DISUSUN OLEH:
AlyaNisrinaMaulana
(CKR0180195)
KELAS A
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Kampus 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu)
RS Ciremai – Cirebon
Jl. Pangeran Drajat No. 40A, Cirebon 45133
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpah Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari zaman jahiliyah kepada
zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas I “Analisis Mengenai Pandemi COVID-19 dalam Perspektif
Keperawatan Komunitas” dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT,
Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demikesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1
2.2. Rumusan Masalah.................................................................................1
2.3. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Mempertahankan layanan kesehatan esensial dan memperkuat
penanggulangan Covid-19....................................................3
2.2. Menyesuaikan fungsi utama kesehatan dalam pandemi........8
2.3. Pencegahan dan pengendalian infeksi...................................11
2.4. Tatalaksana komunitas untuk kasus penyakit akut dalam konteks
Covid-19................................................................................15
2.5. Kegiatan penjangkauan dan kampanye pencegahan..............17
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan.......................................................................................19
2. Saran.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Covid-19 menjadi masalah global yang harus segera ditangani
sejak ditemukan di Wuhan China pda bulan Desember 20199.
Penambahan jumlah kasus pasien Covid-19 berlangsung cukup berat dan
menyebar ke luar wilayah Wuhan dan ke negara lain. Sampai dengan 1
Juli 2020 secara global terkonfirmasi kasus di 216 negara dan terdapat
10.357.662 kasus dimana 508.055 kasus diantaranya meninggal dunia.
Hasil tersebut berubah sewaktu-waktu dan di Indonesia pertanggal 1 Juli
2020 terdapat 57.770 positifCovid-19. Dilaporkan 25.595 kasus sembuh
dan 2.934 pasien meninggal dunia.
Covid-19 merupakan virus yanfg dapat bermutasi membentuk
susunan genetik baru. Awal mula virus ini hanya mempu menempel pada
hewan saja. Tetapi karena virus ini mampu bermutasi dan merubah
susunan dirinya sehingga memiliki pengahantar yang mampu menempel
pada manusia.
Penanganan yang memadai pada pasien kasus Covid-19 sangat
diperlukan guna kesembuhan dan mengurangi penyebaran virus tersebut/
dalam hal ini petugas kesehatana memiliki peranan penting dalam
kesiapsiagaan menangani pasien Covid-19.
Salah satu petugas kesehatan tersebut adalah perawat. Keterlibatan
perawat yang berada di garis depan dalam menangani pasien Covid-19
harus mengetahui pengetahuan dan keterampilan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang tepat, serta perawat harus update dalam
perkembangan Covid-19. Dengan demikian keterlibatan manajemen
keperawatab dalam penangnan Covid-19 guna mencegah terjadinya
penularan dan perawatan pasien diruang perawatan sangat dibutuhkan.
Namun saat ini manajemen keperawatan dalam penanganan pasien Covid-
19 belum banyak dilakukuan kajiannya sehingga perlu ditelaah lebih jauh
agar perawat dapat merawat dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana mempertahankan layanan kesehatan esensial dan
memperkuat penanggulangan COVID-19?
b. Bagaimana menyesuaikan fungsi utama kesehatan dalam pandemi?
c. Bagaimana pencegahan dan pengendalian infeksi?
d. Bagaimana tatalaksana komunitas untuk kasus penyakit akut dalam
konteks COVID-19?
e. Apa kegiatan penjangkauan dan kampanye pencegahan?
1
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan kesehatan dan
memperkuat penanggulangan COVID-19
b. Untuk mengetahui bagaimana cara menyesuaikan fungsi utama
kesehatan dalam pandemi
c. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengendalian infeksi
d. Untuk mengetahui bagaimana tatalaksana komunitas untuk kasus
penyakit akut dalam konteks COVID-19
e. Untuk mengetahui apa saja penjangkauan dan kampanye pencegahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pemberian layanan kesehatan esensial berbasis komunitas
4
D. Kondisi sensitif waktu dan perawatan akut berbasis komunitas
5
Melalui deteksi dini, pengobatan cepat dan rujukan tepat waktu unt
uk kondisi akut memaksimalisasi dampak intervensi berikutnya da
n sering memitigasi kebutuhan akan intervensi lanjutan. Perawatan
akut dan darurat yang kuat berbasis komunitas dapat membantu ke
lebihan kesakitan dan kematian selama dan setelah pandemi COVI
D-19, sehingga memfasilitasi layanan komprehensif normal dan m
embangun sistem yang lebih tangguh.
6
Komunikasi harus berfokus pada membangun kepercayaan, mengur
angi rasa takut, memperkuat kolaborasi, dan mempromosikan pe
manfaatan langakh-langkah kesehatan masyarakat dan layana
n esensial.
7
(10), remaja, penyandang disabilitas, dan lansia, dan
1
• memberikan informasi tentang layanan yang dapat diakses.
Sumber daya komunitas dapat membantu mengidentifikasi
keluarga, teman, dan tetangga yang terpercaya yang dapat
dihubungi dan mendukung korban kekerasan.
8
lindung diri (APD) yang memadai dan
1
dilatih penggunaan serta pembuangan aman APD. Bekerja dalam
konteks COVID-19 dapat menimbulkan stigma (17). Tenaga kes
ehatan juga membutuhkan dukungan kesehatan jiwa dan psikoso
sial. Isu-isu gender perlu mendapat perhatian khusus (18). Tenag
a berusia lebih tua dan yang memiliki kondisi berisiko tinggi har
us diberi tugas yang tidak memberi risiko tambahan.
B. Rantai pasokan
9
mungkin, menggunakan sistem elektronik.
10
cara alternatif di mana tenaga kesehatan dapat menyerahkan data ke
fasilitas pelayanan kesehatan tanpa hadir langsung.
Jika sinyal jaringan telepon genggam tidak tersedia, data dapat diser
ahkan kepada atasan atau ke fasilitas. Atau, foto dapat diserahkan u
ntuk laporan bulanan. Di situasi di mana pemanfaatan teknologi tida
k dapat dilakukan, tenaga kesehatan harus dilibatkan dalam menyus
un proses agregasi data di tingkat komunitas dan menentukan jalur y
ang sesuai untuk memastikan data sampai ke fasilitas pelayanan kesehat
an. Mekanisme akuntabilitas yang umum yang meningkatkan kontak
seperti tanda tangan konfirmasi sebaiknya ditangguhkan. Ketepatan
waktu dan kualitas pelaporan data komunitas kemungkinan akan me
nurun selama pandemi, sehingga program perlu mempertimbangkan
untuk memprioritaskan sejumlah kecil indikator berdasarkan data k
omunitas yang ada.
11
Di tengah pandemi COVID-19, kewaspadaan-kewaspadaan PPI st
andar berikut ini harus diperkuat di semua kegiatan perawatan
kesehatan.
12
gan aman di tempat sampah (yang idealnya berpenutup).
1
Skrining COVID-19 harus dilakukan di semua tempat sesuai indikasi ske
nario penularan dan/atau kebijakan lokal, dalam setiap kegiatan pelaya
nan kesehatan (24). Skrining COVID-19 mencakup penilaian risiko de
ngan sejumlah pertanyaan. APD tidak diperlukan untuk skrining jik
a dapat dijaga jarak fisik minimal 1 m. Jika penjagaan jarak fisik in
i tidak memungkinkan, tenaga kerja harus mengenakan masker me
dis dan pelindung mata.
13
Perlu dicatat bahwa hasil skrining positif tidak selalu berarti pemberian perawatan har
us dihentikan, selama perawatan dapat diberikan dengan aman. Jika pasien suspek infe
ksi COVID-19, tenaga kesehatan harus memberikan hanya perawatan yang memungki
nkan penjagaan jarak minimal 1 m atau harus menggunakan kewaspadaan dan perlindu
ngan PPI wajib berdasarkan standar spesifik kegiatan jika hasil skrining positif.
14
komunitas dalam konteks penularan COVID-19 di masyarakat seca
ra luas. Perlu dicatat bahwa selain contoh-contoh ini, kewaspa
daan standar harus selalu digunakan untuk semua pasien.
2.4. Tatalaksana komunitas untuk kasus penyakit akut dalam konteks COVID-10
Gejala COVID-19 pada anak tidak spesifik dan mirip dengan gejal
a penyakit-penyakit anak yang umum, terutama pneumonia yang d
iakibatkan oleh virus dan bakteri lain dan malaria. Hal ini harus di
pertimbangkan di dalam konteks MTBS. Banyak anak dengan COVI
D-19 dapat mengalami gejala nonspesifik seperti demam, kelelahan,
batuk, atau sulit bernapas. Anak jarang mengalami tanda diare dan
muntah saja.
15
dan mengetahui definisi kasus suspek COVID-19, yang dapat dida
sarkan pada kombinasi gejala, epidemiologi lokal, dan faktor- fak
tor lain seperti penilaian risiko paparan.
Protokol MTBS harus dilakukan sampai selesai untuk semua anak terl
epas dari hasil skrining. Pengobatan harus diinisiasi sesuai panduan M
TBS nasional. Kewaspadaan PPI yang sesuai harus digunakan. (Gamb
ar 1).
16
pada
1
• hasil skrining COVID-19;
17
membatasi penularan COVID-19 saat memberikan layanan im
unisasi.
Pertimbangan-pertimbangan khusus
18
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari akalah ini adalah : Pelatihan kepada perawat yang menangani
pasien Covid-19 diperlukan agar pelayanan dapat diberikan dengan efektif dan kondisi pasi
en segera pulih. Kemudian pengelolaan ketenagaan dan kecukupan sarana merupakan fakto
r utama yang harus diperhatikan agar risiko terpapar Covid-19 dapat ditekan. Hal ini dapat
diupayakan dengan pengelolaan shift jaga dan disediakannya alat pelindung diri yang cukup
dan memenuhi standar. Kesimpulan terakhir adalah aspek psikologis yang merupakan masa
lah paling sering dijumpai pada perawat saat menangani pasien Covid-19. Upaya yang dapa
t dilakukan yaitu pemberian dukungan dari berbagai pihak terutama dukungan antara tim k
esehatan dan dukungan keluarga.
3.2. SARAN
Mayoritas motivasi bekerja perawat dalam masa pandemi Covid-19 ada pada
kategori baik. Motivasi bekerja perawat yang baik dalam masa pandemi Covid-19
diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri pada perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Covid-19.
Perawat dihararapkan dapat meningkatkab motivasi bekerjanyta dalam setiap
situasi termasuk dalam masa pandemi Covid-19 sehingga pelyanan yang diberikan
daoat dipertahankan. Pimpinan atau manajemen tempat perawar bekerja juga
diharapkan dapat memberikan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja perawat
sehungga motivasi bekerja perawat dapat ditingkatkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20