Anda di halaman 1dari 6

Disusun Oleh :

PUTRI LARASATI (01020581620001)


FUJI FAJAR WULANDARI (01020581620006)
MIRANDA AZILLYA (01020581620012)
AYU ADHELIA (01020581620017)
ATTILA SARAH AVELINE (01020581620018)
DOSEN:
REZA GHASARMA, S.E., M.M., M.B.A

DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI


JURUSAN KESEKRETARIATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RINGKASAN

PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk (Perseroan)berdiri pada tahun 1995. Pabrik ini
pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.Untuk memenuhi
permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya dengan
mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005.

Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali
membangun pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri
Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan
dan Cikarang Barat pada tahun 2011.

Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di Palembang
dan Makassar. Perseroan secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan
menjual kepada publik pada tahun 2010. Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan
sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy,
Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar
melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia.

Sebagai produsen roti terbesar di Indonesia Perseroan telah meraih beragam


penghargaan, antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang,
Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari
Forbes Asia.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN

Likuiditas merupakan kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajiban/hutang jangka


pendek yang akan jatuh tempo tepat pada waktunya sehingga suatu kondisi Perusahaan yang
likuid dapat di ketahui dengan melihat kemampuan mempertahankan jumlah Aktiva Lancar
yang harus lebih besar dibandingkan dengan kewajiban/hutang jangka pendeknya.

1) Current Ratio / Rasio Lancar

Ratio yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar Prusahaan digunakan
untuk melunasi hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo atau segera dibayar. Rumus
yang digunakan :

aktiva lancar
Current Ratio ( Rasio Lancar )=
utang lancar

Untuk mengetahui CR menggunakan data keuangan dari tahun 2012 sampai 2016 agar dapat
mengetahui berapa besar kenaikan dan penurunan, maka dapat dilihat sebagai berikut :

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio


2012 196.956.888.012 140.625.970.698 140%
2013 389.925.349.829 210.769.647.001 185%
2014 363.602.736.566 307.616.595.619 118%
2015 757.957.021.246 336.101.347.602 226%
2016 896.796.870.441 317.565.153.979 282%
Sumber: Laporan Keuangan PT Nippon Sari

Berdasarkan pada tabel diatas, untuk CR pada PT Nippon Sari tahun 2012 sampai tahun 2016
menjelaskan bahwa kemampuan Perusahaan dalam melunasi hutang lancar yang akan jatuh
tempo. Pada tahun 2012 sampai tahun 2016 CR menunjukkan angka dibawah 1, maka
Perusahaan dikatakan mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya dimana pada
tahun 2012 CR Perusahaan sebesar 140%. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar
45% (0,45) yaitu 185%. Pada tahun 2014 ternyata CR mengalami penurunan sebesar 67%
(0,65) yaitu 118%. Sedangkan pada tahun 2015 hingga tahun 2016 CR mengalami kenaikan
yang lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga menunjukkan kemampuan dalam melunasi
hutangnya yaitu sebesar 226% dan 282%.

2) Acid Test (Quick) Ratio / Rasio Cepat

Ratio yang digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan
waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya atau membayar utang
jangka pendeknya dengan menggunakan Aktiva yang lebih likuid.

Rumus yang digunakan :


aktiva lancar− persediaan
Quick Ratio ( Rasio Cepat )= × 100 %
utang lancar

Untuk mengetahui QR menggunakan data keuangan dari tahun 2012 sampai 2016 agar dapat
mengetahui berapa besar kenaikan dan penurunan, maka dapat dilihat sebagai berikut :

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio


2012 196.956.888.012 21.606.295.024 140.625.970.698 125%
2013 389.925.349.829 27.315.051.112 210.769.647.001 172%
2014 363.602.736.566 39.308.292.814 307.616.595.619 105%
2015 757.957.021.246 38.007.806.105 336.101.347.602 214%
2016 896.796.870.441 47.551.412.562 317.565.153.979 267%
Sumber: Laporan Keuangan PT Nippon Sari

Berdasarkan pada tabel diatas, untuk QR pada PT Nippon Sari menunjukkan bahwa rasio
cepat dari likuiditas Perusahaan, dimana pada tahun 2012 sebesar 125% mengalami kenaikan
ke tahun 2013sebesar 47% (0,47). Pada tahun 2014 QR mengalami penurunan sebesar 67%
(0,67) yaitu 105%. Sedangkan untuk tahun 2015 dan tahun 2016 menunjukkan tingkat yang
signifikan yaitu sebesar 214% dan 267% dalam melunasi hutang lancarnya.

3) Cash Ratio

Ratio ini merupakan perbandingan antara kas dan setara kas yang ada di Perusahaan dan total
Hutang Lancar. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan kas dan setara kas
Perusahaan untuk melunasi Hutang Lancar tanpa harus mengubah Aktiva Lancar bukan kas
(Piutang Dagang dan Persediaan menjadi kas.

Rumus yang digunakan :

kas dan setara kas


Cash Ratio=
hutang lancar

Untuk mengetahui Cash Ratio menggunakan data keuangan dari tahun 2012 sampai 2016
agar dapat mengetahui berapa besar kenaikan dan penurunan, maka dapat dilihat sebagai
berikut :

Tahun Kas & Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio


2012 22.203.492.957 140.625.970.698 16%
2013 190.828.965.358 210.769.647.001 91%
2014 93.424.430.117 307.616.595.619 30%
2015 474.006.866.700 336.101.347.602 141%
2016 531.355.085.366 317.565.153.979 167%
Sumber: Laporan Keuangan PT Nippon Sari
Berdasarkan pada tabel diatas, menjelaskan bahwa perbandingan antara Kas dan Setara Kas
yang ada di Perusahaan dan total Hutang Lancar. Dari tabel diatas juga dapat menunjukkan
bahwa penurunan kas Perusahaan menutupi Hutang Lancarnya selama 5 tahun terakhir
dimana pada tahun 2012 Cash Ratio sebesar 16%, tahun 2013 dan tahun 2014 menunjukkan
sebesar 91% dan 30%. Sedangkan untuk tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami kenaikan
sebesar 111% yaitu 141% dan kemudian meningkat sebesar 26% yaitu 167% dalam melunasi
hutang lancarnya.

4) Capital Working Turn Over

Ratio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dari total Aktiva dan posisi modal kerja
(Netto).

Rumus yang digunakan :

aktivalancar−hutanglancar
CWTO=
total aktiva

Untuk mengetahui CWTO menggunakan data keuangan dari tahun 2012 sampai 2016 agar
dapat mengetahui berapa besar kenaikan dan penurunan, maka dapat dilihat sebagai berikut :

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Total Aktiva CWTO


2012 196.956.888.012 140.625.970.698 1.013.649.551.05 6 kali
8
2013 389.925.349.829 210.769.647.001 1.683.024.497.15 11 kali
0
2014 363.602.736.566 307.616.595.619 2.086.589.708.54 3 kali
0
2015 757.957.021.246 336.101.347.602 2.561.352.792.92 16 kali
3
2016 896.796.870.441 317.565.153.979 2.800.900.058.33 21 kali
3
Sumber: Laporan Keuangan PT Nippon Sari

Berdasarkan pada tabel diatas, menjelaskan kemampuan modal kerja (Netto) berputar dalam
suatu siklus kas yang terdapat di Perusahaan pada tahun 2012 ke tahun 2016 ialah dana yang
tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata untuk tahun 2012 sebanyak 6 kali selama
setahun. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 modal kerja berputar rata-rata sebanyak 11 kali dan
3 kali. Sedangkan untuk tahun 2015 dan tahun 2016 modal kerja rata-rata berputar sebanyak
16 kali dan 21 kali dalam setahun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diatas terhadap Laporan Keuangan berdasarkan Rasio Likuiditas,
maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan Current Ratio dari tahun 2012 dan 2013
mengalami peningkatan yang disebabkan aktiva lancar yang semakin meningkat dan
menurunnya utang lancer. Tapi pada sat tahun 2014 CR mengalami penurunan sehingga
pada tahun tersebut perusahaan mengalami kesulitanuntuk melunasi hutang-hutangnya, hal
ini disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan dan hutang lancar tahun 2014 mengalami
peningkatan sehingga menyebabkan current ratio pada tahun 2014 ini mengalami penurunan.
Sama seperti CR, Quick Ratio pada tahun 2014 mengalami penurunan yang disebabkan
karena aktiva lancar mengalamii penurunan dan utang lancar juga mengalami penurunan
sehingga menyebabkan quick ratio pada tahun 2014 mengalami penurunan. Sedangkan pada
tahun 2012, 2013, 2015, 2016 mengaami kenaikan yang baik. Untuk WCTO mengalami
pperputaran yang fluktuasi, seperti pada tahun 2016 kemampuan modal kerja berputar
sebanyak 21 kali. Artinya semakin banyak perputaran maka kondisi perusahaan semakin baik
untuk melakukan investasi kembali. Namun pada tahun 2014, perputaran yang terjadi hanya 3
kali. Maka dari itu dapat dikatan pada tahun 2014 PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk
(Perseroan) mengalami penurunan dari pada tahun sebelum atau sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai