Disusun oleh:
Asmawati
2107010073
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah manajemen bencana yang berjudul
“Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Covid-19” dalam tugas mata kuliah
Ekonomi Kesehatan oleh dosen Achmad Zacky Anwary, SE., MPH.
Saya sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dapat ditemukan
pada makalah ini, maka saya memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa
makalah saya jauh dari kesempurnaan. Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima
Kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... i
Kata pengantar ......................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II Kebijakan Kesehatan
A. Definisi ......................................................................................... 3
B. Ciri Kebijakan Kesehatan ............................................................ 3
C. Komponen Kebijakan................................................................... 5
D. Proses Kebijakan .......................................................................... 8
E. Implementasi Kebijakan............................................................... 9
F. Analisis Kebijakan ....................................................................... 9
BAB III Kebijakan Saat Covid-19
A. Kebijakan Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19 ..................... 13
B. Fokus Pemerintah antara Negara Sejahtera dan Negara Sehat .... 16
C. Kebijakan Kementerian Keuangan .............................................. 20
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpuln .................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................. 24
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak ditetapkan sebagai terjadi penularan wabah antar manusia di Wuhan,
China pada 31 Desember 2019, infeksi coronavirus-2019 (COVID-19) yang
menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome – Coronavirus 2
(SARS-Cov-2) menjadi pandemi global. Penularan virus ini ditengarai terkait
dengan penjualan daging yang berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan
di pasar makanan laut (Cui, dkk., 2019). Gejala umum yang didapati oleh pasien
adalah demam, batuk dan mialgia atau kelelahan. Gejala yang spesifik yaitu batuk
berdahak, sakit kepala, hemoptisis (batuk yang mengandung darah) dan diare.
Komplikasi termasuk sindrom gangguan pernapasan akut, cedera jantung akut dan
infeksi bakteri sekunder (Huang, dkk., 2020). Sampai saat ini, jumlah informasi
tentang virus ini meningkat setiap hari dan semakin banyak data tentang
penularan dan rutenya, reservoir, masa inkubasi, gejala dan hasil klinis, termasuk
tingkat kelangsungan hidup yang dikumpulkan di seluruh dunia (Corman, dkk.,
2020).
Kemunculan virus jenis baru yang disebut COVID-19 ini menjangkit
hampIr seluruh populasi di dunia. Virus ini menular dengan sangat cepat dari satu
orang ke orang lain melalui droplet (tetesan kecil) yang dihasilkan saat orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat
sehingga tidak bisa bertahan di udara. Droplet dengan cepat jatuh dan menempel
pada lantai atau permukaan lainnya.
Beberapa kebijakan kemudian diambil untuk dapat menanggulangi penyakit
“baru” ini. Pandemi COVID-19 ini mengharuskan pemerintah untuk mempunyai
kebijakan yang luar biasa. Kebijakan untuk menangani masalah kesehatan,
melindungi masyarakat dengan jaminan sosial, dan menjaga dunia usaha jadi
prioritasnya. Realokasi anggaran, refocusing kegiatan, serta penyesuaian besaran
belanja wajib adalah cara utama pemerintah untuk mendanai kebutuhan penangan
covid-19.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka dirumuskan
masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah di bidang kesehatan terkait
penanganan Covid-19?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat selain untuk melengkapi penugasan tentang kebijakan
kesehatan, juga dibuat untuk
1. Mengetahui definisi dan maksud dari kebijakan kesehatan
2. Mengetahui kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah di bidang
kesehatan terkait penanganan Covid-19
BAB II
KEBIJAKAN KESEHATAN
A. Definisi
Kebijakan Kesehatan dianggap penting karena sektor Kesehatan merupakan
bagian dari ekonomi. Jelasnya sector kesehatan ibarat suatu sponge yang
mengabsorpsi banyak anggaran belanja negara untuk membayar sumber daya
kesehatan. Ada yang mengataka bahwa kebijakan kesehatan merupakan driver
dari ekonomi, itu disebabkan karena adanya inovasi dan investasi dalam bidang
teknologi kesehatan, baik itu bio-medical maupun produksi, termasuk usaha
dagang yang ada pada bidang farmasi. Namun yang lebih penting lagi adalah
keputusan kebijakan kesehatan melibatkan persoalan hidup dan mati manusia
(Buse, Mays & Walt, 2005). Kebijakan kesehatan itu adalah tujuan dan sasaran,
sebagai instrumen, proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil
keputusan, termasuk implementasi serta penilaian (Lee, Buse & Fustukian, 2002).
Kebijakan kesehatan dalah bagian dari institusi, kekuatan dari aspek politik yang
memengaruhi masyarakat pada tingkat lokal, nasional dan dunia (Leppo, 1997).
B. Ciri Kebijakan Kesehatan
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan
publik dapat diartikan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan memiliki
kewenangan serta legitimasi, di mana mewakili suatu masyarakat dengan
menggunakan administrasi dan teknik yang berkompeten terhadap keuangan dan
implementasi dalam mengatur kebijakan. Kebijakan adalah suatu konsensus atau
kesepakatan terhadap suatu persoalan, di mana sasaran dan tujuannya diarahkan
pada suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk
mencapainya (Evans & Manning, 2003). Tanpa ada kesepakatan dan tidak ada
koordinasi akan mengakibatkan hasil yang diharapkan sia-sia belaka.
Definisi kebijakan Kesehatan bervariasi, Kebijakan kesehatan didefinisikan
sebagai suatu cara atau tindakan yang berpengaruh terhadap perangkat institusi,
organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan
(Walt,1994). Kebijakan kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan
3
4
kesakitan dan penyakit itu. Walaupun disadari betapa kompleksnya pengertian yang
berbasis bukti untuk dijadikan dasardari kebijakan (Fafard, 2008).
Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola
pencegahan, pelayanan yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan
penyakit dan perlindungan terhadap kaum rentan (Gormley, 1999). Kebijakan
kesehatan juga peduli terhadap dampak dari lingkungan dan sosial ekonomi terhadap
kesehatan (Poter, Ogden and Pronyk, 1999). Kebijakan kesehatan dapat bertujuan
banyak terhadap masyarakat. Untuk kebanyakan orang kebijakan kesehatan itu
hanya peduli kepada konten saja. Contohnya, pembiayaan kesehatan dari
pemerintah dan swasta atau kebijakan dalam hal pemantapan pelayanan kesehatan
ibu dan anak (Walt, 1994).
Kebijakan kesehatan berpihak pada hal-hal yang dianggap penting dalam
suatu institusi dan masyarakat, bertujuan jangka panjang untuk mencapai sasaran,
menyediakan rekomendasi yang praktis untuk keputusan-keputusan penting
(WHO, 2000).
Kebijakan kesehatan dapat bermanifestasi dalam berbagai hal dan tidak selalu
dalam bentuk dokumen- dokumen (Ritsatakis, 1987). Kebijakan kesehatan
diexpresikan dalam bentuk suatu konstitusi, undang- undang dan peraturan-
peraturan termasuk juga platform dari partai-partai politik atau kertas-kertas
kebijakan (Ritsatakis, 2000).
Kebijakan kesehatan tidak saja terdiri dari dokumen-dokumen strategi
dalam suatu negara, tetapi juga bagaimana kebijakan itu diimplementasi oleh
pengambil keputusan dan pemegang program kesehatan, dan bagaimana
melakukannya secara praktis pada masing-masing tingkatan pemerintahan.
C. Komponen Kebijakan
Para ahli kebijakan kesehatan membagi kebijakan ke dalam empat komponen
yaitu konten, process, konteks dan aktor (Frenk J. 1993; Buse, Walt and Gilson,
1994; May & Walt, 2005).
1. Konten
Konten kebijakan berhubungan dengan teknis dan institusi. Contoh aspek
teknis adalah penyakit diare, malaria, typus, promosi kesehatan. Aspek
6
D. Proses Kebijakan
Proses kebijakan adalah cara dari kebijakan itu diinisiasi, dikembangkan
atau diformulasikan, dinegosiasikan, dikomunikasikan, diimplementasi dan
dievaluasi (Sutcliffe & Court, 2006). Ada dua langkah dalam mengformulasikan
proses kebijakan yaitu tentukan pilihan dari kebijakan dan pilihlah yang
diutamakan. Pada kedua tahapan ini pembuat kebijakan idealnya harus memahami
situasi yang spesifik dan membandingkan pilihan-pilihan secara rinci, sehingga
dapat membuat keputusan untuk dapat diimplementasi (Sutton, 1999).
Proses pengembangan kebijakan menurut Brehaut dan Juzwishin adalah
mengumpulkan, memproses, dan mendesiminasikan informasi yang
berhubungan dengan kebijakan yang akan dikembangkan; mempromosikan
pilihan-pilihan untuk langkah yang akan diambil; mengimplementasi pada pengambil
keputusan; memberikan sanksi bagi yang tidak bisa mentaati; dan mengevaluasi
hasil pencapaian (Brehaut & Juzwishin, 2005).
Pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengerti suatu proses
kebijakan adalah yang disebut “stages heuristic” yaitu memilah proses kebijakan
tersebut ke dalam suatu rangkaian tingkatan dengan menggunakan teori dan model
serta tidak mewakili apa yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Langkah-
langkahnya adalah, pertama, identifikasi masalah dan pengenalan akan hal-hal
yang baru termasuk besar persoalan-persoalannya. Pada langkah ini dieksplorasi
bagaimana hal-hal yang menjadi perhatian masuk dalam ke dalam agenda. Kedua,
formulasi kebijakan yang mengexplorasi siapa-siapa saja yang terlibat dalam
perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan itu disepakati dan bagaimana akan
dikomunikasikan. Ketiga, implementasi kebijakan. Tahap ini sering kali diabaikan
namun demikian merupakan fase yang sangat penting dalam membuat suatu
kebijakan, karena apabila kebijakan tidak diimplementasikan maka dapat dianggap
keliru. Keempat, evaluasi kebijakan dimana diidentifikasi apa saja yang terjadi
termasuk hal-hal yang muncul dan tidak diharapkan dari suatu kebijakan (Pollard
& Court, 2005).
Agenda-agenda dari kebijakan kesehatan didominasi oleh hal-hal
yang spesifik yang berhubungan dengan kebutuhan yang dirasakan dalam
9
Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/M
HK.02.02/I/2875/2020 tentang Batasan Penetapan Rumah Sakit Infeksi
Tarif Tertinggi Rapid Test Antibody Emerging Tertentu
Kebijakan terkait Kesejahteraan Kebijakan terkait Kesehatan
Ketentuan Kementerian Pendidikan dan Keputusan Menteri Kesehatan
Kebudayaan Nomor 25 tahun 2020 Nomor
tentang Ketentuan Penyesuaian UKT, HK.01.07/Menkes/182/2020
Dana Bantuan UKT Mahasiswa, BOS tentang Jejaring Laboratorium
Afirmasi Pemeriksaan Covid-19
dan BOS Kinerja
Surat edaran Menteri Perdagangan Keputusan Kepala BNPB Nomor
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pemulihan 9A Tahun 2020 tentang Penetapan
Aktivitas Perdagangan yang Dilakukan Status Keadaan Tertentu Darurat
pada Masa Pandemi Covid-19 dan New Bencana Wabah Penyakit
Normal Akibat Virus Corona di Indonesia
Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Keputusan Kepala BNPB Nomor
Republik Indonesia Nomor 13A Tahun 2020 tentang
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana Perpanjangan Status Keadaan
Keberlangsungan Usaha dalam Tertentu Darurat Wabah Penyakit
Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Akibat Virus Corona di Indonesia
Protokol Pencegahan
Penularan Covid-19 di perusahaan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Surat Edaran Kepala BNPB
HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Nomor SE- 1/BNPB/03/2020
Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya tentang Pembentukan Gugus
Perawatan Pasien Penyait Infeksi Tugas Percepatan Penanganan
Emerging Tertentu Bagi Rumah Sakit Covid-19 Tingkat Provinsi dan
yang Kab/Kota
Menyelenggarakan Pelayanan Covid-19
Surat Edaran Menteri Perindustrian Surat Edaran Menteri Kesehatan
Republik Indonesia no. 7 tahun 2020 Nomor HK.02.02/III/375/2020
tentang Pedoman Pengaduan Permohonan tentang Penggunaan Bilik
Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Industri Disinfeksi dalam Rangka
dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Pencegahan Penularan Covid-19
Masyarakat Covid-19
Surat Edaran Kementrian Keuangan Surat Edaran Menteri
Republik Indonesia no. SE-07/BC/2020 Pendayagunaan Aparatur Sipil
tentang Pedoman Penelitian Importasi Negara Reformasi Birokrasi
Barang yang Menggunakan Skema Tarif Nomor 19 Tahun 2020 tentang
Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Penyesuaian Sistem Kerja
Kesepakatan Internasional (Tarif Aparatur Sipil Negara dalam
Preferensi) Sebagai Dampak Pandemi Upaya Pencegahan Penyebaran
Covid-19 Covid-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah
19
dalam prespektif kualitas aturan aturan yang dibuat untuk menuju negara
sejahtera dimasa Pandemi dirasa cukup adil, luas dan efektif. Namun tidak
dipungkiri apabila masyarakat masih banyak terpapar Covid-19 artinya roda
penggerak bangsa pun akan rapuh yang tetap menyebabkan Indonesia terpuruk
dalam jurang kemiskinan.
Sebagai warga negara, sudah sepatutnya kita mengikuti seluruh aturan
maupun kebijakan pemerintah untuk mensuksesi segala tujuan bangsa. Sejatinya
bangsa ini memiliki visi dan misi yang baik untuk seluruh warga negaranya.
Dengan mengikuti segala kebijakan ini dapat dipastikan masyarakat akan terbebas
dari Covid-19 dan pasca penyebaran pun akan menjadi penentu arah kemajuan
bangsa ke depannya.
a. Alat kesehatan (APD, test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer, dll);
b. Sarana dan prasarana kesehatan, antara lain upgrade 132 rumah sakit
rujukan bagi penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet;
c. Dukungan SDM.
d. Insentif tenaga media pusat dan daerah (total Rp5,6 triliun, terdiri atas
insentif tenaga medis di wilayah pusat sebesar Rp1,9 triliun dan insentif
tenaga medis di daerah sebesar Rp3,7 triliun);
e. Santunan kematian bagi tenaga kesehatan;
f. Subsidi iuran untuk penyesuaian tarif Pekerja Bukan Penerima Upah
dan Bukan Pekerja sesuai Perpres 75 tahun 2019.
6. Insentif tenaga kesehatan di daerah sebesar Rp3,7 triliun dimaksud berasal
dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik untuk Belanja Kesehatan (BOK
Tambahan).
7. Pemerintah juga menyediakan alokasi anggaran untuk biaya perawatan
pasien Covid-19 yang disentralisasi melalui Kementerian Kesehatan.
Seluruh biaya perawatan tersebut ditanggung pemerintah sesuai standar
biaya penanganan. Standar biaya perawatan sudah meliputi paket lengkap,
mulai dari biaya dokter hingga biaya pemulangan jenazah jika pasien
meninggal dunia. Pendanaan pasien Covid-19 diambil dari APBN 2020 dan
APBD.
8. Pemberian fasilitas pajak terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam
penanganan pandemi Covid-19:
a. PPN ditanggung pemerintah bagi badan/instansi pemerintah, rumah
sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu
penanganan COVID-19 atas impor, perolehan, dan/atau pemanfaatan
barang dan jasa untuk penanganan COVID-19, berlaku April s.d.
Desember 2020.
b. Pembebasan PPh 22 Impor dan/atau PPh 22 atas impor dan/atau
pembelian barang untuk penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh
badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang
22
A. Kesimpulan
Kebijakan pemerintah yang dikeluarkan saat Pandemi Covid-19 melanda
Indonesia dirasa cukup efektif, namun sejumlah kebijakan tersebut tidak dapat
dirasakan secara langsung semuanya perihal dampak positifnya, hal ini akan
dirasakan secara berjangka ke depannya. Pemerintah menyusun segala kebijakan
bertujuan agar masyarakat merasakan kesejahteraan, kemakmuran, kesehatan
maupun keadilan. Sebagai warga negara kita dapat membantu pemerintah dengan
cara mengikuti segala kebijakan yang ada untuk menyongsong welfare state.
B. Saran
Pemerintah perlu membuat kebijakan dengan cara sebelumnya analisa
situasi serta kekonsistenan kebijakan agar tidak memberikan kebingungan pada
masyarakat serta kebijakan yang dapat mengoptimalkan segala lapisan dalam
masyarakat dan juga meningkatkan kesadaran akan peran serta masyarakat dalam
penanggulangan Covid-19
24
DAFTAR PUSTAKA
Alon, T., Kim, M., Lagakos, D., & VanVuren, M. (2020). How Should Policy
Responses To the Covid-19 Pandemi Differ.
Baker C, 1996. The Health Care Policy Process. Sage Publication Inc. London.
UK.
Baker, P., White, A., & Morgan, R. (2020). Men’s health: COVID-19 Pandemi
highlights need for overdue policy action. The Lancet, 395(10241),
1886–1888. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(20)31303-9
Bolliger, I., Chong, T., Druckenmiller, H., Huang, L. Y., Hultgren, A., Krasovich,
E., Lau, P., Lee, J., Rolf, E., Tseng, J., & Wu, T. (2020). The effect
of large-scale anti-contagion policies on the COVID-19 Pandemi.
Nature, 584(7820),262–267. https://doi.org/10.1038/s41586-020-
2404- 8
Bowen S and Zwi AB, 2005. Pathways to “Evidence- Informed” Policy and
Practice: A Framework for Action. PLoS Medicine. Vol. 2. 7. 166.
Cassels A, 1995. Health sector reform: key issues in less developed countries.
Journal of international health development 7(3): 329–49.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2008. US State Policy Guide:
Using Research in Public Health Policymaking A Publication of
The Council of State Governments 2008. U.S. Department of Health
and Human Services.
Corman, V. M., Landt, O., Kaiser, M., Molenkamp, R., Meijer, A., Chu, D. K.,
Bleicker, T., Brünink, S., Schneider, J., Schmidt, M. L., Mulders, D.
G., Haagmans, B. L., van der Veer, B., van den Brink, S., Wijsman,
L., Goderski, G., Romette, J.-L., Ellis, J., Zambon, M., … Drosten,
C. (2020). Detection of 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by
real-time RT-PCR. Eurosurveillance, 25(3).
https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2020.25.3.2000045
Cui, J., Li, F., & Shi, Z.-L. (2019). Origin and evolution of pathogenic
coronaviruses. Nature Reviews Microbiology, 17(3), 181–192.
https://doi.org/10.1038/s41579-018-0118-9
Fafard P, 2008. Evidence and Healthy Public Policy: Insights from Health and
Political Sciences. National Collaborating Centre for Healthy Public
Policy US.
Fahiza, Z., & Zalikha, S. N. (2021). Kebijakan Pemerintah dalam Kegiatan Shalat
Berjamaah di Masa Pandemi Covid-19 . … Riset Dan Pengabdian
Masyarakat, 1(1), 48–55. https://journal.ar-
raniry.ac.id/index.php/jrpm/article/view/6 29
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J.,
Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J.,Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W.,
Li, H., Liu, M., … Cao, B. (2020). Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet,
395(10223), 497–506. https://doi.org/10.1016/s0140-
6736(20)30183-5
Mohindra KS, 2007. Healthy public policy in poor countries: Tackling macro-
economic policies. Health Promotion International 22(2) (June 1):
163–9.
Poter J, Ogden J, Pronyk P, 1999. Infectious disease policy: towards the production
of health. Health Policy and Planning; 14(4): 322–8.
Ratih, K., & Junaidi, A. (2020). Strategi Bisnis Dan Pemanfaatan Kebijakan
Pajak Di Masa Pandemi COVID-19 Dan Era New Normal (Studi
Kasus Pelaku UKM Marketplace). Prosiding Seminar
Stiami, 7(2). http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-
industry/
Ritsatakis A, 1987. Framework for the analysis of country (HFA) policies. :+2
5HJiRQDO 2IfiFH IRU (XURSH, 1987
Sutton F and Gormley K, 1999. Social Policy and Health Care. Churchill
Livingstone Harcourt Brace. London. UK.
Walt G and Gilson L, 1994. Reforming the health sector in developing countries:
the central role of policy analysis. Health Policy and Planning 9(4):
353–70.
Walt G, 1994. Health policy: an introduction to process and power. London: Zed
Books. UK.
World Health Organisation (WHO), 2000. The World Health Report: Health
System: Improving Perfomance (p. 1–125). Geneva.