Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik ajaran islam dalam bidang ekonomi

Islam dalam hal ekonomi mengatur keseluruhan hidup manusia, termasuk dalam hal ekonomi.
Terkadang banyak orang yang enggan untuk mengikuti aturan islam dalam hal ekonomi karena
dianggap tidak sesuai atau sudah berpersepsi negatif terhadap aturan islam.
Ekonomi dalam islam adalah satu kesatuan dengan ajaran islam lainnya. Ekonomi tidak dapat
dipisahkan dengan aturan shalat, puasa, berumah tangga, dan aturan lainnya. Jika ada umat islam
yang menganggap dirinya muslim, maka ia tidak boleh menolak aturan islam dengan aturan
ekonomi islam. Islam dan Ekonomi adalah satu kesatuan yang tidak dipisah satu per satu bagian.

Banyak yang berpikiran bahwa ekonomi berbeda dengan islam. Islam hanya mengatur ibadah
sedangkan tidak mengatur ekonomi. Tentu saja ini keliru. Islam adalah agama rahmatan lil
alamin yang artinya mengatur keseluruhan sektor manusia. Untuk itu segala aktivitas manusia
mengarah pada landasan dan prinsip islam.

Dalam bidang ekonomi islam ada beberapa karakteristik, yang dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama: Harta kepunyaan Allah dan manusia khalifah harta. Karakteristik pertama ini terdiri
dari dua bagian, yaitu semua harta, baik benda maupun alat produksi adalah milik (kepunyaan
Allah), dan manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Hak milik pada hakikatnya adalah milik
Allah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum yang telah
disyariatkan Allah.
Kedua: Ekonomi Islam terikat dengan akidah, syariat (hukum) dan moral. Hubungan ekonomi
Islam dengan akidah Islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap
alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia.
Ketiga: Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Islam adalah agama yang menjaga diri,
tetapi juga toleran (membuka diri). Selain itu, Islam adalah agama yang memiliki unsur
keagamaan (mementingkan segi akhirat) dan sekularitas (segi dunia).
Keempat: Keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan individu dan masyarakat.
Arti keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan
mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Hanya
keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan-batasan yang ditetapkan dalam
sistem islam untuk kepemilikan individu dan umum.
Kelima: Bimbingan Konsumsi. Dalam konsumsi Islam mempunyai pedoman untuk tidak
melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak melampaui batas-batas makanan yang
dihalalkan.
Keenam: Petunjuk Investasi. Kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, memandang
ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek
investasi.
Ketujuh: Zakat. Zakat adalah sedekah yang diwajibkan atas harta seorang muslim yang telah
memenuhi syarat, bahkan ia merupakan rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan sebuah
sistem yang menjaga keseimbangan dan harmoni sosial di antara muzzaki dan mustahik. Zakat
juga bermakna komitmen yang kuat dan langkah yang konkret dari negara dan masyarakat untuk
menciptakan suatu sistem distribusi kekayaan dan pendapatan secara sistematik dan permanen.
Kedelapan: Larangan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya itu harus
dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba secara tegas ini dapat dijumpai dalam al-
Quran dan hadist. Arti riba secara bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan,
kenaikan, membengkak, dan bertambah, akan tetapi tidak semua tambahan atau pertumbuhan
dikategorikan sebagai riba.
Kesembilan: Pelarangan Gharar. Ajaran islam melarang aktivitas ekonomi yamg mengandung
gharar. Gharar adalah sesuatu dengan karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini adalah
seperti perjudian.
Kesepuluh: Pelarangan yang haram. Dalam ekonomi Islam segala sesuatu yang dilakukan harus
halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum Islam dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang
jika dilakukan akan menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat atau
prosesnya dalam hal zat, Islam melarang mengonsumsi, memproduksi, mendistribusikan, dan
seluruh mata rantainya terhadap beberapa komoditas dan aktivitasnya.

 Tentunya prinsip ekonomi islam berbeda dengan prinisp yang cenderung pada kapitalisme,
pembebasan modal, yang cenderung tidak memihak kepada rakyat kecil. Untuk itu, ekonomi
islam haruslah dijaga dan ditegakkan. Karena dampak ekonomi islam bukan hanya satu pihak
melainkan seluruh ummat, rahmatan lil alamin.

Anda mungkin juga menyukai