Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “M”

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUMAH SAKIT UMUM TASIKMALAYA

TAHUN 2010

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan

Disusun oleh:
Kelompok 6
Adinda Rakhmawati 130104110026
Deas Mellyana 130104110007
Halida Thamrin 130104110034
Leni Diana 130104110029
Rezah Andriani 130104110025

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2011

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hami Ny ”M” dengan Hiperemesis

Gravidarum di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya Tahun 2010” ini tepat pada

waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapat bantuan berbagai berbagai

pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah

memberi dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapakan demi kesempurnaan makalah

selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang memerlukan.

Bandung, September 2011

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indikator terpenting bagi kesehatan ibu hamil adalah AKI, sedangkan

indikator utama bagi hasil konsepsi pada kehamilan adalah angka kematian

perinatal. Di Indonesia kesehatan ibu dan anak masih bermasalah. WHO

memperkirakan setiap tahunnya terdapat kematian ibu sebesar 500.000 setiap

tahunnya dan angka kematian bayi sebesar 10.000 setiap tahunnya. Dewasa ini

AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN

lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI

di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 34 per

1.000 kelahiran hidup. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara

ASEAN lainnya, yaitu sebesar 228 per 100. 000 kelahiran hidup. Dari gambaran

di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis

yang akan dijumpai oleh setiap wanita, namun tidak berarti setiap kehamilan

tidak akan mempunyai masalah. Masalah yang timbul bisa saja terjadi pada ibu

maupun janin. Salah satu masalah yang dapat terjadi pada masa kehamilan

adalah hiperemesis gravidarum.

3
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar

dan sering ditemukan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala –

gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama ±10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 %

primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala –

gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena

meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah

juga merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda

dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama.

Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan

44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang

dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit

berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut

hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Hiperemesis

gravidarum juga didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak

terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Perbandingan

insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. Diduga 50% sampai 80%

ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil

membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi

ketidakseimbangan elektrolit.

4
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil

untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan

upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil

dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat

serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care

(ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang

dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih

banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang

dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa

ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.

Kesehatan ibu hamil mempengaruhi kesehatan janin yang ada di dalam

kandungannya, sehingga perlunya asuhan kebidanan pada ibu yang hamil dengan

hiperemesis gravidarum. Oleh karena itulah kami melaksanakan Asuhan

Kebidanan pada ibu hamil Ny.”M” dengan hiperemesis gravidarum.

B. Rumusan Masalah

Masih ditemukannya kehamilan dengan hiperemesis gravidarum di

Rumah Sakit Umum Tasikmalaya Tahun 2010.

5
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan

Pada ibu hamil Ny. “M” dengan hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit

Umum Tasikmalaya Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil Ny. “M” dengan

hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya Tahun

2010.

b. Menginterpretasi data dasar untuk mengidentifikasi diagnosa atau

masalah berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.

c. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial serta mengantisipasi

penanganannya.

d. Menetapkan kebutuhan terhadap masalah yang memerlukan

penanganan segera.

e. Menetapkan rencana asuhan yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan

ibu.

f. Mengimplementasikan asuhan yang telah direncanakan.

g. Mengevaluasi rencana asuhan yang telah diberikan.

6
D. Waktu

Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny. “M” dengan hiperemesis

gravidarum di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya Tahun 2010 dilakukan pada

tanggal 26 Agustus 2010 Pukul 10.30 WIB.

E. Tempat

Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny.”M” dengan hiperemesis

gravidarum dilaksanakan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum

Tasikmalaya Tahun 2010.

7
BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ”M’’ DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2010 pukul 10.30 WIB di Ruang

Kebidanan Rumah Sakit Umum Tasikmalaya.

I. SUBJEKTIF

a. Biodata

Nama : Ny “M” Nama Suami : Tn “R”

Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Indonesia Suku/ Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Kp. Cipager 16/03 Alamat : Kp. Cipager 16/03

Ds. Rancapaku, Ds. Rancapaku,

Tada Kembang Tada Kembang

8
b. Alasan datang

Pada tanggal 26 Agustus 2010 Pukul 10.30 WIB Ny ”M” datang ke

Rumah Sakit Umum Tasikmalaya ingin memeriksakan kehamilannya, mengaku

hamil 2 bulan, anak pertama. Ibu mengeluh mual muntah lebih dari 10 kali dalam

satu hari sejak 1 minggu yang lalu dan nyeri diepigastrium. Ibu merasa lemah,

lesu,dan tidak mau makan sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.

c. Data Kebidanan

1. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun Warna darah haid : Merah

Siklus : ±28 hari Jumlah : Sedang (2x ganti pembalut/ hr)

Lamanya : ±7 hari Keluhan : tidak ada

2. Riwayat Perkawinan

Kawin : 1x

Lamanya : 1 tahun dengan suami sekarang

Umur waktu kawin : 19 tahun

9
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Anak
Umur Jenis Ditolong Tahun Nifas/
J
No Penyulit
BB PB Ket
Kehamilan Persalinan oleh Persalinan Laktasi
K
1. Ini - - - - - - - - -

4. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 28- 06- 10 ANC : 2 kali di Bidan

TP : 04- 04- 11 FE : belum diberikan

Usia Kehamilan : 8 minggu 3 hari

Keluhan Selama Hamil

Trimester I : Mual dan muntah, nyeri epigastrium, nafsu makan

berkurang.

Trimester II :-

Trimester III :-

d. Riwayat KB

Pernah mendengar tentang KB : Pernah

Pernah menjadi akseptor KB : Belum pernah

Jenis Kontrasepsi yang digunakan :-

Lama menjadi akseptor KB :-

10
Alasan berhenti menjadi akseptor KB :-

e. Data Kesehatan

1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita pasien

a) Penyakit Menular (AIDS, TBC, Sifilis) : tidak ada

b) Penyakit keturunan (Hypertensi,jantung,ginjal) : tidak ada

c) Penyakit yang pernah diderita pasien : tidak ada

2. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga

a) Penyakit Menular (AIDS, TBC, Sifilis) : tidak ada

b) Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) : tidak ada

3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : tidak ada

4. Riwayat keluarga atau keturunan

a) Gemeli : tidak ada

f. Data Kebiasaan Sehari- hari

1. Pola Nutrisi

a) Makan : tidak tentu (ibu tidak nafsu makan)

b) Pantangan makan : tidak ada

c) Jenis pantangan makanan : tidak ada

d) Minum : sedikit (ibu merasa mual)

2. Pola Istirahat dan Aktivitas

11
a) Tidur/ Istirahat : Ibu sering istirahat karena merasa lemah dan lesu

b) Aktivitas : ibu tidak dapat beraktivitas

3. Pola Eliminasi

a) BAB

Frekuensi : 1x/ hr Warna feses: kuning kecoklatan

Konsistensi : agak keras Penyulit : sembelit

b) BAK

Frekuensi : 2-3 kali/ hr Penyulit : tidak ada

Warna urine : kuning keruh

4. Personal Hygiene

a) Mandi : 2x/ hari

b) Gosok gigi : 3x/ hr dan sehabis makan

c) Ganti pakaian dalam : 3x/ hr atau sehabis mandi dan jika lembab

g. Data Psikososial

Hubungan ibu dengan suami : baik dan harmonis

Hubungan ibu dengan keluarga : baik dan harmonis

Tanggapan ibu, suami, keluarga : Suami dan Keluarga sangat cemas

dengan keadaan ibu sekarang karena ibu

muntah berulang kali.

12
Pengambilan keputusan dalam : musyawarah

keluarga

Adat atau kebiasaan yang mempe- : tidak ada

ngaruhi kehamilan

II. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a. TB : 156 cm d. Tanda- tanda vital

b. BB KU : lemah

Sebelum hamil : 47 kg Kesadaran : compos mentis

Saat hamil sekarang : 43 kg TD : 80/60 mmHg

c. Lila : 23 cm Pulse : 109 x/ menit

Suhu : 37,5º C

RR : 24 x/ menit

2. Pemeriksaan Kebidanan

a. Inspeksi

13
Kepala

Rambut : warna hitam, kulit kepala bersih dan tidak rontok

Mata : conjungtiva: anemis, sklera: sedikit ikterik, mata tampak

cekung.

Hidung : bersih, tidak ada polip

Mulut : tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan, lidah tampak kotor,

bibir kering

Muka : pucat, tidak ada cloasma gravidarum dan oedema

Leher

Pembengkakan kelenjar thyroid : tidak ada

Pembengkakan kelenjar lympe : tidak ada

Pembengkakan vena jugularis : tidak ada

Dada

Mamae : simetris

Areola mamae : Hyperpigmentasi

Puting susu : menonjol

Colostrum : (-)

14
Abdomen

Pembesaran : sesuai usia kehamilan

Striae Lividae : (+)

Linea Nigra : (+)

Striae Albicans : (-)

Luka bekas Operasi : tidak ada

Genetalia Eksterna : bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices

Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada luka,

turgor kulit kering.

b. Palpasi

Leopold I : belum teraba

Leopold II : tida dilakukan

Leopold III: tida dilakukan

Leopold IV: tida dilakukan

c. Auskultasi

DJJ : belum terdengar

15
Frekuensi : -

Sifat :-

Lokasi :

d. Perkusi : Refleks patella ka/ki : + (normal) /+ (normal)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

HB : 9 gr%

Golongan darah : AB

b.Urine

Protein : tidak ditemukan protein dalam urin

Glukosa : tidak ditemukan glukosa dalam urin

III. ASSESMENT

a. Diagnosa

G1P0A0 hamil 8 minggu 3 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.

16
b. Masalah

-Ketidaknyamanan ibu karena karena mual muntah

Masalah potensial : dehidrasi

c. Kebutuhan

-Terapi cairan, pemasangan infuse D5%

-KIE tentang intake cairan

-KIE tentang pola nutrisi

-KIE tentang pola istirahat

IV. PLANNING

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga serta

menjelaskan bahwa ibu perlu untuk di rawat.

 Ibu mengerti tentang kondisinya dan bersedia untuk dirawat di Rumah

Sakit Umum Tasikmalaya, suami dan keluarga menyetujui ibu untuk

dirawat.

2. Memantau Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.

 Mengobservasi KU dan tanda-tanda vital ibu

3. Memberikan konseling pada ibu bahwa mual dan muntah merupakan proses

fisologi pada kehamilan muda dan akan hilang pada umur kehamilan 4 bulan.

17
 ibu menyatakan mengerti akan penjelasan yang diberikan sehingga

membuat dirinya menjadi lega.

4. Memberikan pengertian pada suami dan keluarga tentang kondisi kehamilan

ibu.

 Suami dan keluarga mengerti dan akan memberikan perhatian pada ibu

5. Konsultasi dengan dokter SPOG tentang pemasangan infuse D5% 20

tetes/menit dan pemberian terapi.

 Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang, terapi sudah diberikan dan ibu

keadaannya sudah lebih baik

6. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih

 Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang diberikan

7. Menganjurkan pada ibu untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering dan

diselingi makanan ringan.

 Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang diberikan

8. Menganjurkan ibu untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu mual dan

muntah seperti makanan yang bumbunya terlalu menyengat, makanan

berminyak, bau amis, dsb

 Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang diberikan

9. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik yang

berlebihan dan saat bangun tidur jangan tiba-tiba berdiri tetapi didahului

dengan minum teh hangat.

 Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang diberikan

18
BAB III

ANALISA KASUS

19
A. Apakah diagnosa pada saat ibu datang ke RSU Tasikmalaya pada kasus ini sudah

tepat?

Diagnosa kasus di atas sudah tepat yaitu pada Ny.”M” 20 tahun G1P0A0 hamil 8

minggu 3 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.

Dasar Diagnosa:

1) Anamnesa : berdasarkan hasil anamnessa Ny.”M” yang mengatakan ibu

datang ke Rumah Sakit Umum Tasikmalaya ingin memeriksakan

kehamilannya, mengaku hamil 2 bulan, anak pertama. Ibu mengeluh mual

muntah lebih dari 10 kali dalam satu hari sejak 1 minggu yang lalu dan

nyeri diepigastrium. Ibu merasa lemah, lesu,dan tidak mau makan sehingga

aktivitasnya menjadi terganggu.

2) Pemeriksaan Fisik : KU: lemah TD : 80/60 mmHg, nadi: 109x/menit , RR:

24 x/menit, T: 37,5 oC, pada pemeriksaan inspeksi mata tampang cekung,

conjungtiva anemis, sclera sedikit ikterik, lidah tampak kotor, bibir kering

dan muka pucat, serta berat badan yang berkurang.

B. Apa yang menjadi penyebab terjadinya Hiperemesis gravidarum?

Penyebab Hiperemesis gravidarum yaitu:

1) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan diagnosa bahwa faktor

20
hormon memegang peranan pada kedua keadaan tersebut hormon

khorionik gonadotropin yang dibentuk berlebihan.

2) Masuknya Villi khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan

metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan.

3) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini.

C. Bagaimana pengelolaan kasus ini di Rumah Sakit?

Pengelolaan pada kasus ini berdasarkan pedoman diagnosis adalah sebagai

berikut:

1) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang

kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis

rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak,

tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering, menghindari makanan yang

berbau menyengat, makanan berminyak dan berlemak, serta

menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik

yang berlebihan

2) Memantau Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.

3) Konsultasi dengan dokter SPOG tentang pemasangan infuse D5% 20

tetes/menit dan pemberian terapi. Terapi obat biasanya menggunakan

sedative, vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin,

avopreg, avomin, torecan), antasida.

21
4) Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal

yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.

Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi

dan pekerjaan serta lingkungan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil analisa kasus tersebut masalah utama adalah Hiperemesis gravidarum

22
A. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan,

sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi

buruk (Sarwono, 2006).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah hebat dalam masa

kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat

badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari

dan membahayakan janin di dalam kandungan. (Draekoin, 2008)

2. Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui, faktor-faktor predisposisi yang

dikemukakan:

a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, Mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan diagnosa bahwa faktor

hormon memegang peranan pada kedua keadaan tersebut hormon

khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b) Masuknya Villi khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan

metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun.

c) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini.

Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap

kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,

23
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah.

3. Gejala dan Tingkat Hiperemesisgravidarum

a) Gejala-gejala yang khas

 Muntah yang hebat

 Haus

 Dehidrasi

 Berat badan turun

 Keadaan umum menurun

 Kenaikan suhu

 Icterus

 Gangguan cerebral (kesadaran menurun)

b) Tingkat-tingkat hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi

kedalam 3 tingkatan yaitu :

 Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan

menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100

24
kali per menit, tekanan darah sistol menurun, turgor kulit menurun,

lidah mengering dan mata cekung.

 Tingkatan II

Penderita tampak lebih lemah, turgor kulit lebih menurun, lidah

mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-

kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan

mata menjadi cekung, tensi rendah.

 Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun

dan sampai koma. Nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan

tensi menurun.

4. Diagnosa

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus

ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus

sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis gravidarum yang terus

menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat

mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera

diberikan.

5. Penanganan

25
a) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang

kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis

rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak,

tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering.

b) Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan

B6); anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan);

antasida.

c) Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah

Sakit.

 Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit

saja, telah banyak mengurangi mual muntah.

 Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja

yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus

telah mengurangi mual dan muntah.

 Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu

hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan

khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan

sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.

 Penambahan cairan. Berikan infus dektrosa atau glukosa sebanyak 2-

3 liter dalam 24 jam.

 Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.

26
 Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat

memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu

abortus buatan.

Adapun peran bidan dalam penanganan kasus hiperemesis gravidarum ini adalah:

a. Dalam Antenatal Care

Pada kasus ini, peran bidan dalam melakukan pencegahan dengan memberikan

informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud

menghilangkan faktor psikis rasa takut., juga tentang diit ibu hamil dengan

menganjurkan pada ibu agar jangan makan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi

sedikit-sedikit tapi sering, menghindari makanan yang berbau menyengat,

makanan berminyak dan berlemak, serta menganjurkan ibu untuk istirahat dan

tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.

b. Pada saat Perawatan di RS

Pada saat datang ke Rumah sakit, dilakukan pemeriksaan pada klien mulai dari

tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi, serta pemeriksaan laboratorium. Sehingga dapat

ditegakkan diagnosis dan dilakukan penanganan. Penanganan yang dilakukan

pada kasus ini yaitu bidan melakukan konsultasi dengan SPOG tentang

pemasangan infuse D5% 20 tetes/menit dan pemberian terapi. Terapi obat

biasanya menggunakan sedative, vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer

B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida. Kemudian bidan juga

berperan dalam pemberian terapi psikologik dengan memberikan pengertian

27
bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak

perlu takut dan khawatir.

Pemeriksaan dan pengawasan selagi hamil dan pertolongan persalinan

sama-sama penting. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan. Sulit diketahui

sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan

atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung

serta mendeteksi kesehatan ibu dan kelainan yang menyertainya. Banyak

penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati

dan dicegah, sehingga persalinan berjalan mudah dan normal.

Dikaitkan dengan jurnal yang kami dapatkan, perawatan pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum yang dapat dilakukan bidan yaitu:

a. Menurunkan frekuensi muntah jika memungkinkan, dengan menyuruh

ibu untuk banyak istirahat

b. Mendengar: mendengarkan semua keluhan ibu bias meringankan beban

ibu

c. Menangkap sinyal penyebab psikologis dan menganalisanya

d. Jika memungkinkan anjurkan ibu untuk mendatangi physiotherapist

e. Ajak ibu berdiskusi tentang makanan dan kebutuhan nutrisi bagi ibu

f. Kebanyakan ibu yang mengalami mual muntah tidak ingin makan dan

minum, beri penjelasan pada ibu bahwa hal tersebut salah, anjurkan ibu

untuk makan sedikit-sedikit tapi sering.

28
g. Menangkap terjadinya tanda-tanda dehidrasi

h. Member ibu vitamin

i. Menjaga dengan ketat kehamilan ibu sampai mual muntah berakhir

j. Mengingat hiperemesis bukanlah sinyal yang baik,pada beberapa kasus,

banyak kehamilan yang harus di akhiri karena gejala mual muntah yang

bertambah parah

Perawatan pasien dengan Hiperemesis dapat sangat kompleks bagi

seorang bidan. Ini adalah suatu kondisi yang perlu diobati dan dikelola segera

sebelum itu berkembang menjadi situasi krisis dengan mengancam kehidupan.

Penilaian yang sesuai dan intervensi oleh bidan dapat mengarah pengaruh

positif jangka pendek dan jangka panjang terhadap ibu dan janin. Penelitian

berikut menggambarkan kompleksitas HG dan bagaimana bidan dalam

melakukan perawatan pada pasien HG secara efektif. Contoh kasus menurut

jurnal: Mrs K.  32 tahun wanita Asia yang menikah dan hamil 4 minggu.

Ini adalah kehamilan pertamanya. Selama kunjungannya, Ny K. menyatakan

bahwa dia merasa sering mual dan muntah sepanjang hari.  Dokter obgyn

meminta bidan untuk mengontrol mual dan muntahnya. Dia memberitahu Mrs K

untuk membuat janji tindak lanjut jika kondisi memburuk. Dua

minggu kemudian Mrs K dating kembali dan mengatakan bahwa

mual dan muntah sekarang berat. 

Dia menyatakan bahwa ia tidak mampu untuk pergi bekerja atau melakukan

kegiatan normal sehari-hari. Para OB / GYN pada pemeriksaan

Mrs K. menemukan sebagai berikut: Mrs K. telah kehilangan 5 kilogram dalam

29
2 minggu terakhir dan menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang signifikan.

Tanda dan gejalanya meliputi pucat, peningkatan keton dalam

urin, urin meningkat spesifik gravitasi, normal natrium dan  kadar

kalium,lidah kering, tekanan darah rendah dari 88/60 mm Hg, dan kelemahan

yang ekstrim  mengakibatkan ketidakmampuan untuk ambulasi tanpa

bantuan. Dia memiliki keterbatasan sistem dukungan sosial sejak dia baru saja

pindah dari kota yang lain. Mrs K. memberitahu dokter bahwa

suaminya bekerja 50 sampai60 jam seminggu dan tidak mampu untuk

merawatnya secara teratur. Penilaian oleh Bidan kemungkinan Penilaian

Intervensi Gizi serta memberikan therapy vitamin. Bidan juga harus memantau

berat badan ibu secara berkelanjutan. Menggunakan Indeks Rhodes sebagai

alat penilaian untuk memantau jumlah muntah. Bidan memberikan edukasi

tentang pola nutrisi: sering makan tapi dalam porsi yang kecil, makan

kerupuk kering, makan roti bakar sebelum bangun tidur, minum banyak

air antara makan, makan makanan yang mudah dicerna seperti

roti, biskuit, bagel, beras, pasta, kentang.  Protein rendah lemak

seperti daging, kukus ikan, telur, dan rebus kacang-kacangan juga dianjurkan.

Manfaat layanan dari terapi fisik untuk meminimalkan atrofi otot jika 

hiperemesis berlanjut. Dia harus didorong untuk melakukan

latihan rentang gerak sementara di tempat tidur. Mrs K. harus didorong

untuk tetap berada pada  tingkat yang pertama rumahnya untuk menghindari

tidak perlu jatuh. Selain itu bidan harus memantau Labs / Vital

Tanda /  Pengetahuan tentang obat, bidan harus terus memantau tanda-tanda

30
vital. Berikut ini hasil laboratorium harus dipantau: keton, urin gravitasi spesifik,

natrium, kalium, enzim hati, normal tiroid dan tingkat paratiroid, meningkat

hemocrit. Mrs K telah dan dia harus menyadari sisi efek seperti penglihatan

kabur atau kebutaan sementara,  memperlambat denyut jantung, kesulitan

bernafas, kecemasan, menggigil, pingsan, dan buang air kecil kurang

dari biasanya atau tidak sama sekali.  Bidan harus menilai apakah Mrs K. sedang

mempertimbangkan alternative terapi seperti akupresur, pesan terapi, hipnotis,

dan penggunaan jahe atau lainnya produk herbal.

Depresi sekunder adalah umum untuk wanita dengan hiperemesis.

Perawat harus sangat mendukung dan penuh kasih sambil mendengarkan

Mrs K. menjelaskan masalah  nya dengan hiperemesis. Depresi sekunder dalam

kasus ini mungkin terkait dengan malnutrisi, tidak aktif,

kelelahan, kurangnya dukungan sosial, perasaan tidak berdaya, dan hilangnya

kontrol dari melakukan kegiatan sehari-hari. Penanganan terhadap hiperemesis

seperti yang ada pada jurnal terhadap kasus Mr.K hampir sama dengan

penanganan pada Ny.M, bidan di sini memiliki peranan penting baik dalam

pencegahan maupun dalam pengobatan,bidan dituntut untuk mampu memberikan

konseling tentang kehamilan, serta mampu melaksanakan terapi psikologis

dengan mendengarkan masalah ibu, bidan di sini dituntut untuk menjadi

pendengar yang baik. Bidan harus bisa memberikan pendidikan tentang pola

nutrisi yang baik pada ibu, selain intervensi segera untuk mengobati dehidrasi

pada ibu. Bidan juga harus bias berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan

terapi.

31
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

32
A. Kesimpulan

1) Pengkajian yang dilakukan pada Ny.M dari data subyektif didapatkan hasil

bahwa ibu mengaku hamil 2 bulan anak pertama, ibu mengeluh mual muntah

lebih dari 10 kali, nyeri epigastrium, ibu merasa lemah, dan tidak nafsu

makan. Dari data obyektif didapat hasil KU: lemah, Tensi 80/60 mmHg, T:

37,5º C, P: 109 x/mnt, RR: 24 x/mnt, muka pucat, mata cekung, conjungtiva

anemis, bibir kering, serta penurunan berat badan. Pengakajian yang tepat

diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.

2) Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa Ny.M umur 20

tahun,G1P0A0 hamil 8 minggu 3 hari dengan Hiperemesis Gravidarum

tingkat II, masalah yang ditemukan adalah ketidaknyamanan ibu karena mual

muntah, masalah potensial pada Ny.M adalah dehidrasi.

3) Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan

diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, beri ibu terapi obat, KIE tentang

intake cairan, KIE tentang pola nutrisi, serta KIE tentang pola istirahat.

4) Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :

 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga serta

menjelaskan bahwa ibu perlu untuk di rawat.

 Memantau Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.

33
 Memberikan konseling pada ibu bahwa mual dan muntah merupakan

proses fisologi pada kehamilan muda dan akan hilang pada umur

kehamilan 4 bulan.

 Memberikan pengertian pada suami dan keluarga tentang kondisi

kehamilan ibu.

 Konsultasi dengan dokter SPOG tentang pemasangan infuse D5% 20

tetes/menit dan pemberian terapi.

 Menganjurkan pada ibu untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering dan

diselingi makanan ringan.

 Menganjurkan ibu untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu mual

dan muntah seperti makanan yang bumbunya terlalu menyengat, makanan

berminyak, bau amis, dsb

 Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik

yang berlebihan dan saat bangun tidur jangan tiba-tiba berdiri tetapi

didahului dengan minum teh hangat.

5) Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:

 Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di

RS untuk memulihkan keadaannya.

 Advis dari dokter telah dilaksanakan :

Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan pemberian terapi obat

sudah diberikan, ibu keadaannya sudah lebih baik. Ibu bersedia untuk

lebih banyak istirahat.

34
 Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum. Dan ibu

sudah mengerti dan mau melaksanakan anjuran dari bidan.

B. Saran

1) Bagi ibu

 Menganjurkan pada ibu untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering dan

diselingi makanan ringan.

 Menganjurkan ibu untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu mual

dan muntah seperti makanan yang bumbunya terlalu menyengat, makanan

berminyak, bau amis, dsb

 Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik

yang berlebihan dan saat bangun tidur jangan tiba-tiba berdiri tetapi

didahului dengan minum teh hangat.

2) Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan

khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan lebih

komprehensif.

35
DAFTAR PUSTAKA

Draekoin. 2008. Hiperemesis Gravidarum, http://draekoin.wordpress.com


/2008/11/20/html (diakses pada tanggal 20 September 2010)

Jayanti, Niken. Hiperemesis Gravidarum, http://rentalhikari.wordpress.com


/2010/03/22/hiperemesis-gravidarum/ (diakses pada tanggal 19 September
2010)

Mitrarizet. 2009. Kehamilan, http//mitrarizet.blogspot.com/2009/04/h-m-i-l.html


(diakses tanggal 20 September 2010)

36
37

Anda mungkin juga menyukai