Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nayaka Althaf

NPM : 2306200568

Kelas : L1 Hukum

1.Kemukakan apa yang dimaksud dengan ekonomi Islam!

=Ekonomi Islam merujuk pada cabang ilmu ekonomi yang menggabungkan prinsip-prinsip
ekonomi dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Hal ini melibatkan pemahaman dan penerapan
konsep-konsep ekonomi yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan Hadis, serta prinsip-prinsip
moral dan etika dalam agama Islam.

Pada dasarnya, ekonomi Islam berusaha untuk menciptakan sistem ekonomi yang
berlandaskan pada keadilan, keberkahan, dan kesejahteraan bersama. Beberapa prinsip
utamanya meliputi:

Larangan Riba (Bunga): Riba dilarang dalam Islam, sehingga ekonomi Islam mengusung
sistem keuangan yang tidak melibatkan bunga atau riba. Ini mendorong konsep kemitraan,
bagi hasil, atau bentuk lain dari transaksi keuangan yang adil dan berkeadilan.

Zakat: Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu untuk memberikan sebagian
dari kekayaannya kepada yang membutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi
kesenjangan sosial dan memperluas distribusi kekayaan secara adil.

Keadilan dan Keseimbangan: Prinsip keadilan sangat ditekankan dalam ekonomi Islam, baik
dalam distribusi kekayaan maupun dalam kontrak dan transaksi ekonomi. Pemeliharaan
keseimbangan dan keadilan sosial menjadi fokus utama.

Kepemilikan yang Halal dan Berkah: Ekonomi Islam menekankan bahwa pemilikan
kekayaan harus diperoleh secara halal, menjauhi praktik-praktik yang diharamkan dalam
agama Islam seperti riba, perjudian, dan bisnis yang melanggar prinsip-prinsip agama.

Usaha dan Perdagangan yang Beretika: Ekonomi Islam mendorong aktivitas ekonomi yang
sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika Islam, seperti usaha, perdagangan, dan investasi
yang dilakukan secara transparan, jujur, dan adil.
Ekonomi Islam berupaya menciptakan suatu kerangka kerja ekonomi yang tidak hanya
mengutamakan aspek keuntungan materi, namun juga menghargai nilai-nilai moral, sosial,
dan spiritual dalam setiap tindakan ekonomi yang dilakukan.

2. Ekonomi Islam itu berbeda dengan ekonomi konvensional dalam aplikasinya, karena
ekonomi Islam memiliki sumber-sumber yang sudah baku dalam penerapannya. Jelaskan
sumber-sumber dimaksud!

= Benar, ekonomi Islam berbeda dari ekonomi konvensional karena sumber-sumbernya


bersumber dari prinsip-prinsip yang telah diatur secara khusus dalam ajaran Islam. Sumber-
sumber utama yang menjadi pijakan dalam penerapan ekonomi Islam meliputi:

Al-Qur'an: Sebagai sumber utama dalam Islam, Al-Qur'an memberikan panduan etika, moral,
serta prinsip-prinsip ekonomi yang dianggap sesuai dengan ajaran agama. Prinsip-prinsip
ekonomi, seperti larangan riba dan pentingnya zakat, dapat ditemukan dalam Al-Qur'an.

Hadis: Hadis adalah catatan tentang perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad
SAW. Hadis memberikan interpretasi, aplikasi, dan penjelasan lebih lanjut terkait prinsip-
prinsip yang terdapat dalam Al-Qur'an. Banyak prinsip ekonomi Islam dijelaskan dan
dipraktikkan oleh Nabi Muhammad dalam Hadis.

Ijma dan Qiyas: Ijma adalah kesepakatan umat Islam yang terhormat dalam suatu masalah
tertentu yang tidak ada penentuan hukumnya dalam Al-Qur'an dan Hadis. Sementara Qiyas
adalah metode analogi yang digunakan untuk menetapkan hukum baru berdasarkan pada
prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Al-Qur'an dan Hadis.

Ijtihad: Ijtihad adalah usaha interpretasi para ulama Islam untuk menerapkan prinsip-prinsip
yang ada dalam Islam ke dalam situasi dan kondisi kontemporer. Ini memungkinkan adanya
adaptasi terhadap perubahan zaman sambil mempertahankan nilai-nilai inti dari ajaran Islam.

Sumber-sumber ini memberikan landasan bagi ekonomi Islam dalam merumuskan prinsip-
prinsipnya. Dalam penerapannya, ekonomi Islam mempertimbangkan aspek-aspek seperti
larangan riba, kewajiban zakat, keadilan dalam distribusi kekayaan, etika dalam bisnis, serta
memastikan bahwa setiap tindakan ekonomi yang diambil tidak bertentangan dengan nilai-
nilai Islam yang telah ditetapkan.
3.Ada enam asas yang harus diperhatikan dalam menjalankan perekonomian Islam. Tulis dan
jelaskan 3 di antaranya!

=Ada beberapa asas penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan perekonomian
Islam. Berikut adalah tiga di antaranya:

Tauhid (Kesatuan Tuhan): Asas ini menekankan kesadaran akan keesaan Allah dalam setiap
aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas ekonomi. Dalam konteks ekonomi Islam, tauhid
mengajarkan bahwa segala yang dilakukan dalam bidang ekonomi haruslah untuk mencapai
ridha Allah. Artinya, tujuan ekonomi tidak hanya sebatas keuntungan materi, tetapi juga
untuk mencapai keberkahan, keadilan, dan kesejahteraan bersama.

Keadilan dan Keseimbangan: Prinsip ini sangat penting dalam ekonomi Islam. Keadilan di
sini mencakup distribusi yang adil dari kekayaan dan sumber daya. Penerapan keadilan ini
terlihat dalam zakat sebagai instrumen untuk mengurangi kesenjangan sosial, serta dalam
sistem ekonomi yang memastikan bahwa tidak ada eksploitasi atau penindasan terhadap
individu atau kelompok tertentu.

Larangan Riba (Bunga): Salah satu asas kunci dalam ekonomi Islam adalah larangan terhadap
riba atau bunga. Konsep ini bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis yang melarang praktik riba
karena dianggap tidak adil dan merugikan masyarakat. Sebagai gantinya, ekonomi Islam
mendorong sistem keuangan yang berbasis pada konsep keuntungan bersama (bagi hasil)
dalam transaksi ekonomi.

Keenam asas dalam perekonomian Islam menyediakan landasan moral dan etika yang kuat
untuk mengatur aktivitas ekonomi agar sesuai dengan ajaran agama, menjaga keadilan, dan
mendorong kesejahteraan bersama.

4. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ruang lingkup ekonomi Islam itu
cukup luas. Jelaskan!

= Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7


Tahun 1989 tentang Peradilan Agama memberikan dasar hukum bagi pengaturan berbagai
aspek kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan hukum Islam, termasuk aspek ekonomi.
Ruang lingkup ekonomi Islam yang luas ini mencakup beberapa hal:

Penyelesaian Sengketa Ekonomi: Salah satu aspek yang diperluas dalam undang-undang
tersebut adalah kemampuan peradilan agama dalam menyelesaikan sengketa-sengketa yang
berkaitan dengan ekonomi Islam. Ini meliputi sengketa bisnis, kontrak, perbankan syariah,
transaksi ekonomi, dan masalah hukum lainnya yang berlandaskan pada prinsip-prinsip
ekonomi Islam.

Penerapan Prinsip Ekonomi Islam: Undang-undang tersebut memungkinkan peradilan agama


untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam kasus-kasus yang terkait dengan
hukum keuangan, perbankan syariah, perjanjian ekonomi, perdagangan, dan lain sebagainya.

Pemberdayaan Institusi Keuangan Syariah: Dalam konteks ekonomi, undang-undang tersebut


memberikan dukungan hukum bagi institusi keuangan syariah seperti bank syariah, lembaga
keuangan mikro syariah, dan instrumen keuangan syariah lainnya untuk beroperasi dan
berkembang.

Perlindungan Hak Ekonomi: Ruang lingkup ini juga termasuk perlindungan terhadap hak-hak
ekonomi individu dan entitas bisnis dalam kerangka prinsip-prinsip ekonomi Islam. Peradilan
agama diberi wewenang untuk menegakkan dan menjaga hak-hak ekonomi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip agama.

Pengaturan Zakat: Undang-undang tersebut juga bisa mencakup pengaturan dan penegakan
kewajiban zakat, yang merupakan aspek penting dalam ekonomi Islam. Peradilan agama bisa
terlibat dalam penyelesaian sengketa terkait zakat serta mendukung pengumpulan dan
distribusi zakat secara adil.

Dengan ruang lingkup yang luas ini, undang-undang tersebut memberikan kerangka hukum
yang memadai bagi peradilan agama untuk menangani berbagai kasus dan sengketa yang
terkait dengan aspek ekonomi dalam konteks nilai-nilai dan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Hal ini memungkinkan perlindungan, penegakan, dan pengaturan berbagai aktivitas ekonomi
yang berlandaskan pada ajaran agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai