BAYU SETIAWAN
NIM F2A020016
IPM Kabupaten Brebes menduduki posisi paling rendah. Angka melek huruf
di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 sebesar 66,32 persen dan rata-rata
lama sekolah adalah 6,22 tahun. Dalam perkembangannya hingga tahun
2022 kondisi pembangunan pendidikan menunjukkan perbaikan namun
masih belum ada peningkatan signifikan dimana angka melek huruf 67,03
persen dan capaian rata-rata lama sekolah 6,35 tahun. (BPS Jateng, 2022)
Dari capaian angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas SDM
penduduk Kabupaten Brebes masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. yaitu rata-rata lama pendidikan 12,15 tahun.
Cilacap 22 12.63 12.66 7.09 7.18 70.42 70.99 Jepara 18 12.76 12.77 7.79 8.09 72.36 73.15
Banyumas 17 13.03 13.21 7.63 7.78 72.44 73.17 Demak 15 13.32 13.33 7.86 8.10 72.57 73.36
Purbalingga 29 12.00 12.01 7.25 7.33 69.15 69.54 Semarang 12 12.98 13.04 8.03 8.05 74.24 74.67
Banjarnegara 33 11.63 11.81 6.75 6.84 67.86 68.61 Temanggung 27 12.32 12.55 7.25 7.41 69.88 70.77
Kebumen 26 13.35 13.36 7.55 7.85 70.05 70.79 Kendal 16 12.96 12.97 7.46 7.71 72.50 73.19
Purworejo 14 13.51 13.52 8.21 8.32 72.98 73.60
Batang 31 12.13 12.14 6.88 6.90 68.92 69.45
Wonosobo 32 11.76 11.78 6.82 6.88 68.43 68.89
Pekalongan 25 12.42 12.43 7.17 7.46 70.11 70.81
Magelang 24 12.55 12.58 7.79 7.81 70.12 70.85
Pemalang 34 11.96 11.98 6.45 6.50 66.56 67.19
Boyolali 11 12.57 12.62 7.85 8.08 74.40 74.97
Tegal 30 12.89 12.91 6.99 7.25 68.79 69.53
Klaten 6 13.39 13.40 8.81 9.09 76.12 76.95
Brebes 35 12.05 12.15 6.22 6.35 66.32 67.03
Sukoharjo 5 13.84 13.90 9.35 9.62 77.13 77.94
Wonogiri 20 12.50 12.51 7.34 7.42 70.49 71.04 Kota Magelang 4 14.15 14.31 10.62 10.94 79.43 80.39
Karanganyar 7 13.69 13.70 8.57 8.79 75.99 76.58 Kota Surakarta 3 14.88 14.89 10.90 10.92 82.62 83.08
Sragen 13 12.84 12.91 7.66 7.79 74.08 74.65 Kota Salatiga 1 15.42 15.43 10.66 10.95 83.60 84.35
Grobogan 23 12.44 12.45 7.11 7.26 70.41 70.97 Kota Semarang 2 15.53 15.54 10.78 10.80 83.55 84.08
Blora 28 12.35 12.44 6.99 7.01 69.37 69.95 Kota Pekalongan 9 12.85 12.86 9.18 9.20 75.40 75.90
Rembang 21 12.12 12.13 7.30 7.41 70.43 71.00 Kota Tegal 8 13.07 13.08 8.73 9.00 75.52 76.15
Pati 19 12.94 12.95 7.48 7.79 72.28 73.14
Upaya mengembalikan ATS kembali ke sekolah telah diatur dalam Peraturan
Bupati No. 115/2017 tentang Rintisan Penuntasan Pendidikan Dua Belas
Tahun. Diwujudkan melalui inovasi pemerintah Kabupaten Brebes Gerakan
Kembali Bersekolah (GKB).
Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Brebes berhasil menurunkan ATS dari tahun
sebelumnya menjadi 16.874 anak. Sebanyak 1.212 anak telah dikembalikan ke
sekolah pada tahun 2017 dan 4.074 anak pada tahun 2018 GKB “Sebelumnya,
masyarakat enggan bersekolah karena faktor ekonomi orang tua, motivasi rendah,
bekerja, dan disabilitas
Mekanisme kerja inovasi ini dimulai dengan pendataan anak tidak sekolah oleh desa
dan sekolah. Data kemudian dikoordinasikan melalui Sistem Informasi
Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM). Basis data SIPBM, dijadikan
sebagai rujukan dalam pemanfaatan data basis perencanaan di kabupaten hingga
ke desa.
PERMASALAHAN AWAL tidak berjalannya GKB diduga karena Pemanfaatan
SIPBM Tidak Berjalan
Pemerintah Kabupaten Brebes menetapkan Desa Cenang Kecamatan Songgom
sebagai Pilot Project GKB yang dilaksanakan berbasis SIPBM yang merupakan
kerja gotong-royong yang melibatkan Baperlitbangda Kabupaten Brebes,
Kementerian Desa PDTT, dan UNICEF. Fokus pada isu pendidikan karena angka
ATS cukup tinggi.
Dari 230 ATS di Desa Cenang pada tahun 2017 – 2018, sudah dikembalikan ke
sekolah sebanyak 85 ATS ke Sekolah Formal dan 25 ATS ke Sekolah Non Formal
(Kejar Paket B), dan tahun 2019 ATS di Desa Cenang semua sudah kembali
bersekolah (Baperlitbangda Kabupaten Brebes, 2020).
TUJUAN PENELITIAN
Marista, Brigetsa Dwi Kualitatif implementasi program Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) di Kecamatan Bantarkawung berdasarkan perspektif
(2021) What’s Happening belum berjalan optimal. 1) Aktor yang terlibat, ditemukan bahwa peran aktor serta tugas pokok
dan fungsi dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Tingkat Kecamatan belum optimal. 2) Kejelasan
tujuan, program GKB mempunyai tujuan yang jelas namun tujuan program belum dapat tercapai. 3)
Perkembangan dan kerumitan program, kesulitan untuk membujuk anak tidak sekolah supaya kembali ke
sekolah karena berbagai alasan seperti kekurangan ekonomi, kemampuan individu dan lingkungan pergaulan
anak, keterbatasan sumber daya anggaran dari pemerintah kabupaten, serta komunikasi dan koordinasi antar
aktor pelaksana belum berjalan efektif. 4) Faktor yang memengaruhi, kondisi ekonomi keluarga yang lemah
menyebabkan kurangnya perhatian keluarga (orang tua) terhadap kebutuhan sekolah anak, kurangnya motivasi
sekolah dari orang tua dan anak tidak sekolah, serta komunikasi dan koordinasi dengan kelompok sasaran
program belum berjalan efektif.
Mahmoud Khaled Al- Kualitatif Pengukuran kesuksesan SI dilakukan untuk memenuhi permintaan analisis berkelanjutan dari studi keberhasilan
Kofahia, Haslinda SI dari konteks yang berbeda dengan menggunakan sumber yang berbeda.
Hassanb, Rosli Keberhasilan pemanfaatan SI ditentukan oleh karakteristik demografis, peruntukan IS dan jenis sistem.
Mohamadc
2020
DeLone dan Mix Pengukuran kesuksesan SI untuk menangani kebutuhan bisnis atau peluang, jadi penting untuk mengidentifikasi
McLean methode apakah sistem memenuhi tujuan organisasi. penggunaan SI yang sukses menggambarkan misi IS sebagai:
2016 “desain, pengiriman, penggunaan, dan dampak informasi yang efektif teknologi dalam organisasi dan
masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam
mendukung fungsi pemerintahan dan
pelayanan, dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor sehingga pemanfaatan
teknologi informasi berjalan efektif atau
tidak. Salah satunya dengan mengukur
tingkat kesuksesan penggunaan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) model
DeLone dan McLean (2016) yang
menjelaskan penggunaan SIM
ditentukan oleh pengubahan peran
berkelanjutan dan penggunaan teknologi
informasi. Pemanfaatan SIM dapat
ditentukan oleh kepuasan pengguna
aplikasi atas kualitas sistem dan kualitas
informasi yang dihasilkan sehingga
dapat memberikan dampak secara
individu maupun dampak terhadap
organisasi. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus.
Penelitian kasus dan penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan
masyarakat, meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi
kontemporer yang nyata, dalam konteksnya.
Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di Desa Cenang Kecamatan Songgom. Penetapan lokasi penelitian
berdasarkan purposive sampling yaitu atas pertimbangan Desa Cenang merupakan desa
memiliki keberhasilan tinggi dalam penembalian ATS ke sekolah dengan jumlah ATS tinggi
tetapi berhasil menurunkan ATS secara berkelanjutan.
Sasaran Penelitian
stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan GKB dan pemanfaatan SIPBM:
Baperlitbangda, Dinas Pendidikan, Tim Gerakan Kembali Bersekolah, Forum Masyarakat
Peduli Pendidikan, Pemerintah Desa.
METODE PENELITIAN
Informan penelitian:
1. Pengelola Data ATS Baperlitbangda Kabupaten Brebes
2. Anggota Tim GKB Kecamatan Songgom
3. Koordinator Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Songgom
4. Camat Songgom
5. Kepala Desa/Sekretaris Desa Cenang
6. Forum Masyarakat Peduli Pendidikan
7. Keluarga Penerima Manfaat
VALIDITAS DATA
Menggunakan triangulasi sumber data:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan yang dikatakan
sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pOrganisasingan
orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah, orang yang berpendidikan tinggi,
orang berada, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
Terima Kasih