelompok, dan
konsultasi. (Terlampir)(RPL RPL yang sudah dibuat)

3. Layanan Perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual merupakan upaya bimbingan yang bertujuan
membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Strategi yang digunakan dalam
layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan siswa, sedangkan isi dari
layanan ini meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi.
(Terlampir)

4. Layanan Dukungan Sistem


Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-
kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan
meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh  melalui pengembangan
professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan  guru, staf
ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program. Kerjasama antara
Guru BK dan wali kelas (Terlampir).

B. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan dalam Kegiatan Evaluasi


Berdasarkan hasil analisis pencapaian keberhasilan, siswa memahami dengan baik
pengetahuan, Informasi dan tujuan dari materi yang disampaikan oleh guru Bimbingan
Siswa melalui Bimbingan Klasikal, Bimbingan Kelompok, Siswa Kelompok dan Siswa
Individual.

C. Hambatan dan Cara Mengatasinya


Secara garis besar hambatan Bimbingan dan Konseling dalam dikelompokkan dalam
dua hal, yaitu 1. Hambatan Internal, dan 2. Hambatan Eksternal.
1. Hambatan
a. Hambatan Internal.
Guru Bimbingan Siswa masih jarang mengikuti kegiatan seperti pelatihan,
seminar, workshop. Tentu untuk menjadi Guru BK yang profesional
memerlukan proses dan waktu. Guru BK profesional membutuhkan jam terbang
yang cukup matang.
b. Hambatan Eksternal
- Pernah terdengar kalimat “Layanan Bimbingan dan Konseling dapat
dilakukan oleh siapa saja”.
Benarkah pekerjaan bimbingan siswa dapat dilakukan oleh siapa
saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”,
jika Bimbingan dan Konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan
dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika
Bimbingan dan Konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-
asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu
ciri keprofesionalan Bimbingan dan Konseling adalah bahwa pelayanan itu
harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang Bimbingan dan
Konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang
cukup lama di Perguruan Tinggi, serta pengalaman-pengalaman.
- Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja
Sebagian orang berpandangan bahwa BK itu ada karena adanya
masalah, jika tidak ada maka BK tidak diperlukan, dan BK itu diperlukan
untuk membantu menyelesaikan masalah saja. Memang tidak dipungkiri
bahwa salah satu tugas utama Bimbingan dan Konseling adalah untuk
membantu dalam menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga peranan
BK itu sendiri adalah melakukan tindakan preventif agar masalah tidak
timbul dan antisipasi agar ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak
berkembang menjadi masalah yang besar.
- Keberhasilan layanan BK tergantung kepada sarana dan prasarana
Sering kali kita temukan pandangan bahwa kehandalan dan
kehebatan seorang Guru BK itu disebabkan dari ketersediaan sarana dan
prasarana yang lengkap dan mutakhir. Seorang Guru BK yang dinilai tidak
bagus kinerjanya, seringkali berdalih dengan alasan bahwa ia kurang
didukung oleh sarana dan prasarana yang bagus. Sebaliknya pihak siswa
pun terkadang juga terjebak dalam asumsi bahwa Guru BK yang hebat itu
terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki Guru BK. Pada hakikatnya
kehebatan Guru BK itu dinilai bukan dari faktor luarnya, tetapi lebih kepada
faktor kepribadian Guru BK itu sendiri, termasuk didalamnya pemahaman
agama, tingkah laku sehari-hari, pergaulan dan gaya hidup.
- Guru BK harus aktif, sedangkan siswa harus/boleh pasif
Masih Sering ditemukan bahwa siswa sering menyerahkan
sepenuhnya penyelesaian masalahnya kepada Guru BK, mereka
menganggap bahwa memang itulah kewajiban Guru BK.
- Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat
Seringkali siswa (orangtua/keluarga siswa) dan guru memaksakan
kehendak kepada Guru BK untuk dapat menyelesaikan masalahnya secepat
mungkin.
- Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah “polisi sekolah”
Masih banyak anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah
“polisi sekolah”. Hal ini disebabkan karena seringkali beberapa Guru
menyerahkan sepenuhnya masalah pelanggaran kedisiplinan dan peraturan
sekolah lainnya kepada guru BK. Bahkan banyak guru BK yang diberi
wewenang sebagai eksekutor bagi siswa yang bermasalah. Sehingga banyak
sekali kita temukan di sekolah-sekolah yang menganggap guru Bk sebagai
guru “killer” (yang ditakuti). Guru (BK) itu bukan untuk ditakuti tetapi
untuk disegani, dicintai dan diteladani. Jika kita menganalogikan dengan
dunia hukum, Guru BK harus mampu berperan sebagai pengacara, yang
bertindak sebagai sahabat kepercayaan, tempat mencurahkan isi hati dan
pikiran. Guru BK adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi
informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif
yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan
siswa akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan. Kendati
demikian, Guru BK juga tidak bisa membela/melindungi siswa yang
memang jelas bermasalah, tetapi Guru BK boleh menjadi jaminan untuk
penangguhan hukuman/pe-maaf-an bagi siswanya. Yang salah tetaplah salah
tetapi hukuman boleh saja tidak diberikan, bergantung kepada besar
kecilnya masalah itu sendiri.
2. Cara Mengatasi Hambatan
a. Membuat program BK sesuai dengan kubutuhan dan  situasi kondisi sekolah
b. Melaksanakan program sesuai dengan kemampuan
c. Laksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para siswa , guru dan
kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di sekolah.
d. Jangan terlalu menuntut kepada  sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana
BK. Namun membuat usulan adalah hal yang bijak untuk dilaksanakan.
e. Jalin kerja sama yang solid antar guru BK melalui komunikasi intensif dalam
forum MGBK, ABKIN dan forum-forum lain yang dapat meningkatkan kinerja
BK.
f. Jangan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi tanggung
jawab anda sepeti  narkotika, kasus-kasus Kriminal, atau kasu-kasus kelainan
jiwa, ingat bahwa betanggung jawab sebatas  siswa yang normal. Dan jika hal
ini terjadi di sekolah, maka  segera kordinasi dengan pihak terkait untuk segera
di “ Refferal “ atau alih tangan kasus.
g. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati bahwa “ Saya  akan menjadi guru BK yang
professional.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk
membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-
ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Dengan
melaksanakan beberapa komponen yang mendukung proses perkembangan siswa
melalui layanan responsif, layanan individual, serta layanan dukungan sistem dengan
baik, maka hasil yang diraih akan bermanfaat bagi peserta didik.

B. Saran
1. Sekolah
Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
proses pelayanan bimbingan konseling. Tentu antara Kepala Sekolah, Guru
BK,Wali Kelas, Guru Mapel dan seluruh unsur sekolah saling bersinergi agar visi
misi sekolah mampu dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu Kerjasama yang baik
selalu diharapkan oleh Guru BK terhadap seluruh jajaran Sekolah.
2. Orang Tua
Didalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, kerjasama antara Guru BK dan
Orang Tua sebagai Wali siswa tidak bisa dipisahkan, bahwa orang tua harus
memiliki tanggung jawab yang sama atau lebih terhadap perkembangan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai