Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Buana Finance Tbk

4.4.1 Sejarah Singkat PT Buana Finance Tbk

Sejarah PT Buana Finance Tbk. Berasal dari pembentukan lembaga Joint

Venture Swasta Keuangan bernama PT BBL Leasing Indonesia (Bangkok Bank

Leasing) pada 7 Juni 1982. Lembur Perusahaan telah berkembang berbarengan

dengan pertumbuhan yang kuat dari industri pembiayaan di Indonesia. Pada tahun

2005, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Buana Finance Tbk., Dan terus

memperkuat eksistensinya di industri keuangan dengan dukungan dari Pendiri

Kelompok Bank Buana Indonesia.

Sebagai salah satu anggota perintis dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan

Indonesia (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia / APPI), kami telah aktif

terlibat dalam dinamika industri pembiayaan. Kami adalah salah satu dari sedikit

perusahaan pembiayaan di Indonesia, tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa

Efek Indonesia sejak tahun 1990, dengan fokus utama di segmen Leasing dan

pembiayaan konsumen (untuk mobil bekas).

Untuk mengklaim posisi terdepan di pasar, kami terus menggabungkan

inovasi terbaru dari industri, seperti yang berkaitan dengan teknologi informasi.

Infrastruktur kami saat ini sekarang didukung oleh sistem informasi sepenuhnya

terkomputerisasi dan online di seluruh seluruh cabang kami di Indonesia sekitar

jam. Dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, kecepatan layanan

kami dapat diandalkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Nasabah.


Setelah terkumpul hampir 3 (tiga) dekade ketajaman bisnis, kami

memposisikan diri sebagai mitra bisnis yang baik memahami tuntutan Nasabah.

Nilai tambah kami jelas dalam kepekaan kita untuk menanggapi dinamika

kebutuhan pelanggan kami dan ketulusan kita untuk memelihara hubungan jangka

panjang. Semua aspirasi usaha kami mencerminkan misi perusahaan dan nilai-

nilai yang diinternalisasi terus menerus.

Buana Finance adalah salah satu perusahaan pembiayaan tertua di

Indonesia dan dikenal sebagai salah satu pelopor dalam penyewaan alat berat.

Niche pelanggan kami adalah dalam usaha kecil menengah yang tersebar di

beberapa industri sektor riil. Secara umum, pembiayaan sewa guna usaha yang

kami tawarkan adalah berkaitan dengan investasi barang modal baru dan

sekunder, tetapi juga bisa dalam bentuk pembiayaan modal kerja dalam penjualan

dan penyewaan kembali mekanisme. Industri yang menjadi fokus pembiayaan

kami meliputi pertambangan, perkebunan, konstruksi, transportasi / logistik,

manufaktur, sektor energi dan jasa penyewaan. Kita bisa membiayai berbagai aset

modal, dari alat berat yang fokus kami, otomotif (empat roda dan di atas), mesin

cetak komersial untuk kapal kargo dan tongkang.

4.1.2 Visi dan Misi dan Stuktur Organisasi PT Buana Finance Tbk

1. Visi

Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati untuk penyediaan

layanan solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi tolok ukur bagi industri.

2. Misi
Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan

dengan para pelanggan, pemasok, dan kreditur bereputasi baik dan terpecaya.

4.2 Analisi Data

1. Analisis Piutang Tak Tertagih PT Buana Finance Tbk Periode 2017-2019

Anjak Piutang Piutang Bersih Anggaran


Cadangan Anjak Cadangan Total anjak Piutang Tak
Tahun Total Piutang Kerugian Piutang Kerugian Pihutang Akhir tahun Tertagih %
2016 1,234,550.00
2017 2,629,612.00 - 44,138.00 10,133.00 250.00 9,883.00 2,595,357.00 24,784.00 13%
2018 3,422,701.00 - 29,087.00 10,056.00 - 250.00 10,306.00 3,403,920.00 93,695.00 48%
2019 3,564,191.00 - 35,317.00 14,742.00 - 250.00 14,992.00 3,543,866.00 76,888.00 39%
Total 195,367.00

Piutang tak tertagih adalah kerugian yang terjadi karena adanya kurang

pengendalian pihutang yang di lakukan oleh pihak perusahaan , sehingga

pihutang tersebut akan di hapus dan di hanggap sebagai biaya.

Dalam tabel perusahaan PT.Buana Finance dalam pembiayaan konsumen

di uraikan data untuk cadangan anjak pihutang perusahaan tidak mengganggarkan

tetapi tetap sehingga dalam memperhitungakan besaran pihutang yang tak tertagih

Tampak dalam tabel tersebut diatas dimana dalam mempehitungan piutang

tak tertagih PT.Buana Finance Tbk hal ini tampak pada perusahaan sudah

mennganggarkan pihutang yang tak tertagih pada laporan keuangan yang tersaji

pada neraca sebagai komponen pengurang saldo pihutang pada akhir tahun dalam

tabel tanpak angaran pihutan tak tertagih pada tahun 2017 adalah sebesar 24.784

atau sekitar 13 % dari keseluruan pihutang pada akhir tahun 2016 hingga akhir

tahun 2019 Anggaran piutang pastinya tidak tetap karena hal ini akan di pengharui

pendapata yang merupakan pihutang , dari data sebelumnya bahwa pada tahun
2016 - 2017 mengaalami penurunan pendapatan sehingga anggaran pihutang yang

di anggarakan hanya seesar 13 persen tetapi pada tahun 2018 mengalami kenaian

sebesar 48 % karena pendapatan mengalamai kenaikan dan jumlah pihutang pada

akhir tahun mengalami kenaikan .

Analisis Umur Piutang

%
Keterangan 2017 2018 2019 Total 2017 2018 2019
0-30 Hari 23,985 28,923 27,872 80,780 29.7 35.8 34.5
30-60 Hari 5,729 5,357 6,158 17,244 33.2 31.1 35.7
61-90 Hari 2,651 2,529 2,656 7,836 33.8 32.3 33.9
> 90 Hari 7,912 10,020 9,680 27,612 28.7 36.3 35.1
Total 40,277.00 46,829.00 46,366.00 133,472.00 125.40 135.43 139.17

Belum Jatuh Tempo

< 1 Tahun 1,156,902.00 1,587,419.00 1,757,004 4,501,325.00 25.7 35.3 39.0


1-2 Tahun 1,008,589.00 1,337,383.00 1,351,088 3,697,060.00 27.3 36.2 36.5
2-3 Tahun 748,632.00 862,196.00 852,631 2,463,459.00 30.4 35.0 34.6
>3 Tahun 393,770.00 494,404.00 424,637 1,312,811.00 30.0 37.7 32.3
Total 3,307,893.00 4,281,402.00 4,385,360.00 11,974,655.00 113.37 144.10 142.53
Total Pihutang 3,348,170.00 4,328,231.00 4,431,726.00

Pada perusahaan Buana Finance pada divisi pembiayaan konsumen

menerapkan umur piutang adalah 1-10 tahun. Sehingga dalam hal ini perusahaan

menerapkan untuk piutang yang memiliki umur ekonomi >90 hari meskipun

belum jatuh tempo merupakan aset.

Pada tabel persentase piutang berdasarkan umur ekonomi dapat dianalisis

0-30 hari pada tahun 2017 sebesar 29.7%. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami

kenaikan dikarenakan kenaikan pada perputaran piutang dari 2017 dan 2018.

Sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan karena rata-rata piutang pada

tahun 2019 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan mengalami kenaikan
pada pendapatan/pembiayaan. Sedangkan pada umur ekonomis 60-90 hari dan

>90 hari pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan dan peningkatan

karena anjak piutang dan cadangan kerugian piutang mengalami penurunan

sedangkan cadangan kerugian anjak piutang tetap sama. Pada tahun 2019 >60-90

hari mengalami penurunan karena cadangan kerugian anjak piutang mengalami

penurunan sedangkan cadangan kerugian tetap sama.

Untuk piutang yang belum jatuh tempo secara global pada tahun 2017 dan

2018 mengalami peningkatan karena adanya peningkatan pendapatan yang

berartipeningkatan pembiayaan yang dilaporkan pada tahun 2017 dan 2018 dan

saldo aktif yang terjadi kenaikan di tahun sebelumnya. Sementara pada tahun

2019 secara global mengalami penurunan yang tidak begitu signifikan dari tahun

sebelumnya.

Untuk piutang yang belum jatuh tempo adalah selisih antara piutang yang

telah diakui sebagai pendapatan sementara piutang yang belum jatuh tempo diakui

sebagai pendapatan pada saat tanggal sesuai dengan jangka waktu kontrak.

2. Analisis Peputaran Piutang PT Buana Finance Tbk Periode 2017-2019

2017 2018 2019


Total Pendapatan 331,050.00 441,286.00 554,419.00
Pihutang Awal 1,234,550.00 2,629,612.00 3,422,701.00
Pihutang akhir 2,629,612.00 3,422,701.00 3,564,191.00
Rata rata pembiayaan adalah 1-10 Tahun 120.00

Perputaran Pihutang Tingkat


Tahun Pendapatan Pihutang Awal Pihutang Akhir Rata-Rata X Persentase perputaran

2016 514,049.00 528,553.00 1,234,550.00 1,145,828.00 44.86 37.39 -


2017 331,050.00 1,234,550.00 2,629,612.00 1,932,081.00 17.13 14.28 - 27.73
2018 441,286.00 2,629,612.00 3,422,701.00 3,026,156.50 14.58 12.15 - 2.55
2019 554,419.00 3,422,701.00 3,564,191.00 3,493,446.00 15.87 13.23 1.29
Menurut Munawir ( 2004 : 75 ) Perputaran Pihutang dalam perubahaan

kenaikan atau penurunan akan di pengharui oleh beberapa Faktor :

1. Turunnya Pendapatan dan naiknya jumlah pihutang

2. Turunnya Jumlah Pihutang dan diikuti turunnya jumlah pendapatan

3. Turunnya Jumlah Pendapatan dan di ikuti dengan naikannya pihutang

dalam jumlah yang besar

4. Turunya Pendap[atan dengan pihutang yang tetap

5. Naiknya Pihutang sedangkan pendapatan tidak mengalami perubahaan

Dalam Hal ini PT.Buana Finance dalam laporan keuangan yang tersajikan

dalam tabel di atas dimana analisis rata-rata pihtang dari tahun 2016 hinggal ke

2019 mengalami perubahaan. Terjadinya Penurunan pendapatan sebesar 182,999

atau sbesar 35 % dimana pada tahun 2016 perputaran pihutang dalam tahun

berjalan harus di lakukan sebanyak 44 kali ,sehingga saldo pihutang yang besar

akan menjadi sumber penerimaan pada tahun 2017 yang mana meskipun

pendapatan berkurang tetapi jumalh pihutang mengalamai peningkatan yang mana

tidak di dukung dengan tingakat perputaran pihutang yag diharapakan oleh

perusahaan
3. Analisis Return On Asset PT Buana Finance Tbk Periode 2017-2019

Keterangan 2016 2017 2018 2019


Laba / Rugi setelah Pajak 47,093 54,970 73,848 53,468
Total Asset 3,629,038 4,367,934 5,019,046 5,051,402
ROA ( Return On Aset ) 1.30 1.26 1.47 1.06

Analisis ROA adalah salah bentuk rasio profbilitas yang bertujuan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di tanamkan

dalam aktiva dalam menghitung ROA adalah : Laba setelah Bunga dan Pajak /

Total Aset X 100 %

Analisis ROA yang di lakukan adalah pada keseluruhan atau

penggabungan dari beberapa kegiatan perusahaan karena tidak adanya

pemisahaan terhadap aset perusahaan terhadap masing-masing bidang usaha

sehingga dalam hal ini penulis mencoa menganalisis ROA secara keseluruhan

dengan dasar perbandingan tingkat pihutang pada pembiayaan dari tabel analisis

terjadi perubahaan kenaikan maupun penurunan yang tidak begitu signifikan dari

tahun ke tahun .

Pada tahun 2016-2017 terjadi penurunan ROA dari 1.30 menjadi 1.26 hal

ini karena terjadinya penurunan pendapatan pada pembiayaan konsumen demikian

juga dengan tahun 2018 dan 2019 yang mengalamai penurunan karena penurunan

pendapatan yang menyebabkan laba / rugi juga mengalami penurunan .


Tabel 4.1 Kondisi Piutang,Perputaran Piutang,Profitabilitas Pada PT. Buana
Finance Tbk Periode 2017-2019
Tahun Piutang Tak Perputaran Profitabilitas
Tertagih Piutang (%)
(kali)
2017 44.138.000 0,23 1,66
2018 29.087.000 0,13 1,23
2019 35.317.000 0,16 1,18
Sumber: Laporan Keuangan PT. Buana Finnace Tbk 2017-2019

Berdasarkan data Piutang tak tertagih, Perputaran piutang, Profitabilitas

pada PT Buana Finance Tbk diperoleh data-data yang dapat dijadikan sebagai

bahan perhitungan analisis piutang usaha dengan menggunakan rasio perputaran

piutang (receivable turnover), periode pengumpulan piutang (Average Collection

Period), rasio tunggakan dan rasio penagihan dan juga analisis Profitabilitas yaitu

Return On Asset

1. Tingkat Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa kali piutang dapat

tertagih dalam satu periode. Rasio ini merupakan rasio yang mengukur efektivitas

pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif


perusahaan dalam mengelola piutangnya. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat

penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang

dilakukan dengan cepat.

Perputaran piutang

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Perputaran Piutang (Receivable Turn


Over)PT Buana Finance Tbk Periode 2017-2019
Tahun Penjualan Kredit Rata-Rata Perputaran
A B Piutang Piutang
C D=B/C
2017 331.050 30.625 10,8 Kali
2018 441.280 36.612 12,5 Kali
2019 554.419 32.202 17,3 Kali
Sumber data: data diolah, (2021)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa:

Tingkat perputaran piutang PT Buana Finance Tbk mengalami kenaikan

pada tahun 2018 adalah 12,5 kali artinya tingkat perputaran piutang 12,5 kali

dalam satu tahun sedangkan pada tahun 2019 tingkat perputaran piutangnya 17,3

kali dalam waktu satu tahun. Berdasarkan rata-rata industri untuk perputaran

piutang yang dikemukakan oleh Kasmir(2012) adalah 15 kali, maka pada tahun

2017 sampai 2018 penagihan piutang dianggap tidak berhasil karena perputaran

piutang sangat kecil dan masih kurang dari rata-rata industri yang sudah

ditetapkan, tetapi pada tahun 2019 penagihan piutang dianggap berhasil karena

melebihi rata-rata yaitu 17,3 kali.

2. Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Period)


Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan periode pengumpulan

piutang usaha dalam satu periode. Rasio ini mengkaji tentang bagaimana

perusahaan melihat periode pengumpulan piutangnya.

ACP

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Periode Pengumpulan Piutang (Average


Collection Period) PT Buana Finnace Tbk Periode 2017-2019
Tahun Perputaran Piutang ACP= 360:
Perputaran Piutang
2017 10,8 Kali 33,34 Hari
2018 12,5 Kali 28,8 Hari
2019 17,3 Kali 20,81 Hari
Sumber data: data diolah, (2021)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa:

Periode pengumpulan piutang pada PT Buana Finance Tbk pada tahun

2017 sebesar 44,43 hari artinya rata-rata perusahaan mengumpulkan piutangnya

dalam waktu 33,43 hari, dan pada tahun 2018 seebsar 28,8 hari dan tahun 2019

adalah 20,8 hari. Berdasarkan rata-rata industri yang dikemukakan oleh

kasmir(2014) adalah 60 hari, artinya PT Buana Finance Tbk mampu melakukan

penagihan secara cepat atau mampu.

3. Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan dapat digunakan untuk mengetahui berapa besar jumlah

piutang yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang belum

tertagih. Adapun perhitungan rasio tunggakannya sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan PT Perdana Gapuraprima periode


2012-2014
Tahun Piutang Tak Penjualan Rasio Tunggakan
Tertagih
2017 24.784 331.050 8,9 %
2018 93.695 441.280 21,23 %
2019 32.202 554.419 5,80%
Sumber data: data diolah, (2021)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa:

Rasio tunggakan atau piutang yang tidak dapat tertagih pada PT Buana

Finance Tbk tahun 2017 menunjukkan sebesar 8,9%, tahun 2018 sebesar 21,23%,

dan pada tahun 2019 sebesar 5,80%. Tunggakan tertinggi tertjadi pada tahun 2018

dan dapat merugikan perusahaan karena dana yang harusnya kembali berputar

menjadi kas tetap tertanap dalam piutang. Adapun penyebabnya adalah pada tahun

2018 banyak nasabah yang tidak melalukan penyetoran, pada tahun 2019 jumlah

piutang yang tertunggak menurun dikarenakan banyak konsumen sudah

membayar lunas anggsuran pembayaran tepat waktu. Meningkatnya kinerja

bagian penagihan dalam melakukan penagihan bagi konsumen yang menunggak

pembayaran bisa mengurangi resiko yang tidak di inginkan seperti tidak tertagih.

Semakin kecil rasio tunggakan maka berarti semakin baik bagi perusahaan dalam

mengelola piutangnya dan sebaliknya semakin besar rasio tunggakan maka berarti

semakin buruk bagi perusahaan dalam mengelola piutangnya

4. Rasio Penagihan

Rasio penagihan ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana aktivitas

penagihan yang dilakukan oleh perusahaan. Angka rasio ini menunjukkan

kemampuan PT Buana Finance Tbk dalam menagih piutang konsumen sesuai

dengan jatuh tempo angsurannya. Perhitungan rasio ini adalah:


Rasio Penagihan

Tahun Jumlah Total Piutang Rasio Penagihan


A Piutang C D=(B/C)x100
Tertagih
B
2017 228.232 61.247 372,64%
2018 110.230 73.225 150,53%
2019 113.139 64.404 175,67%
Sumber data: data diolah, (2021)

Dari Tabel 4 diketahui bahwa :

Pada tahun 2012 rasio penagihan sebesar 372,64%, tahun 2013 sebesar

159,53% dan tahun 2019 sebesar 175,3%. Dari tahun 2017 hingga tahun 2018

rasio penagihan mengalami penurunan dikarenakan konsumen tidak melunasi

angsurannya lebih awal, pada tahun 2019 kinerja bagian penagihan mengalami

peningkatan yang dilihat dari hubungan dengan konsumen yang intensif baik

dalam bentuk surat maupun telepon dengan rasio penagihan 175,67%. Perusahaan

kurang bekerja dengan baik dalam melaksanakan penagihan piutang dilhat

terjadinya fluktuasi pada penagihan. Hal ini berdampak tidak baik bagi

perusahaan dalam pengembalian modal usaha.

5. Return On Asset

Rasio ini menunjukan seberapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila

diukur dari nilai aktiva. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

perusahaan.
Besarnya Return On Assets (ROA) selama tahun 2017 sampai dengan 2019

adalah sebagai berikut:

a.

Adapun hasil perhitungan Rasio Profitabilitas atas laporan keuangan yang

terdiri dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan PT.Buana Finanve Tbk tiga

tahun terakhir (2017 – 2019) akan terlihat lebih jelas pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas Selama 2017 – 2019

Tahun Rata-rata
Profitabilitas
2107 2018 2019 Industri

ROA (%) 1,52 1,17 1,18 9%

Sumber data: data diolah, (2021)

Keterangan: Rasio Profitabilitas > Rasio Rata-rata Industri = Baik

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kinerja keuangan PT. Buana Finance Tbk selama tiga tahun terakhir

(2017-2019), maka berdasarkan analisis profitabilitas yang dicapai dengan

menggunakan Return On Assets pada perusahaan PT. Buana Finance Tbk

dilakukan pembahasan sebagai berikut:

a. Return On Assets

Return On Assets merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang


tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio, semakin baik keadaan

perusahaan.

Dari hasil perhitungan, maka dapat dilihat bahwa Return On Assets tahun

2017 sebesar 1,52 % turun sebesar 1,17 % pada tahun 2018, dan mengalami

kenaikan sebesar 1,18 % pada tahun 2019. Hasil perhitungan ROA pada tabel

menunjukkan perusahaan tidak berada pada kategori baik bila dinilai berdasarkan

rata-rata industri sebesar 9%.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan rasio

hutang dagang dan rasio profitabilitas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1) Rasio perputaran piutang pada tahun 2017 sampai 2018 penagihan piutang

dianggap tidak berhasil karena perputaran piutang sangat kecil dan masih

kurang dari rata-rata industri yang sudah ditetapkan, tetapi pada tahun

2019 penagihan piutang dianggap berhasil karena melebihi rata-rata yaitu

17,3 kali.

2) Rasio pengumpulan piutang PT Buana Finance Tbk melakukan penagihan

secara cepat atau mampu.

3) Jika dilihat rasio tunggakan pada PT Buana Finnace Tbk tahun 2018

sangat tinggi yaitu 21,23% sangat tinggi dari tahun 2017 artinya

perusahaan kurang baik melakukan penagihan ditahun 2018 yang bisa

menyebabkan kurang nya laba yang ingin dicapai

4) Dilihat dari hasil perhitungan dari ROA menunjukkan perusahaan berada

pada kategori tidak baik bila dinilai berdasarkan rata-rata industri sebesar
9% artinya perusahaan dikatakan kurang baik dalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia,

Secara umum kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis rasio

profitabilitasnya selama tahun 2017 – 2019 mengalami penurunan. Hasil

analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan nya mengalami fluktuasi.

5) Tingkat perputaran piutang PT Buana Finance Tbk dari tahun ke tahun

meningkat tetapi dianggap tidak terlalu cukup baik karena masih sedikit

dibawah standar rata-rata industri yaitu 15 kali sehingga penagihan yang

dilakukan manajemen dianggap tidak berhasil, Periode pengumpulan

piutang dari tahun ke tahun sangat baik karena tidak melebihi dari rata-rata

industri yaitu 60 hari, sehingga dapat dikatakan perusahaan mampu

melakukan penagihan secara tepat waktu. Rasio tunggakan mengalami

naik turun yang mana pada tahun 2017 sebesar 8,9% dan tahun 2018

sebesar 21,23% dan tahun 2019 5,80%. Rasio penagihan mengalami

fluktuasi sehingga serusahaan kurang bekerja dengan baik dalam

melaksanakan penagihan piutang dilhat terjadinya fluktuasi pada

penagihan. Hal ini berdampak tidak baik bagi perusahaan dalam

pengembalian modal usaha.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan
a. Disarankan bagi manajamen perusahaan supaya meningkatkan lagi

kinerja dalam hal penagihan supaya laba pada perusahan bisa kembali

dengan baik dan perusahaan bisa beroperasional dengan baik

b. Disarankan bagi manajemen perusahaan yang mempunyai tingkat

profitabilitas

yang tinggi adalah mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan serta

berinvestasi pada proyek-proyek yang menguntungkan agar mampu

meningkatkan profitabilitas .

2) Bagi Investor

a. Rekomendasi bagi pihak investor adalah memilih perusahaan dengan

tingkat utang yang rendah, karena adanya utang yang tinggi di dalam

perusahaan kecenderungan terhadap pembayaran lebih rendah, sehingga

dengan memilih perusahaan dengan tingkat utang yang rendah investor

pun akan memperoleh return yang tinggi.

b. Rekomendasi bagi investor adalah mencari perusahaan dengan profit yang

tinggi, sehingga investor dapat memperoleh tingkat pengembalian saham

yang tinggi. Dalam hal ini investor harus menanamkan sahamnya pada

perusahaan yang tepat. Para investor pun diharapkan sebelum memilih

saham yang akan dibelinya terlebih dahulu mengetahui dan menganalisis

kondisi keuangan perusahaan tersebut, terutama menilai pos-pos keuangan

yang memungkinkan akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang

akan dibagikan dan tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan

tersebut.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Melakukan penelitian pada sektor perusahaan yang berbeda dan

menambah tahun penelitian untuk memperoleh kesimpulan yang

mungkin berbeda agar menambah wawasan peneliti sendiri dan pembaca.

b. Melakukan penelitian dengan menggunakan indikator lain agar

memperoleh gambaran mengenai variabel lain.

4) Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

akuntansi keuangan, khususnya mengenai profitabilitas, perputaran

piutang ,piutang tak tertagih.

Anda mungkin juga menyukai