Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS LABOR SUPPLY PROVINSI SULAWESI SELATAN

DISUSUN OLEH:
1. BUNGA RIZKY DWI CITRA (01021282227130)
2. MUTIARA (01021282227132)

DOSEN PENGAMPU:
1. DR. YUNISVITA, S.E, M.SI
2. DIRTA PRATAMA ATIYATNA, S.E, M.SI
3. RAHMA NIDA S.E, M.SC
4. VINNY DWI MELLINY S.E, M.IS

TAHUN AJARAN 2023/2024


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TASK 1
Jenis pengangguran terdiri dari :

1. Pengangguran friksional adalah adanya kesenjangan antara tenaga kerja dan lapangan
pekerjaan. Kesenjangan bisa berupa kesenjangan waktu, informasi, hingga jarak. Jenis
pengangguran ini bisa diakibatkan kesulitan untuk mempertemukan pemberi kerja dan
tenaga kerja. Misalnya dibutuhkan waktu lebih untuk pemberi kerja menyeleksi tenaga
kerja yang akan dipekerjakan. Di sisi lain, tenaga kerja juga membutuhkan waktu untuk
memilih dan mencari lowongan kerja yang sesuai dengan kemampuannya dan mampu
memberikan fasilitas terbaik. Di antara jenis-jenis pengangguran, pengangguran friksional
merupakan pengangguran yang normal terjadi. Oleh karenanya, pengangguran friksional
hanya bersifat sementara.
2. Pengangguran struktural adalah jenis pengangguran akibat perubahan struktur dalam
perekonomian. Perubahan tersebut menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan
jenis dan keterampilan yang berbeda. Pasalnya, keterampilan yang telah dimiliki tenaga
kerja menjadi tidak sesuai lagi dengan kebutuhan lapangan kerja yang telah berubah.
Penyebab lain dari pengangguran struktural adalah penggunaan alat atau teknologi yang
lebih canggih sehingga tenaga kerja perlu mempelajari keterampilan baru agar bisa tetap
bekerja. Di antara jenis-jenis pengangguran lain, pengangguran struktural lebih sulit
diatasi karena sifatnya yang mendasar.
3. Pengangguran musiman adalah jenis pengangguran yang diakibatkan pergantian musim.
Sebab, ada waktu jeda pekerjaan saat terjadi pergantian musim ke musim lainnya.
Biasanya pengangguran musiman ini terjadi pada sektor pertanian. Pasalnya, setelah masa
panen hingga musim tanam, petani tidak ada pekerjaan atau menjadi pengangguran.
4. Pengangguran konjungtur atau siklis Pengangguran konjungtur adalah pengangguran
yang berkaitan dengan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu negara. Misalnya, saat
terjadi resesi atau depresi yang menyebabkan pemberi kerja memutuskan hubungan kerja
kepada pekerjanya. Selama terjadi kemunduran di suatu negara tentu akan berakibat pada
daya beli masyarakat yang turun. Akibatnya kegiatan ekonomi menjadi terhambat dan
perusahaan pun merugi dan terpaksa memberhentikan pekerjanya.

Batasan Full Time dan Part Time menurut BPS

 Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang
digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat
resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu
yang lalu.
 Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu). Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:
 Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari
pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (daholu disebut
setengah pengangguran terpaksa).
 Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari
pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain

Batasan Full Time dan Part Time menurut ILO


 Pekerja penuh adalah penduduk bekerja di atas jam kerja normal yaitu ≥35 jam
seminggu
 Menurut International Labour Organization (ILO), masa kerja part time adalah 30
hingga 35 jam per minggu.

Task 2
PTAK berdasarkan Gender Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Laki-laki Perempuan
Jumlah % Jumlah %
2013 2.093.498 80,47 1.197.782 42,27
2014 2.202.454 80,23 1.324.582 45,33
2015 2.174.360 79,01 1.311.132 44,31
2016 2.254.712 76,69 1.440.000 47,47
2017 2.270.515 79,66 1.328.148 43,76
2018 2.465.800 81,33 1.468.231 47,19
2019 2.516.446 81,72 1.475.056 47,65
2020 2.426.579 79,66 1.580.041 48,16
2021 2.522.087 81,03 1.638.346 49,42
2022 2.630.899 82,91 1.722.751 50,46

TPAK berdasarkan Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan


Kabupaten/ TPAK menurut Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan (persen)
Kota 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kepulauan 61,11 60,60 67,64 60,20 66,16 65,60 68,18 69,07 69,63
Selanyar
Bulukumba 62,25 65,00 65,35 60,56 63,29 67,71 68,26 65,46 65,27
Bantaeng 68,74 71,90 60,78 77,70 71,44 72,57 73,14 74,32 75,36
Jeneponto 61,96 61,70 57,56 63,88 67,71 67,21 68,87 67,39 75,26
Takalar 57,69 62,90 58,33 64,37 65,39 63,93 62,80 65,84 64,56
Gowa 64,17 66,30 65,28 62,17 67,42 66,52 67,62 68,89 73,16
Sinjai 70,34 68,80 65,28 69,61 68,80 65,91 69,90 71,91 63,34
Maros 60,98 63,00 65,04 57,80 59,63 63,62 62,43 59,61 61,37
Pangkajene 54,41 57,60 59,25 59,36 63,50 62,04 63,85 64,43 74,66
dan
Kepulauan
Barru 53,43 50,40 52,63 59,47 56,73 59,40 57,18 58,14 62,36
Bone 63,30 63,90 64,94 57,98 57,30 60,54 60,57 65,67 67,48
Soppeng 57,22 57,60 56,29 60,84 63,64 58,24 57,05 58,94 61,90
Wajo 58,16 55,60 57,24 58,84 59,12 62,82 65,99 64,58 61,13
Sidenreng 52,25 54,00 53,27 49,17 56,22 56,20 56,92 68,70 57,63
Rappang
Pinrang 52,07 60,10 56,30 58,35 59,14 59,07 59,11 57,78 57,72
Enrekang 70,27 68,20 68,10 70,35 67,25 69,91 70,80 72,64 72,05
Luwu 58,69 62,50 60,78 64,69 61,79 65,64 61,02 64,22 67,74
Tana Toraja 70,55 80,30 82,79 67,12 79,71 79,69 73,25 77,99 85,11
Luwu Utara 62,02 66,70 65,81 69,21 63,90 71,29 58,61 63,07 72,23
Luwu Timur 65,01 67,20 69,75 70,03 71,21 67,48 72,36 73,14 71,51
Toraja Utara 65,25 69,80 67,56 65,33 71,86 71,59 67,50 71,56 68,84
Kota 57,80 56,90 55,20 55,23 59,49 58,86 58,05 59,70 59,27
Makassar
Kota Parepare 57,72 60,60 60,25 66,65 64,09 64,11 65,53 66,94 63,62
Kota Palopo 58,13 58,00 54,27 59,56 58,31 61,94 61,23 59,95 63,65

TPAK berdasarkan desa datanya tidak ada di BPS

Task 3
Analisis data TPAK berdasarkan gender

PTAK berdasarkan Gender Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun Laki-laki Perempuan
Jumlah % Jumlah %
2013 2.093.498 80,47 1.197.782 42,27
2014 2.202.454 80,23 1.324.582 45,33
2015 2.174.360 79,01 1.311.132 44,31
2016 2.254.712 76,69 1.440.000 47,47
2017 2.270.515 79,66 1.328.148 43,76
2018 2.465.800 81,33 1.468.231 47,19
2019 2.516.446 81,72 1.475.056 47,65
2020 2.426.579 79,66 1.580.041 48,16
2021 2.522.087 81,03 1.638.346 49,42
2022 2.630.899 82,91 1.722.751 50,46
1. Tren Keseluruhan :
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan dalam 10
tahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut jenis kelamin
(gender) menunjukkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
perempuan. Hal ini terlihat pada setiap tahunnya selalu didominasi oleh gender laki-laki.
Tetapi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan tingkat persentase
kenaikan per 10 tahun terakhir lebih besar jika dibandingkan dengan persentase kenaikan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki laki-laki per 10 tahun terakhir.
2. Penurunan Tingkat Partisipasi :
Terdapat penurunan dalam TPAK baik dari Gender laki-laki maupun Gender perempuan,
jika dilihat dari angka persentase maka persentase penurunan dari gender perempuan
lebih besar yaitu sebesar 3,71% di tahun 2016-2017 jika dibandingkan dengan persentase
penurunan terbesar gender laki-laki sebesar 2,32% ditahun 2015-2016. Penurunan ini
dapat disebabkan oleh berbagai factor sosial dan ekonomi.
3. Tren Laki-laki :
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja gender Laki-laki di Provinsi Sulawesi Selatan pada
tahun 2013-2022 secara garis umum mengalami tren naik. Kenaikan terbesar terjadi di
tahun 2021-2022 yaitu sebesar 1,88% namun juga pernah mengalami penurunan dimana
penurunan paling besar terjadi pada tahun 2015-2016 yaitu sebesar 2,32%. Tetapi pada
tahun 2022 PTAK gender laki-laki meningkat 2,44% dari tahun 2013 yang menunjukkan
bahwa dalam PTAK gender laki-laki mengalami tren yang positif atau tren naik.
4. Tren Perempuan :
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di Sulawesi Selatan pada tahun
2013-2022 secara garis umum mengalami tren naik. Namun jika kita lihat dari table yang
ada, TPAK perempuan mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 3,71% di
tahun 2016-2017. Tetapi mengalami peningkatan kembali, kenaikan yang paling besar
yaitu sebesar 3,43% di tahun 2017-2018. Pada tahun 2022 mengalami kenaikan terus-
menerus yaitu sebesar 8,19% dari tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa dalam PTAK
gender perempuan juga mengalami tren positif dan tren naik.

5. Kesenjangan Gender :
Jika dibandingkan antara TPAK laki-laki, TPAK perempuan mengalami kenaikan pada
tingkat persentase yang lebih besar dan terus-menerus naik dibanding dengan TPAK laki-
laki yang tingkat persentasenya naik-turun disetiap tahunnya. Tetapi meskipun demikian
jumlah dan tingkat persentase TPAK laki-laki tetap lebih banyak dan mendominasi
dibandingkan TPAK perempuan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa selama periode 2013 hingga 2022 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa persentase
TPAK gender laki-laki lebih tinggi daripada persentase TPAK gender Perempuan.
TASK 4
Jam Kerja dan Pendidikan Yang Ditamatkan
Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah jam kerja seluruhnya
0 1-14 15-35 35+
Laki- Perempua Laki- Perempua Laki- Perempua Laki- Perempua
laki n laki n laki n laki n
Tidak / Belum Pernah Sekolah 37.533 15.464 78.278 128.123 295.672 240.676 635.662 301.710
Tidak / Belum Tamat SD

Sekolah Dasar 10.702 5.146 43.540 54.558 85.312 73.556 255.026 116.467
SLTP / SMP 16.346 6.306 46.715 50.146 118.234 84.703 466.550 190.274
SMTA / SMA 6.018 2.316 17.729 11.663 38.277 16.656 161.510 51.364
Diploma I/II/III Akademi 397 934 867 4.918 8.050 11.628 28.222 48.051
Universitas 5.039 4.391 12.742 12.549 48.778 84.354 213.700 206.798

Anda mungkin juga menyukai