Anda di halaman 1dari 12

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
Jln. AdisuciptoPenfuiKupang-NTT

Format
TOR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


TAHUN 2018 – 2021

1. Latar Belakang

Pada pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 terdapat tujuan utama bangsa Indonesia yaitu
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai salah satu tujuan utama
maka sudah seharusnya kebijakan dan seluruh kegiatan yang dirancang oleh pemerintah baik pemerintah
daerah hingga pemerintah pusat memiliki tujuan mensejahterakan seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat merupakan sebuah inti dari suatu pembangunan nasional, tingkat
kesejahteraan masyarakat mencerminkan kualitas hidup sebuah keluarga, keluarga dengan tingkat
kesejahteraan yang tinggi artinya mereka memiliki kualitas hidup yang baik dan begitu pula sebaliknya.

Proses pembangunan yang saat ini sedang dijalankan di Indonesia, peningkatan pertumbuhan ekonomi
seringkali menjadi sasaran utama, hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi seringkali berkaitan
dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut pemerintah
sebagai pelaksana pembangunan tentunya memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat baik
sebagai modal untuk menjalankan proses pembangunan. Peningkatan sumber daya manusia juga bukan
hanya menjadi tugas dan tanggung jawab negara Indonesia, hal ini pun sejalan dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang ingin dicapai oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seluruh negara tanpa terkecuali berkewajiban untuk menggapai tujuan dan target dari SGDs, misalnya
mengakhiri kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan serta pendidikan
yang bermutu. Negara Indonesia memiliki indikator untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun
kualitas hidup manusia di lihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index
(HDI).

IPM pertama kali diperkenalkan United Nations Development Programmee (UNDP) tahun 1990, IPM
dibentuk untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara atau wilayah dalam
pembangunan manusia. IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat,
pengetahuan, dan standar hidup layak. Metode yang digunakan untuk menghitung IPM memerlukan 4
variabel dari 3 dimensi yaitu, Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) sebagai cerminan dari dimensi
kesehatan, Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagai cerminan dimensi
pendidikan, dan pengeluaran perkapita sebagai cerminan dari dimensi Standar Hidup Layak (SHL).

Ada pun kondisi Indeks Pembangunan manusia di Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada table dibawah
ini.

INDEKS

PEMBANGUNAN

MANUSIA

Wilayah 2017 2018 2019 2020 2021

Sumba Barat 62.30 62.91 63.56 63.53 63.83

Sumba Timur 64.19 64.65 65.34 65.52 65.74

Kupang 62.79 63.55 64.43 64.32 64.41

Timor Tengah
Selatan 61.08 61.58 62.23 62.15 62.16

Timor Tengah
Utara 62.03 62.65 63.34 63.53 63.69

Belu 61.44 61.86 62.54 62.68 62.77

Alor 59.61 60.14 61.03 61.33 61.37

Lembata 63.09 63.96 64.91 64.74 64.75

Flores Timur 62.89 63.55 64.34 64.22 64.22

Sikka 63.08 63.89 64.75 65.11 65.41

Ende 66.11 66.62 67.20 67.04 67.30

Ngada 66.47 67.10 67.76 67.88 67.88

Manggarai 62.24 63.32 64.15 64.54 65.01

Rote Ndao 60.51 61.51 62.22 62.39 62.60

Manggarai Barat 61.65 62.58 63.50 63.89 64.17

Sumba Tengah 59.39 60.07 61.01 61.53 61.80

Sumba Barat Daya 61.46 61.89 62.60 62.28 62.29

Nagekeo 64.74 65.35 65.88 65.81 65.82

Manggarai Timur 58.51 59.49 60.47 60.85 61.37


Sabu Raijua 55.22 55.79 56.66 57.02 57.03

Malaka 58.90 59.66 60.34 60.21 60.42

Kota Kupang 78.25 78.84 79.55 79.71 79.74

Nusa Tenggara
Timur 63.73 64.39 65.23 65.19 65.28

Sumber BPS 2022


Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa indeks pembangunan manusia di tiap kabupaten Nusa
Tenggara Timur bervariasi. Sabua Raijua dan Manggarai Timur memiliki IPM yang terendah dari 23
kabupaten/kota yang ada pada provinisi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 kabupaten Sabu Raijua
memiliki IPM yang rendah dengan 55.22 hingga tahun 2021 Sabu Raijua juga masih memiliki IPM yang
rendah dengan 57.03. IPM Sabua Raijua meningkat setiap tahunnya meskipun menjadi yang terendah
diantara 23 Kabupaten/Kota di Provinisi Nusa Tenggara Timur. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pelayanan kesehatan, juga kualitas pendidikan dan sarana serta prasarana penunjang pembangunan yang
tidak keseluruhan merakyat dan birokrasi yang sulit untuk permasalahan kesehatan dan pendidikan ( BPS,
2022 ).
Kota Kupang memiliki Indeks Pembangunan manusia tertinggi pada tahun 2017 Indeks pembangunan
manusia di Kota Kupang Mencapai 78.25 hingga tahun 2021 Indeks Pembangunan Manusia terus meningkat
mencapai 79,74 di Kota Kupang. Hal ini menjadikan Kota Kupang sebagai kabupaten yang memiliki indeks
Pembangunan Manusia tertinggi diantara Kabupaten lainnya. Hal ini dikarenakan Kota Kupang merupakan
Ibu Kota Provinisi Nusa Tenggara Timur, dimana di Kota Kupang ketersedian fasilitas mulai dari fasilitas
kesehatan, pendidikan, dan pembangunan cukup memadai dari kabupaten lainnya.
Indeks Pembangunan Nusa Tenggara Timur setiap tahunnya terus meningkat pada tahun 2017 Indeks
Pembangunan Manusia sebesar 63.73, ditahun 2018 mencapai 64,29 hingga tahun 2019 Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 65,23 ditahun 2020 Indeks
Pembangunan Manusia Mencapai 65.19 dan puncaknya ditahun 2021 Indeks Pembangunan Manusia di
Nusa Tenggara Timur Mencapai 65,28. Meskipun Indeks Pembangunan Manusi di Provinsi Nusa Tenggara
Timur terus meningkat setiap tahunnya, tetapi belum mencapai rata-rata Indeks Pembangunan Manusia
nasional sebesar 72,29 pada tahun 2021 NTT masih tertinggal 6,99 poin dari Rata-rata nasional. Hal ini
disebabkan rendahnya kualitas pendidikan di NTT dimana fasilitas penunjang untuk pendidikan di Nusa
Tenggara Timur masih rendah, kemudian kesejahterahan para guru yang kurang diperhatikan, juga bentuk
perhatian pemerintah Nusa Tenggara Timur masih rendah, dan tingkat partisipasi masyarakat untuk
bersekolah masih rendah ( BPS, 2021 ).

Pendidikan yang memadai adalah hal yang sangat didambakan oleh seluruh provinsi di Indonesia.
Fasilitas pendukung yang mampu memberikan pendidikan yang cerdas dan bebrabsis karakter menjadikan
pendidikan sangat penting untuk masa depan bangsa. Pembangunan pendidikan merupak investasi sumber
daya manusia. Pendidikan yang berkualitas mampu meningkatkan taraf hidup manusia atau masyarakat
disuatu Negara dan mampu berkontribusi untuk pertumbahan dan pembangunan ekonomi kearah yang lebih
baik dengan adanya pendidikan yang konsisten mampu berkontribusi bagi kecerdasana anak Indonesia.
Adanya pendidikan yang maju dan berkualitas diharapkan mampu merubah pola pikir masyarakat akan
pentingnya pendidikan. Pendidikan yangbaik sendiri diukur dari Angka Harapan Sekolah yang tininggi
semakin tinggi nilai Angka Harapan Sekolah di suatu provinsi atau kabupaten maka pendidikan didaerah
tersebut dinilai baik dan memiliki kualiatas yang memumpuni untuk bersaing dengan daerah lainnya.

Tabel 1.1 Angka Harapan Sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Timur


[Metode Baru] Umur Harapan Hidup Menurut
Wilayah
Kabupaten/Kota (Tahun)

2017 2018 2019 2020 2021

Sumba Barat 12.87 12.88 12.89 13.11 13.12

Sumba Timur 12.79 12.8 12.81 12.82 12.83

Kupang 13.49 13.83 13.84 13.85 13.86

Timor Tengah Selatan 12.54 12.55 12.56 12.57 12.58

Timor Tengah Utara 13.28 13.29 13.3 13.31 13.32

Belu 12.24 12.25 12.26 12.27 12.28

Alor 12.08 12.09 12.11 12.23 12.24

Lembata 12.25 12.26 12.4 12.42 12.43

Flores Timur 12.88 12.89 12.9 12.91 12.92

Sikka 12.34 12.7 12.87 13.16 13.43

Ende 13.75 13.76 13.77 13.78 13.79

Ngada 12.67 12.68 12.69 12.7 12.71

Manggarai 12.32 12.71 13.14 13.41 13.69

Rote Ndao 12.91 13.16 13.17 13.18 13.19

Manggarai Barat 11.09 11.55 11.96 12.28 12.29

Sumba Tengah 12.31 12.32 12.66 12.96 13.04

Sumba Barat Daya 13.03 13.04 13.05 13.06 13.07


Nagekeo 12.45 12.46 12.47 12.48 12.49

Manggarai Timur 11.04 11.34 11.69 11.99 12.26

Sabu Raijua 13.11 13.12 13.13 13.14 13.15

Malaka 12.75 12.76 12.77 12.78 12.79

Kota Kupang 15.77 16.08 16.24 16.4 16.41

Nusa Tenggara Timur 13.07 13.1 13.15 13.18 13.2


Sumber BPS 2022

Berdasarkan tabel diatas Angka Harapan Sekolah terendah ada pada Manggarai Timur pada tahun 2013
dengan 9.91 tahun meskipun hingga tahun 2017 Angka Harapan Sekolah di Manggarai Timur meningkat
tiap tahunnya menjadi 11.04 tahun Angka Harapan Sekolah. Hal ini dikarenakan kualitas pendidikan di
daerah tersebut masih rendah dan akomadisi serta penunjang fasilitas pendidikan masih belum memadai.
Mulai tumbuhnya kesadaran akan pendidikan di Manggarai Timur ditandai dengan Angka Harapan Sekolah
yang terus meningkat. Kota Kupang memiliki Angka Harapan Sekolah yang tertinggi dari tahun 2013 yaitu
15,77 dan terus meningkat hingga tahun 2017 menjadi 15,77.

Hal ini dikarenakan daerah perkotaan memiliki fasiltas yang memadai baik dari sarana dan prasarana
sekolah hingga Bantuan Oprasioanl Sekolah yang pendistribusian dapat merata karena daerah perkotaan
mudah untuk dijangkau. Pendidikan yang berkualiats adalah pendidikan yang ditunjang dengan kesehatan
yang berkualiats pula. Fasilitas pendidkan dan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat akan
meningkatkan produktivitas masyarakat dan juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan Indeks Pembangunan Manusia yang tinggi untuk mencapai
masyarakat yang sejaterh ( BPS, 2018).

Kesehatan yang berkualiats mampu meningkatkan pembangunan ekonomi dan manusia secara signifikan.
Manusia yang sehat mampu bekerja secara produktif dan mampu berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi. Pembangunan manusia yang efektif dapat dilihat dari tingkat kesehatan masyarakat didaerah
tersebut. Lingkungan yang sehat dan udara yang bersih menjadi faktor penentu kesehatan manusia. Angka
harapan hidup juga menjadi faktor dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Angka harapan hidup
yang tinggi menunjukan bahwa kesehatan di daearah tersebut baik. Fasilitas kesehatan yang memadai dan
pelayanan kesehatan yang baik mampu berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan.

Tabel 1.2 Umur Harapan Hidup


[Metode Baru] Umur Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota
Wilayah
(Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021
Sumba Barat 12.87 12.88 12.89 13.11 13.12
Sumba Timur 12.79 12.8 12.81 12.82 12.83
Kupang 13.49 13.83 13.84 13.85 13.86
Timor Tengah
12.54 12.55 12.56 12.57 12.58
Selatan
Timor Tengah
13.28 13.29 13.3 13.31 13.32
Utara
Belu 12.24 12.25 12.26 12.27 12.28
Alor 12.08 12.09 12.11 12.23 12.24
Lembata 12.25 12.26 12.4 12.42 12.43
Flores Timur 12.88 12.89 12.9 12.91 12.92
Sikka 12.34 12.7 12.87 13.16 13.43
Ende 13.75 13.76 13.77 13.78 13.79
Ngada 12.67 12.68 12.69 12.7 12.71
Manggarai 12.32 12.71 13.14 13.41 13.69
Rote Ndao 12.91 13.16 13.17 13.18 13.19
Manggarai Barat 11.09 11.55 11.96 12.28 12.29
Sumba Tengah 12.31 12.32 12.66 12.96 13.04
Sumba Barat
13.03 13.04 13.05 13.06 13.07
Daya
Nagekeo 12.45 12.46 12.47 12.48 12.49
Manggarai
11.04 11.34 11.69 11.99 12.26
Timur
Sabu Raijua 13.11 13.12 13.13 13.14 13.15
Malaka 12.75 12.76 12.77 12.78 12.79
Kota Kupang 15.77 16.08 16.24 16.4 16.41
Nusa Tenggara
13.07 13.1 13.15 13.18 13.2
Timur
Sumber BPS 2022

Angka Harapan Hidup mencermikan dimensi umur panjang dimana dari tahun ke tahun angka harapan
hidp di setiap kabupaten provinsi Nusa Tenggara Timur Terus Meningkat( BPS, 2021 ). Berdasarkan
gambar diatas angka harapan hidup di Nusa Tenggara Timur dari tahun 2017 sebesar 66,07 dan terus
meningkat ditahun 2021 menjadi 67,15. Dari tahun 2017 sampai 2021 angka harapan hidup di Nusa
Tenggara Timur meningkat sebesar 1,8. Hal ini menununjukan bahwa Nusa Tenggara Timur mampu
meningkat kualitas hidup masyarakatnya meskipun Indeks Pembangunan manusia dibawah rata-rata
nasional, namun kesadaran akan kesehatan di provinsi Nusa Tenggara Timur perlahan meningkat. Meskipun
kenaikan angka harapan hidup di Nusa Tenggara Timur terus meningkat setiap tahunnya, namun pemenuhan
kebutuhan serta fasilitas kesehatan masih kurang memadai untuk di daerah pedalaman di Provinsi Nusa
Tenggara Timur khususnya fasilitas kesehatan untuk masalah pandemi covid yang sedang terjadi saat ini
( BPS, 2021 ).

Kemiskinan juga mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia, ketika kemiskinana tinggi maka
kesejahterahan masyarakat juga ikut menurun dan itu berbanding terbalik. Menurut Todaro ( 2005 ) tujuan
dari usaha – usaha pembangunan ekonomi adalah selain untuk mengahsilkan pertumbuhan yang setinggi –
tingginya, juga harus menghapus atau mengurangi tingkat, kemiskinan, kesenjangan pendapatan, dan tingkat
pengangguran. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan nasional sendiri merupakan laju
penurunan jumlah penduduk miskin. Menurunkan jumlah penduduk miskin adalah langkah efektif untuk
menciptakan strategi pembangunan yang baik.
Tabel 1.3 Kemiskinan Nusa Tenggara Timur
Jumlah Penduduk Miskin Presentase Penduduk
Bulan (Jiwa) Miskin (%)
Maret 2020 1 153,76 20,90
September 2020 1 173,53 21,21
Maret 2021 1 169,31 20,99
September 2021 1 146,28 20,44
Sumber BPS 2022

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada maret 2020
sebesar 1.153,76 ribu jiwa dan pada september 2020 sebesar 1.173,53 jiwa. Pada Maret 2021 jumlah
penduduk miskin turun sebesar 4,22 ribu jiwa menjadi 1.169,31 ribu jiwa dibandingkan dengan September
2020 yang sempat meningkat menjadi 1.173.53 ribu jiwa. Menurut BPS (2022) Presentase penduduk misikin
pada rentan waktu September 2020 – Maret 2021 Presentase penduduk miskin di daerah pedesaan menurun
sebanyak 3,82 ribu jiwa dari 1.054,37 ribu orang menjadi 1.050,55 ribu orang dan perkotaan mengalami
penurunan sebanyak 0.12 ribu jiwa dari 118,88 ribu jiwa menjadi 118,76 ribu jiwa. Menurut BPS (2022)
peranan komoditi makanan masih mendominasi dibandingkan dengan komoditi bukan makanan.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah merupakan salah satu factor yang mendorong terjadinya
kemiskinan penduduk. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menunjukan Indeks Pembangunan
Manusia yang berkualitas pula. Masyarakat yang memiliki produktivitas baik akan memperolah pendapatan
yang baik pula begitupun sebaliknya ketika produktivitas masyarakat rendah maka pendapatan masayrakat
juga rendah. Hal ini menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin dan Indeks Pembangunan Manusia
rendah sehingga kesejahterahan masyarakat pun rendah. Pengeluaran Rill Perkapita digambarkan sebagai
kemampuan daya beli masyrakat disuatu daerah. Kegunannya adalah untuk menggambarkan tingkat
kesejahterahan masyarakat disuatu daerah. Kertika suatu provinsi memiliki pengeluran perkapita yang tinggi
maka provinsi tersebut bisa dikatakan sejahterah hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang menunjang
kebutuhan pokok sehari-hari.

1.4 Tabel Pengeluaran Rill Perkapita

Pengeluaran Riil per Kapita Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota (Ribu


Tahun Rupiah)
2017 7 350,00
2018 7 566,00
2019 6 479,00
2020 6 364,00
2021 6 324,00
Sumber BPS 2022

Tabel diatas menunjukan Pengeluaran Rill Perkapita masyarakat Nusa Tengggara Timur pada 3 tahun
terakhir mengalami penurunan yaitu tahun 2019 - 2021. Pada tahun 2019 sebesar Rp6.479 perhari kemudian
ditahun 2020 turun menjadi Rp6.364 perhari . Tahun 2021 terus menurun menjadi Rp6.324 perhari. Hal ini
menunjukan daya beli masyarakat Nusa Tenggara Timur menurun pada tiga tahun terakhir. Penurunan
tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap pemenuha kebutuhan pokok masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang hanya mengelurakan Rp6.324 setiap harinya di tahun 2021.

2. Rumusan Masalah
a. Seberapa besar pengaruh kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dilihat dari garis
kemiskan?
b. Bagaimana pengaruh Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di lihat dari angka
harapan hidup ?
c. Seberapa besar pengaruh Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dilihat dari angka
harapan sekolah ?
d. Bagaimana Pengaruh Pengeluaran Rill Perkapita terhadap Indeks Pembangunan Manusia
dilihat?

3. Tinjauan Pustaka
a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
b. Kemiskinan
c. Kesehatan
d. Pendidikan
e. Pengeluaran Rill Perkapita

4. Metode Penelitian
1. Objek penelitian ini adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah data time series (data dari satu individu
tertentu untuk satu rentang waktu tertentu) dan cross section data yang terdiri dari n observasi/ n
individu dalam satu titik waktu tertentu. sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu
adalah data melalui website BPS NTT.
3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka buku-buku literature, jurnal ilmiah terdahulu,
dan website yang memberikan informasi seputar data yang berkaitan dengan penelitian.
5. Kesiapan Referensi yang Terkait Langsung Dengan Kajian

NO Pengarang Judul Penerbit dan Tahun


1. Michael P. Todaro & Pembangunan Ekonomi Erlangga

Stephen C. Smith 2011

2.

a. Buku berbahasa Indonesia


No Pengarang Judul Penerbit dan tahun

1. Michael P. Todaro & Pembangunan Ekonomi Erlangga

Stephen C. Smith 2011

2. Prof. Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif UPP STIM YKPN Yogyakarta


Ph.D 2011

b. Buku Berbahasa Asing (Inggris, Arab, Inggris, Perancis, dll)


No Pengarang Judul Penerbitdantahun

Catatan :Referensisebanyak–banyaknya

6. Kajian yang
setemaatauobjekmaterialnyasamadengankajianinidiantaranyajurnalataukaryailmiahlainnya.

NO Penulis Judul Tahun Sumber

1. I Ketut Aar Sudarsana Pengaruh Kecukupan 2019 https://doi.org/


Anak Agung Gede Suarjaya Modal, Risiko Kredit, 10.24843/
Likuiditas, Dan EJMUNUD.2019.v08.i10.
Efisiensi Operasional pdf
Terhadap Profitabilitas
Lpd Di Kabupaten
Karangasem

2. Medina Almunawwaroh Pengaruh Car, Npf Dan 2018 https://doi.org/


Fdr Terhadap 10.29313/
Rina Marliana
Profitabilitas Bank amwaluna.v2i1.3156.pdf
Syariah Di Indonesia

3. Khairun Nisaa, Pengaruh Ukuran Bank, 2019 http://


Kecukupan Modal Dan repository.uinjkt.ac.id/
Risiko Pembiayaan dspace/bitstream/
Terhadap Profitabilitas” 123456789/48644/1/
KHAIRUN%20NISSA-
FEB.Pdf

Anda mungkin juga menyukai