A. Diketahui bahwa waktu tempuh perjalanan dari kota A ke kota B dengan bus sekolah
mengikuti distribusi normal dengan rata-rata 60 menit dan simpangan baku 10 menit. Jika
seseorang melakukan perjalan 10 tambah digit terakhir nomor pasis anda, hitung peluang
bahwa rata-rata perjalannya :
a. Tidak lebih 67 menit?
b. Tidak kurang 50 menit?
B. Dalam budaya Cina anak laki-laki lebih dihargai dibandingkan dengan anak perempuan
karena anak laki-laki membawa nama keluarga untuk diturunkan. Oleh karena itu dengan
adanya kebijakan satu keluarga satu anak, pasangan suami-istri di Cina mengupayakan
untuk memperoleh anak laki-laki. Dengan adanya hal ini 63% dari bayi yang dilahirkan di
Cina adalah bayi laki-laki. Jika kejadian kelahiran bayi saling independen, berapa peluang
dari seratus ditambah dua digit terakhir NPM anda kelahiran di Cina, terdapat 55 sampai
65% bayi laki-laki?
C. Sebuah perusahaan angkutan mengklaim bahwa rata-rata waktu tempuh armadanya dari
Dipati Ukur ke Jatinangor tidak lebih dari 60 menit. Jika, waktu tempuh mengikuti distribusi
normal, apakah klaim perusahaan tersebut dapat didukung oleh data dari 27 perjalanan
yang dipilih secara acak, di bawah ini? Buatlah 95% selang kepercayaan untuk rata-rata
waktu tempuh Dipati Ukur – Jatinangor! (Jika tiga digit NPM anda XYZ, maka keluarkan
data ke-(X+1), ke-(Y+11), dan ke-(Z+21) untuk dianalisis)
D. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu angka yang dapat menjelaskan
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan,dsb, sehingga bisa merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat),
juga dapat digunakan untuk menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
Tabel.1 Data IPM Provisi Jawa Barat Tahun 2013 sd 2018
Misalkan data di atas akan digunakan sebagai bahan kajian yang menggunakan data
sampel.(Sumber Data:BPS)
b. Misalkan tahun 2015 pemerintah telah melakukan suatu kebijakan baru guna
meningkatkan IPM di Jabar. Untuk melihat efektifitas kebijakan baru ini pilihlah
sebanyak enam kab/kota kemudian bandingkan IPM tahun 2014 (sebelum ada
kebijakan baru) dengan IPM tahun 2016 (setelah ada kebijakan baru).