BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini maupun perkiraan kondisi
efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba
agar dapat bertahan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis kinerja
dari sisi keuangan terhadap laporan keuangan. Salah satu cara untuk mengukur
aspek, yaitu kinerja finansial dan kinerja non-finansial. Kinerja finansial dapat
yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang
berskala besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis
digunakan sebagai alat untuk menilai baik tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Salah satu faktor
yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan itu baik atau tidak
yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu
yang ingin dicapai, untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai oleh
harus dipenuhi. Jumlah alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang
berfungsi sebagai penyalur pupuk tanaman untuk masyarakat. Sesuai hasil pra
sebgai berikut :
5
TABEL 1.1
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah aset yang diperoleh CV. Bintang
pada tahun 2013 jumlah aset yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari
aset yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari meningkat sebesar Rp.
1.471.434.186,-. Selanjutnya pada tahun 2015 jumlah aset yang diperoleh CV.
Selanjutnya pada tahun 2016 jumlah aset yang diperoleh CV. Bintang
hutang yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari pada tahun 2012
sebesar Rp. 804.931.552,-. Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah hutang yang
753.451.203,-. Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah hutang yang diperoleh CV.
pada tahun 2015 jumlah hutang yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang
sebesar Rp 926.230.037,-.
yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari pada tahun 2012 sebesar
Rp. 573.281.222,-. Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah modal yang diperoleh
.Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah modal yang diperoleh CV. Bintang
tahun 2015 jumlah modal yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari
modal yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari meningkat sebesar Rp.
749.230.385,-.
diperoleh CV. Bintang Cemerlang Kendari pada tahun 2012 sebesar Rp.
647.064.456,-. Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah modal yang diperoleh CV.
pada tahun 2014 jumlah modal yang diperoleh CV. Bintang Cemerlang
805.765.350,-.
Masalah yang ada dalam CV. Bintang Cemerlang dari data yang
kondisi keuangan dan mungkin ada beberapa aktiva yang tidak digunakan
dengan baik utang yang terus meningkat merupakan dari hutang usaha
pembelian barang secara kredit, hutang pajak dan hutang lainn-lainnya untuk
CV. Bintang Cemerlang Kendari pun tidak lepas dari usaha yang
Kendari”.
8
B. Rumusan Masalah
CV. Bintang Cemerlang Kota Kendari ditinjau dari rasio likuiditas, rasio
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Pembaca
3. Bagi Penulis
CV. Bintang Cemerlang ditinjau dari rasio rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam suatu
tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja keuangan menurut
laporan labarugi dan neraca. Menurut Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar
dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk
“perusahaan yang sehat nantinya akan dapat memberikan laba bagipara pemilik
modal, perusahaan yang sehat juga dapat membayar hutang dengan tepat
waktu”. Selain itu, kinerja keaunagan dari suatu perusahaan yang telah dicapai
dalam satu tahunatau satu periode waktu, adalah gambaran sehat atau tidaknya
kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Seperti dengan membuat
suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standart dan ketentuan dalam
efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas
berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah
sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan
yang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode
sejauh mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal
olehorganisasi.
maupun eksternal.
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
kegiatannya.
likuid.
(2009:199).
produktif.
5. Pengukuran Kinerja
keberhasilan setiap tim dan karyawan dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
atau penurunan.
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu
dalam laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
Menurut Dwi Prastowo (2011:80) ada lima teknik analisis yang dapat
digunakan:
6) Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Rasio Likuditas, dan Rasio
Profitabilitas.
antara lain adalah rasio keuangan, rasio metode radar, balanced scorecard, dan
keuangan dengan tolak ukur yang digunakan antara lain yaitu rasio likuiditas,
yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atai
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi
dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan
Data pokok sebagai input dalam analisa rasio ini adalah laporan laba-
rugi dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan
21
sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai
Menurut Syamsuddin (2011), pada pokoknya ada dua cara yang dapat
antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan
haruslah segera diperbaiki dan diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan
diproyeksikan.
Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka
dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio),
rasio tunai (acid-test ratio), rasio kas (cash ratio) dan lain sebagainya.
22
rasiorasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement,
misalnya margin laba bruto (gross profit margin), margin laba bersih (net
disusun dari data yang berasal dari Neraca dan data lainnya berasal dari
laporan Rugi & Laba, misalnya rasio perputaran aktiva (assets turnover),
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
kekurangan perusahaan.
dan menilai keuangan.Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan
dapat disajikan dalam berbagai cara), catatan, dan laporan lain serta materi
adalah:
budaya masyarakat.
3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan
analisis.
diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu laporan keuangan dengan laporan
antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi
alat utama dalam menganalisis keuangan, karena analisis ini dapat digunakan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Sedangkan
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan
akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini
dapat dinilai secara cepat hubungan antara pos dan dapat membandingkannya
berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada
kewajiban lancar.
perusahaan dapat menjadi dua yaitu kewajiban pada pihak luar perusahaan
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio
dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang
sudah dianggap ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu
merasa berada dititik aman dalam jangka pendek. Namun, sekali lagi
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 𝑥 100 %
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
ratio adalah 1,5 kali, maka keadaan perusahaan lebih baik dari
tidak harus menjual sediaan bila hendak melinasi hutang lancar, tetapi
utang lancar, padahal menjual sediaan untuk harga yang normal relatif
hal ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih
kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan
dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini
perusahaan lain. Namun kondisi rasio kas terlalu inggi juga kurang
baik karen ada dana yang menganggur atau yang tidak atau belum
rata industri, kondisi perusahaan baik ditinjau dari rasio kas karena
30
dengan penjualan.
kas adalah 10%, apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti, kitidak
rasio perputaran kas, rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada
rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa
Ratio).
pengelolaan aktiva.
dimiliki.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Ratio).
seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk
pinjaman utang.
profitabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang
laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukran rasio ini adalah
bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal
tinggi terhadap penjualan, atau mungkin juga karena beban pajak yang
investasinya.
sebaliknya.
1. Aditya Putra Dewa (2015), dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis Kinerja
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
Liquid sedangkan QR adalah Liquid; (2) Solvabilitas yang telah diukur dengan
menggunakan DAR dan DER dipecahkan; (3) Kegiatan yang telah diukur
dengan menggunakan RTO dan ITO efisien. Sementara itu, TATO yang tidak
efisien; (4) profitabilitas yang telah diukur dengan menggunakan GPM, NPM,
2. Putri Hidayatul Fajrin (2016), dikutip dari jurnal yang berjudul ”Analisis
Makmur, Tbk”. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas rata-rata pada net
rasio likuiditas pada quick ratio, cash ratio menunjukkan bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan baik dan current ratio menunjukkan bahwa kondisi
3. Michael Agyarana Barus dkk (2017), dikutip dari jurnal yang berjudul
pada pada PT. Astra Otoparts, Tbk dan PT. Goodyer Indonesia, Tbk yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas periode
2013-2015 menunjukkan kinerja keuangan PT. Astra Otoparts, Tbk lebih baik
4. Noor laila (2017) , dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis Laporan
Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Hasil dari
predikat Baik. Kemudian pada PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2013-
mengalami peningkatan.
5. Marsel Pongoh (2013), , dikutip dari jurnal yang berjudul “Analisis Laporan
dalam keadaan baik, meski selama kurun waktu dari tahun 2009-2011
D. Kerangka Pimikiran
danlaporan laba rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan dianalisis
beberaparasio misalnya analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
KINERJA KEUANGAN
Laporan keuangan
Laba/rugi Neraca
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio profitabilitas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak
2. Data Sekunder, yaitu data yang telah diolah perusahaan yang berbentuk
1. Dokumentasi
2. Teknil Observasi
masalah penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
keuangan.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 𝑥 100 %
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
43
sebagai berikut:
Ratio).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Ratio)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Profitabilitas
G. Definisi Operasional
BAB IV
A. Sejarah Singkat
pada tanggal 28 Juli 2004 oleh Bapak Baharuddin T yang secara langsung di
pimpin oleh beliau, dengan jumlah karyawan sebanyak 9 orang yang dibagi-
bagi sesuai bidangnya dibidang keuangan, pemasaran, gudang dan para sales.
9 jam perhari untuk karyawan yang berada diperusahaan dan karyawan yang
keluar kota jam kerja yang sama 9 jam, dima karyawan sudah mulai bekerja
pada pukul 08:00 – 17.00 tetapi mereka 5 hari kerja berada diluar kota, hari
kerja yang diberlakukan untuk karyawan berada dikantor 6 hari kerja dan dan
yang berada diluar kota 5 hari kerja. Kondisi tersebut masih tetap bertahan saat
B. Struktur Organisasi
bersangkutan.
wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap orang anggota
Cemerlang Kendari terdiri dari Direktur, pimpinan bagian ada tiga bagian
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada pada
a. Direktur
b. Bagian Keuangan
c. Bagian Pemasaran
telah dirumuskan.
pemasaran.
keadaan tertentu.
d. Bagian Gudang
kerja.
e. Sales
kepada konsumen.
51
a. Visi
b. Misi
konsumen
BAB V
jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio yang rendah akan
sebaliknya jika rasio terlalu tinggi maka akan menunjukkan banyaknya dana
dhitung likuiditas CV. Bintang Cemerlang Kendari dengan rasio yang akan
dianalisis yaitu, rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak
baik atau tidaknya, ada suatu st ada suatu standar rasio yang digunakan,
misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula
keuangan (lihat lampiran), dapat dihitung rasio lancar (Current ratio) CV.
berikut:
Tabel 2
Rasio Lancar (Current Ratio) CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Hutang Current
No Tahun Aktiva lancar Lancar Ratio Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1 2012 332155918 645980663 0,51
2 2013 352590467 562800433 0,63 0,11
3 2014 375376619 797189092 0,47 -0,16
4 2015 411525597 826801149 0,50 0,03
5 2016 427174509 741188693 0,58 0,08
Rata-rata 0,54 0,02
Sumber : Data Diolah
Cemerlang Kendari rata-rata sebesar 0,54 %. Ini berarti bahwa setiap satu
rupiah utang lancar dijamin oleh Rp. 0,54 harta lancar dengan rata-rata
perkembangan selama lima tahun sebesar 0,02 %. Dalam hal ini CV.
Jika rata-rata industri untuk rasio lancar adalah 200% (2:1) keadaan
dari data tabel diatas keadaan perusahaan masih dibawah rata-rata industri.
Pada tahun tahun 2012 sebesar 0,51 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
54
aktiva lancar sebesar Rp. 0,51. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih besar
dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang Cemerlang
pada tahun 2012 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
Pada tahun tahun 2013 sebesar 0,63 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang
pada tahun 2013 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
Pada tahun tahun 2014 sebesar 0,47 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih besar
dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang Cemerlang
tahun 2014 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
Pada tahun tahun 2015 sebesar 0,50 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang
pada tahun 2015 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
Pada tahun tahun 2016 sebesar 0,58 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang
pada tahun 2016 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini
mencari rasio cepat, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi
Tabel 3
Rasio Cepat (Quick Ratio) CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Aktiva
Lancar – Hutang Quick
No Tahun Persedian Lancar Ratio Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5= 3 : 4 6
1 2012 283359485 645980663 0,44
2 2013 323934034 562800433 0,58 0,14
3 2014 356580186 797189092 0,45 -0,13
4 2015 358729164 826801149 0,43 -0,01
5 2016 398378076 741188693 0,54 0,10
Rata-rata 0,49 0,02
Sumber : Data Diolah
58
0,02%. Ini berarti bahwa setiap satu rupiah utang lancar dijamin oleh Rp.
Jika rata-rata industri untuk rasio cepat adalah 1,5 kali keadaan
dari data tabel diatas keadaan perusahaan masih dibawah rata-rata industri.
relatif sulit, kecuali perusahaan menjual dibawa harga pasar, yang tentunya
Pada tahun tahun 2012 sebesar 0,44 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
aktiva lancar sebesar Rp. 0,44. Pada tabel 3 jumlah hutang lancar lebih besar
pada tahun 2012 berdasarkan rasio likuiditas yaitu current ratio berada pada
Pada tahun tahun 2013 sebesar 0,58 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
atau disebut juga dalam keadaan illikuid. Dengan demikian CV. Bintang
Pada tahun tahun 2014 sebesar 0,45 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
atau disebut juga dalam keadaan illikuid. Dengan demikian CV. Bintang
Pada tahun tahun 2015 sebesar 0,43 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
atau disebut juga dalam keadaan illikuid. Dengan demikian CV. Bintang
Pada tahun tahun 2016 sebesar 0,54 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimili CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan hutang lancar. Pada tabel 2 jumlah hutang lancar lebih
atau disebut juga dalam keadaan illikuid. Dengan demikian CV. Bintang
lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja
bersih yang memilki pperusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau
dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam
waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang
lebihbsedikit.
keuangan (lihat lampiran), dapat dihitung rasio perputaran kas CV. Bintang
Tabel 4
Rasio Perputaran Kas CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Modal Rasio
Penjualan Kerja Perputaran
No Tahun Bersih Bersih Kas Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3;4 6
1 2012 126387140 313824745 0,40
2 2013 111483777 210209966 0,53 0,13
3 2014 88480363 421812473 0,21 -0,32
4 2015 157920235 415275552 0,38 0,17
5 2016 205205528 314014184 0,65 0,2 7
Rata-rata 0,44 0,06
Sumber : Data Diolah
Dari tabel Dari tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata rasio
rata perkembangan sebesar 0,06%. Ini berarti bahwa setiap satu rupiah
perusahaan kurang baik karena berada dibawah rata-rata industri yang dapat
dilihat disetiap tahunnya 2012-2016 tetap berada pada kondisi yang illiluid.
63
Pada tahun tahun 2012 sebesar 0,40 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
dijamin modal kerja sebesar Rp. 0,40. Pada tabel 4 jumlah hutang lancar
lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar. Dalam hal ini CV. Bintang
tahun 2012 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio perputaran kas berada
Pada tahun tahun 2013 sebesar 0,53 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
modal kerja lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih. Dalam hal
ini CV. Bintang Cemerlang Kendari tidak mempunyai kecukup modal untuk
Cemerlang Kendari pada tahun 2013 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio
Pada tahun tahun 2014 sebesar 0,21 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
modal kerja lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih. Dalam hal
ini CV. Bintang Cemerlang Kendari tidak mempunyai kecukup modal untuk
Cemerlang Kendari pada tahun 2014 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio
Pada tahun tahun 2015 sebesar 0,38 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
modal kerja lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih. Dalam hal
65
ini CV. Bintang Cemerlang Kendari tidak mempunyai kecukup modal untuk
Cemerlang Kendari pada tahun 2015 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio
Pada tahun tahun 2016 sebesar 0,65 % yang berarti setiap Rp. 1
modal kerja lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih. Dalam hal
ini CV. Bintang Cemerlang Kendari tidak mempunyai kecukup modal untuk
Cemerlang Kendari pada tahun 2016 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio
Rasio kas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar uang kas
ditunjukan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat
keuangan (lihat lampiran), dapat dihitung rasio kas CV. Bintang Cemerlang
Tabel 5
Rasio Kas CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Kas Atau Hutang Cash
No Tahun Setra Kas Lancar Ratio Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3;4 6
1 2012 189798215 645980663 0,29
2 2013 264415619 562800433 0,47 0,18
3 2014 294496543 797189092 0,37 -0,10
4 2015 309798215 826801149 0,37 0,01
5 2016 309532167 741188693 0,42 0,04
Rata-rata 0,39 0,03
Sumber : Data Diolah
Data tabel 5 diatas menunjukkan bahwa rasio kas CV. Bintang
rata perkembangan sebesar 0,03%. Ini artinya bahwa setiap satu rupiah
kondis rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik karena ada dana yang
Pada tahun tahun 2012 sebesar 0,29 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
dijamin modal kerja sebesar Rp. 0,29. Pada tabel 5 jumlah hutang lancar
lebih besar dibandingkan dengan kas atau setara kas. Dalam hal ini CV.
2012 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio kas berada pada kategori
Pada tahun tahun 2013 sebesar 0,47 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
disebabkan karena adanya peningkatan kas atau setara kas. Pada tabel 5
jumlah hutang lancar lebih besar dibandingkan dengan kas. Dalam hal ini
68
2013 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio kas berada pada kategori
Pada tahun tahun 2014 sebesar 0,37 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
disebabkan karena adanya peningkatan kas atau setara kas. Pada tabel 5
jumlah hutang lancar lebih besar dibandingkan dengan kas. Dalam hal ini
2014 berdasarkan rasio likuiditas yaitu rasio kas berada pada kategori
Pada tahun tahun 2015 sebesar 0,37 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan kas atau setara kas. Pada tabel 5 jumlah hutang lancar
lebih besar dibandingkan dengan kas. Dalam hal ini CV. Bintang Cemerlang
rasio likuiditas yaitu rasio kas berada pada kategori kurang baik atau
illikuid.
Pada tahun tahun 2016 sebesar 0,42 % yang berarti setiap Rp. 1
hutang lancar yang dimiliki CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
adanya peningkatan kas atau setara kas. Pada tabel 5 jumlah hutang lancar
lebih besar dibandingkan dengan kas. Dalam hal ini CV. Bintang Cemerlang
rasio likuiditas yaitu rasio kas berada pada kategori kurang baik atau
illikuid.
dibiayai dengan hutang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung
degan rasio yang akan dianalisis yaitu, rasio total utang dibandingkan dengn
total aktiva (total sebt to asset ratio), rasio utang dibandingkan dengan total
ekuitas (total debt ekuitas ratio), rasio hutang jangka panjang terhadap modal
a. Rasio Total Utang Dibandingkan Dengan Total Aktiva ( Total Debt To Asset
Ratio)
total utang dengan total aktiva. Dengn kata lain , seberapa besar aktiva
71
Tabel 6
Debt to Asset Ratio CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Total
Debt To
Total Asset
No Tahun Hutang Total Aktiva Ratio Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1 2012 1553697694 1378212774 1,13
Pada tahun 2012 sebesar 1,13% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
dengan aktiva sebesar Rp. 1,13. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang
dapat ditutupi oleh aktiva. Dalam penelitian ini total hutang lebih tinggi
dibandingkan total aktiva, hal ini membuat aktiva yang dimiliki tidak dapat
Pada tahun 2013 sebesar 1,40% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Dalam penelitian ini total
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh aktiva. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
73
Pada tahun 2014 sebesar 1,09% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Dalam penelitian ini total
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh aktiva. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
Pada tahun 2015 sebesar 1,10% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Dalam penelitian ini total
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh aktiva. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
74
Pada tahun 2016 sebesar 1,94% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Dalam penelitian ini total
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh aktiva. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
b. Rasio Utang Dibanding Dengan Total Ekuitas ( Total Debt Ekuitas Ratio)
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara memandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata laian, rasio ini berfungsi
menjamin utang.
Tabel 7
Rasio Debt to Ekuitas CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Total
Det To
Total Equity
No Tahun Hutang Modal Ratio Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1553697694 573281222 2,71
1 2012
2002950746 681953706 2,94 0,23
2 2013
1610754767 674245094 2,39 -0,55
3 2014
1666625438 691484015 2,41 0,02
4 2015
1569347184 749230385 2,09 -0,32
5 2016
Rata-rata 2,15 -0,15
Sumber : Data Diolah
Data tabel 7 menunjukkan bahwa debt to ekuitas CV. Bintang
rata-rata perkembangan sebesar -0,15%. Ini berarti setiap satu rupiah modal
Pada tahun 2012 sebesar 2,71% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang Cemerlang Kendari dapat dijamin
dengan modal sebesar Rp. 2,71. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang
dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini total hutang lebih tinggi
dibandingkan total modal, hal ini membuat modal yang dimiliki tidak dapat
Pada tahun 2013 sebesar 2,94% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini modal
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh modal. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
Pada tahun 2014 sebesar 2,39% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini modal
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh modal. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
Pada tahun 2015 sebesar 2,41% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini modal
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh modal. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
Pada tahun 2016 sebesar 2,09% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari dapat dijamin
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini modal
membuat hutang tdak dapat ditutupi oleh modal. Kinerja keuangan yang
kewajiban-kewajibannya.
c. Hutang Jangka Panjang Terhadao Modal (Long Term Debt Ekuitas Ratio)
untuk menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh
perushaan.
keuangan (lihat lampiran), dapat dihitung Long Trem Debt to Ekuitas CV.
berikut:
Tabel 8
Rasio Long Term Debt to Ekuitas CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Total
Tahu Hutang Modal
No n Panjang Sendiri LTDRTeR Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1 2012 158950889 573281222 0,28
2 2013 190650770 681953706 0,28 0,00
3 2014 - 674245094 0,00 -0,28
4 2015 - 691484015 0,00 0,00
5 2016 185041344 749230385 0,25 0,25
sebesar -0,01%. Ini berarti setiap satu rupiah modal sendri mempu
Pada tahun 2012 sebesar 0,28% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang yang dimiliki oleh CV. Bintang Cemerlang Kendari tidak dapat
dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp. 0,281. Rasio ini menunjukkan
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal. Dalam penelitian ini total
hutang jangka panjang lebih rendah dibandingkan modal sendiri, hal ini
memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Pada tahun 2013 sebesar 0,28% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang jangka panjang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari
dapat dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp. 0,28 hal ini menunjukkan
menunjukkan sejauh mana hutang jangka panjang dapat ditutupi oleh modal
panjang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Kinerja keuangan yang dapat
kewajibannya.
Pada tahun 2014 sebesar 0,00% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang jangka panjang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari
dapat dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp. 0,00 hal ini menunjukkan
menunjukkan sejauh mana hutang jangka panjang dapat ditutupi oleh modal
panjang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Kinerja keuangan yang dapat
kewajibannya.
Pada tahun 2015 sebesar 0,00% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang jangka panjang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari
dapat dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp. 0,00 hal ini menunjukkan
menunjukkan sejauh mana hutang jangka panjang dapat ditutupi oleh modal
panjang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Kinerja keuangan yang dapat
kewajibannya.
Pada tahun 2016 sebesar 0,25% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
hutang jangka panjang yang dimiliki oleh CV. Bintang cemerlang Kendari
dapat dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp. 0,25 hal ini menunjukkan
menunjukkan sejauh mana hutang jangka panjang dapat ditutupi oleh modal
panjang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Kinerja keuangan yang dapat
kewajibannya.
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
memperoleh laba kotor dari hasil penjualan yang diperolehnya. Gross Profit
laporan keuangan (lihat lampiran), dapat diketahui Gross Profit Margin CV.
berikut:
Tabel 9
Rasio Gross Profit Margin CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Pnjualan Profit
Bersih – Margin
No Tahun HPP Penjualan On sales Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1 2012 501530016 647064456 0,78
2 2013 483047822 625064876 0,77 0,00
3 2014 453211566 618073556 0,73 -0,04
4 2015 579806906 784064456 0,74 0,01
5 2016 481250250 805765350 0,60 -0,14
0,72 -0,04
Sumber : Data Diolah
Data tabel 9 diatas menunjukkan bahwa Gross Profit Margin CV.
Bintang Cemerlang Kendari rata – rata sebesar 0,72 %. Ini artinya bahwa
setiap satu rupiah penjualan pada tahun 2012 menghasilkan laba bersih
sebesar Rp. 0,78 kemudian ditahun 2013 dan tahun 2014 mengalami
mengalami penurunan kembali ditahun 2016 sebsar Rp. 0,60 yang menjadi
Jika rata industri adalah 20%, Gross Profit Margin CV. Bintang
Pada tahun 2012 sebesar 0,78% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menujukkan bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal
Pada tahun 2012 sebesar 0,78% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menujukkan bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal
Pada tahun 2013 sebesar 0,77% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,77, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal ini disebabkan karena
profitabilitas yaitu gross profit margin berada pada kategori Baik atau
Profit.
Pada tahun 2014 sebesar 0,73% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,73, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal ini disebabkan karena
profitabilitas yaitu gross profit margin berada pada kategori Baik atau
Profit.
Pada tahun 2015 sebesar 0,74% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menujukkan bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal
Pada tahun 2016 sebesar 0,60% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,60, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari baik atau profit. Hal ini disebabkan karena
profitabilitas yaitu gross profit margin berada pada kategori Baik atau
Profit.
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Artinya rasio ini
berikut:
87
Tabel 10
Rasio Retur On Invesment/ROI CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Laba setelah
No Tahun pajak Total Asset ROI Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
5=3:
1 2 3 4 4 6
1 2012 126387140 1378212774 0,09
2 2013 111483777 1435404909 0,08 -0,01
3 2014 88480363 1471434186 0,06 -0,02
4 2015 157920235 1518285164 0,10 0,04
5 2016 205205528 1675460421 0,12 0,02
0,09 0,01
Sumber : Data Diolah
Data pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa retur in
berarti bahawa saru rupiah laba dijamin oleh jumlah aktiva sebesar Rp. 0,09
dalam keadaan kurang baik atau tidak profit yang terpaut jauh dari standar .
perputaran aktiva.
Pada tahun 2012 sebesar 0,09% yang artinya setiap Rp. 1 aktiva yang
diinvestasikan mampu menhasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,09. Rasio ini
dalam kategori kurang baik atau tidak profit. Hal ini disebabkan karena
tidak mampu menghasilkan laba yang maksimal atau denegan kata lain
Pada tahun 2013 sebesar 0,08% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,08, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik atau tidak
baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang Cemerlang pada tahun
Pada tahun 2014 sebesar 0,06% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,06, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik atau tidak
baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang Cemerlang pada tahun
Pada tahun 2015 sebesar 0,10% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik
90
atau tidak profit. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu
yang kurang baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang
Pada tahun 2016 sebesar 0,12% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik
atau tidak profit. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu
yang kurang baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang
kepada pemilik perusahaan. Rasio ini merupakan suatu rasio tujuan akhir,
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh
berikut:
Tabel 11
Rasio Retur On Ekuitas/ROE CV. Bintang Cemerlang Kendari
Tahun 2012-2016
Laba
Setelah
No Tahun Pajak Total Ekuitas ROE Perkembangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5=3:4 6
1 2012 126387140 573281222 0,22
2 2013 111483777 681953706 0,16 -0,06
3 2014 88480363 674245094 0,13 -0,03
4 2015 157920235 691484015 0,23 0,10
5 2016 205205528 749230385 0,27 0,05
Rata-rata 0,20 0,01
Sumber : Data Diolah
Data pada tabel 11 diatas menunjukkan bahwa retur on ekuitas CV.
rata perkembangan sebesar 0,01%. Ini berarti bahwa setiap satu rupiah laba
2012-2016.
92
perusahaan dalam keadaan kurang baik karena dari tahun 2012-2016 berada
Pada tahun 2012 sebesar 0,22% yang artinya setiap Rp. 1 modal
Kendari berada dalam kategori kurang baik atau tidak profit. Hal ini
dengan baik sehingga tidak mampu menghasilkan laba yang maksimal atau
atau tidak profit. Dengan demmikian CV. Bintang Cemerlang Kendari pada
tahun 2012 berdasarkan rasio profitabilitas yaitu ROE berada pada kategori
Pada tahun 2013 sebesar 0,16% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,16, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik atau tidak
baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang Cemerlang pada tahun
Pada tahun 2014 sebesar 0,03% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
menghasilkan laba bersih sebasar Rp. 0,03, hal ini menunjukkan penurunan
Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik atau tidak
baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang Cemerlang pada tahun
Pada tahun 2015 sebesar 0,23% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik
atau tidak profit. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu
yang kurang baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang
Pada tahun 2016 sebesar 0,27% yang berarti bahwa setiap Rp. 1
bahwa CV. Bintang Cemerlang Kendari berada dalam kategori kurang baik
atau tidak profit. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu
yang kurang baik atau tidak profit. Dengan demikian CV. Bintang
95
kategori kurang baik atau illikuid diamati dari ketiga rasio yang digunakan
antara lain Rasio Likuiditas, Raio Solvabilotas dan Rasio Profitabilitas dengan
berbagai indikator rasio yang diteliti antara lain: Current Rasio dengan rata
0,54, kondisi perusahaan berada pada Kurang Baik, Quick Ratio dengan rata
0,49, kondisi perusahaan berada pada Kurang Baik, Rasio Perputaran Kas
dengan rata 0,44, kondisi perusahaan berada pada Baik, Cash Ratio dengan
rata 0,39, kondisi perusahaan berada pada Kurang Baik, Debt To Assets Ratio
dengan rata 0,55, kondisi perusahaan berada pada Kurang Baik, Debt To
96
Equity Ratio dengan rata 1,22, kondisi perusahaan berada pada Kurang Baik,
Long Trem Debt To Ekuitas dengan rata 0,16, kondisi perusahaan berada pada
Kurang Baik, Profit Margin On Sales dengan rata 0,72, kondisi perusahaan
berada pada Baik, ROI d engan rata 0,09, Kurang Baik, ROE dengan rata 0,20,
perusahaan yng biasa disebut aset lancar yang dapat dengan cepat
kerja perusahaan.
meningkatkan assets.
meningkatkan ekuitas.
keuntungan perusahaan.
BAB V1
A. Kesimpulan
termasuk dalam kategori kurang baik diamati dari ketiga rasio yang digunakan
antara lain Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas dengan
berbagai rasio yang diteliti. Sehingga perusahaan harus lebih berhati-hati dan
resiko yang memungkinkan terjadi hal yang tidak diinginkan atau merugikan
perusahaan ddan dapat segera diatasi oleh pihak CV. Bintang Cemerlang
Kendari.
B. Saran
dilaksanakan, yaitu :
perusahaan yng biasa disebut aset lancar yang dapat dengan cepat
kerja perusahaan.
meningkatkan assets.
meningkatkan ekuitas.
keuntungan perusahaan.
100