Disusun Oleh
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena
Rahmat, Karunia, serta Taufiq dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “ Perkembangan Studi Islam di Asia Tenggara dan
Dan saya juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mahmuda L.c,M.S.I selaku
Dosen “ Ulumul- Hadits“ yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai karya ilmiah. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan juah dari pada
yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber ajaran Agama Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, yang mana di
Al- Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan Allah untuk Nabi
tentunya banyak persoalan yang perlu dikaji, baik dari segi periwayatan
(Sanad) atau isi Hadits. Hal ini perlu adanya penelitian di dalam
Hadits yang kita terima merupakan Hadits yang Shahih, Hasan atau Dhaif
(Takhrij Hadist).
mana Hadist tersebut diriwayatkan. Hal ini agar bisa diketahui bahwa Hadits
mengamalkan setelah tahu bahwa suatu Hadits adalah Hadits Maqbul (dapat
asal usul suatu Hadits yang di dalam sumber aslinya (Kitab-kitab induk
1
Hadits seperti kutubu-Sittah) meriwayatkan Hadits tersebut beserta
Tanpa melakukan kegiatan Takhrij Hadits terlebih dahulu, maka kita akan
kesulitan untuk mengetahui asal usul riwayat Hadits yang akan diteliti.
B. Rumusan Masalah
Sebab adanya rumusan masalah di atas, maka ada pula tujuan dan
2
BAB II
PEMBAHASAN
derajatnya jika perlu (Suryadi dan Suryadilaga, 2009: 34). Takhrij menurut
letak asal suatu Hadits dari sumbernya yang asli, yaitu berbagai sumber dari
Takhrij juga bisa diartikan proses mengeluarkan Hadits dari kitab Hadits
1
Amrain Mahmud dan Sutyaningsi Idris, Ulumul Hadits Takhrij Hadits (IAIN SULTAN
AMAI GORONTALO, 2016), hlm 6.
2
YUSLIYADI, “Takhrijul Al-Hadits” (Pamekasan 2018, n.d.).
3
Geraldo de Nardi Junior Rodrigo Garcia Motta, Angélica Link, Viviane Aparecida
Bussolaro et al., “Takhrij and Syarah Hadith of AgrotechnologyUtilization of Land,” Pesquisa
Veterinaria Brasileira 26, no. 2 (2021): 173–80, http://www.ufrgs.br/actavet/31-1/artigo552.pdf.
3
Secara umum, Takhrijul Hadits adalah segala yang menunjukkan
tempat Hadits pada sumber aslinya serta yang mengeluarkan Hadits tersebut
تخريج الحديث هو الداللة على موضع الحديث في مصادره األصلية التي أخرجته بسنده
10).
sebagai berikut :
4
Mifdhol Abdurrahman, Pengantar Studi Islam Hadits Oleh Syaikh Manna’ Al-Qathtan
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2008), h. 189.
4
3. Pada tahap ketiga, di mana Hadist-hadits telah di koleksi dalam kitab-
Haditsnya.
5
Abu Muhammad ‘Abd Al-Hadiy ibnu Abd Al-Qadir Ibnu Abdal-Hadiy, Metode Takhrij
Hadist Terjemah S. Agil Husin Al-Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar dari Turuq Takhrij Hadits
Rasulullah (Semarang : Dina Utama, 1994).
5
Hadits itu secara lengkap dengan sanad-sanadnya. Kemudian untuk
bersangkutan.6
pencarian Hadits dalam berbagai kitab Hadits (Sebagai sumber asli dari
Hadits yang dilacak), baik menyangkut materi atau isi (Matan), maupun
Hadits adalah Ilmu yang sangat penting dipelajari karena Ilmu ini
merupakan dasar atau pokok dalam memutuskan suatu hukum. Pada Abad
6
M Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Sanad Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),
Hlm. 41-42
6
ini Mahmud at-Thahhan bahwa peminat Hadits masih banyak merujuk
sebagai Argumen penguat dalam Ilmu-ilmu lain seperti Fiqih, Tafsir, dan
sanad adalah :
762 H )
(w. 584).7
berbagai macam Ilmu lainnya seperti Fiqih, Tafsir, dan sejarah. Dalam karya
7
Hal ini ditandai antara lain dengan munculnya karya Mahmud Ath-Thahhan dengan
judul Ushul At-Takhrij Wa Dirasah Al-Asanid yang cetakan kelima diterbitkan pada tahun 1983.
7
Ilmu lain itulah terkadang penulisnya tidak menyebutkan sumber-sumber
Hadits yang mereka kutip di dalamnya. Hal inilah yang mendorong para ahli
Para Ulama terdahulu belum begitu membutuhkan Ilmu Takhrij ini, Khusus
Ulama di abad kelima, karena Allah masih memberi karunia kepada mereka
berupa suka menghafal dan banyak mengaji kitab-kitab yang bersanad yang
tradisi ini mulai melemah, Para Ulama selanjutnya mulai menemui kesulitan
atau Dhaif. Pada waktu itulah muncul Kitab-kitab tentang At-Takhrij (Kitab-
kitab Takhrij).
ada beberapa metode Takhrij yang dapat dipergunakan oleh mereka yang
akan menelusurinya. Metode ini diupayakan oleh para Ulama dengan tujuan
mengaturnya dalam susunan yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun
8
cara mengumpul inilah yang membuat timbulnya Ilmu Takhrij. 8Di dalam
melakukan Takhrij ada lima metode yang dapat dijadikan pedoman9, yaitu:
berupa Isim (kata benda) maupun Fi’il (kata kerja), namun metode ini
berada pada halaman 2014 juz IV.10 Setelah diperiksa, bunyi lengkap
“(Ukuran) orang yang kuat (Perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang
8
Busri Mustofa, Kajian Takhrijul Al-HAdits ( Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim,Riau
2010) hlm 25.
9
M. Hafil Birbik, “Takhrij Hadis (Metode Penelitian Sumber-Sumnber Hadis Untuk Meminimalisir
Pengutipan Hadis Secara Sepihak),” Ar-Risalah: Media Keislaman, Pendidikan Dan Hukum Islam
18, no. 1 (2020): 174–92.
10
Mahmud al-Thahhan,....1991: 59-70
9
itu dalam berkelahi, tetapi yang di sebut sebagai orang yang kuat adalah
orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah”. Metode ini
dengan cepat. Akan tetapi, metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu
إذا أتاكم من ترضون خلقه و دينه عن أبي هريرة قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم
رواه الحاكم وقال هذا حديث صحيح. فانكحوه إال تفعلوا تكن فتنة في األرض وفساد عريض
اإلسناد و لم يخرجاه
adalah ) ( إذا أتاكم. Namun, apabila yang diingat oleh Mukharrij sebagai
lafadz pertama adalah ( ) لو أتاكمatau lafadz ) ) إذا جاء كم, Hal tersebut
terdapat dalam matan Hadits, baik kata benda maupun kata kerja. Dalam
10
Kitab yang berdasarkan metode ini adalah di antaranya kitab Al-
yaitu, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Tarmizi, Sunan Abu Daud,
Sunan Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Sunan Darimi, Muwathtah’ Malik, dan
dari sekian kata yang dianjurkan untuk menggunakan metode ini adalah
Ulama Hadits, penggunaan kata ( ) تبارىdi dalam kitab induk itu hanya
ada dua kali. Penggunaan metode ini dalam mentakhrij suatu Hadits
untuk mencari Hadits. Sebaiknya kata kunci yang dipilih adalah kata
Hadits yang kita temukan di dalam kitab Mu’jam ini. Di bawah kata
11
dituliskan dalam bentuk kode-kode sebagaimana yang telah di
jelaskan di atas.
lain.
tersebut.
12
c. Kitab-kitab Al-Athraf. Kebanyakan Kitab Al-Athraf disusun
bagian dari Hadits itu, maka dapat merujuk pada sumber-sumber yang
digunakan dengan baik, apabila perawi yang hendak diteliti atau dicari
Metode ini berdasarkan pada tema dari suatu Hadits. Oleh karena itu
simpulkan tema dari suatu Hadits yang akan diTakhrij dan kemudian
disusun menggunakan metode ini. Sering kali suatu Hadits itu memiliki
سمعت: عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن عمر بن الخطاب رضي هللا عنهما قال
رواه. َضان
َ ص ْو ِم َر َم ِ َو َحجِ ْالبَ ْي، ِالزكَاة
َ َو، ت َو إِ ْيتَاءِ ه، ِص ََلة
َو إِقَ ِام ال ه، ِس ْو ُل هللا
ُ َر
البخاري و مسلم
13
Hadits di atas harus dicari di dalam kitab-kitab Hadits yang bertema
tersebut. Metode ini banyak digunakan di dalam kita Miftah Kunuz As-
sangat tergantung kepada tema Hadits. Untuk itu seorang Mukharij harus
Hadits sulit disimpulkan oleh seorang peneliti, sehingga dia tidak dapat
11
Ibid
14
dimuat dalam karya-karya sejenis, hal ini merupakan kelemahan dari
karangan Al-Suyuthi
Al-Madani
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kualitasnya.
B. Saran
Hadits tersebut. Apakah Hadits ini Maqbul atau Mardud, Kegiatan Takhrij
Hadits tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, 1994, Thuruq
Takhrij Hadits Rasulullah SAW, Semarang: Terjemahan, Dina Utama
Semarang.
Mahdi, Abu Muhammad Abd, Al-Thuruq Takhrij Hadis Rasulullah SAW (Metode
Takhrij Hadis), terj. S. Agil Husin Al-Munawar dan Ahmad Rifki Muhktar,
Semarang: Dina Utama, 1994.
Mahmud Ath-Thahhan dengan judul Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid yang
cetakan kelimanya diterbitkan pada tahun 1983.
Mifdhol Abdurrahman, Pengantar Studi Ilmu Hadis Oleh Syaikh Manna’ Al-
Qaththan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2008).
Syuhudi Ismail, M., Metodelogi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang,
1972
Amrain Mahmud dan Sutyaningsi Idris, Ulumul Hadits Takhrij Hadits (IAIN
SULTAN AMAI GORONTALO, 2016), hlm 6.
M. Hafil Birbik. “Takhrij Hadis (Metode Penelitian Sumber-Sumnber Hadis Untuk
Meminimalisir Pengutipan Hadis Secara Sepihak).” Ar-Risalah: Media
Keislaman, Pendidikan Dan Hukum Islam 18, no. 1 (2020): 174–92.
Rodrigo Garcia Motta, Angélica Link, Viviane Aparecida Bussolaro, Geraldo de
Nardi Junior, Guida Palmeira, Franklin Riet-Correa, Valéria Moojen, Paulo
Michel Roehe, Rudi Weiblen, Jael S. Batista, et al. “Takhrij and Syarah Hadith
of AgrotechnologyUtilization of Land.” Pesquisa Veterinaria Brasileira 26,
no. 2 (2021): 173–80. http://www.ufrgs.br/actavet/31-1/artigo552.pdf.
YUSLIYADI. “Takhrijul Al-Hadits.” Pamekasan 2018, n.d.
M. Hafil Birbik, “Takhrij Hadis (Metode Penelitian Sumber-Sumnber Hadis
Untuk Meminimalisir Pengutipan Hadis Secara Sepihak),” Ar-Risalah: Media
Keislaman, Pendidikan Dan Hukum Islam 18, no. 1 (2020): 174–92.
17