Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PEMANFAATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN BERBASIS

MASYARAKAT (SIPBM) UNTUK PENANGANAN ANAK TIDAK SEKOLAH


(Studi Kasus Di Desa Cenang Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes)
USULAN PENELITIAN

BAYU SETIAWAN
NIM F2A020016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023
LATAR BELAKANG MASALAH

IPM Kabupaten Brebes menduduki posisi paling rendah. Angka melek huruf
di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 sebesar 66,32 persen dan rata-rata
lama sekolah adalah 6,22 tahun. Dalam perkembangannya hingga tahun
2022 kondisi pembangunan pendidikan menunjukkan perbaikan namun
masih belum ada peningkatan signifikan dimana angka melek huruf 67,03
persen dan capaian rata-rata lama sekolah 6,35 tahun. (BPS Jateng, 2022)
Dari capaian angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas SDM
penduduk Kabupaten Brebes masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. yaitu rata-rata lama pendidikan 12,15 tahun.

Kondisi tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten


Brebes yang masih memprihatinkan dan tingginya angka anak tidak
sekolah (ATS).
Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan
Rata-rata
Harapan Rata-rata Harapan
Lama IPM
Lama Lama IPM Peringkat Lama Sekolah
Peringk Kabupaten/Kota Sekolah
Sekolah Sekolah IPM
Kabupaten/Kota at
2021 2022 2021 2022 2021 2022
IPM
2021 2022 2021 2022 2021 2022
Kudus 10 13.24 13.25 8.76 9.06 75.16 75.89

Cilacap 22 12.63 12.66 7.09 7.18 70.42 70.99 Jepara 18 12.76 12.77 7.79 8.09 72.36 73.15

Banyumas 17 13.03 13.21 7.63 7.78 72.44 73.17 Demak 15 13.32 13.33 7.86 8.10 72.57 73.36
Purbalingga 29 12.00 12.01 7.25 7.33 69.15 69.54 Semarang 12 12.98 13.04 8.03 8.05 74.24 74.67
Banjarnegara 33 11.63 11.81 6.75 6.84 67.86 68.61 Temanggung 27 12.32 12.55 7.25 7.41 69.88 70.77
Kebumen 26 13.35 13.36 7.55 7.85 70.05 70.79 Kendal 16 12.96 12.97 7.46 7.71 72.50 73.19
Purworejo 14 13.51 13.52 8.21 8.32 72.98 73.60
Batang 31 12.13 12.14 6.88 6.90 68.92 69.45
Wonosobo 32 11.76 11.78 6.82 6.88 68.43 68.89
Pekalongan 25 12.42 12.43 7.17 7.46 70.11 70.81
Magelang 24 12.55 12.58 7.79 7.81 70.12 70.85
Pemalang 34 11.96 11.98 6.45 6.50 66.56 67.19
Boyolali 11 12.57 12.62 7.85 8.08 74.40 74.97
Tegal 30 12.89 12.91 6.99 7.25 68.79 69.53
Klaten 6 13.39 13.40 8.81 9.09 76.12 76.95
Brebes 35 12.05 12.15 6.22 6.35 66.32 67.03
Sukoharjo 5 13.84 13.90 9.35 9.62 77.13 77.94
Wonogiri 20 12.50 12.51 7.34 7.42 70.49 71.04 Kota Magelang 4 14.15 14.31 10.62 10.94 79.43 80.39

Karanganyar 7 13.69 13.70 8.57 8.79 75.99 76.58 Kota Surakarta 3 14.88 14.89 10.90 10.92 82.62 83.08

Sragen 13 12.84 12.91 7.66 7.79 74.08 74.65 Kota Salatiga 1 15.42 15.43 10.66 10.95 83.60 84.35
Grobogan 23 12.44 12.45 7.11 7.26 70.41 70.97 Kota Semarang 2 15.53 15.54 10.78 10.80 83.55 84.08
Blora 28 12.35 12.44 6.99 7.01 69.37 69.95 Kota Pekalongan 9 12.85 12.86 9.18 9.20 75.40 75.90
Rembang 21 12.12 12.13 7.30 7.41 70.43 71.00 Kota Tegal 8 13.07 13.08 8.73 9.00 75.52 76.15
Pati 19 12.94 12.95 7.48 7.79 72.28 73.14
Upaya mengembalikan ATS kembali ke sekolah telah diatur dalam Peraturan
Bupati No. 115/2017 tentang Rintisan Penuntasan Pendidikan Dua Belas
Tahun. Diwujudkan melalui inovasi pemerintah Kabupaten Brebes Gerakan
Kembali Bersekolah (GKB).

Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Brebes berhasil menurunkan ATS dari tahun
sebelumnya menjadi 16.874 anak. Sebanyak 1.212 anak telah dikembalikan ke
sekolah pada tahun 2017 dan 4.074 anak pada tahun 2018 GKB “Sebelumnya,
masyarakat enggan bersekolah karena faktor ekonomi orang tua, motivasi rendah,
bekerja, dan disabilitas
Mekanisme kerja inovasi ini dimulai dengan pendataan anak tidak sekolah oleh desa
dan sekolah. Data kemudian dikoordinasikan melalui Sistem Informasi
Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM). Basis data SIPBM, dijadikan
sebagai rujukan dalam pemanfaatan data basis perencanaan di kabupaten hingga
ke desa.
PERMASALAHAN AWAL tidak berjalannya GKB diduga karena Pemanfaatan
SIPBM Tidak Berjalan
Pemerintah Kabupaten Brebes menetapkan Desa Cenang Kecamatan Songgom
sebagai Pilot Project GKB yang dilaksanakan berbasis SIPBM yang merupakan
kerja gotong-royong yang melibatkan Baperlitbangda Kabupaten Brebes,
Kementerian Desa PDTT, dan UNICEF. Fokus pada isu pendidikan karena angka
ATS cukup tinggi.

Dari 230 ATS di Desa Cenang pada tahun 2017 – 2018, sudah dikembalikan ke
sekolah sebanyak 85 ATS ke Sekolah Formal dan 25 ATS ke Sekolah Non Formal
(Kejar Paket B), dan tahun 2019 ATS di Desa Cenang semua sudah kembali
bersekolah (Baperlitbangda Kabupaten Brebes, 2020).

Keberhasilan Desa Cenang dalam pengentasan ATS dengan pemanfaatan SIPBM


tidak diikuti oleh desa lain, sehingga penelitian ini mencoba untuk menganalisis akar
permasalahan dengan mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor pendukung
dalam implementasi SIPBM dalam upaya pengentasan masalah ATS di Kabupaten
Brebes.
Aplikasi SIPBM ini merupakan basis data yang digunakan sebagai dasar menentukan
perencanaan dan alokasi anggaran untuk melakukan pengembalian ATS ke Sekolah.

Hasil identifikasi pokok


masalah pengentasan ATS
melalui program GKB
menunjukkan target kinerja
pengentasan ATS tidak
tercapai Pada saat Pemerintah
Kabupaten Brebes sedang
mengembangkan sistem
perencanaan pembangunan
berbasis elektronik untuk
menjamin keakuratan
perencanaan yang didasarkan
TAHAPAN
TIDAK BERJALAN pada data yang aktual.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa faktor pendukung pemanfaatan aplikasi SIPBM dalam


pengolahan data ATS Gerakan Kembali Bersekolah?
2. Apa faktor penghambat pemanfaatan aplikasi SIPBM dalam
pengolahan data ATS Gerakan Kembali Bersekolah?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis


faktor pendukung pemanfaatan aplikasi
SIPBM dalam pengolahan data ATS
Gerakan Kembali Bersekolah.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis
faktor penghambat pemanfaatan aplikasi
SIPBM dalam pengolahan data ATS
Gerakan Kembali Bersekolah.
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
Penulis /Tahun Metode Hasil Penelitian
Teodora Vuckovic, Kuantitatif pengukuran keberhasilan SI didasarkan pada pemeriksaan komponen teknis dari sistem. pihak yang
dkk berkepentingan dapat mengidentifikasi faktor-faktor kritis yang berkontribusi terhadap keberhasilan SI. mereka
2023 juga dapat meramalkan potensi masalah dan kekurangan yang timbul dari penerapan IS. model SI dapat
digunakan sebagai instrumen untuk analisis komparatif sebelumnya dan kondisi saat ini menggunakan IS.

Marista, Brigetsa Dwi Kualitatif implementasi program Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) di Kecamatan Bantarkawung berdasarkan perspektif
(2021) What’s Happening belum berjalan optimal. 1) Aktor yang terlibat, ditemukan bahwa peran aktor serta tugas pokok
dan fungsi dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Tingkat Kecamatan belum optimal. 2) Kejelasan
tujuan, program GKB mempunyai tujuan yang jelas namun tujuan program belum dapat tercapai. 3)
Perkembangan dan kerumitan program, kesulitan untuk membujuk anak tidak sekolah supaya kembali ke
sekolah karena berbagai alasan seperti kekurangan ekonomi, kemampuan individu dan lingkungan pergaulan
anak, keterbatasan sumber daya anggaran dari pemerintah kabupaten, serta komunikasi dan koordinasi antar
aktor pelaksana belum berjalan efektif. 4) Faktor yang memengaruhi, kondisi ekonomi keluarga yang lemah
menyebabkan kurangnya perhatian keluarga (orang tua) terhadap kebutuhan sekolah anak, kurangnya motivasi
sekolah dari orang tua dan anak tidak sekolah, serta komunikasi dan koordinasi dengan kelompok sasaran
program belum berjalan efektif.

Mahmoud Khaled Al- Kualitatif Pengukuran kesuksesan SI dilakukan untuk memenuhi permintaan analisis berkelanjutan dari studi keberhasilan
Kofahia, Haslinda SI dari konteks yang berbeda dengan menggunakan sumber yang berbeda.
Hassanb, Rosli Keberhasilan pemanfaatan SI ditentukan oleh karakteristik demografis, peruntukan IS dan jenis sistem.
Mohamadc
2020

DeLone dan Mix Pengukuran kesuksesan SI untuk menangani kebutuhan bisnis atau peluang, jadi penting untuk mengidentifikasi
McLean methode apakah sistem memenuhi tujuan organisasi. penggunaan SI yang sukses menggambarkan misi IS sebagai:
2016 “desain, pengiriman, penggunaan, dan dampak informasi yang efektif teknologi dalam organisasi dan
masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam
mendukung fungsi pemerintahan dan
pelayanan, dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor sehingga pemanfaatan
teknologi informasi berjalan efektif atau
tidak. Salah satunya dengan mengukur
tingkat kesuksesan penggunaan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) model
DeLone dan McLean (2016) yang
menjelaskan penggunaan SIM
ditentukan oleh pengubahan peran
berkelanjutan dan penggunaan teknologi
informasi. Pemanfaatan SIM dapat
ditentukan oleh kepuasan pengguna
aplikasi atas kualitas sistem dan kualitas
informasi yang dihasilkan sehingga
dapat memberikan dampak secara
individu maupun dampak terhadap
organisasi. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus.
Penelitian kasus dan penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan
masyarakat, meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi
kontemporer yang nyata, dalam konteksnya.

Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di Desa Cenang Kecamatan Songgom. Penetapan lokasi penelitian
berdasarkan purposive sampling yaitu atas pertimbangan Desa Cenang merupakan desa
memiliki keberhasilan tinggi dalam penembalian ATS ke sekolah dengan jumlah ATS tinggi
tetapi berhasil menurunkan ATS secara berkelanjutan.

Sasaran Penelitian
stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan GKB dan pemanfaatan SIPBM:
Baperlitbangda, Dinas Pendidikan, Tim Gerakan Kembali Bersekolah, Forum Masyarakat
Peduli Pendidikan, Pemerintah Desa.
METODE PENELITIAN

Penetapan Informan Penelitian


orang yang dianggap mempunyai informasi dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang
mantap serta mengetahui permasalahan yang dibutuhkan. Informan penelitian dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan untuk mendalami fenomena yang terjadi (snowball sampling).

Informan penelitian:
1. Pengelola Data ATS Baperlitbangda Kabupaten Brebes
2. Anggota Tim GKB Kecamatan Songgom
3. Koordinator Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Songgom
4. Camat Songgom
5. Kepala Desa/Sekretaris Desa Cenang
6. Forum Masyarakat Peduli Pendidikan
7. Keluarga Penerima Manfaat

Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara mendalam (Indepth inverview)
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Forum Group Discussion (FGD)
FOKUS PENELITIAN
TEKNIK ANALISIS DATA
Root Cause Analysis (RCA) yakni menganalisa permasalahan melalui identifikasi penyebab masalah.
RCA sebagai alat (tool) yang digunakan dalam inisiatif problem solving untuk membantu menemukan akar
penyebab (root cause) dari masalah yang sedang dihadapi sehingga dapat mengetahui akar penyebab
terjadinya waste yang paling berpengaruh terhadap munculnya waste lain. Selanjutnya menentukan
tindakan perbaikan (action plan) secara terarah.
Tools pada RCA menggunakan pendekatan 5 whys. Identifikasi faktor menggunakan pendekatan 5W+1H
merupakan tolak ukur mengenai apa masalah yang terjadi (What), mengapa masalah tersebut perlu
diperbaiki (Why), siapa yang bertugas memperbaikinya (Who), dimana perbaikan akan dilakukan (Where),
kapan perbaikan mulai dilakukan (When) dan bagaimana cara memperbaikinya (How) kemudian
menganalisis dengan mengeksplorasi permasalahan dengan pertanyaan mengapa.

VALIDITAS DATA
Menggunakan triangulasi sumber data:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan yang dikatakan
sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pOrganisasingan
orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah, orang yang berpendidikan tinggi,
orang berada, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai