Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS CASH FLOW (RASIO, PIE CHART, FREE CASH FLOW)

PERUSAHAAN SEKAWAN INTIPRATAMA TBK.

Disusun oleh :
Fransisca Andhika 2015130005
Maria Qibtia Sutarko 2015130087
Felicia Kusmali 2016130096
Defita Natalie 2016130149
Faustine Tantowijaya 2016130180
Kelompok : 7
Kelas : B

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2018
A. Analisa Rasio
1. Cash Flow Adequacy Ratio

2013-2015 2014-2016 2015-2017

0.3668 0.1449 0.2257

Cash Flow Adequacy Ratio adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan arus kas operasional dalam memenuhi kebutuhan pembelian aset tetap
(capital expenditure), pembayaran dividen kepada investor, serta investasi atas inventory
perusahaan. Jika hasil pengukuran menghasilkan 1 atau lebih, hal ini berarti bahwa
perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajibannya kepada
investor maupun kreditor, serta dapat melakukan investasi. Rasio lebih dari 1
menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai level pertumbuhan tanpa membutuhkan
dana dari luar (hutang atau pendanaan ekuitas). Jika rasio nya turun hingga kurang dari 1,
kas yang dihasilkan secara internal tidak mencukupi untuk membiayai dividen dari
tingkat pertumbuhan kegiatan operasi saat ini. Disini dapat terlihat bahwa perhitungan
dari tahun 2013 sampai 2015 ke perhitungan 2014 sampai 2016 terjadi penurunan, itu
terjadi karena adanya penurunan dalam kemampuan membiayai kegiatan operasional
perusahaan yang dikarenakan penerimaan kas dari pelanggan yang menurun serta
pembayaran kepada pemasok dan karyawan yang semakin meningkat dan penurunan
dalam memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Tetapi perhitungan
pada tahun 2014 sampai 2016 ke 2015 sampai 2017 terjadi kenaikan yang artinya
perusahaan memiliki kenaikan dalam kemampuan membiayai operasional dan kenaikan
dalam memberikan kontribusi profitabilitas.

2. Cash Reinvestment Ratio

2013 2014 2015 2016 2017

-0.3222 0.0008 -0.0350 -0.0300 -0.0415


Cash Reinvestment Ratio merupakan ukuran atas persentase investasi dalam aset
yang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti aset dan pertumbuhan operasi. Rasio ini menjadi ukuran
yang berguna untuk melihat porsi arus kas yang dapat digunakan untuk mengganti aktiva
yang ada dan melakukan ekspansi. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi
perusahaan. Cash Reinvestment Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa uang tunai yang
digunakan dalam bisnis semakin banyak. Semakin besar reinvestasi, semakin besar
ekspektasi bahwa CFO akan meningkat. Angka cash reinvestment ratio yang wajar
berkisar antara 7 sampai 11.
Dapat dilihat bahwa rasio perusahaan dari tahun ke tahun berfluktuasi bahkan ada yang
negatif. Pada tahun terakhir dari 2016 ke 2017 mengalami penurunan. Dari perhitungan,
dapat dilihat bahwa tahun 2014 memiliki rasio sebesar 8 yang berarti angka cash
reinvestment ratio pada tahun tersebut wajar. Pada tahun 2014, perusahaan ini
menginvestasikan kembali kas operasinya sebesar 8% untuk mengganti aktiva dan
mendukung pertumbuhan perusahaan. Pada tahun 2015, perusahaan ini menginvestasikan
kembali kas operasinya sebesar -3.5%, hal ini menunjukkan bahwa pada perusahaan ini,
ekspansi atau pembelian aset masih mengandalkan dana pinjaman (utang). Pada tahun
2016, perusahaan ini menginvestasikan kembali kas operasinya sebesar -3%. Perusahaan
menginvestasikan kembali kas dari operasi sebesar -4.1% pada tahun 2017.

B. EBITDA

2013 2014 2015 2016 2017

748,064,498 (66,743,265,066) (40,188,485,559) (27,199,260,104) (14,163,165,636)

EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) adalah


laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. EBITDA melaporkan laba
perusahaan sebelum dikurangi bunga utang dan pajak terutang yang harus dibayarkan
kepada pemerintah. EBITDA digunakan untuk membandingkan tingkat keuntungan
(profitabilitas) satu perusahaan dengan perusahaan lain di industri sejenis yang mungkin
memiliki berbagai tingkat utang atau kewajiban pajak berbeda. EBITDA juga digunakan
dalam rasio valuasi untuk membandingkan nilai dan pendapatan perusahaan dan untuk
mengukur kesehatan perusahaannya, jika menunjukkan hasil yang positif maka
perusahaan nampak profitable. Maka investor akan memilih perusahaan dengan EBITDA
positif. Sebenarnya EBITDA memberikan informasi yang tidak lengkap / tidak
memberikan gambaran lengkap mengenai kinerja perusahaan kepada investor karena
perhitungan EBITDA mengabaikan item kas yang penting sehingga terlihat melebih-
lebihkan arus kas. Pada perhitungan, EBITDA PT Sekawan pada tahun 2013 sampai
tahun 2014 semakin menurun, namun kembali meningkat di tahun 2015 sampai tahun
2017 seiring dengan penurunan dan kenaikan net profitnya, namun tetap dalam posisi
negatif, kecuali pada tahun 2013. Perusahaan dengan EBITDA negatif akan menghadapi
kesulitan keuangan dan itu menandakan bahwa perusahaan harus mengambil langkah-
langkah untuk lebih baik dalam mengelola keuangannya. Misalnya dengan meningkatkan
kinerja operasi seperti menekan biaya operasi yang tiap tahun semakin meningkat dengan
melakukan produksi yang efisien sehingga beban produksi bisa ditekan dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan,
EBITDA akan naik dan menjadi positif, sehingga investor akan memilih perusahaan
dengan EBITDA positif.

C. Major Sources of Cash and Major Uses of Cash


➔ Major sources of cash

● 2013:
Sumber pemasukan kas paling besar di tahun 2013 berasal dari kegiatan operasi
atas hasil penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 65,3% dimana artinya sumber
pemasukan atas operasi ini signifikan jika dibandingkan dengan sumber pemasukan lain.
Sumber pemasukan terbesar kedua adalah dari pinjaman jangka pendek yaitu sebesar
30% yaitu seperti penambahan hutang jangka pendek dan penambahan hutang lain-lain,
selanjutnya sumber pemasukan sebesar 4,4% berasal dari pinjaman jangka panjang atas
penambahan hutang bank jangka panjang dan selanjutnya sumber pemasukan kas yang
cukup kecil berasal dari other (penerimaan pembayaran lain-lain dan dampak bersih
perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas) yaitu 0.2% dan yang terkecil adalah dari
hasil penjualan aset tetap hanya sebesar 0,08%.

● 2014:
Pemasukan kas terbesar untuk PT Sekawan pada tahun 2014 berasal dari capital
(modal yang ditanamkan investor) yang mencakupi agio saham, utang dividen,
keuntungan divestasi saham dan tambahan modal disetor sebesar 78,9%. Di posisi kedua
sumber pemasukan kas sebesar 12,7% yang berasal dari pemasukan lain-lain yang
mencakup pembayaran sewa pembiayaan, perolehan divestasi entitas anak, keuntungan
penjualan aset dan kewajiban, dan lainnya. Untuk selanjutnya pendapatan yang berasal
dari kegiatan operasi yaitu 6% dan long term borrowing sebesar 2,5% dari hutang pihak
berelasi. Sumber pemasukan kas perusahaan di tahun 2014 terkecil adalah dari
assets/business sales atas hasil penjualan aset tetap hanya sebesar 0,01% dan pada tahun
ini, perusahaan tidak memiliki sumber pendapatan dari short-term borrowing sama
sekali.

● 2015:
Pendapatan terbesar untuk tahun 2015 berasal dari kegiatan operasi sebesar 73,1%
yang pada tahun sebelumnya pendapatan terbesar berasal dari modal, namun modal pada
tahun ini menurun cukup signifikan yaitu tidak ada penerimaan atas sumber kas berasal
dari modal, hal ini terjadi karena adanya pembekuan (suspen) saham SIAP di bursa efek
akibat pencatatan aset hasil akuisisi yang tidak konsisten. Tetapi perusahaan tetap
mengalami rugi akibat beban pokok penjualan dan beban operasi yang tinggi. Sedangkan
untuk pendapatan yang tergolong cukup besar juga berasal dari asset/business sales
sebesar 20.3% dan sumber uang yang tergolong kecil berasal dari long-term borrowing
sebesar 6,2%. Pada tahun ini, perusahaan tidak mempunyai pinjaman jangka pendek.

● 2016:
Untuk tahun 2016 sumber pendapatan terbesar PT SIAP masih berasal dari hasil
operasi perusahaan yaitu sebesar 93,5% karena selain ada penerimaan dari pelanggan
juga ada piutang pihak berelasi yang masuk menjadi kas dan operasi perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 20,4% dari tahun 2015. Sumber pemasukan kas selanjutnya
berasal dari asset/business sales yaitu sebesar 5% karena ada penambahan aset tetap dan
aset lain-lain, setelah itu sumber selanjutnya berasal dari pendapatan bunga dan lain-lain
yaitu 1,6%. Sedangkan untuk tahun ini, perusahaan tidak mendapatkan pendapatan dari
short-term borrowing dan long-term borrowing.

● 2017:
Untuk tahun 2017 ini PT Sekawan memiliki pendapatan terbesar berasal dari
koreksi saldo awal aset pajak tangguhan, pendapatan bunga, dan lain-lain. Selanjutnya
berasal dari penjualan aset tetap yaitu sebesar 33,5%. Perusahaan membuat keputusan
untuk menjual sebesar asset untuk menutupi beban operasi perusahaan sehingga kerugian
perusahaan menjadi menurun. Sumber pendapatan kas perusahaan sebesar 22,3% berasal
dari long-term borrowing atas utang pihak berelasi dan tidak seperti tahun sebelumnya
perusahaan memiliki pendapatan terbesar dari kegiatan operasi, karena pada tahun ini
sumber pendapatan dari aktivitas operasi menurun cukup signifikan menjadi 10,7% dan
menurun sebesar 32,64% dari tahun sebelumnya.

● Average (rata-rata 5 tahun)


Sumber pemasukan kas terbesar secara rata-rata dalam 5 tahun berasal dari
operasi perusahaan yaitu penerimaan dari pelanggan dengan persentase sebesar 70% dari
total keseluruhan sumber pemasukan kas perusahaan. Sumber pemasukan kas lainnya
yang cukup besar adalah dari utang jangka pendek yang diterima perusahaan yaitu
sebesar 14,8% terjadi hanya di tahun 2013 yaitu atas penambahan utang bank jangka
pendek dan penambahan utang lain-lain. Sedangkan untuk pemasukan kas dari utang
jangka panjang lebih sedikit dibandingkan utang jangka pendek sehingga hanya sebesar
5,1% dengan penambahan utang bank jangka panjang terbesar di tahun 2013.
Perusahaan juga melakukan penjualan aset-asetnya dan menghasilkan penerimaan
kas atas penjualan aset cukup besar yaitu sebesar 9,5% dimana penjualan atau
pengeluaran aset dari perusahaan tertinggi adalah pada tahun 2015 dimana pada tahun
2015 banyak membeli aset (untuk pertambangan) namun banyak menjual aset juga.
Untuk pemasukan kas lainnya seperti penerimaan pembayaran lain-lain, pendapatan
bunga, dan lain-lain hanya sebesar 0,6%

➔ Major Uses of Cash


● 2013
:
Sumber pengeluaran kas PT Sekawan untuk tahun 2013 ini dikeluarkan cukup
signifikan yaitu 73,9% untuk pembayaran kas kepada pemasok dan pelanggan
(operating). Pengeluaran kas yang tergolong kecil yaitu sebesar 12,9% untuk pembayaran
hutang bank jangka pendek, dan pengeluaran kas sebesar 9.4% untuk pembelian aset
tetap dan aset lain-lain. Penggunaan kas perusahaan selanjutnya adalah untuk
pembayaran pajak, pembayaran bunga, piutang pihak berelasi dan sebagainya (Other)
sebesar 2,5%. Pada tahun ini perusahaan masih beroperasi dengan normal dan masih
memperoleh keuntungan, karena belum melakukan kegiatan akuisisi perusahaan lain
untuk mengembangkan usahanya dalam industri energi dan pertambangan.

● 2014:
Untuk tahun 2014 PT Sekawan memiliki pengeluaran terbesar untuk pembukaan
kantor cabang, pembayaran beban bunga, piutang pihak berelasi, penyesuaian
restrukturisasi, dsb (other). Sedangkan tidak seperti di tahun sebelumnya, pengeluaran
untuk operasi perusahaan yaitu pembayaran kepada pemasok dan karyawan menurun
sangat signifikan sebesar 68,9% menjadi 5% pada tahun ini. Dan untuk pembayaran
kewajiban jangka pendek memiliki pengeluaran kas perusahaan sebesar 1,8% untuk
membayar pinjaman bank. Pada tahun 2014 tidak ada pembayaran untuk hutang jangka
panjang.

● 2015:
Pada tahun 2015, perusahaan banyak mengeluarkan uang kas untuk biaya operasi
perusahaan terutama untuk membiayai operasi perusahaan dimana dapat dilihat dari
peristiwa penting pada tahun 2015, terjadi akuisisi 80% saham PT Mahaputra Adi Nusa
guna memperluas perusahaan dalam industri energi dan pertambangan. Hal ini berarti
perusahaan juga mengakui beban produksi yang diakui dalam laporan keuangan PT
MAN, sehingga beban produksi menjadi meningkat secara signifikan hingga 63%.
Sumber pengeluaran terbesar selanjutnya adalah untuk melakukan pembelian aset tetap
dan properti pertambangan yaitu sebesar 25,3%. Perusahaan juga menggunakan kasnya
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban jangka pendeknya yaitu untuk membayar
utang pihak berelasi dan beban keuangan perusahaan sebesar 4,4%.

● 2016:
Pada tahun 2016, beban produksi juga semakin meningkat dari 68% menjadi
83%, hal ini dapat terjadi karena perusahaan mengakuisisi perusahaan lain yang masih
berkembang kegiatan operasinya, tetapi karena tidak adanya pengaturan pembiayaan
yang efisien, perusahaan masih mengalami rugi hingga tahun 2016 dan pengeluaran atas
pembayaran kas untuk pemasok dan karyawan pun jumlahnya besar. Di tahun 2016 juga
perusahaan menggunakan kasnya untuk membayar utang jangka pendeknya yaitu untuk
pembayaran utang bank, utang pihak berelasi, dan beban keuangan sebesar 14,8%
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perusahaan juga menggunakan kas
untuk membayar utang jangka panjang atas utang sewa pembiayaan dengan persentase
0,69% tidak jauh berbeda dari tahun 2015.

● 2017:
Pada tahun 2017 pengeluaran perusahaan masih didominasi oleh pembayaran
kepada pemasok karena strategi perusahaan masih tidak berubah yaitu mengembangkan
kegiatan usahanya dalam industri pertambangan dan energi serta ada penurunan
pembayaran bunga untuk utang jangka pendek dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dikarenakan perusahaan hanya membayar beban keuangan saja dan persentasenya adalah
sebesar 0,3% menurun sebesar 14,5% dari tahun 2016. Perusahaan juga menggunakan
kas nya untuk membayar pembukaan kantor cabang, pembayaran piutang, dan lainnya.

● Average (rata-rata 5 tahun)


Rata-rata dalam 5 tahun penggunaan kas perusahaan didominasi untuk digunakan
dalam pembiayaan operasi perusahaan yaitu pembayaran kas kepada pemasok dan
karyawan dengan rata-rata 72% dari total keseluruhan pengeluaran kas. Pengeluaran kas
yang cukup besar selanjutnya adalah dari pembelian aset yaitu sebesar 15,5% dimana hal
ini terjadi dikarenakan di tahun 2015 karena digunakan untuk membeli properti
pertambangan dimana memang pada tahun 2014 PT SIAP memperluas bisnisnya menjadi
usaha di bidang pertambangan. Selanjutnya adalah pembayaran utang jangka pendek
perusahaan dengan persentase sebesar 9% dan pembayaran ini terjadi terbesarnya pada
tahun 2013 untuk pembayaran atas utang bank jangka pendek.
Pembayaran lain-lain rata-rata perusahaan selama 5 tahun tidak terlalu besar yaitu
sebesar 2,8% dan pembayaran terbesar di tahun 2013 untuk pembayaran beban bunga.
Untuk pembayaran utang jangka panjang perusahaan hanya sebesar 0,69% karena
memang jika dilihat dari laporan posisi keuangan perusahaan, utang jangka panjang
perusahaan jauh lebih sedikit daripada utang jangka pendeknya.

D. Free Cash Flow


2013 (70,631,258,432)
2014 (4,681,593,424)
2015 (79,876,008,394)
2016 (5,434,114,294)
2017 (6,958,966,638)

Free Cash Flow adalah kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan setelah
melakukan investasi untuk memperluas basis asetnya. Atau dapat dikatakan juga sebagai
pengukuran atas kas yang dapat digunakan secara bebas setelah pemenuhan segala
kewajibannya. Free Cash Flow dapat digunakan perusahaan untuk mengembangkan dan
memperluas bisnisnya atau melakukan ekspansi yang merupakan alternatif lain dari
pembiayaan melalui utang atau modal.
Dari 5 tahun terakhir angka free cash flow perusahaan menunjukkan angka
negatif, artinya selama tahun 2013 sampai dengan 2017 perusahaan tidak dapat
menyisihkan uang untuk keperluan pengembangan perusahaan karena tidak ada uang
yang tersisa untuk dibelanjakan setelah menggunakan kas yang dimiliki untuk membayar
beban kegiatan dan capital expenditure perusahaan.
E. Statement of Cash Flow
1. Berapa banyak kas yang didapat dari atau digunakan untuk aktivitas operasi?
2013 2014 2015 2016 2017
(28,519,331,686) 93,253,104 (3,909,180,802) (5,789,808,445) (10,457,270,181)

Bila angka kas diatas menunjukkan hasil negatif, hal ini menandakan bahwa
perusahaan melakukan pembayaran untuk aktivitas operasinya lebih besar
daripada yang didapat. Dan juga sebaliknya, bila hasilnya positif maka hal
tersebut menandakan adanya pemasukan ke dalam perusahaan lebih besar
daripada pengeluarannya yang dihasilkan oleh hasil operasi perusahaan. Di tahun
2013 walau penerimaan dari pelanggan besar namun pembayaran kepada
pemasok dan karyawannya pun bahkan lebih besar sehingga lebih banyak kas
yang digunakan untuk operasi dibandingkan dengan kas yang diterima. Hal
serupa juga sama dengan tahun 2015, 2016, dan 2017. Di tahun 2014
menunjukkan angka positif yang artinya penerimaan dari pelanggan lebih besar
dari kas yang digunakan untuk melakukan pembayaran kepada pemasok dan
karyawan.
2. Kas dari operasi digunakan untuk pengeluaran apa saja?
Pada perusahaan Sekawan Intipratama, kas yang didapat dari aktivitas operasi
digunakan untuk melakukan pembayaran ke pemasok dan membayar gaji
karyawannya. Setiap tahun kecuali pada tahun 2014, pembayaran yang dilakukan
oleh perusahaan selalu lebih besar daripada pendapatan yang diterimanya. Hal ini
menyebabkan perusahaan tidak dapat bergantung pada pendapatan operasionalnya
dan harus melakukan pinjaman untuk melunasi pembayarannya. Oleh karena itu,
saldo hutang perusahaan sempat membesar. Perusahaan juga sempat melakukan
kegiatan investasi yaitu dengan menjual beberapa aset atau kewajibannya untuk
mendapatkan tambahan dana.

3. Jika perusahaan mengalami kerugian, bagaimana pembagian dividennya?


Selama periode 2013 - 2017, perusahaan Sekawan Intipratama selalu mengalami
kerugian. Dengan demikian, selama periode itu juga perusahaan tidak melakukan
pembagian dividen karena sumber pembagian dividen adalah dari profit
perusahaan. Apabila perusahaan mengalami kerugian, hal ini menandakan tidak
tersedianya dana untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Hal
ini juga dapat kita lihat dari laporan laba rugi perusahaan dimana tidak adanya
saldo cash dividend yang tercantum disana. Jika perusahaan tidak membagikan
dividen dan ada pemegang saham preferen yang kumulatif, hal ini akan
merugikan bagi perusahaan karena dividen kumulatifnya akan semakin
membengkak dari tahun ke tahun, dan bila perusahaan bangkrut, perusahaan harus
menyelesaikan kewajibannya dengan melunasi hutang dividen tersebut ke
pemegang saham preferen.
4. Dari mana sumber kas untuk pembayaran hutang?
Sumber pembayaran hutang didapat dari penambahan hutang bank jangka pendek
dan jangka panjang. Perusahaan melakukan pinjaman untuk melunasi hutangnya
sehingga terjadi gali lubang tutup lubang dalam kejadian ini. Perusahaan juga
harus tetap mengingat bahwa jika melakukan pinjaman ke bank, perusahaan harus
melunasi pokok hutangnya dan juga bunganya yang mengakibatkan perusahaan
akan membutuhkan dana yang lebih banyak untuk melunasi pinjamannya.
5. Pembiayaan investasi didapat dari mana saja?
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan Sekawan Intipratama diantaranya
adalah membeli aset tetap untuk mendukung kegiatan operasionalnya, melakukan
pembelian properti pertambangan pada tahun 2015 dimana perusahaan baru
masuk ke industri pertambangan. Dana yang digunakan untuk membiayai seluruh
investasi ini didapat dari penjualan aset tetap perusahaan yang diperkirakan tidak
bisa digunakan lagi karena perusahaan berpindah industri dari plastik ke
pertambangan dimana terlihat pada tahun 2015, saldo hasil penjualan aset tetap
melonjak tinggi. Dana juga didapat dari perolehan divestasi entitas anak
perusahaan yang diakuisisi. Divestasi adalah proses pengurangan beberapa jenis
aset di suatu perusahaan.

6. Apa sumber kas untuk pembelian plant assets?


Perolehan aset tetap hanya terjadi pada tahun 2013, yang diiringi dengan
peningkatan utang jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan aset
tetap pada tahun 2013 dibiayai dengan utang jangka panjang perusahaan.

7. Mengapa kas menurun ketika pendapatan meningkat?


Pendapatan perusahaan yang meningkat menandakan adanya peningkatan pada
penjualan perusahaan. Untuk mengimbangi peningkatan penjualan tersebut,
perusahaan harus melakukan pembelian persediaan dan aset - aset yang dapat
membantu jalannya penjualan. Pembelian tersebut tentulah membutuhkan kas
yang harus dibayarkan ke pemasok. Maka dari itu, kas menurun ketika
pendapatan meningkat. Untuk mengimbangi penjualan yang meningkat juga, ada
kemungkinan karyawan perusahaan beberapa kali lembur atau porsi bekerjanya
lebih banyak sehingga perusahaan harus memberikan kompensasi yang sesuai
kepada karyawannya. Hal ini juga tentulah memangkas kas yang dimiliki
perusahaan.

8. Dipakai untuk apa saja kas yang didapat dari pinjaman?


Pada tahun 2013, pinjaman jangka panjang digunakan untuk memperoleh aset
tetap, dari tahun 2014-2016 tidak ada peningkatan utang jangka panjang, tetapi
pada tahun 2017 utang jangka panjang mengalami peningkatan bersamaan dengan
peningkatan aset tetap. Hal ini menandakan perusahaan menggunakan utang
jangka panjangnya untuk memperoleh aset tetap.

F. Analisis Pihak Eksternal


● Cash Inflows
Sumber pemasukan kas terbesar secara rata-rata dalam 5 tahun berasal dari
operasi perusahaan yaitu penerimaan dari pelanggan dengan persentase sebesar 70% dari
total keseluruhan sumber pemasukan kas perusahaan. Sumber pemasukan kas lainnya
yang cukup besar adalah dari utang jangka pendek yang diterima perusahaan yaitu
sebesar 14,8% terjadi hanya di tahun 2013 yaitu atas penambahan utang bank jangka
pendek dan penambahan utang lain-lain. Pada tahun 2015 pemasukan perusahaan
meningkat dengan signifikan dari kegiatan operasi perusahaan, tetapi akibat beban pokok
produksi yang juga meningkat perusahaan masih mengalami kerugian. Pihak eksternal
harus mempertimbangkan risiko dalam melakukan investasi atau memberi pinjaman
karena pengembalian bukan berasal dari kegiatan operasi tapi dari pinjaman/utang yang
dilakukan perusahaan.

● Cash Outflows
Dilihat dari pengeluaran arus kas perusahaan, dapat dilihat bahwa pada tahun
2014 pengeluaran melonjak naik, hal ini disebabkan karena perusahaan baru masuk pada
bidang pertambangan sehingga membutuhkan pengeluaran untuk Goodwill pada saham
RITS dan beban eksplorasi (dari major uses). Pada tahun 2015 terjadi penurunan
pengeluaran kas, tetapi pengeluaran beban operasi masih besar karena perusahaan
mengakuisisi perusahaan lain yang menandakan adanya penambahan beban operasi tahun
2016-2017 pengeluaran perusahaan semakin meningkat dengan akibat yang sama yaitu
perusahaan akuisisi yang memiliki beban operasi yang besar tapi tidak diiringi oleh
kenaikan pendapatan sehingga perusahaan tetap mengalami rugi. Dari sisi eksternal,
creditor hendaknya berhati-hati karena utang jangka pendek dilunasi dengan utang
jangka panjang karena kegiatan operasi perusahaan masih mengalami kerugian.

● Net Cash

1. Kreditor
Jika dilihat dari kas yang masuk dan keluar atas pendanaan dari pihak
kreditor (ditunjukkan dengan angka positif) dan pembayaran kepada pihak
kreditor (ditunjukkan dengan angka negatif) maka dapat dilihat bahwa PT SIAP
dalam 5 tahun terakhir memiliki 2 angka positif atau mendapat dana dari kreditor
lebih banyak dibandingkan melakukan pembayaran kepada kreditor di tahun 2013
dan di tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2014, 2015, dan 2016 PT SIAP
melakukan pembayaran lebih banyak dibandingkan dengan penerimaannya.
Meski pendanaan yang diterima dibandingkan yang dibayar pada tahun
2013 dengan 2017 mengalami penurunan, namun ketika PT SIAP melakukan
lebih banyak pembayaran di tahun 2014, 2015, 2016 nominalnya semakin
meningkat dimana hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
yang semakin baik untuk membayar atas dana pembiayaan yang didapatkannya.
Namun perlu dilihat juga bahwa net cash yang ada di perusahaan atau total
inflow lebih besar dari outflow hanya ada di tahun 2013 dan 2014 sedangkan
ketika mendapatkan pendanaan di tahun 2017 namun total outflownya lebih besar
sehingga hal ini perlu menjadi perhatian bagi kreditor baik yang sudah ada saat ini
maupun yang potential untuk mempertimbangkan apakah mau untuk memberikan
pinjaman atau tidak. Selain itu juga net cash perusahaan dari 2013 hingga 2015
selalu mengalami penurunan dan walaupun meningkat dari 2015 sampai dengan
2017 namun angkanya masih tetap negatif yang artinya pengeluaran kas
perusahaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemasukannya.
2. Investor
Seorang investor yang akan berinvestasi di perusahaan Sekawan Intipratama tentu
akan mempertimbangkan banyak hal terlebih dahulu. Hal yang paling utama
dilihat dari analisa cash flow nya, yang akan dipertimbangkan adalah mengenai
pengeluaran operasional perusahan yang jauh lebih besar daripada pemasukannya.
Keadaan dimana pemasukan lebih kecil dari pengeluaran ini menandakan
perusahaan tidak bisa hanya bergantung pada kegiatan operasionalnya saja,
namun juga harus melakukan pinjaman (hutang) atau bahkan menggunakan
modalnya sendiri untuk menutupi kekurangan dana untuk pembayarannya ini.
Kondisi perusahaan yang bergantung pada hutang dan modalnya tentu sangat
berbahaya bagi seorang investor. Seorang investor memilih untuk melakukan
investasi karena mengharapkan mendapatkan pengembalian berupa dividen. Pada
kasus ini, investor dapat melihat bahwa hampir setiap tahun, dana untuk
membayarkan dividen itu tidak tersedia karena telah habis digunakan untuk
melakukan pembayaran ke pemasok, karyawan, atau melunasi hutang - hutang
perusahaan. Dari laporan keuangan pun dapat dilihat bahwa tidak ada cash
dividend yang dibayarkan perusahaan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
Padahal jika perusahaan membayarkan dividen kepada investor, akan
meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik minat juga untuk para
investor baru dalam membeli saham perusahaan. Kesimpulannya, seorang
investor akan berpikir berulang kali sebelum memutuskan untuk berinvestasi di
PT Sekawan Intipratama ini kecuali si investor memiliki sifat risk taker karena
sangatlah berisiko bila melakukan investasi pada perusahaan ini (ada
kemungkinan tidak mendapatkan pengembalian modal).

Anda mungkin juga menyukai